BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN IDA BUDHIATI ANGGOTA KPU RI

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

BAB V PENUTUP. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. TAHAPAN UU No 5 Tahun 1974 UU No 22 Tahun 1999 UU No 32 Tahun 2004 Tahapan Pencalonan

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BAB. I PENDAHULUAN. secara damai dan sarana pertanggungjawaban politik. membuka kesempatan partisipasi politik rakyat seluas-luasnya.

IJIN LUAR NEGERI PEJABAT NEGARA ALASAN PENTING BAGI PEJABAT NEGARA & DPRD PROVINSI, KAB/KOTA DASAR HUKUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian KPPS

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA TAHUN 2013 (PUTARAN PERTAMA)

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BEBERAPA MASALAH DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap Nomor 08/BA/V/2016 Tanggal 22 Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

ARSIP PEMILU DAN PILKADA SEBAGAI BUKTI DEMOKRASI DI INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN PIDIE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

POLITIK LOKAL dan PEMILUKADA ANDHYKA MUTTAQIN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA. NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan rakyat yang menginginkan Negara yang lebih demokratis. Tata pemerintahan desentralistik erat kaitannya dengan Otonomi Daerah dimana setiap daerah Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia diberikan kewenangan untuk dapat mengelola daerahnya tersebut semaksimal mungkin kearah yang lebih baik. Tidak terkecuali juga Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) di Kota/Kabupaten, juga berubah dari dipilih oleh DPRD menjadi dipilih oleh rakyat atau Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Menurut M.Ma ruf (2005), ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan Pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Pertama, Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, bahkan Kepala Desa selama ini telah dilaksanakan secara langsung. Kedua, Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. Ketiga, Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education). Ini menjadi media pembelajaran praktik

2 berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya. Keempat, Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam Pilkada langsung maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan. Kelima, Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak stock kepemimpinan nasional amat terbatas. Dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta, jumlah pemimpin nasional yang kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang memenangi pemilu 2004. Karena itu harapan akan lahirnya pemimpin nasional justru dari Pilkada langsung ini. Proses pelaksanaan Pilkada di sejumlah daerah berlangsung secara mulus tanpa adanya gangguan yang relatif berarti. Meskipun demikian, seperti tergambar dalam tabel dibawah pelaksanaan Pilkada secara langsung itu telah memunculkan sejumlah permasalahan, mulai dari masalah teknis seperti pendaftaran pemilih sampai pada adanya aksi kekerasan yang melibatkan massa dan pengrusakanpengrusakan (Makalah Resiko Politik, Biaya ekonomi, Akuntabilitas Politik dan Demokrasi Lokal oleh Prof. Kacung Marijan, 2007). Kalau mengikuti alur pentahapan di dalam Pilkada, masalah-masalah yang muncul itu bahkan

3 menyeluruh di setiap pelaksanaan Pilkada, beberapa contoh kasus permasalahan Pilkada di berbagai daerah: Tahapan Pilkada Masa persiapan Penetapan daftar pemilih Pendaftaran dan penetapan calon Kampanye Pencoblosan Penghitungan suara dan penetapan hasil Pelantikan calon terpilih Jenis Kasus a. Minimnya pemantau Pilkada b. Mepetnya pembentukan Panwas, PPK, PPS, KPPS a. Kacaunya data pemilih sehingga banyak masyarakat yang tidak masuk DPT b. Minimnya dana pemutahiran data a. Perbedaan pasangan calon oleh partai b. Penolakan calon tertentu oleh massa a. Curi start kampanye b. Money politics c. Transparansi dana kampanye d. Black campaign e. Pengrusakan atribut Kampanye a. Pemilih ganda b. Pemilih yang tidak berhak c. Pembagian kupon hadiah a. Pihak yang kalah tidak mau menandatangani BAP b. Massa yang tidak menerima kekalahan c. Gugatan kecurangan a. Penolakan DPRD b. Penundaan pelantikan Contoh Kasus Menonjol Hampir semua Pilkada gelombang pertama Kab. Bandung, Kota Binjai Kab. Banyuwangi, Kab. Tanah Toraja, Kab. Manggarai, Kab. Sumba Timur, kab. Flores Timur, Kab. Manggarai Barat Kab. Flores Timur, Kab. Sumba Barat, Kota Semarang, Kab. Sukabumi, Kab. Lampung Selatan, Kab. Jember, Kab. Ogan Ilir, Prov. Sumatra Barat, Prov. Kalimantan Selatan Kota Medan, Bengkulu, Kota Surabaya, Depok, Gowa Kab. Banyuwangi, Kota Depok, Kab. Tana Toraja, Kab. Luwu Utara Pihak yang Bertanggungjawab KPUD dan DEPDAGRI KPUD DPP Partai Politik KPUD, Panwas KPPS, Panwas KPUD, Tim Sukses Calon, Pengadilan DEPDAGRI, Gubernur Sumber: Catatan Kritis atas Pilkada di Beberapa Daerah: DEPDAGRI, Akar Konflik Pilkada.(Jawa Pos 3 Oktober 2005) Secara politik, munculnya konflik seperti itu memang wajar saja terjadi. Di setiap usaha untuk memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan tidak lepas dari konflik. Adanya Pemilu, termasuk Pilkada secara langsung, merupakan mekanisme untuk melembagakan konflik itu agar tidak menjurus kepada aksi

