Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PEDESTRIAN PADA PUSAT PERTOKOAN DI BANDAR LAMPUNG

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PEDESTRIAN PADA PUSAT PERTOKOAN DI BANDAR LAMPUNG

STUDI EVALUASI KINERJA TROTOAR DI JALAN PASAR BESAR KOTA MALANG TUGAS AKHIR. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

BAB II KERANGKA TEORITIS. NO.: 011/T/Bt/1995 Jalur Pejalan Kaki yang terdiri dari :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAU PUSTAKA

Agus Surandono 1,a*, Amri Faizal 2,b

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

ANALISA KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN. (Studi Kasus: Jalan Zainul Arifin Kota Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perhubungan Darat : SK.43/AJ 007/DRJD/97).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dijadikan sebagai data sekunder. Setelah pengumpulan literatur kemudian

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB III LANDASAN TEORI

PEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

Evaluasi Kondisi dan Pemanfaatan Trotoar Pada Jalan Ir. H. Juanda-Bandung

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

EVALUASI KINERJA DAN PERENCANAAN PERBAIKAN FASILITAS PEJALAN KAKI DI JALAN MERDEKA KOTA BANDUNG

ANALISIS PARKIR PADA BADAN JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

OPTIMALISASI PENATAAN FASILITAS PEJALAN KAKI DENGAN EFISIENSI PERGERAKAN BERDASARKAN PADA KARAKTERISTIK PEDESTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Proposal disetujui. Persiapan materi penelitian: Cek persiapan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGJAKARTA

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

SURVEY TC (Traffic Counting) PEJALAN KAKI

STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan.

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada kondisi asli atau eksisting dilapangan : rerata = 28 km/jam termasuk tingkat pelayanan D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

Studi Pemilihan Jenis dan Sebaran Fasilitas Penyeberangan di Koridor Urip Sumiharjo Kota Makassar

ANALISIS KARAKTERISTIK PEJALAN KAKI DI PELATARAN STASIUN DEPOK BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia yaitu

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISA KARAKTERISTIK ARUS PEDESTRIAN DI KOTA MANADO SEGMEN DEPAN IT CENTRE DEPAN BANK MEGA KAWASAN MEGAMAS

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KAJIAN JUMLAH ARMADA DAN JAM OPERASI ARMADA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN DAMRI -STUDI KASUS PADA JURUSAN KORPRI TANJUNG KARANG, BADAR LAMPUNG.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. memberikan pelayanan yang optimal bagi pejalan kaki.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

