BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan. Makanan (BPOM) per 2013 menyatakan PJAS (Panganan Jajanan Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Sikap

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan.

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

berturut-turut sebesar 10,7 persen dan 7,7 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dan untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang

STREETFOOD CARDS SEBAGAI MEDIA MERUBAH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK USIA SEKOLAH DALAM MENGKONSUMSI JAJANAN DI SDN 1 WONOREJO RUNGKUT SURABAYA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015


Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Astawan, Made (2006). Kiat Menjaga Tubuh Tetap Sehat. Solo: Tiga Serangkai.

PENGARUH MOTIVASI PESAN DAN PENYAJIAN BUKLET TERHADAP PERSEPSI DAN PENGETAHUAN TENTANG JAJANAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN SEHAT NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MEDIA PENDIDIKAN GIZI NUTRITION CARD BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III ( Tiga ) Kesehatan Bidang Gizi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA SD NEGERI DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN UANG SAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP FREKUENSI KONSUMSI BAKSO TUSUK MENGANDUNG BORAKS DI SD N PANGGANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN YANG SEHAT DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). FAO mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber daya manusia yang memperhatikan beberapa faktor seperti faktor

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Program Studi Gizi.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

Journal of Health Education

MENGUBAH PERILAKU JAJAN SEMBARANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 2013 menyatakan PJAS (Panganan Jajanan Anak Sekolah) yang tidak sesuai dengan syarat mengalami peningkatan presentase dari 57,36% tahun 2009 menjadi 80,79% tahun 2013. Selain itu, profil proporsi angka kesakitan dan angka kematian pada kasus kejadian luar biasa keracunan pangan tahun 2013, Jawa Tengah mengalami paparan tertinggi yaitu 4.935 kasus, dengan korban dirawat 952 orang dan 1 orang meninggal (BPOM, 2014). Penyebab PJAS tidak memenuhi syarat diantaranya karena mengandung bahan berbahaya yang dilarang untuk makanan, tercemar logam berat lebih dari batas maksimal, kualitas mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat dan ditambahkan bahan tambahan pangan lebih dari batas yang diperbolehkan (BPOM, 2014). Contoh bahan tambahan tersebut misalnya formalin dan boraks (Khomsan, 2006). Makanan jajanan atau yang bisa disebut snack foods/street food adalah makanan dan minuman yang dijual oleh penjual dan penjaja terutama di jalan-jalan dan tempat umum lainnya (FAO dalam Fellows dan Hilmi, 2011). Jajanan bisa memiliki aspek positif untuk asupan energi antara waktu makan pagi dan makan siang. Tetapi, bisa berefek negatif jika dalam jajanan

2 ditambahkan Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara sembarangan karena berbahaya bagi kesehatan (Khomsan, 2006). Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat jajan yang tidak sehat, Siswa Sekolah Dasar perlu ditingkatkan pengetahuan dan sikapnya dalam memilih jajanan. Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang diperoleh individu setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Kemudian sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap objek atau stimulus (Notoatmodjo, 2007). Bloom dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa perilaku adalah faktor terbesar kedua yang berpengaruh bagi kesehatan setelah lingkungan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi pada faktor perilaku sangat strategis. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku adalah predisposing factors, termasuk didalamnya pengetahuan dan sikap (Green Lawrence (1980) dalam Kholid, 2012 dan Notoatmodjo, 2012). Untuk membina dan meningkatkan perilaku kesehatan, metode edukasi atau pendidikan kesehatan lebih tepat daripada metode koersi atau paksaan (Notoatmodjo, 2012). Karena pengembangan perilaku sehat adalah fungsi dari pengetahuan dan motivasi. Hal ini memerlukan waktu relatif lama, tetapi dapat bertahan lama pula (Khomsan, 2006). Promosi kesehatan dalam hal ini pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi pada faktor perilaku, untuk menggugah kesadaran, mempengaruhi, mengajak dan

