Uun Ulfa Pratiwi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Penerapan Metode Pembelajaran Question Student Have Untuk Mencapai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 8 Makassar

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KINALI

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Perserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

Automotive Science and Education Journal

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER ARTIKEL

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Keywords : Critical Thinking Skills, Learning Outcome, Empirical Inductive Learning Cycle, and Modified Free Discovery Inquiry.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 3 PEKANBARU

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PURWOREJO PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

Nurul Fahmi, Edi Hernawan, Diana Hernawati ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match

Unnes Journal of Mathematics Education

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH MODUL BERORIENTASI SIKLUS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

Transkripsi:

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 270 Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar Uun Ulfa Pratiwi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar ABSTRAK Penelitian ini adalah jenis penelitian Pra Eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 yang berjumlah 96 orang, dengan teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara simple random sampling sehingga terpilihlah kelas XI IPA.2 yang berjumlah 32 siswa sebagai sampel penelitian. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan dua teknik statistik, Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar fisika siswa pada Pretest adalah sebesar 7,19 dan skor rata-rata pada Post-test adalah sebesar 14,25. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa skor hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif mengalami peningkatan daripada skor rata-rata hasil belajar fisika siswa sebelum diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. Berdasarkan, hasil penelitian dari uji N Gain dengan menggunakan kriteria interpretasi gain yang dikemukakan oleh Haake maka terdapat tiga siswa dengan interpretasi gain tinggi, sepuluh siswa dengan interpretasi gain rendah dan Sembilan belas siswa dengan interpretasi gain sedang. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Pol-Ut kabupaten Takalar tahun ajaran 2013/2014 sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar. Kata kunci: Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif, Hasil Belajar. ABSTRACT This study is the kind of research Pre-Experiment with design One-group pretest-posttest that aims to understand the physics student learning outcome after learning model applied empirical inductive learning cycle. The population in this study were all students of class XI SMA Negeri 1 North Polombangkeng KabupatenTakalar totaling 96 people, with engineering samples in this study using simple random sampling so that the elected class XI IPA.2 totaling 32 students as the study sample. Data processing results of this study using two statistical techniques Based on data analysis and discussion shows that the average score of students' physics learning outcomes at pretest is equal to 7.19 and the average score on the Post-test was 14.25. Thus the results showed that scores physics student learning outcomes after application of learning models empirical inductive learning cycles increase than the average score of students' physics learning outcomes before learning model applied empirical inductive learning cycle. Based, the results of the test by using the N Gain gain interpretation criteria proposed by Haake then there are three interpretations of students with high gain, the ten students with low gain interpretation and Nineteen students with the interpretation of the gain medium. Therefore, it is concluded that there is a learning outcome IPA.2 physics class XI student of SMAN 1 Pol-Ut Takalar district academic year 2013/2014 before and after application of learning models empirical inductive learning cycle. It can be concluded that the application of learning models empirical inductive learning cycle in teaching physics to improve learning outcomes. Keywords: Learning Model Cycle Inductive Empirical Study, Learning Outcomes

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 271 I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Pendidikan bagi manusia adalah proses, menemukan, menjadi dan mengembangkan diri sendiri dalam keseluruhan dimensi kehidupan. Pokok dari proses pendidikan adalah peserta didik yang belajar. Adapun fungsi pendidikan adalah untuk membimbing peserta didik kearah suatu tujuan yang bernilai tinggi yaitu agar peserta didik tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilannya serta memiliki sikap yang benar. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan, khususnya ilmu pengetahuan alam (IPA) tergantung dari berbagai faktor antara lain peserta didik itu sendiri, mata pelajaran, guru dan orang tua, strategi belajar mengajar yang disampaikan guru, paling tidak guru harus menguasai materi yang diajarkan dan terampil mengajarkannya. Dalam menyiapkan materi pelajaran sampai saat pelaksanaanya, guru harus selektif menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini tergantung dari model dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien, dan diharapkan digunakan model yang benarbenar melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Fisika bagian dari sains, dan hakikat dari sains itu sendiri adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya secara empiris dengan melalui metode ilmiah. Pendidikan fisika menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung dalam arti bekerja ilmiah secara lingkup proses, peserta didik diajak serta dibantu untuk mengembangkan sejumlah kemampuan keterampilannya untuk memahami perilaku atau gejala alam. Pada pembelajaran Fisika, peserta didik merupakan pusat perhatian utama. Peranan guru dalam menentukan pola kegiatan belajar mengajar di kelas, bukan hanya ditentukan oleh metode yang digunakan, tetapi juga bagaimana mendesain pembelajaran agar peserta didik memiliki pengalaman belajar. Jadi pengalaman belajar itu diperoleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan melalui interaksi aktif. Fisika dipelajari oleh peserta didik bukan hanya sekedar menghafal untuk menjawab pada saat ujian, tetapi untuk lebih dari itu peserta didik dapat memanfaatkan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari data administrasi guru diperoleh data hasil belajar Fisika siswa kelas XI IPA.2 SMAN 1 Polmbangkeng Utara Kabupaten Takalar tahun ajaran 2012/2013 ialah rata-rata hasil belajar siswa adalah 75 dari 35 siswa di mana siswa yang memperoleh nilai diatas KKM ada 20 siswa dengan persentase sebesar 57%, meskipun kelas tersebut sudah mencapai KKM secara klasikal sebesar 75 tetapi masih berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materinya saja. Guru selama ini lebih banyak

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 272 memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada LKPD atau buku paket. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang terlatih dalam menerapkan konsep-konsep yang dipelajari di sekolah ke dalam dunia nyata. Dalam pembelajaran di kelas pun dapat terlihat saat diberikan pertanyaan, hanya beberapa peserta didik saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang, yakni hanya sedikit peserta didik yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya. Pertanyaan yang dibuat peserta didik juga belum menunjukkan pertanyaanpertanyaan bersifat mengingat dan pemahaman saja yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Belum terdapat sikap peserta didik yang menunjukkan jawaban analisis terhadap pertanyaan guru. Peserta didik juga belum biasa menyelesaikan suatu permasalahan yang didahului dengan kegiatan penyelidikan. Jika prinsip penyelesaian masalah ini diterapkan dalam pembelajaran, maka peserta didik dapat terlatih dan membiasakan diri dalam menganalisis soal sehingga mampu untuk berpikir kritis secara mandiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu adanya pengemasan model pembelajaran yang menarik. Peserta didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika peserta didik sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang dipelajari maka pengetahuan yang ia dapatkan akan lebih lama melekat di pikiran. Guru sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun struktur kognitifnya. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan struktur kognitifnya yang tidak hanya mampu mengingat dan menghafal tapi juga mampu untuk menganalisis dan mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah ada adalah model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. Pemilihan model pembelajaran ini didasarkan atas beberapa alasan: 1). Model pembelajaran siklus belajar empiris induktif merupakan suatu model pembelajaran yang komperhensif artinya mencakup berbagai metode, 2). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, 3). Model ini memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan konsep sehingga pembelajaran lebih berpusat kepada peserta didik. Lorsbach (dalam Wena, 2009;171) menyatakan bahwa model pembelajaran ini awalnya hanya terdiri atas tiga fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (concept introduction), dan fase aplikasi konsep (concept aplication). Namun pada proses selanjutnya, tiga tahap/fase ini

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 273 mengalami pengembangan menjadi lima tahap/fase (LC 5E) yang terdiri atas fase pengembangan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation). Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1). Seberapa besar hasil belajar fisika siswa Kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 tahun ajaran 2013/2014 sebelum diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif?, 2).Seberapa besar hasil belajar fisika siswa Kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 tahun ajaran 2013/2014 setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif?, 3). Bagaimanakah peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar tahun ajaran 2013/2014 setelah menerapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif? II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pra experiment desain One-Group Pretest- Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar, dari kelas XI IPA.1 sampai dengan kelas XI IPA.3 yang berjumlah 96 orang dengan teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara simple random sampling sehingga terpilihlah kelas XI IPA.2 yang berjumlah 32 siswa sebagai sampel penelitian. Penentuan sampel dilakukan melalui undian dengan asumsi bahwa kelas homogen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar fisika yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 40 butir soal yang mengacu pada pada ranah kognitif yang mencakup pengetahuan (C 1 ), pemahaman (C 2 ), aplikasi (C 3 ), analisis (C 4 ), dan sintesis (C 5 ). Sebelum digunakan, instrumen penelitian tersebut harus diuji terlebih dahulu. Uji instrumen yang dilakukan meliputi uji konsistensi internal yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus melewati uji ini agar instrumen benarbenar layak untuk digunakan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analsis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik distribusi skor hasil belajar fisika, meliputi skor ratarata, standar deviasi, skor tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), dan distribusi frekuensi. Analisis inferensial yang digunakan adalah uji N gain. Uji N gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar fisika siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran. Analisis inferensial hanya menggunakan uji N gain karena peneliti hanya ingin melihat peningkatannya saja sehingga. Adapun, dalam melihat peningkatan hasil belajar fisika

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 274 menggunakan uji N gain syarat yang harus digunakan adalah kriteria interpretasi indeks gain yang dikemukakan oleh hake dengan 1). d>0,7 dengan interpretasi indeks gain tinggi, 2). 0,3<d 0,7 dengan interpretasi indeks gain sedang, 3). d 0,3 dengan interpretasi indeks gain rendah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat dikemukakan bahwa pada posttest skor ratarata hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Pol-Ut Kab. Takalar lebih besar yaitu skor rata-rata pada posttest 14,25 sedangkan pretest adalah 7,19. Hasil analisis inferensial untuk uji N gain dengan menggunakan kriteria interpretasi gain yang dikemukakan oleh Haake maka terdapat tiga siswa dengan interpretasi gain tinggi, sepuluh siswa dengan interpretasi gain rendah dan sembilan belas siswa dengan interpretasi gain sedang. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar tahun ajaran 2013/2014 setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. Berkenaan dengan hasil penelitian ini, guru perlu menyadari bahwa tidak semua pokok bahasan dapat diajarkan dengan model pembelajaran yang sama, tergantung dari tingkat kesulitan materi itu sendiri. Diterimanya penelitian ini juga didukung oleh teori yang diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS dan dikembangkan oleh Lorsbach (Wena, 2012:170) yang menyatakan bahwa, model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Model ini dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dari Piaget yang berangapan bahwa dalam belajar pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak dalam struktur kognitif melalui interaksi dengan lingkungannya. Siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi, yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Siklus belajar pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (concept application). Akan tetapi tiga fase ini telah dikembangkan menjadi lima fase yang sering dijuluki LC 5E yaitu Engagement, Exploration, Explaination, Elaboration dan Evaluation. Siklus belajar terbagi atas tiga tipe siklus belajar, salah satunya adalah siklus belajar empiris induktif yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu yang menggunakan pola penalaran dan berpikir secara kritis dalam mennyusun dan memecahkan suatu masalah, sebagai berikut:

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 275 (1) model pembelajaran siklus belajar empiris induktif dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki sehingga pembelajaran akan lebih bermakna; (2) pembelajaran melalui model siklus belajar empiris induktif akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan akan tetapi siswa mampu memberikan dan menerangkan suatu fenomena yang terjadi dan mampu mengembangkan pola berpikir pada tingkat tinggi; (3) model siklus belajar empiris induktif memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan konsep sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa. B. Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh dapatlah kiranya dijadikan sebagai gambaran umum bahwa model pembelajaran siklus belajar empiris induktif sangat baik diterapkan dalam proses belajar mengajar. Penelitian yang dilakukan bukan tanpa hambatan. Ada beberapa kendala yang dialami dalam pelaksanaan penelitian ini, antara lain: 1. Menyiapkan bahan demonstrasi sesuai materi yang diajarkan. Persiapan bahanbahan ini sangat diperlukan untuk membawa siswa dalam lingkungan belajar yang alamiah. 2. Waktu yang digunakan cukup lama untuk mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan semua instrumen yang diperlukan dalam pembelajaran. IV. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 sebelum diajar dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif tergolong dalam kategori sangat rendah 2. Skor rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif dalam kategori sedang. 3. Terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar empiris induktif. B. Saran Berdasrakan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran siklus belajar empiris induktif akan lebih baik jika waktu yang tersedia cukup banyak, setidaknya 3 x 45 menit, terutama jika para siswa belum terbiasa dalam

JPF Volume 2 Nomor 3 ISSN: 2302-8939 276 melakukan kegiatan penyelidikan atau percobaan. 2. Guru sebagai pemegang kendali dalam proses belajar mengajar hendaknya melakukan pembelajaran yang menitikberatkan pada pengaktifan siswa. 3. Penelitian mengenai pembelajaran dengan model siklus belajar empiris induktif ini dapat dikembangkan lebih luas untuk diteliti mengenai motivasi peserta didik dalam belajar fisika, kreativitas peserta didik, daya retensi peserta didik, dan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis. PUSTAKA Dahar, R.W. 2006. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Rapi, Ni Ketut. 2006. Implementasi Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif dengan Peta Konsep dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar pada Siswa Kelas VIII SLTPN 3 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006. Wena, Made. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.