STUDI TINGKAT PELAYANAN SELASAR PEJALAN KAKI PADA PASAR UJUNG MURUNG DI BANJARMASIN

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISA KEBUTUHAN DAN PEMANFAATAN TROTOAR DI PUSAT PERTOKOAN (study Kasus Jl. Raden Intan, Jl. Katamso, Jl. Kotaraja dan Jl. Kartini Tanjung Karang, Bandar Lampung ) Tedy Murtejo Staff Pengajar Teknik Sipil,Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro no. 1.Bandar Lampung surattedy@yahoo.co.id ABSTRAK Keberadaan trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki pada kenyataannya telah dimanfaatkan oleh pihak lain, untuk mendapatkan keuntungan dan kepentingannya semata tanpa memperhatikan fungsi dasar trotoar itu sendiri, hal ini terjadi di sekitar pusat pertokoan Tanjung Karang, Bandar Lampung, sehingga pejalan kaki terpaksa menggunakan badan jalan bila melintas di daerah tersebut, yang mengakibatkan meningkatnya hambatan samping dan resiko kecelakaan pada ruas jalan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan kajian guna mengetahui kebutuhan akan trotoar dan pemanfaatannya, serta tingkat pelayanan dari fasilitas pejalan kaki di sekitar pusat pertokoan Tanjung Karang, Bandar Lampung. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer yang didapat dengan melakukan survei pada titik pengamatan yang telah ditentukan dilapangan. Dari penelitian ini didapat bahwa volume pejalan kaki terbesar terjadi pada hari minggu sebesar 10.943 pedestrian, sedangkan pada hari kerja volume pejalan kaki di empat ruas jalan yang disurvei, menunjukan penurunan hingga 14%. Kecepatan rata-rata pejalan kaki pria lebih cepat dari wanita dengan nilai kecepatan rata-rata pria berjalan di trotoar yaitu 49,1 m/menit, dan wanita 47,4 m/menit. Lebar efektif trotoar yang terbesar adalah 1,5 m pada ruas jalan Kotaraja dan terkecil adalah 0,6m pada ruas jalan Kartini, yang dipengaruhi oleh besarnya halangan yang ada di trotoar, sedangkan lebar efektif trotoar yang diperlukan untuk melayani pejalan kaki adalah 1.9 m. sehingga tingkat pelayanannya menjadi buruk, yang menunjukkan bahwa trotoar yang ada, tidak dapat memenuhi kebutuhan pejalan kaki sebagaimana fungsinya. Kata kunci : pemanfaatan trotoar, pejalan kaki, tingkat pelayanan 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pejalan kaki merupakan salah satu elemen yang sering kita temui di daerah pusat pertokoan, karena hampir seluruh kegiatan yang ada di tempat tersebut dilakukan dengan berjalan kaki. Oleh karena itu kebutuhan pejalan kaki terutama di pusat-pusat pertokoan harus mendapat perhatian yang lebih. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki yang memadai di sekitar pusat pertokoan. Karena fasilitas tersebut sangat menentukan kelancaran pergerakan dari pejalan kaki. Kelancaran pergerakan dapat diketahui dengan melihat tingkat pelayanan dari masingmasing fasilitas pejalan kaki yang ada di sekitar daerah tersebut. Dalam penelitian ini pusat pertokoan yang akan diteliti adalah daerah pertokoan Tanjung Karang, hal tersebut di dasarkan atas pertimbangan bahwa daerah itu selain merupakan daerah pertokoan tapi daerahnya juga berdekatan dengan terminal Tanjung Karang. Karena itu fasilitas pejalan kaki yang memadai di daerah tersebut sangat dibutuhkan karena konflik pejalan kaki di daerah tersebut bukan hanya disebabkan oleh pejalan kaki yang menuju atau meninggalkan toko tapi juga pejalan kaki yang akan bepergian melewati terminal Tanjung Karang. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui volume dari pejalan kaki. 2. Mengetahui kecepatan pejalan kaki dimasing-masing ruas jalan yang berada di sekitar pusat pertokoan. 3. Mengetahui tingkat pelayanan dari trotoar yang ada di pusat pertokoan Tanjung karang Bandar Lampung. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 171

