BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia yang mengalami perubahan atas krisis dan

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan dampak globalisasi dapat. menciptakan peluang bagi koperasi untuk meningkatkan kemampuan guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pembangunan industri tekstil maka persaingan di kalangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

Contoh : (200) (250) 2.550

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat menyelesaikan suatu penelitian dengan baik, maka peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode penelitian memegang peranan penting. Metode

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

Analisa Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang

BAB III METODE PENELITIAN. benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan berkaitan dengan

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu perusahaan baik perusahaan swasta ataupun BUMN harus senantiasa dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Jika perusahaan tidak dapat mempertahankan usahanya, maka perusahaan tersebut tidak dapat bersaing dalam era globalisasi dan pasar bebas yang saat ini telah berlangsung. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa misalnya PT. Pos Indonesia (Persero). PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan usaha pelayanan jasa dimana kegiatan usahanya berupa pos dan giro, bisnis komunikasi, bisnis logistik, bisnis keuangan dan filateli, jasa keagenan/pihak III serta jasa lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dengan memiliki misi publik service yang tujuannya untuk melayani masyarakat luas yang sangat diharapkan untuk dapat berperan secara konsisten dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumennya. Sehingga dapat diketahui bahwa suatu badan usaha seperti PT. Pos Indonesia (Persero) memiliki dua tujuan yaitu yang pertama untuk mendapatkan keuntungan maksimal dan yang kedua untuk memberikan pelayanan yang baik pada konsumen sesuai dengan bidang usaha yang digelutinya. Banyaknya bidang usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa seperti PT. Pos Indonesia (Persero) menyebabkan semakin tingginya persaingan yang terjadi dalam bidang 1

tersebut. Maka untuk dapat mengikuti persaingan itu serta untuk menjaga kelangsungan hidup usahanya, maka setiap badan usaha tersebut dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Peningkatan kinerja dapat dilihat dalam rasio keuangan perusahaan yang salah satunya adalah peningkatan Rate of Return on Investment (ROI) yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Rate of Return on Investment (ROI) menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang dimilikinya. Namun dalam kondisi ekonomi Negara kita saat ini yang semakin lemah disertai dengan persaingan yang semakin ketat, peningkatan Rate of Return on Investment (ROI) bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai. Bahkan penurunan Rate of Return on Investment (ROI) merupakan masalah yang mungkin saja terjadi bagi setiap perusahaan. Seperti halnya yang dialami oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung yang mengalami penurunan ROI pada tahun 2003 dan 2006. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tahun Tabel 1.1 Perkembangan ROI tahun 2002-2006 PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung a b a/b Keuntungan Bersih Total Aktiva ROI (%) Perubahan Naik/ Turun 2002 23.662.066.976 49.730.546.085 48 % - - 2003 12.559.115.297 50.491.025.542 25 % -0.23 Turun 2004 17.067.442.472 47.653.975.090 36 % 0.11 Naik 2005 32.263.386.878 63.646.071.476 51 % 0,15 Naik

2006 50.106.090.004 137.035.726.510 37 % -0,14 Turun (Sumber data : Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung data yang diolah) Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa ROI yang terjadi pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha V Bandung mengalami fluktuasi yang cukup besar. Hal tersebut disebabkan oleh total aktiva yang mengalami kenaikan tahun 2003 kemudian jumlah aktiva tersebut mengalami penurunan pada tahun 2004. Tetapi, penurunan tersebut tidak bertahan lama karena untuk tahun-tahun selanjutnya jumlah aktiva mengalami kenaikkan bahkan kenaikkan total aktiva pada akhir tahun penelitian yaitu tahun 2006 terlihat jauh dibandingkan dengan total aktiva pada awal tahun penelitian. Selain dilihat dari perubahan jumlah aktiva, perubahan ROI yang dialami oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung disebabkan oleh jumlah keuntungan bersih yang pada awalnya mengalami penurunan, namun untuk tahun-tahun selanjutnya, keuntungan bersih tersebut mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi Rate of Return on Investment (ROI) tersebut diantaranya adalah keuntungan bersih dan total aktiva yang dimiliki. Dimana komponen pembentuk aktiva tersebut salah satunya adalah piutang. Piutang dalam hal ini memiliki bagian yang cukup besar bila dibandingkan dengan komponen pembentuk aktiva lainnya. Oleh karena itu, piutang dianggap sebagai komponen pembentuk aktiva yang sangat berpengaruh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 dan 1.3 di bawah ini: Tabel 1.2 Perubahan Jumlah Piutang Usaha PT.POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung Tahun Piutang Usaha Perubahan Naik/ Turun 2002 3.671.559.022 - - 2003 2.856.561.258-2.041.563.494 Turun 2004 5.142.063.309 2.285.502.051 Naik 2005 7.820.341.729 2.678.278.420 Naik

