PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 )
Kembalinya Belanda Bersama Sekutu Menjelang akhir tahun 1945 sebagian wilayah Indonesia dikuasai tentara sekutu.
Pertempuran Melawan Belanda dan Sekutu Pertempuran melawan sekutu dan NICA,diantaranya : 1. pertistiwa 10 November di Surabya 2. peristiwa Palagan Ambarawa di Ambarawa, Semarang. 3. Perang Gerilya dipimpin Jendral Soedirman di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 4. peristiwa Bandung Lautan Api di Bandung. 5. pertempuran Medan Area di Medan.
6. Pertempuran Margarana di Bali. 7. Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta. 8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang. 9. Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno di kediaman Soekarno yaitu Jl. Pegangsaan Timur no.56. Dalam acara tersebut dikibarkan bendera merah putih yang dijahit oleh istri Soekarno, Fatmawati, dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh hadirin. Paada 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Ibukota Pindah ke Yogyakarta Pada 4 Januari 1946, ibukota Batavia pindah ke Yogyakrta karena keamanan yang semakin memburuk. Pemindahan ibukota menggunakan KLB (Kereta Luar Biasa). Menurut masyarakat, gerbonggerbong yang digunakan luar biasa. Padahal, yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya karena di luar jadwal yang ada. KLB mengangkut Presiden, wakil Presiden, beserta keluarga dan staf. Gerbonggerbongnya dipilihkan yang istimewa yang disediakan oleh DKA (Djawatan Kereta Api).
Perubahan Sistem Pemerintahan Pada tahun 1945-1946 terjadi perubahan sistem pemerintahan dari sistem presidinsiil menjadi parlementer. Perubahan ini dipicu oleh pernyataan Van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno. Oleh karena itu, pada 14 November 1945 Sutan Syahrir menggantikan Soekarno sebagai kepala pemerintahan. Dengan adanya perubahan ini memungkinkan Belanda berunding dengan Indonesia. Sutan Syahir sebagai pengganti Soekarno karena Inggris dan Belanda menilai Syahrir seorang moderat, intelek, dan telah berperang selama pemerintahan Jepang.
Penculikan Sutan Syahrir 27 Juni 1946 Sutan Syahrir diculik karena dianggap berkhianat dengan menjual tanah airnya terhadap musuh. Dia diculik di Surakarta, saat berhenti dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Lalu ia dibawa ke Paras, kota dekat Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.
Pada malam 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta, menjelaskan jika keadaan di dalam negeri sedang berbahaya, maka Soekarno dengan persetujuan kabinetnya mengambil alih semua kekuasaan pemerintah dan berlangsung selama sebulan lebih. 3 Juli 1946, Syahrir dibebaskan kemudian 14 Agustus 1946 diminta kembali membentuk kabinet dan resmi kembali menjadi perdana menteri pada 2 Oktober 1946.
Konferensi Malino-Terbentuknya Negara Baru Juni 1946 terjadi krisis di dalam pemerintahan Republik Indonesia, keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni diadakan konferensi wakil-wakil daerah di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.
Peristiwa Westerling Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen dibawah pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).
Perundingan Linggarjati Bulan Agustus pemerintah Belanda menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru pada tanggal 15 november 1946 yang berisi: Belanda mengakui secara de facto Republik indonesia Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda
Proklamasi Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan atas bujukan Belanda berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka harus menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam waktu dua minggu dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam waktu enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan
Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini maka pihak Belanda memerlukan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).
Agresi Militer I Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum. Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan aksi polisionil mereka yang pertama.
Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri Setelah terjadinya Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Perjanjian Renville Tanggal 17 Januari 1948 berlangsung konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville. Dari delegasi Indonesia adalah Amir Syariffudin Harahap Isi perjanjian Renville: Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai wilayah Republik Indonesia Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda TNI harus ditarik mundur dari wilayah kantongnya di wilayah daerah kantongnya di Jawa Barat dan Jawa Timur
Runtuhnya Kabinet Amir dan Naiknya Muhammad Hatta sebagai Perdana Menteri Amir mundur sebagai Perdana Menteri pada 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini, dia mengharapkan munculnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Harapan itu musnah ketika Soekarno berpaling ke arah lain dengan menunjuk Hatta untuk memimpin 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.dengan terpilihnya Hatta merupakan jalan tengah.
Agresi Militer II Agresi Militer II terjadi 19 Desember 1948, diawali serangan ke ibukota saat itu yaitu Yogyakarta, serta penangkapan Soekarno, Hatta, Syahrir, dan tokoh lain. Hal ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra, dipimpin Sjafruddin Prawiranegara.
Serangan Umum 1 Maret 1949 Atas Yogyakarta Serangan Umum 1 Maret terhadap Yogyakarta berdasarkan instruksi Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan kuat, sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama mematahkan moral pasukan Belanda dan TNI masih mempunyai kekuatan melakukan perlawanan.
Perjanjian Roem Royen Belanda dan Indonesia menyetujui Perjanjian Roem Royen pada 7 Mei 1949.
Serangan Umum Surakarta Serangan Umum Surakarta berlangsung pada tanggal 7-10 Agustus oleh para pejuang dan tentara pelajar. Mereka berhasil menduduki markas Belanda di Solo dan sekitarnya. Mereka berhasil membumihanguskan dan menduduki markasmaskas Belanda di Solo dan sekitarnya.
Konferensi Meja Bundar KMB adalah pertemuan antara pemerintah RI dan Belanda di Den Haag, Belanda, 23 Agustus-2 November, menghasilkan kesepakatan: Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Penyerahan Kedaulatan Oleh Belanda Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949 dengan menandatangani soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) di Istana Dam, Amsterdam, Belanda.