Tedy Murtejo Batasan Masalah Analisa ini dibatasi pada permasalahan pejalan kaki di jalan sekitar pusat pertokoan yaitu Jl. Raden Intan, Jl. Katamso, Jl. Kotaraja dan Jl. Kartini Tanjung Karang, Bandar Lampung. Objek yang akan dianalisa antara lain : 1. Volume pejalan kaki 2. Fasilitas pejalan kaki khususnya trotoar yang berada di sekitar pusat pertokoan 3. Tidak membahas pejalan kaki penyandang cacat 4. Metode perhitungan Tingkat pelayanan menggunakan metode HCM 2. PENGERTIAN TROTOAR Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.65 tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bab I pasal 1 ayat 7: Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK.43/AJ 007/DRJD/97 tentang Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota: Trotoar adalah bagian dari Daerah Manfaat Jalan yang khusus disediakan bagi pejalan kaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Trotoar adalah jalan yang ketinggian di tepi jalan besar, tempat-tempat orang berjalan kaki. Persyaratan teknis trotoar berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang perekayasaan fasilitas pejalan kaki di wilayah kota meliputi: Penyediaan Trotoar Pada prinsipnya trotoar disediakan pada dua sisi jalan. Untuk jalan lokal di daerah pemukiman yang memiliki Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) lebih dari 8 m, sekurang-kurangnya disediakan pada satu sisi jalan. Lebar Trotoar Penetapan lebar trotoar sesuai dengan tata guna lahan di sekitarnya, seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Lebar Trotoar Yang Dibutuhkan Sesuai Dengan Penggunaan Lahan Sekitarnya. Penggunaan Lahan Sekitarnya Lebar Minimum (m) Lebar yang dianjurkan (m) Pemukiman 1,50 2,75 Perkantoran 2,00 3,00 Industri 2,00 3,00 Sekolah 2,00 3,00 Terminal/Stop Bis 2,00 3,00 Pertokoan/Perbelanjaan 2,00 4,00 Jembatan, Terowongan 1,00 1,00 Sumber: Balai Diklat Ahli LLAJR Lebar Efektif Trotoar Lebar efektif trotoar adalah lebar yang dibutuhkan oleh pejalan kaki agar dapat berjalan dengan nyaman yang didapat dengan membagi volume pejalan kaki dengan angka pembagi kemudian ditambah dengan lebar tambahan menurut penggunaan lahan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Trotoar No. 007/T/BNKT/1990. Lebar efektif trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: V W 2 = + N ( 1 ) 35 Keterangan: W 2 V N = lebar efektif trotoar bagi pejalan kaki (meter) = volume pejalan kaki rencana per dua arah (ped/meter/menit) = lebar tambahan (meter) Untuk besarnya nilai N dapat dilihat pada Tabel 2 I - 172 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisa Kebutuhan Dan Pemanfaatan Trotoar Di Pusat Pertokoan (Study Kasus Jl. Raden Intan, Jl. Katamso, Jl. Kotaraja Dan Jl. Kartini Tanjung Karang, Bandar Lampung ) Tabel 2. Lebar Tambahan. N (meter) Keadaan 1,5 Jalan di daerah pasar 1,0 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar 0,6 Jalan di daerah lain Sumber : Balai DIKLAT AHLI LLAJR, DIPLOMA III Semester 5. Tahun1989 B, 1997 Tinggi Trotoar Tinggi trotoar maksimum 25 cm, dianjurkan 15 cm, dan pada penyebrangan pejalan kaki di persimpangan, jalan masuk dengan atau tanpa jalan fasilitas diberi pelandaian. Halangan Pada Trotoar Dalam hal ini yang dimaksudkan halangan pada trotoar adalah sesuatu yang mengurangi lebar trotoar sehingga mengganggu kenyamanan pengguna trotoar untuk melakukan aktifitasnya yaitu berjalan kaki. Halangan-halangan yang terjadi berupa: PKL yang menggelar dagangannya di trotoar Kendaraan yang parkir di trotoar. Aliran pejalan kaki Menurut Lulie (1995), parameter dasar sirkulasi pejalan kaki dinyatakan dalam aliran,kecepatan dan kepadatan. Hubungan aliran, kecepatan dan kepadatan pejalan kaki didasarkan pada kecepatan bebas 52 meter/menit dan kebutuhan ruang minimal 0.207 m 2 /orang, dengan hasil akhir sebagai berikut : Kecepatan dan kepadatan V= 52 10.8d ( 2 ) Aliran dan kepadatan F = 52 10.8d 2 ( 3 ) Aliran dan kecepatan F = (52V V 2 )/10.8 ( 4 ) Dengan : V = Kecepatan pejalan kaki (meter/menit ) F = Aliran pejalan kaki (orang/meter/menit) d = Kepadatan pejalan kaki (orang/m 2 ) Menurut Sussman,et,al.(1994), perhitungan fasilitas pejalan kaki terkait dengan tingkat pelayanan yang terjadi. Tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki meliputi beberapa kategori A,B,C,D,E dan F yang semuanya terkait dengan kapasitas dan volume, hal ini dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki Service of Level Space sq.ft/ped Av.speed ft/min Flow rate ped/min/ft Vol/Cap. Ratio A 130 260 2 0.08 B 40 250 7 0.28 C 24 240 10 0.40 D 15 25 15 0.60 E 6 150 25 1.00 F < 6 < 150 variable Variable Sumber : Highway Capacity Manual, 1985 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 173