2006 11.520.437.195 3.700.095.466 Naik (Sumber data : Laporan Keuangan PT.POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung data yang diolah) Tabel 1.3 Perbandingan Total Aktiva dan Total Aktiva Lancar dengan Total Piutang PT.POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung Tahun Aktiva Aktiva Lancar Piutang Usaha Piutang Usaha/ Aktiva (%) Piutang Usaha/ Aktiva Lancar (%) 2002 49.730.546.085 23.353.119.470 3.671.559.022 7,38% 15,72% 2003 50.491.025.542 24.653.842.956 2.856.561.258 5,66% 11,59% 2004 47.653.975.090 24.013.430.317 5.142.063.309 10,79% 21,41% 2005 63.646.071.476 42.251.464.826 7.820.341.729 12,29% 18,51% 2006 137.035.726.510 118.681.386.403 11.520.437.195 8,41% 9,71% (Sumber data : Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung data yang diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai 2003 terjadi penurunan piutang. Kemudian untuk tahun selanjutnya, piutang tersebut mengalami kenaikan terus menerus yang artinya bahwa pihak PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha V Bandung memberikan kepercayaan kepada pihak lain untuk memberikan pinjaman yang dapat menimbulkan resiko tidak tertagihnya piutang pada tahun-tahun yang akan datang. Selain dapat melihat gambaran perubahan jumlah piutang, tabel di atas juga dapat memberikan gambaran berapa persen total piutang usaha bila dibandingkan dengan total aktiva ataupun dengan total aktiva lancar. Dimana jika dilihat dalam table 1.3 di atas, prosentase perbandingan tersebut mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh di atas menunjukan adanya suatu masalah yang terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha V Bandung. Masalah tersebut mencakup masalah penurunan ROI, yaitu kesenjangan antara ROI yang diharapkan dengan ROI yang telah terjadi.

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan ROI tersebut. Faktor yang dianggap dominan mempengaruhi ROI adalah jumlah aktiva yang didalamnya mencakup piutang. Permasalahan sebagaimana diuraikan di atas sangatlah penting untuk ditelusuri lebih jauh melalui suatu penelitian yang sistematis. Sebab jika tidak ditelusuri lebih jauh permasalahan tersebut akan berkembang ke arah yang semakin besar. Lebih luas lagi jika permasalahan tersebut tidak diselesaikan maka dapat diartikan dari tahun-ke tahun PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha V Bandung hanya akan menghasilkan ROI yang semakin kecil. Padahal di era global seperti sekarang ini Rate of Return on Investment (ROI) yang menggambarkan kinerja perusahaan sangat berarti bagi kemajuan perusahaan. Piutang merupakan bagian dari aktiva lancar yang dilunasi oleh debitur dalam jangka waktu tertentu yang timbul dari adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Oleh karena itu piutang mempengaruhi besarnya total aktiva yang terdapat dalam perusahaan. Piutang yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari berbagai macam piutang yaitu piutang pendapatan, piutang layanan giro pos dan tabungan, piutang penyetoran billing, piutang benda konsinyasi dan piutang pegawai. Berdasarkan data yang dihasilkan dalam tabel perubahan jumlah piutang, dapat dilihat bahwa sampai akhir tahun penelitian bahwa jumlah piutang yang terdapat pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha V Bandung yang semakin besar jumlahnya. Hal ini menjadikan piutang sebagai komponen yang harus lebih diperhatikan oleh pihak perusahaan dalam mencapai kemajuan perusahaannya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dalam total aktiva lancar perusahaan. Hal tersebut berarti sebagian besar aktiva yang akan digunakan sebagai modal kerja dalam