4 kekerasan. Karena itu, masih menguatnya intensitas konflik, bahkan disertai dengan aksi kekerasan, memperlihatkan masih belum kuatnya bangunan kelembagaan (institusional design) di dalam Pilkada secara langsung. Penyelenggara Pemilihan Umum Kepala Daerah adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang terdapat di masing-masing daerah tingkat II yang bernama Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan pemilihan Kepala Daerah baik Gubernur/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota, maupun Bupati/Wakil Bupati yang dalam kinerja mempunyai sebuah sistem kerja tertentu untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga dituntut dalam penyelenggaraannya sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, sehingga dapat membuktikan bahwa KPU Kota Salatiga adalah lembaga yang independen dan tidak terikat kontrak politik dengan pihak manapun. Pelaksanaan Pilkada di Kota Salatiga yang dilaksanakan pada bulan Mei 2011 dengan hasil akhir kemenangan pasangan Yulianto-Muhammad Haris (Yaris), dalam tahapan penyelesaian terdapat gugatan Perselisihan Hasil Penghitungan Suara (PHPU) oleh Pasangan Calon Diah Sunarsasi-M. Teddy Sulistio (Dihati) kepada KPU Kota Salatiga, materi gugatannya antara lain menyangkut: Keberatan terhadap Rekapitulasi Perolehan Suara disebabkan ada kesalahan yang disengaja oleh dan atau dikarenakan kekhilafan KPU Kota Salatiga, pelanggaran yang

5 dilakukan secara sengaja oleh KPU Kota Salatiga pada Tahap Pencalonan (Pemenuhan Persyaratan Bakal Pasangan Calon untuk menjadi Pasangan Calon), Pelanggaran dan atau pembiaran yang dilakukan KPU Kota Salatiga terkait dengan Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilukada Kota Salatiga yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. (Laporan Penyelenggaraan Pilkada kota Salatiga Tahun 2011) Berdasarkan hal tersebut kinerja KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011 perlu dievaluasi yang dilihat dari dimensi akuntabilitas publik dan oleh karena itu maka dilaksanakan penelitian yang dituangkan dalam karya ilmiah dengan mengetengahkan judul Evaluasi Kinerja Komisi Pemilihan Umum Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilihan Walikota Salatiga Tahun 2011). 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011?

6 2. Bagaimana Akuntabilitas Publik kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan Kinerja KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011. b. Mendeskripsikan Akuntabilitas Publik Kinerja KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan ilmiah dapat diuraikan dalam dua hal yaitu : 1.4.1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan dalam memahami fenomena yang berkembang, khususnya mengenai peran KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pilkada. b. Memberikan sumbangan khasanah pengetahuan tentang kinerja KPU Kota Salatiga sebagai lembaga yang menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011.

7 c. Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan untuk membantu penelitian selanjutnya yang sejenis. 1.4.2. Manfaat Praktis Agar penelitian ini bermanfaat bagi KPU Kota Salatiga sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja terkait pelaksanaan pemilihan umum, khususnya penyelenggaraan Pilkada.