Tedy Murtejo 3. METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan di jalan jalan pusat pertokoan Tanjung Karang, Bandar Lampung, khususnya trotoar keempat jalan tersebut yaitu di Jl. kartini (di depan Toko Rasa Baru), di Jl. R. Intan (depan toko Aneka ), di Jl. Kotaraja (di depan Gedung Gereja), dan di Jl. Katamso (depan toko Mugen ) nurlaela (2006), Ralianto A (2006), yang membagi obyek penelitian atas karakteristik pejalan kaki, karakteristik fisik fasilitas pejalan kaki, luas pertokoan dan karakteristik pemanfaatan trotoar oleh pedagang kaki lima, jembatan penyeberangan dan zebra crossing serta moda angkutan dan kendaraan parkir di Jl. Kartini dan Jl. R. Intan. Pusat pertokoan Tanjung Karang Bandar Lampung. Survei dilakukan pada tanggal 28 29 Agustus 2005 4 3 5 2 6 1 7 Gambar 1. Lokasi Penelitian Untuk pengambilan survei trotoar pada masing-masing ruas jalan yang diteliti terdiri atas : Ruas jalan Kartini dibagi 3 segmen yaitu dimulai dari depan Toko Rasa Baru, jembatan penyeberangan dan zebra cross. Ruas jalan Kota Raja hanya 1 segmen yaitu 10m dari simpang tiga lengan antara Jalan Raden Intan dengan Jalan Kota Raja. Ruas Jalan Katamso hanya 1 segmen yaitu tepat di depan Toko Mugen yang berjarak 10 m dari perempatan antara Jalan Jendral Suprapto dengan Jalan Katamso Ruas Jalan Raden Intan dibagi 2 segmen yaitu depan Toko Ramayana dan depan simpang tiga Jalan Tanjung Pinang. I - 174 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisa Kebutuhan Dan Pemanfaatan Trotoar Di Pusat Pertokoan (Study Kasus Jl. Raden Intan, Jl. Katamso, Jl. Kotaraja Dan Jl. Kartini Tanjung Karang, Bandar Lampung ) Survei pendahuluan dilakukan pada tanggal 16 22 Agustus 2005. Survei ini menghasilkan pengenalan situasi dan kondisi pusat pertokoan, karakteristik pejalan kaki, fasilitas pejalan kaki, karakteristik kendaraan dan kendaraan parkir. Hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa aliran pejalan kaki terbesar terjadi pada jam - jam sibuk, yaitu jam 10.00-12.00, jam 13.00-14.00 serta jam 19.30-20.30 WIB. Banyak pegawai negeri, pegawai swasta, ibu rumah tangga belanja di pusat pertokoan, setelah mereka menjemput anak sekolah pada jam 10.00-12.00. Banyak pemuda-pemudi, orang tua dan keluarga belanja/rekreasi sampai pada jam 19.30 20.30 pada hari minggu Survei lapangan adalah pelaksanaan survei yang sebenarnya. Survei dilaksanakan sesuai dengan rencana dan revisi berdasarkan survei pendahuluan. Aliran pejalan kaki dan aliran kendaraan dicacah setiap segmen penelitian. Surveyor dipilihkan tempat yang tepat tanpa mengganggu kelancaran sirkulasi pejalan kaki. Pendataan kecepatan ditelusuri dengan mengukur lama pejalan kaki atau kendaraan yang melintas jarak tertentu. Pejalan kaki atau kendaraan yang tidak mampu melewati jarak tertentu tersebut karena masuk kedalam toko atau parkir dianggap sampel yang gagal. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Aliran Pedestrian Data aliran pedestrian ( pejalan kaki ) diperoleh dengan mencatat di formulir isian satu persatu pejalan kaki yang melewati daerah observasi, juga waktu tempuh masing-masing pejalan kaki yang melewati titik survei ataupun garis acu satu kegaris acu berikutnya. Maka untuk titik-titik tersebut jumlah sampel dihitung ulang disesuaikan dengan jumlah aliran pedestrian yang ada, data aliran pedestrian dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4. Aliran Pedestrian Aliran Pedestrian Pada Trotoar Trotoar Trotoar Trotoar Trotoar Jl.Kartini Jl. Kotaraja Jl. R. Intan Jl. Katamso Minggu Senin Minggu Senin Minggu Senin Minggu Senin Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita 1942 3326 1514 2891 315 306 294 124 2859 1568 2598 1383 374 253 380 259 5268 4405 621 418 4427 3981 627 639 Kecepatan Pejalan Kaki Total Aliran (Minggu) = 10943 Total Aliran (Senin) = 9443 Hasil perhitungan kecepatan pejalan kaki yang didapat dari hasil survei waktu tempuh yang disurvei selama 2 hari yaitu hari Minggu dan hari Senin, yang dilakukan pada tujuh titik lokasi survei hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut : Titik Lokasi Survei Trotoar Jl. Kartini Trotoar Jl. K.raja Trotoar Jl. R. Intan Trotoar Jl.Katamso Tabel 5. Kecepatan Pedestrian Pada Hari Minggu 28-08-05 Dewasa Pria Tua Anak-anak Pejalan Kaki Dewasa Wanita Tua Anak-anak Kecepatan rata-rata 47,911 47,362 49,103 47,152 45,028 47,844 47,400 57,133 53,958 56,651 56,056 50,134 51,519 54,242 60,159 59,701 60,855 58,485 54,953 60,65 58,831 54,002 51,509 54,23 54,848 54,266 55,264 53,978 Kecepatan rata-rata 54.395 52.323 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 175