3 meningkatkan pengetahuan masyarakat, agar melaksanakan gaya hidup sehat (Notoatmodjo, 2012). Setelah dilakukan studi pendahuluan pada 5 siswa di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta, diketahui bahwa 4 dari 5 siswa tersebut sering membeli jajanan di sekitar lingkungan sekolah. Siswa banyak membeli jajanan yang tersedia paling dekat keberadaannya, memilih yang menarik warna dan tampilannya, serta enak rasanya. Siswa tidak memperhatikan keamanan makanan seperti higienitas dan BTP yang mungkin ditambahkan maupun kandungan gizinya. Selain itu, Kepala Sekolah mengatakan bahwa belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan di SD tersebut, serta di sekitar sekolah banyak penjual makanan jajanan yang dikhawatirkan tidak memenuhi syarat kesehatan. Meskipun Kepala Sekolah mengatakan belum pernah terjadi kasus keracunan makanan pada siswa SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta, tetapi pendidikan kesehatan dibutuhkan untuk menghilangkan atau mengurangi faktor resiko masalah kesehatan. Sehingga peneliti ingin memberikan pendidikan kesehatan tentang jajanan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat setelah diberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat di Sekolah Dasar Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

4 B. Rumusan Masalah Pengetahuan dan sikap siswa SD Muhammadiyah dalam memilih jajanan sehat tergolong rendah, hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena siswa belum pernah memperoleh pendidikan kesehatan tentang jajanan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah: a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa dalam memilih jajanan sehat di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. b. Mengetahui tingkat sikap siswa dalam memilih jajanan sehat di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. c. Mengetahui apakah setelah diberikan pendidikan kesehatan, siswa menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap memilih jajanan sehat.

5 d. Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat antara siswa yang diberi pendidikan kesehatan dengan siswa yang tidak mendapat pendidikan kesehatan. e. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa : mengetahui tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. 2. Masyarakat : memberikan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. 3. Peneliti : sebagai aplikasi ilmu keperawatan yang didapat selama duduk di bangku kuliah. 4. Peneliti lain : sebagai bahan masukan atau bahan rujukan bagi yang ingin melakukan penelitian yang serupa. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat belum pernah dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Ningtyas, Indarto, dan Probowati (2012), melakukan penelitian tentang sikap murid dan penjual makanan tentang higiene dan sanitasi makanan

6 di SDN kelurahan Rongtengah kecamatan Sampang. Hasil penelitian menunjukan 71, 43% murid dan lebih dari 80% penjual telah menyadari akan pentingnya kebersihan dari peralatan penjual makanan terhadap kesehatan. Perbedaan penelitian ini terletak pada: metode penelitian (kualitatif-kuantitatif), pengambilan sampel ( proportional samplingpurposive random sampling) dan variabel penelitian. 2. Hamida, Zulaekah, dan Mutalazimah (2012), melakukan penelitian tentang penyuluhan gizi dengan media komik untuk meningkatkan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberi penyuluhan tentang keamanan makanan jajanan pengetahuan subyek sebagian besar tidak baik, sesudah diberi penyuluhan tentang keamanan makanan jajanan jumlah subyek yang berpengetahuan baik meningkat 11,4 %. Perbedaan penelitian ini terletak pada: variabel penelitian, tujuan penelitian (mengetahu i perbedaan-mengetahui pengaruh), media pendidikan kesehatan (komik leaflet) dan variabel penelitian. 3. Djamaludin, Simanjuntak, dan Rochimah (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi pesan dan cara penyajian buklet terhadap persepsi dan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang jajanan sehat di SDN Gunung Batu 2 Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi pesan dan penyajian buklet tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap persepsi dan pengetahuan siswa, tetapi

7 menunjukan indikasi bahwa kombinasi buklet dengan pesan positif dan disajikan tanpa penjelasan lebih mampu meningkatkan persepsi siswa, sebaliknya kombinasi buklet dengan pesan negatif dan disertai penjelasan lebih mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang jajanan sehat. Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian (kualitatif-kuantitatif), desain penelitian (eksperimental faktorial - pre experiment), dan variabel penelitian.