perusahaan yang tertanam dalam piutang. Oleh karena itu kecepatan piutang untuk dapat ditagih kembali sangatlah penting, dimana hal itu dapat ditunjukkan dengan perputaran piutang. Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap Rate of Return on Investment (ROI), dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung yang akan dirumuskan dalam judul Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Rate of Return on Investment (ROI) pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung Periode 2000-2006. 1.2 Rumusan Masalah Piutang dalam suatu perusahaan memiliki bagian yang penting dalam mempengaruhi besarnya total aktiva. Dimana besarnya aktiva lancar dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, besarnya jumlah kas yang ada di dalam perusahaan ataupun di bank, jumlah piutang baik piutang usaha ataupun piutang lancar dan jumlah persediaan yang terdapat dalam perusahaan dagang. Piutang sendiri dapat diidentifikasi pengaruhnya terhadap total aktiva dan kemajuan perusahaan dengan cara memperhitungkan bagaimana perputaran piutang dalam suatu perusahaan tersebut. Perputaran piutang berdasarkan pemikiran di atas sangatlah penting karena dengan mengetahui perputaran piutang dalam suatu perusahaan maka dapat diketahui pengukuran rasio keuangan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini kita dapat mengetahui bagaimana Rate of Return on Investment (ROI) yang terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung.

Rate of Return on Investment (ROI) dalam laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting pula yakni sebagai analisa bagi laporan keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya Rate of Return on Investment (ROI) yaitu : 1. Profit Margin yang merupakan perbandingan antara besarnya keuntungan yang dihasilkan dari operasi perusahaan dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan dalam bentuk prosentase 2. Assets Turn Over yang merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan yang dihasilkan dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk operasi tersebut. Perputaran aktiva tersebut terdiri dari beberapa jenis perputaran diantaranya : perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran modal kerja dan perputaran aktiva tetap. Dilihat dari faktor yang mempengaruhi perputaran aktiva di atas, bahwa perputaran piutang merupakan salah satu bagian yang mempengaruhi perputaran aktiva sehingga mempengaruhi besarnya Rate of Return on Investment (ROI), maka penyusun memberikan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perputaran piutang pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung 2. Bagaimana Rate of Return on Investment (ROI) pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung 3. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap Rate of Return on Investment (ROI) pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap Rate of Return on Investment (ROI) dalam suatu perusahaan. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh penulis antara lain : 1. Mengetahui perputaran piutang pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung 2. Mengetahui Rate of Return on Investment (ROI) pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung 3. Mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap Rate of Return on Investment (ROI) pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dapat dibagi menjadi dua kegunaan yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis. 1.4.1 Teoritis Secara Teoritis, kegunaan penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Bagi penulis, memberikan masukan dan pengetahuan mengenai perputaran piutang dan Rate of Return on Investment (ROI) yang dicapai oleh PT.POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung serta mengetahui bagaimana pengaruhnya.