Tedy Murtejo Titik Lokasi Survei Trotoar Jl. Kartini Trotoar Jl. Kotaraja Trotoar Jl. R. Intan Trotoar Jl.Katamso Tabel 6. Kecepatan Pedestrian Pada Hari Senin 29-08-05 Dewasa Pria Tua Anak-anak Pejalan Kaki Dewasa Wanita Tua Anak-anak Kecepatan rata-rata 49,095 50,163 50,495 49,640 49,387 48,453 49,539 65,741 60,267 57,189 54,025 49,247 51,612 56,347 65,509 59,67 59,557 59,429 54,203 58,635 59,467 54,288 51,737 54,689 55,954 54,465 55,247 54,397 Kecepatan rata-rata 56.248 53.358 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan rata-rata antara pejalan kaki pria dan wanita, pejalan kaki pria memiliki kecepatan lebih tinggi antara 1-5 m/menit. Selain itu perbedaan kecepatan juga terjadi untuk masingmasing usia baik dengan jenis kelamin yang sama ataupun berbeda. Kepadatan Pejalan Kaki yang Menggunakan Trotoar Lebar Efektif Trotoar Pada tabel 7. dapat dilihat bahwa lebar efektif trotoar yang tersedia di Jl. Kartini hanya 0,8 m dan masih belum mampu melayani arus pejalan kaki, karena lebar efektif yang diperlukan untuk mampu menampung semua pejalan kaki adalah 2.0 m. Hasil tersebut didapat dari rumus untuk lebar trotoar yang bebas dari halangan : Trotoar Tabel 7. Lebar Efektif Trotoar Gangguan Lebar Efektif (We) samping dibutuhkan (m) Tersedia (m) (m) Jenis Gangguan Samping Jl. Kartini 2.0 0.8 0.7 PKL Jl. R. Intan 2.0 1 0.5 PKL Jl. Katamso 1.6 1 0.5 PKL Jl. Kotaraja 1.6 1.2 0.5 PKL Tingkat Pelayanan Fasilitas Trotoar Tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki yang ada dapat ditentukan oleh analisis data pejalan kaki. Penentuan tingkat pelayanan yang tepat sangat berhubungan dengan fungsi dari setiap jenis fasilitas, kondisi, dan karakteristik pejalan kaki yang ada. Hasil perhitungan tingkat pelayanan pejalan kaki selama 2 hari survei yaitu hari Minggu dan hari Senin yang di survei ditujuh titik yaitu trotoar Jl. Kartini, trotoar Jl. Kotaraja, trotoar Jl. R. Intan, dan trotoar Jl. Katamso, Jembatan Penyeberangan Jl. Kartini, Zebra Cross Jl. Kartini, dan Jembatan Penyeberangan Jl. R. Intan.Perhitungan tingkat pelayanan Trotoar dilakukan dengan menggunakan lebar trotoar tersedia (eksisting) dapat dilihat hasilnya pada tabel 8 Trotoar Tabel 8. Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki pada Trotoar LOS Berdasarkan Lebar Eksisting V/C LOS Minggu Senin Minggu Senin Jl. Kartini 0,253 0,210 C B Jl. R. Intan 0,142 0,128 B B Jl. Katamso 0,016 0,020 A A Jl. Kotaraja 0,022 0,022 A A I - 176 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Analisa Kebutuhan Dan Pemanfaatan Trotoar Di Pusat Pertokoan (Study Kasus Jl. Raden Intan, Jl. Katamso, Jl. Kotaraja Dan Jl. Kartini Tanjung Karang, Bandar Lampung ) Dari hasil survei secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pejalan kaki yang ada disekitar pusat pertokoan yang rata-rata datang kesana untuk berbelanja merasa kurang nyaman dengan semua fasilitas pejalan kaki yang ada khususnya trotoar. Untuk fasilitas trotoar, ada empat segmen yang rata-rata pejalan kakinya merasa sangat terganggu dengan banyaknya pedagang kaki lima yang ada disepanjang jalan dan mengurangi lebar efektif trotoar, meskipun secara teori tingkat pelayanan trotoar yang ada masih dalam tingkatan yang baik yaitu antara A sampai C, hal ini bisa disebabkan karena pada perhitungan kapasitas trotoar kecepatan pejalan kaki berpengaruh, banyak pejalan kaki yang berjalan tanpa mengunakan trotoar (khususnya di jalan Kartini) yang dianggap lama akibat adanya pedagang kaki lima, tetapi lebih memilih badan jalan maka pejalan kaki memiliki kecepatan yang lebih baik/cepat dibandingkan jika menggunakan trotoar. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada fasilitas pejalan kaki khususnya trotoar pada ruas jalan di sekitar pusat pertokoan Tanjung Karang, Bandar Lampung didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Volume pejalan kaki terbesar terjadi pada ruas Jalan Kartini sebesar 5268 pejalan kaki yang terjadi pada hari Minggu, sedangkan untuk volume pejalan kaki yang terendah terjadi pada ruas jalan Kotaraja juga pada hari Senin sebesar 418 pejalan kaki 2. Kecepatan pejalan kaki rata-rata antara pria dan wanita memiliki perbedaan dengan nilai pejalan kaki pria memiliki kecepatan lebih tinggi antara 2.89 m/menitdibandingkan wanita. Selain itu perbedaan kecepatan juga terjadi untuk masing-masing usia baik dengan jenis kelamin yang sama ataupun berbeda. 3. Nilai rasio V/C terbesar terjadi untuk trotoar pada ruas Jalan Kartini sebesar 0,253, dengan tingkat pelayanan C, terjadi pada hari Minggu sedangkan untuk tingkat Pelayanan A terjadi pada trotoar di ruas Jalan Katamso dan Jalan Kotaraja. 4. Semakin besar lebar halangan yang ada pada trotoar maka lebar trotoar yang tersedia akan semakin kecil sehingga pada saat trotoar tersebut dilalui volume pejalan kaki yang cukup besar mengakibatkan tingkat pelayanan trotoar yang buruk dan sebaliknya. Saran 1. Perlu adanya penertiban pedagang kaki lima dan pengemis pada fasilitas-fasilitas pejalan kaki, terutama di Jalan Kartini karena akibat adanya pedagang kaki lima dan pengemis mengurangi kenyamanan pada penggunaan fasilitas trotoar sehingga pejalan kaki enggan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut, dan memilih bahu jalan untuk perjalanannya. 2. Agar fasilitas pejalan kaki dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, perlu kesadaran dan kedisiplinan dari semua pihak. Baik dari pihak pembuat peraturan, pejalan kaki yang lewat, dan pedagang kaki lima yang merupakan masalah utama pada fasilitas trotoar. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 177

Tedy Murtejo 6. DAFTAR PUSTAKA. 1990. Spesifikasi Trotoar (SK SNI S-03-1990-F). Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.. 1996. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan. Jakarta.. 1997. Perkayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Jakarta.. 1989. Disain Perekayasaan Lalu Lintas Pejalan Kaki. Balai Diklat Ahli LLAJR. Jakarta. Hoobs, FD. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Munawar, Ahmad, 2004, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Beta Offset Press, Yogyakarta. Tamin, OZ, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi,,ITB Press, Bandung. Raliyanto, A. 2006. Analisa Pemanfaatan Trotoar Bagi Pejalan Kaki Di Ruas Jalan Kartini Tanjung Karang,,Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung, Bandar Lampung Sudianto, 1997, Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki di Pusat Pertokoan, Program Pasca Sarjana UGM Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Transportation Research Woard. 1985. Highway Capacity Manual Special Report 209. Washington DC. I - 178 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta