BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

3 Metodologi Penelitian

BAB IV PROSEDUR KERJA

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Cabe Jawa (Piper Retrofractum V.) yang berasal dari kebun percobaan manoko. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati, Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia dan Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan pada tahap pengujian kadar air, abu total, abu tak larut asam, cemaran logam, dan cemaran mikroba yaitu alat-alat gelas, stomacher, wadah steril, oven, tanur, tabung durham, cawan. Pada tahap ekstraksi peralatan yang digunakan yaitu alat-alat gelas, maserator, penguap putar bervakum (vacum rotatory evaporator), pompa vakum, corong Buchner, dan freeze dryer. Alat yang digunakan untuk pengujian skrining fitokimia yaitu tabung reaksi, pipet, gelas ukur dan batang pengaduk. Alat instrumen yang digunakan untuk mengetahui gugus fungsi yaitu FTIR (Fourier Transform Infra Red) Shimadzu 8400. 3.2.2 Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Cabe Jawa yang telah dipreparasi menjadi simplisia. Bahan kimia yang digunakan meliputi metanol teknis yang telah didestilasi. Pada pengujian kadar air, abu total, abu tak larut asam, cemaran logam, dan cemaran mikroba bahan yang digunakan yaitu peptone water, Media VRBA, TTB, RV, HE, BSA, TSIA, Mg(NO 3 ) 2 2H2O, HNO 3, HCl, HClO 4. Pada pengujian skrining fitokimia bahan yang digunakan meliputi aquades, Pereaksi Mayer, Pereaksi Wagner, FeCl 3, Asam Asetat (CH 3 COOH), asam asetat (H 2 SO 4 ), asam klorida(hcl), Kloroform (CHCl 3 ), amonia(nh 3 ). 14

3.3 Metodologi Penelitian 3.1) Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukan pada bagan alir penelitian (Gambar Sampel Cabe Jawa -Dikeringkan - Dikeringkan - Diserbukkan -Diserbukkan -Diekstraksi Analisis Fisikokimia -Kadar Air, Abu, Cemaran logam, dan Cemaran Mikroba Analisis Metabolit Sekunder - Skrining Fitokimia - Karakterisasi FTIR Temuan Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.3.1 Uji Proksimat Uji proksimat dilakukan untuk mengetahui parameter simplisia. Adapun uji simplisia meliputi penentuan kadar air, abu total, dan abu tak larut asam. Uji proksimat mengacu pada SNI 01-2891-1992 tentang cara uji makanan dan minuman. Prosedur kerja yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.3.1.1 Penentuan Kadar Air

Penentuan kadar air dilakukan dengan cara menimbang 1-2 gram serbuk cabe jawa pada botol timbang yang bertutup yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan pada oven suhu 105 o C selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator. Setelah itu ditimbang hingga diperoleh bobot yang tetap. W W 1 % Kadar Air = W W1 x 100% = bobot cuplikan sebelum dikeringkan = kehilangan bobot setelah dikeringkan 3.3.1.2 Penentuan Kadar Abu Total Penentuan kadar abu total dilakukan dengan cara menimbang 3 gram serbuk cabe jawa ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya. Kemudian diarangkan di atas nyala pembakar dan diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550 o C sampai pengabuan sempurna. Setelah itu didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. W W 1 W 2 = bobot contoh sebelum diabukan % Kadar Abu Total = W1 W2 W x 100% = bobot contoh + cawan sesudah diabukan = bobot cawan kosong 3.3.1.3 Penentuan Kadar Abu tak Larut dalam Asam Penentuan kadar abu tak larut dalam asam dengan cara melarutkan abu bekas penetapan kadar abu dengan penambahan 25 ml HCl 10%. Kemudian didihkan selama 5 menit, selanjutnya saring larutan dengan kertas saring tak berabu dan cuci dengan air suling sampai bebas klorida. Keringkan kertas saring dalam oven, masukkan ke dalam cawan porselenn (platina) yangh telah diketahui bobotnya lalu abukan. Dinginkan cawan di dalam desikator hingga suhu kamar, lalu timbang. Penimbangan diulangi hingga bobot tetap. 3.4 Penentuan Cemaran Logam Penentuan cemaran logam dilakukan untuk mengetahui cemaran yang terkandung dalam buah cabe jawa. Adapun parameter yang diuji yaitu logam Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan Raksa (Hg). Parameter pengujian logam mengacu pada SNI 4866-1998 tentang Cara Uji Cemaran Arsen dalam Makanan dan SNI 01-2896-1998 tentang Cara Uji Cemaran Logam dalam Makanan. Beberapa prosedur kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut:

3.4.1 Penentuan Cemaran Arsen dalam Makanan Penentuan cemaran arsen dilakukan dengan cara menimbang 10 gram sampel buah cabe jawa lalu ditambah 2,5 gram Mg(NO 3 ) 2 2H 2 O dan 25 ml HNO 3 p.a. dan diaduk dengan sempurna. Kemudian campuran diuapkan diatas penangas air sampai kering. Stelah itu, sampel diarangkan dalam tanur selama 2 jam dengan suhu 500 0 C, kemudian ditambahkan HNO 3 p.a beberapa tetes lalu diuapkan dan diabukan kembali selama 1 jam. Abu yang diperoleh dilarutkan dengan larutan HCl 1:3 dan tandabataskan dengan air suling hingga 50 ml. Kemudian dipipet 25 ml larutan yang telah dibuat dan ditambahkan 2 ml HCl 8M dan 0,1mL KI 20% lalu didiamkan selama > 2 menit. Kemudian larutan sampel, deret standar dan blanko diukur dengan spektroskopi serapan atom. 3.4.2 Penentuan Cemaran Timbal, Timah dalam Makanan Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen. Ditambahkan 10 ml larutan magnesium nitrat dalam etanol ke dalam sampel dan diaduk. Setelah itu, campuran diuapkan menggunakan etanol 95% dengan cara pemanasan di atas penangas air, kemudian pindahkan piala gelas ke dalam tanur dengan suhu 500 O C selama 2 jam lalu didinginkan. Apabila masih terdapat sisa karbon, ditambahkan 1 ml air dan 2 ml HNO 3 p.a. lalu dipanaskan pada suhu 500 O C selama 1 jam (hal dilakukan sampai abu berwarna putih). Setelah didapat abu putih, ditambahkan 5 ml larutan campuran HCl dan HNO 3 ke dalam abu sambil dipanaskan sampai abu larut seluruhnya. Kemudian larutan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml dan ditandabataskan lalu disaring dengan kertas whatman 540. Larutan sampel yang telah dibuat diukur dengan spektroskopi serapan atom dan dibandingkan dengan kurva standar untuk masing-masing logam. 3.4.3 Penentuan Cemaran Raksa dalam Makanan Penentuan cemaran raksa dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah jawa ke dalam labu destruksi, ditambahkan 25 ml H 2 SO 4 18N, 20 ml HNO 3, 1 ml larutan natrium molibdat, dan 5 butir batu didih lalu didestruksi selama 1 jam dan dinginkan selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan 20 ml HNO 3 -HClO 4 (1:1) melalui pendingin dan dilakukan pemanasan selama 10 menit hingga timbul uap putih dan

dilanjutkan pemanasan selama 10 menit lalu didinginkan. Setelah itu ditambahkan 10 ml air melalui dinding sambil digoyang-goyang lalu dididihkan selama 10 menit. Kemudian pemanasan dihentikan dan pendingin dicuci dengan air 3 kali. Larutan destruksi sampel dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan sampai tanda batas. Selain itu dibuat blanko dengan cara mencampurkan seluruh pereaksi yang ditambahkan pada sampel dan larutan deret standar raksa. Setelah itu ke dalam deret standar, larutan didestruksi sampel dan blanko ditambahkan 20 ml larutan pereduksi lalu diukur absorbansi pada λ= 253,7 nm. 3.5 Penentuan Cemaran Mikroba Penentuan cemaran mikroba dilakukan untuk mengetahui cemaran yang terkandung dalam buah cabe jawa. Cemaran mikroba meliputi kapang/khamir, E.coli, Salmonella sp, S.aureus, Pseudomonas aeruginosa. 3.5.1 Penentuan Kapang/Khamir Pada preparasi contoh, contoh diambil sebanyak 100 gram lalu timbang sampel secara aseptik sebanyak 25 gram wadah (a), 50 gram (b), dan (c) yaitu sampel. Ditambahkan 0,1% peptone water sebanyak 225 ml untuk (a), 450 ml (b) dan homogenkan selama 2 menit untuk pengenceran 10-1. Diambil 1 ml homogenat diatas steril dan masukkan ke dalam 9 ml larutan 0,1% peptone water untuk mendapatkan pengenceran 10-2 hingga seterusnya. Kemudian koloni dihitung berdasarkan metode cawan agar tuang/ cawan agar sebar. 3.5.2 Penentuan Escherichia coli Pengujian mikroba E.coli dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 25 gram dan masukkan ke dalam wadah steril kemudian dilakukan uji pendugaan dengan melakukan pengenceran 10-1 hingga pengenceran 10-3 menggunakan larutan BPW 0,1% menggunakan stomacher. Setelah itu, dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung LSBT yang berisi tabung durham dan diinkubasi pada suhu 35 O C selama 2 hari. Dilakukan isolasi dengan cara menginokulasikan ke dalam media VRBA dan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35 O C. Koloni yang diduga E.coli berdiameter 2-3mm, berwarna hitam pada bagian pusat koloni diambil dan dipindahkan ke PCA miring lalu diinkubasi

selama 18-24 jam pada suhu 35 O C. Kemudian dilakukan reaksi biokimia yaitu uji pembentukan indole dan uji methyl red (MR). 3.5.3 Penentuan Salmonella spp Pengujian mikroba Salmonella dilakukan dengan cara menimbang serbuk buah cabe jawa sebanyak 25 gram secara aseptik dan dimasukkan ke dalam wadah steril. Kemudian dilakukan pengenceran 10-1 dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 35 O C. Setelah itu, sampel yang diencerkan diambil 1 ml ke dalam media 10 ml TTB dan 0,1 ml ke dalam 10 ml RV dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 42 O C untuk media RV dan 43 O C untuk media TTB. Dilakukan isolasi masing-masing sampel dengan cara menginakolasikan ke dalam media HE, XLD, dan BSA dan diinkubasi selama ±24 jam. Koloni Salmonella akan terlihat berwarna hijau kebiruan pada media HE, merah muda tanpa titik mengkilat pada media XLD dan abu-abu kehitaman pada media BSA. Kemudian dilakukan identifikasi dengan menginakolasikan koloni ke media TSIA dan LIA dengan cara menusukkan ke dasar media agar dan menggores pada media agar miring lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 O C. Terbentuknya warna merah pada slant pada agar miring dan warna kuning pada bagian bawah media TSIA serta ungu pada slant agar miring dan warna ungu pada bagian bawah media LIA menunjukan sampel positif Salmonella. 3.5.4 Penentuan Staphylococus aureus Pengujian mikroba S.aureus dilakukan dengan menggunakan kontrol positif, kemudian masukkan media BPA 15-20 ml hingga cawan memadat. Lalu dipipet 1 ml suspensi dari setiap pengenceran, dan inokulasikan. Diinkubasikan pada temperatur 35 O C selama 48 jam. Kemudian dilakukan perhitungan koloni dari pengenceran terendah ke tertinggi. Koloni S.aureus memiliki ciri khas bundar, licin dan halus. 3.5.5 Penentuan Pseudomonas aeruginosa Pengujian mikroba P.aeruginosa dilakukan menggunakan penyaring membran yang terdiri dari corong, membran penyaring dan penampung yang telah disterilkan. Kemudian masukkan sampel dan gunakan vakum untuk menyaring cuplikan. membilas vakum dengan air suling lalu buka penyaring dan letakkan membran penyaring. Diinkubasikan selama 72 jam. Lalu amati koloni, dengan ciri 0,8-2,2 mm, penampakan rata, terdapat bintik coklat sampai hijau hitam.

3.6 Uji Fitokimia Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru yang berasal dari bahan alam yang dapat menjadi precursor bagi sintesis obat-obat baru atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu. Oleh karenanya, metode uji fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi terandalkan. Metode uji fitokimia yang banyak digunakan adalah metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium (Iskandar et al, 2012). Ekstrak buah cabe jawa yang telah dikeringkan kemudian di uji fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa-senyawa yang terkandung pada ekstrak. Beberapa uji fitokimia yang dilakukan diantaranya uji kandungan senyawa alkaloid, tanin, saponin, steroid, dan flavonoid. Prosedur kerja uji fitokimia yaitu sebagai berikut : 3.6.1 Alkaloid Uji alkaloid dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer dari 0,5 g ekstrak buah cabe jawa dalam 1 ml kloroform. Pembentukan endapan putih menunjukkan Kehadiran alkaloid. Pembuatan pereaksi Mayer yaitu 1 gram KI dilarutkan dalam 20 ml aquades kemudian ditambahkan 0,271 g HgCl2 pada larutan KI. 3.6.2 Flavonoid Uji Flavonoid dilakukan dengan melarutkan 0,1 g ekstrak buah cabe jawa di 3ml air dan kemudian ditambahkan 0,1 g Mg serbuk dan 1 ml HCl pekat. Warna kuning menunjukkan adanya flavonoid. 3.6.3 Saponin Uji saponin dilakukan dengan melarutkan 0,1 g ekstrak buah cabe jawa di 3 ml air, kemudian dikocok dengan kuat selama 10 menit. Munculnya gelembung busa menunjukkan hasil positif saponin. 3.6.4 Steroid Uji Steroid dilakukan dengan melarutkan 0,1 g ekstrak buah cabe jawa dalam 1 ml air,kemudian ditambahkan 1 ml CH 3 COOH dan 1 ml H 2 SO 4. Munculnya warna biru atau ungu menunjukkan adanya steroid. 3.6.5 Tanin

Uji Tanin dilakukan dengan menimbang 0,1g ekstrak buah cabe jawa dilarutkan dalam 2 ml air kemudian ditambahkan beberapa tetes 1% FeCl3. Uji positif dari pengujian tanin yaitu larutan berwarna warna hijau/biru gelap (Ramdhani,et al, 2012).