2. Bagi pengembangan bidang keilmuan akuntansi diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai perputaran piutang dan Rate of Return on Investment (ROI) yang dicapai oleh PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung serta mengetahui bagaimana pengaruhnya. 1.4.2 Praktis Seperti halnya kegunaan penelitian secara teoritis maka, kegunaan penelitian secara praktis juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Bagi perusahaan sebagai objek yang diteliti, memberikan informasi mengenai perputaran piutang dan Rate of Return on Investment (ROI) PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Usaha Pos V Bandung yang dicapai sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan bagi perusahaan. 2. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan menambah referensi dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan perputaran piutang dan pengaruhnya terhadap Rate of Return on Investment (ROI). 1.5 Kerangka Pemikiran Perputaran piutang merupakan rasio untuk mengukur efektifitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola perusahaan. Adapun untuk mengetahui perputaran piutang tersebut dengan membagi penjualan kredit atau total penjualan dengan rata-rata piutang. Seperti yang terdapat dalam rumus di bawah ini : Receivable Turn Over = Sales on Credit X 1time Average Receivable

Namun, menurut Van Honre (1992: 729) When credit sales figure for a periode are not receivable we must resort to using total sales figures. Dari pendapat Van Honre tersebut mengandung pengertian bahwa apabila dalam suatu perusahaan tidak terdapat data penjualan kredit, maka dapat digunakan data total penjualan. Dikarenakan dalam penelitian ini tidak terdapat data penjualan secara kredit, maka perhitungan perputaran piutang yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara perhitungan yang dikemukakan oleh Van Honre (1992:729) yaitu : Receivable Turn Over = Total Sales Average Receivable Piutang sendiri menurut Smith dan Skousen dalam Nugroho Widjajanto (1989: 238-239) bahwa dalam arti luas piutang adalah hak terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Secara sempit piutang merupakan hak-hak yang diharapkan dapat terpenuhi dengan penerimaan kas. Piutang sebagaimana yang diungkapkan oleh Smith dan Skousen dalam Nugroho Widjayanto (1998:238) Bagi kebanyakan perusahaan piutang merupakan pos penting yang menunjukkan suatu bagian besar harta lancar perusahaan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aktiva perusahaan digunakan sebagai modal kerja oleh perusahaan ditanamkan dalam piutang. Oleh karena itu, kecepatan piutang untuk dapat ditagih sangatlah penting. Kecepatan piutang dapat ditagih ini ditunjukkan dengan perputarannya (Turn Over Receivable). Perputaran piutang dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah penjualan dan rata-rata piutang. Dimana, jika penjualan mengalami kenaikan maka perputaran piutang juga akan mengalami kenaikan. Ketika penjualan tersebut mengalami kenaikan, maka jumlah laba yang dihasilkan

juga akan naik. Jumlah laba tersebut akan masuk ke dalam bentuk aktiva yang akan digunakan untuk operasional perusahaan. Begitu juga dengan rata-rata piutang, dimana jika rata-rata piutang mengalami kenaikan, maka jumlah aktiva dalam hal ini adalah aktiva lancar juga akan naik, dengan syarat, penjualan pada perusahaan tersebut juga mengalami kenaikan. Dengan kedua unsur tersebut, maka perputaran piutang dapat diketahui kecepatannya. Semakin cepat piutang dapat ditagih, maka semakin cepat pula piutang tersebut berubah menjadi aktiva lancar perusahaan dalam bentuk kas. Piutang dalam hal ini merupakan bagian dari aktiva lancar. Sehingga, cepat atau tidaknya jumlah piutang yang dapat ditagih mempengaruhi besarnya aktiva lancar yang dapat digunakan dalam membiayai aktivitas perusahaan Perputaran piutang yang merupakan kecepatan piutang untuk dapat ditagih menunjukkan bagaimana perusahaan dapat dengan efektif mengelola piutang yang ditanamkan. Dengan pengelolaan yang baik, maka perusahaan dapat menjadikan kembali piutang menjadi sejumlah aktiva yang nantinya digunakan untuk operasional perusahaan. Jumlah aktiva akan mempengaruhi besarnya perputaran aktiva. Dimana, perputaran aktiva merupakan kecepatan berputarannya operasi asset dalam suatu periode tertentu dengan melihat perbandingan antara total penjualan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan. Dengan sejumlah aktiva yang ditanamkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut, maka dapat mempengaruhi jumlah penjualan yang dihasilkan dalam periode tersebut. Seperti yang telah dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:37) yang menyatakan bahwa perputaran aktiva merupakan kecepatan berputarannya operasi asset dalam suatu periode tertentu

dengan melihat perbandingan antara total penjualan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan. Assets Turn Over = Dilihat dari pengertian di atas, maka semakin besar total aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan, maka penjualan pun akan naik. Sehingga dapat diketahui bagaimana kecepatan berputarannya aktiva dalam suatu periode tertentu dengan membandingkan jumlah aktiva dan jumlah penjualan yang dihasilkan dari penggunaan aktiva tersebut. Sama halnya dengan perputaran piutang, perputaran aktiva juga dipengaruhi oleh total penjualan. Total penjualan tersebut berpengaruh pada besarnya pencapaian laba perusahaan. Semakin besar penjualan, maka laba yang dihasilkan juga akan besar. Laba dalam hal ini merupakan laba operasional yang dikategorikan pada laba kotor. Laba kotor yang dihasilkan kemudian dikurangi dengan beberapa unsur pengurangnya sehingga laba kotor tersebut berubah menjadi laba bersih. Jumlah laba bersih tersebut kemudian dapat dibandingkan dengan jumlah penjualan yang terjadi. Sehingga menghasilkan suatu rasio yang disebut dengan Profit Margin. Berikut ini merupakan cara perhitungan dari Profit Margin : Profit Margin = Total Sales Total Assets X 1time Laba Bersih Penjualan Bersih Dari perhitungan di atas, bisa diketahui jika laba bersih yang dihasilkan naik, maka profit margin juga akan naik. Begitu juga jika penjualan bersih naik, maka profit margin juga akan naik dengan syarat, laba bersih juga mengalami kenaikan. Dengan demikian kedua unsur pembentuk profit margin tersebut, saling mempengaruhi dalam pencapaian profit margin.

Dengan mengetahui besarnya profit margin, maka dapat diketahui pula besarnya ROI. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah profit margin yang didapat dari perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih dengan operating assets turn over yang didapat dari perbandingan antara penjualan bersih dengan jumlah aktiva. Jika dalam hal ini profit margin mengalami kenaikan dan operating assets turn over juga mengalami kenaikan, maka ROI yang dicapai juga akan besar. Begitu juga profit margin dan operating assets turn over mengalami penurunan, maka ROI yng dicapai pun akan kecil. Hal ini dikarenakan oleh adanya unsur yang sama dalam pembentukan ROI yakni jumlah penjualan yang ada dalam perhitungan Profit Margin dan Operating Assets Turn Over. Jumlah penjualan tersebut berpengaruh sekali dalam pencapaian laba perusahaan.. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, memperoleh laba merupakan tujuan utama bagi perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tersebut dapat diidentifikasi dari Rate of Return on Investment (ROI) yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Rate of Return on Investment (ROI) adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. (S Munawir 2004:89) Terdapat dua cara yang bisa digunakan dalam mengukur Rate of Return on Investment (ROI) yaitu seperti yang diungkapkan di bawah ini: 1. Menurut S Munawir (1995:89) besarnya ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini: ROI = Operating assets turn over X Profit Margin

2. Bambang Riyanto (1994:260) juga menyatakan bahwa ROI adalah gambaran kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Semakin tinggi ROI yang dicapai oleh suatu perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut semakin baik keadaannya dan semakin kuat perusahaan tersebut melangsungkan hidupnya. Adapun untuk mengetahui besarnya ROI yaitu dengan membagi keuntungan netto dengan jumlah aktivanya seperti yang dirumuskan pada perhitungan di bawah ini: EAT ROI = X100% ΣAktiva Keterangan : ROI : Rate of Return on Investment EAT : Earning After Tax (Bambang Riyanto, 1994 : 260) Setelah diketahui laba bersih, maka laba bersih tersebut dikurangi dengan pajak yang jumlahnya proporsional dari jumlah laba bersih yang dicapai. Laba setelah dikurangi pajak tersebut dinamakan EAT (Earning After Tax). Earning after tax (EAT) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya Rate of Return on investment (ROI). Selain dipengaruhi oleh jumlah EAT, besarnya ROI juga dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan. Semakin besar EAT yang diterima, maka ROI yang diterima juga akan besar. Begitu juga jika jumlah aktiva semakin besar, maka ROI juga akan semakin besar, dengan syarat EAT juga besar. Jika diketahui jumlah aktiva besar namun EAT kecil, maka besar ROI yang dicapai juga akan kecil. Hal ini disebabkan oleh jumlah aktiva sebagai pembagi EAT lebih besar jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah EAT yang dihasilkan.

Berdasarkan pengukuran di atas dapat diketahui bahwa keuntungan bersih dan jumlah aktiva dapat mempengaruhi besarnya ROI. Aktiva tersebut digunakan sebagai modal kerja dalam perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Dengan tersedianya aktiva yang cukup dapat memudahkan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaannya secara lancar. Keadaan seperti ini dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan laba secara optimal dan mencapai ROI nya. Semakin tinggi ROI yang dicapai oleh suatu perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut semakin baik keadaannya dan semakin kuat perusahaan tersebut melangsungkan hidupnya. Dengan diketahui besarnya profit margin, operating asset turn over, EAT dan jumlah aktiva, maka perusahan dapat mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan. Dari kedua cara pengukuran ROI yang telah diungkapkan di atas, maka penggunaan ROI yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengukuran ROI yang diungkapkan oleh Bambang Riyanto yang membandingkan antara EAT dengan jumlah Aktiva. Adanya pengaruh antara perputaran piutang dengan ROI di atas didukung oleh adanya penelitian terdahulu oleh Yuni Kusufiati (2006) yang berjudul Hubungan Perputaran Piutang dengan Rate of Return on Investment pada PT. INTI (Persero) Bandung. Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang informasi dan telekomunikasi (Infokom). Penelitian ini mempunyai tujuan untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara perputaran piutang dengan ROI. Perputaran piutang yang tinggi akan mendukung perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya secara lancar sehingga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengoptimalkan laba dan ROI yang dicapainya. Sedangkan perputaran piutang yang rendah

akan menghambat perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga kesempatan perusahaan untuk mengoptimalkan laba menjadi kecil dan ROI yang dicapainya akan rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila perputaran piutang tinggi akan berdampak pada meningkatnya ROI, sedangkan apabila perputaran piutang rendah berdampak pada menurunnya ROI yang dicapai. Untuk lebih singkatnya, uraian di atas dapat digambarkan dalam Paradigma Penelitian berikut ini: Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Perputaran Piutang Perputaran Aktiva Aktiva Rata-rata Piutang Total Penjualan Aktiva Lancar Investasi Beban Operasi Laba Operasi Laba Non Operasi Laba Kotor Laba Bersih ROI Pajak EAT 1.6 Asumsi Asumsi disebut juga dengan anggapan dasar dimana menurut Suharsimi Arikunto (2002:58) Asumsi digunakan agar ada dasar berpijak yang kuat bagi masalah yang diteliti, untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian dan untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.

Penulis menentukan asumsi berdasarkan uraian diatas, yaitu : 1. Sistem pencatatan akuntansi pada perusahaan tetap dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan 2. Kegiatan perusahaan selama tahun penelitian dianggap konstan 3. Faktor lain yang turut mempengaruhi ROI dianggap tidak terlalu mempengaruhi dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah besarnya investasi, laba non operasional dan pajak. 4. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak pernah nol 1.7 Hipotesis Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (1997:64) merupakan Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat pengaruh positif antara perputaran piutang terhadap Rate of Return on Invesment (ROI).