Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Achmad Mangga Barani, MM NIP

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Gamal Nasir, MS NIP

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan i Tembakau Tahun 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan serat kapas nasional akan berbanding lurus dengan meningkatnya volume produksi sektor industri tekstil dan

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS. NIP i

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

, ,56 99, , ,05 96,70

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening.

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 24/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. %

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN/ REHABILITASI KOPI ORGANIK (SPECIALTY) TAHUN 2010

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN INTEGRASI KOPI - TERNAK TAHUN 2010

WALIKOTA PROBOLINGGO

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN INTENSIFIKASI/ REHABILITASI TEH TAHUN 2010

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

Transkripsi:

Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya telah dapat disusun Pedoman Umum Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Tanaman Serat tahun 2010. Tujuan penyusunan pedoman umum ini sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan, agar dalam penggunaan dana APBN-TP dapat terlaksana secara optimal, berdaya guna dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pedoman ini masih bersifat umum, sehingga masih perlu dijabarkan kembali menjadi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota guna menyesuaikan dengan kondisi setempat. Kami menyadari bahwa pedoman ini masih belum sempurna karena berbagai keterbatasan, dan kami mengharapkan sumbang saran dari pembaca dan pihak-pihak yang terkait guna lebih menyempurnakannya. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung hingga tersusunnya buku ini. Harapan kami buku pedoman ini bisa menjadi acuan bagi pelaksanaan Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan Demplot Rami tahun 2010. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan Ir. Achmad Mangga Barani, MM NIP. 19490612 197503 1 001 DAFTAR ISI Halaman i

KATA PENGANTAR... I I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Dasar Pelaksanaan... 2 II. TUJUAN/SASARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 2 1. Tujuan dan Sasaran... 2 2. Indikator Keberhasilan... 3 III. PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI PENGEM- BANGAN KAPAS DAN DEMPLOT RAMI TAHUN 2010. 3 1. Pengertian... 3 2. Metode Pelaksanaan... 6 3. Pendekatan... 6 4. Fasilitasi Pemerintah... 7 5. Dukungan Publik... 7 IV. PENGORGANISASIAN 8 1. Penetapan Petani Peserta... 8 2. Penataan Kelembagaan Petani... 9 3. Pemupukan Modal Kelompok... 10 4. Tata Cara Penggunaan Dana APBN-TP... 10 V. PENGENDALIAN 10 1. Tim Pembina Pusat... 10 2. Tim Pelaksana Provinsi... 11 3. Tim Teknis Kabupaten/Kota... 12 VI. PENUTUP 14 ii

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang a. Sebagaimana dimaklumi bahwa pelaksanaan pengembangan tanaman serat hingga saat ini belum berhasil dengan baik dalam hal pencapaian realisasi dari target areal tanam, produksi maupun produktivitas karena beberapa faktor antara lain : (i) lahan untuk usahatani kapas merupakan lahan marginal; (ii) terbatasnya benih unggul; (iii) terbatasnya modal yang dimiliki petani; dan (iv) lemahnya kelembagaan petani. b. Upaya untuk peningkatan areal dan produksi kelompok komoditi tanaman serat tersebut selama ini lebih difokuskan pada komoditi kapas. Tujuannya selain meningkatkan pendapatan petani juga untuk meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan kontribusi serat kapas dalam industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sampai sekarang tidak lebih dari 0,5 % dari kebutuhan yang mencapai sekitar 500 ribu ton per tahun. Terkait dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan areal dan produksi tanaman serat, melalui dana APBN Tugas Pembantuan (TP) khususnya kapas berupa penyediaan benih bermutu, pemberian bantuan sarana produksi (pupuk), pendampingan teknis dan pelatihan petani, namun tahun ini pemerintah tidak lagi memfasilitasi pelatihan bagi petani. c. Selain kapas, tahun 2010 pemerintah juga memfasilitasi demplot rami di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang tujuannya adalah pengenalan budidaya komoditi pada daerah setempat sebagai alternatif serat substitusi kapas yang selama ini merupakan bahan baku serat pada industri TPT. Semula serat dari batang rami yang termanfaatkan hanya 3% sedangkan sisanya 97% berupa limbah terbuang percuma, namun dengan penerapan teknologi tepat guna dapat 1

menghasilkan produk lain seperti pulp, kertas, particle dan fibre board, dan sisa tanaman juga bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan sisa limbah dekortikasi dapat diproses menjadi pupuk organik. d. Agar penggunaan dana APBN-TP tersebut tepat sasaran, efektif dan efisien, maka perlu adanya acuan pelaksanaan berupa Pedoman Umum (Pedum) yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan oleh Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. 2. Dasar Pelaksanaan Dasar pelaksanaan program akselerasi pengembangan kapas dan demplot rami tahun 2010 adalah : (i) DIPA APBN Direktorat Jenderal Perkebunan TA. 2010; dan (ii) Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) pada Satker Direktorat Jenderal Perkebunan dan POK Dinas Perkebunan Provinsi dan atau Kabupaten/Kota. II. TUJUAN/SASARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan Sasaran penyusunan Pedoman Umum (Pedum) Pelaksanaan Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan kegiatan Demplot Rami Tahun 2010, adalah : a. Memberikan panduan secara umum bagi pelaksana kegiatan tersebut di Provinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga realisasi pelaksa-naannya dapat dipertanggung jawabkan baik teknis maupun administratif. b. Sebagai salah satu acuan penuntun bagi Provinsi dan Kabupaten/Kota, masing-masing dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan dapat sesuai dengan kondisi setempat. 2

c. Dengan adanya PEDUM, Juklak dan Juknis tersebut, maka target fisik dan keuangan yang dialokasikan melalui APBN atau APBD dan atau dari masyarakat (petani, pengelola/mitra petani) dapat terealisasikan secara optimal. 2. Indikator keberhasilan : a. Indikatoroutput : tersedianya Pedoman Umum (Pedum), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) bagi Pelaksanaan Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan pelaksanaan kegiatan Demplot Rami Tahun 2010. b. Indikator benefit : Terlaksananya program akselerasi Pengembangan Kapas dan kegiatan Demplot Rami tahun 2010 sesuai target fisik dan keuangan. c. Indikator impact : (i) meningkatnya pendapatan dan modal usaha petani di wilayah-wilayah pengembangan kapas/ rami; (ii) meningkatnya kontribusi serat kapas dan serat rami pada industri TPT; serta (iii) semakin meningkatnya minat petani menanam kapas maupun rami. III. PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI PENGEM- BANGAN KAPAS DAN DEMPLOT RAMI TAHUN 2010 1. Pengertian a. Dana Tugas Pembantuan yang selanjutnya disebut dana TP adalah dana APBN yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi untuk TP Provinsi dan oleh Satuan Kerja Daerah Kabupaten/Kota untuk TP Kabupaten/Kota. b. Belanja Bantuan Sosial yang selanjutnya disebut Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). adalah transfer uang atau barang yang diberikan langsung kepada 3

masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. c. Akselerasi Pengembangan Kapas adalah program percepatan peningkatan areal dan produksi kapas melalui pengembangan usahatani kapas dengan fasilitasi dari pemerintah (Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota) dan dukungan publik baik petani maupun mitra petani. d. Demplot rami adalah kegiatan usaha tani rami yang dilakukan oleh petani di kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam rangka upaya pengenalan komoditi alternatif penghasil serat selain kapas sekaligus sebagai show window bagi petani di wilayah setempat. e. Calon petani dan calon lahan yang selanjutnya disebut CP/CL adalah daftar petani yang diusulkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten / Kota untuk ditetapkan menjadi peserta program akselerasi pengembangan kapas maupun peserta kegiatan demplot rami oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi. f. Petani peserta program akselerasi pengem-bangan kapas dan kegiatan demplot rami adalah petani terpilih dari CP/CL yang diusulkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten/Kota dan telah ditetapkan secara definitif oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi. g. Kelompok Tani kapas dan kelompok tani rami yang selanjutnya disingkat Poktan adalah perkumpulan petani yang telah ditetapkan secara definitif oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi. h. Standar teknis usaha tani kapas adalah prosedur baku teknis yang diterapkan dalam usaha tani kapas, meliputi : pemilihan dan penetapan CP/CL, persiapan tanam, penyediaan sarana produksi (benih, pupuk, obat obatan), waktu tanam yang tepat, pemeliharaan tanaman, 4

pemupukan, penerapan PHT, panen dan pasca panen hingga menghasilkan kapas berbiji siap dipasarkan. i. Standar teknis usaha tani rami adalah prosedur baku teknis yang diterapkan dalam usaha tani rami, meliputi : pemilihan dan penetapan CP/CL, persiapan tanam, penyediaan sarana produksi (benih dan pupuk, obat obatan), waktu tanam yang tepat, pemeliharaan tanaman, pemupukan, penerapan PHT, panen/pasca panen hingga menghasilkan serat rami siap dipasarkan. j. Pemupukan modal usaha kelompok tani kapas yang selanjutnya disebut PMUK adalah upanya pengumpulan modal usaha tani melalui penyisihan sebagian hasil usaha taninya pada musim tanam yang bersangkutan sebagai modal untuk membiayai kegiatan serupa musim tanam berikutnya, atas kesepakatan bersama didalam kelompok. k. Rencana Usaha Kelompok tani kapas yang selanjutnya disingkat dengan RUK adalah rencana kegiatan kelompok pada musim yang bersangkutan meliputi rencana jumlah anggota kelompok yang melakukan usaha tani pada musim tanam yang bersangkutan, luas penanaman, varietas/jenis yang digunakan, waktu tanam, rencana produksi, pemasaran, dll. l. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani kapas yang selanjutnya disingkat dengan RDKK adalah rencana biaya yang dibutuhkan oleh kelompok yang bersangkutan sesuai RUK, meliputi : kebutuhan benih, kebutuhan pupuk, obat obatan, tenaga kerja, dll. m. Perusahaan Mitra petani kapas yang selanjutnya disebut perusahaan pengelola adalah mitra usaha petani/kelompok tani yang bersangkutan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani. 5

2. Metode Pelaksanaan Metoda pelaksanaan kegiatan Akselerasi Pengembangan Kapas dan kegitan demplot rami tahun 2010 dilakukan dengan rangkaian kegiatan, sebagai berikut: a. Sosialisasi Program kepada instansi terkait di daerah dan kelompok tani sasaran. b. Membangun jejaring kerja antar instansi terkait antara lain : Balittas Malang, UPT/ UPTD Perkebunan, Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapangan Pembantu TKP (PLP-TKP) yang ada di lokasi kegiatan, Perusahaan Pengelola/Mitra dan Kelompok Tani, sehingga terjalin keter-paduan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. c. Pendampingan teknis secara intensif dilakukan oleh petugas pendamping yang dibantu oleh petugas pembantu pendamping. 3. Pendekatan Akselerasi Pengembangan Kapas dan Demplot Rami dilakukan melalui pendekatan: a. Manajemen kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha, mempermudah akses pembinaan, akses memperoleh informasi (perkembangan teknologi, pasar, dll) bagi petani, serta saling memperkuat posisi tawar petani dengan mitra usahanya yaitu perusahaan pengelola/mitra. b. Kerjasama kemitraan antara petani dengan perusahaan pengelola setempat yang telah dikukuhkan dengan keputusan Direktur Jenderal Perkebunan. 6

4. Fasilitasi Pemerintah Fasilitasi pemerintah dalam pelaksanaan program akselerasi pengembangan kapas dan kegiatan demplot rami tahun 2010 ditampung dalam APBN Ditjen Perkebunan TA. 2010, dilaksanakan oleh Satuan Kerja Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi sebagai dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi dan atau TP Kabupaten/Kota. Penggunaan dana TP tersebut difokuskan pada kegiatan yang meliputi : a. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) 1) Pembangunan kebun kapas petani dengan dukungan APBN-TP Provinsi seluas 14.500 ha pada 37 kabupaten di 7 provinsi yaitu : Sulsel, NTB, NTT, Bali, Jatim, Jateng dan DIY dengan dukungan APBN TA. 2010 berupa : (i) benih kapas sesuai standar kebutuhan teknis lapangan; dan (ii) sebagian sarana produksi (pupuk); 2) Demplot rami seluas 1 ha dengan dukungan APBN-TP Kabupaten berupa : (i) bibit rami (ii) pupuk dan lainlain. Rincian target areal pengembangan kapas serta demplot rami seperti pada LAMPIRAN. b. Dana Non BLM 1) Pengadaan kendaraan bermotor roda dua untuk Tenaga Kontrak Pendamping. 2) Operasional Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan PLP-TKP yang ditetapkan oleh Dirjen Perkebunan sebagai TKP dan PLP-TKP tahun 2010. 3) Pengawalan pelaksanaan kegiatan. 5. Dukungan Publik Untuk lebih memantapkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, selain fasilitasi pemerintah tersebut juga perlu 7

dukungan/partisipasi masyarakat khususnya para petani yang bersangkutan dan perusahaan pengelola, sesuai sumberdaya yang dimiliki, yaitu : a. Perusahaan pengelola bersama dinas yang membidangi perkebunan dan petugas TKP/PLP-TKP setempat secara bersama-sama dan terkoordinasi melakukan : (i) pembinaan/ pendampingan teknis dan manajemen usahatani kepada petani/kelompoktani; (ii) menjembatani petani/kelompoktani dengan sumber-sumber pembiayaan usahatani guna lebih memperkuat permodalan petani/kelompok tani yang menjadi mitranya; dan (iii) membeli produksi petani sesuai harga yang telah disepakati. b. Petani/kelompoktani melakukan fungsi : (i) penyiapan lahan usahatani, (ii) melaksanakan kegiatan usahatani sesuai baku teknis anjuran; (iii) menjual hasil produksi kepada perusahaan pengelola/mitra yang telah ditetapkan oleh Dirjen Perkebunan dengan harga yang telah disepakati bersama; dan (iv) disarankan melakukan pemupukan modal usaha kelompok melalui penyisihan sebagaian hasil produksi usahataninya atas kesepakatan bersama di dalam kelompoknya. IV. PENGORGANISASIAN 1. Penetapan Petani Peserta a. Petani peserta program akselerasi pengembangan kapas dan petani peserta demplot rami tahun 2010 dipilih dari CP/CL yang berkemauan meningkatkan produksi kapas/rami melalui usaha budidaya di atas sebidang lahan yang diusahakan sendiri dan melaksanakannya secara berkelompok dalam wadah poktan. b. Pemilihan CP/CL dilakukan oleh Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten/Kota bersama perusahaan pengelola, petugas TKP dan petugas PLP-TKP setempat. 8

CP/CL terpilih tersebut diusulkan kepada Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi untuk ditetapkan sebagai petani peserta program akselerasi pengembangan kapas dan petani peserta demplot rami tahun 2010. c. Pembuatan rekening kelompok pada Bank Pemerintah terdekat dengan kelompok. d. Hal-hal pokok yang perlu dimuat dalam penetapan CP/CL adalah : Lokasi, Perusahaan Pengelola/mitra, Nama Kelompok, Nama Anggota Kelompok, Nomor Rekening Kelompok, dan Luas Lahan Terukur Peserta. e. Persyaratan, mekanisme pemilihan dan penetapan petani/kelompok tani peserta program akselerasi pengembangan kapas serta peserta demplot rami tahun 2010 diatur lebih detail dalam : (i) Juklak yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi; dan (ii) Juknis yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten/Kota. 2. Penataan Kelembagaan Petani a. Organisasi poktan kapas/rami seyogyanya dapat mengakomodir kepentingan dan perkembangan masing-masing anggotanya, sehingga kegiatan usaha tani dalam kelompok dapat dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah hidup berkelompok. b. Dalam menjalankan kegiatan kelompok perlu dilengkapi dengan aturan-aturan organisasi yang disepakati bersama anggotanya, antara lain : tupoksi dalam struktur organisasi kelompok, tata cara penetapan pengurus kelompok, mekanisme dan tata hubungan kerja antara berbagai stakeholder kapas/rami, tata cara pengambilan keputusan kelompok, penga-wasan kinerja pengurus, rapat anggota kelompok, dll. c. Penataan kelompok tani kapas/rami secara detail diatur lebih lanjut di dalam Juklak yang disusun oleh Dinas yang 9

membidangi Perkebunan di Provinsi dan Juknis yang disusun oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Kabupaten/ Kota. 3. Pemupukan Modal Kelompok Dalam rangka keberlanjutan usaha tani kapas/rami pada setiap musim tanam, maka disarankan produksi yang dihasilkan petani dapat dikelola sedemikian rupa agar dapat menghasilkan kegiatan serupa pada musim tanam berikutnya atas kesepakatan bersama didalam kelompoknya. 4. Tata Cara Penggunaan Dana APBN-TP Dalam rangka tertib penggunaan anggaran APBN dengan output dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, keuangan maupun fisik, maka setiap penggunaan dana APBN-TP harus selalu mengacu pada ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. V. PENGENDALIAN Pengendalian pelaksanaan program akselerasi pengembangan kapas dan demplot rami tahun 2010 meliputi : pengawalan, pemantauan, monitoring, pembinaan, koordinasi, evaluasi dan pelaporan; yang dilakukan oleh : (i) Tim Pembina Pusat, (ii) Tim Pelaksana Provinsi, dan (iii) Tim Teknis Kabupaten/Kota, dengan tugas masing-masing sebagai berikut : 1. Tim Pembina Pusat. Tim Pembina Pusat di koordinasikan oleh Direktorat Budidaya Tanaman Semusim, bertugas/ berfungsi : a. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. 10

b. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan. c. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antar instansi non pemerintah seperti Perusahaan Pengelola/Mitra, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Petani Kapas Indonesia (APEKINDO), Perguruan Tinggi dan unsur masyarakat lainnya. d. Menyusun Pedoman Umum Pelaksanaan Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan Kegiatan Demplot Rami Tahun 2010. e. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan. 2. Tim Pelaksana Provinsi Tim Pelaksana Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, bertugas : a. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. b. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan program akselerasi pengembangan kapas dan demplot rami tahun 2010 di Kabuapaten/Kota setempat. c. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan. 11

d. Membuat Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) akselerasi pengembangan kapas dan demplot rami tahun 2010 yang ada di daerahnya dengan mengacu Pedum yang dibuat Ditjen Perkebunan. Juklak tersebut disampaikan ke Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupatan/Kota dan tembusan kepada Ditjen Perkebunan cq. Direktorat Budidaya Tanaman Semusim di Jakarta ; e. Bersama Tim Teknis di Kabupaten/Kota membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/koperasi; f. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per kabupten kepada Tim Pembina Pusat melalui Dirjen Perkebunan cq. Direktur Budidaya Tanaman Semusim, yang berisikan : (i) jumlah petani peserta/kelompok tani, (ii) lokasi (Kecamatan), (iii) luas areal terdaftar/terukur, (iv) luas tertanam, (v) luas panen, (vi) produksi / produktivitas, (vii) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); (viii) perkembangan jumlah tabungan pada rekening kelompok; dan (ix) laporan keuangan Satker pengelola dana TP yang dibuat sesuai sistem/peraturan yang berlaku. 3. Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Kabupaten/ Kota, berfungsi : a. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan. b. Melakukan sosialisasi kepada petani/ kelompok tani sasaran; c. Melakukan pendaftaran, seleksi dan verifikasi CP/CL; 12

d. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) akselerasi pengembangan kapas/demplot rami tahun 2010 yang ada di daerahnya dengan mengacu Juklak yang dibuat oleh Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi dan Pedum yang dibuat Ditjen Perkebunan. Juknis tersebut disampaikan ke Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan tembusan kepada Ditjen Perkebunan cq. Direktorat Budidaya Tanaman Semusim di Jakarta. e. Bersama Tim Pelaksana Provinsi membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/ mitra/koperasi; f. Melakukan bimbingan teknis, monitoring/pengawalan /pemantauan, dan pengendalian ke lokasi kegiatan; g. Membantu kelompok tani binaannya dalam menyusun RUK/RDKK; h. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per Kecamatan kepada Tim Pelaksana Provinsi tembusan kepada Dirjen Perkebunan cq. Direktur Budidaya Tanaman Semusim, yang berisikan : (i) lokasi (Desa), (ii) jumlah petani peserta/kelompoktani, (iii) luas areal terdaftar/terukur, (iv) luas tertanam, (v) luas panen/jumlah produksi/produktivitas, (vi) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); dan (vii) perkembangan jumlah modal usaha petani pada rekening kelompok, dll. 13

VI. PENUTUP 1. Pedoman ini merupakan acuan umum bagi setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan demplot rami tahun 2010. 2. Hal-hal yang karena spesifik kondisi daerah setempat sehingga belum terakomodir dalam Pedoman Umum ini, maka sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diakomodir dalam Juklak dan Juknis. 3. Dalam penyusunan Juklak/Juknis tersebut harus memperhatikan dengan benar mengenai : DIPA dan Petunjuk Operasional Kegiatannya (POK) serta ketentuan/ peratuaran perundang-undangan pendukung lainya. Jakarta, Desember 2009. 14

Lampiran : Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan Demplot Rami tahun 2010 Akselerasi Demplot Provinsi/ Pengemb. Kapas Kabupaten Unggul Jumlah Rami (ha) Hybrida Nasional 1 2 3 5 6 1. SULSEL 7.500-7.500 a. Gowa 500-500 - b. Takalar 500-500 - c. Jeneponto 1.000-1.000 - d. Bantaeng 1.000-1.000 - e. Bulukumba 1.500-1.500 - f. Sinjai 200-200 - g. Bone 1.250-1.250 - h. Soppeng 1.000-1.000 - i. Wajo 550-550 - 2. NTB - 800 800 a. Lomb. Barat - 250 250 - b. Lomb.Tengah - 250 250 - c. Lomb. Timur - 200 200 - d. Sumbawa - 100 100-3. NTT - 2.500 2.500 a. Sumba Timur - 500 500 - b. Sumba Teng. - 500 500 - c. Sumba Barat - 500 500-15

d. Flores Timur - 350 350 - e. Manggarai - 300 300 - f. Nagekeo - 350 350 - g. Lembata - - - 1 4. BALI 800 800 a. Buleleng - 600 600 - b. Karangasem - 300 300 - c. Jembrana - 100 100-5. JATIM - 1.600 1.600 a. Lamongan - 500 500 - b. Tuban - 100 100 - c. Pacitan - 300 300 - d. Banyuwangi - 400 400 - e. Probolinggo - 100 100 - f. Mojokerto - 100 100 - g. Situbondo - 100 100-6. JATENG 800 800 a. Blora - 150 150 - b. Wonogiri - 150 150 - c. Grobogan - 350 350 - d. Brebes - 150 150-7. DIY 750 750 a. Gunung Kidul - 750 750 - JUMLAH 7.500 7.450 14.950 1 16