IMPLEMENTASI DIRECT INSTRUCTION DENGAN IN- VOLVING STUDENTS IN SELF-AND PEER EVALUATION UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM MENY- USUN PENDAHULUAN PADA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF MAHASISWA IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2012/2013 M. Zainudin Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro Jl. Panglima Polim No. 46 Bojonegoro Jawa Timur e-mail: zain.akhmad@yahoo.com ABSTRAK : Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada proposal penelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2012/2013.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada proposal penelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2012/2013. Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, kreativitas mahasiswa. This research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in order to determine whether the implementation of the Direct Instruction Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase creativity in preparing preliminary quantitative research proposal of IKIP PGRI Bojonegoro Students in the Academic Year of 2012/2013. The Results of this study shows that the implementation of the Direct Instruction Involving Students in Selfand Peer Evaluation can increase creativity in preparing preliminary quantitative research proposal IKIP PGRI Bojonegoro students in the Academic Year of 2012/2013. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang semakin pesat di era globalisasi ini, diperlukan manusia yang berkualitas sebagai modal dasar pembangunan. Salah satu upaya untuk menyiapkan manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga, masyarakat, dan pengelola pendidikan khususnya. Keberhasilan suatu proses pembelajaran itu dipengaruhi oleh berbagai komponen yang ada di dalamnya, antara lain: tujuan, bahan atau pokok bahasan, metode atau model/pendekatan pembelajaran, media, guru dan siswa. Terkait dengan model pembelajaran, pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan di IKIP PGRI Bojonegoro selama ini adalah pembelajaran langsung. Dosen aktif mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, sedangkan mahasiswa menerima pelajaran dengan pasif. Materi diajarkan se- 11
12 Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013 bagai bentuk yang sudah jadi, bukan sebagai proses. Akibatnya, ide-ide kreatif siswa tidak dapat berkembang, kurang melatih daya nalar dan tidak terbiasa melihat alternatif lain yang mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah. Mahasiswa hanya mampu mengingat dan menghafal konsep dalam metodologi penelitian tanpa memahami maknanya. Padahal dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi diperlukan manusia yang memiliki keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mampu bekerjasama dengan efektif. Rata-rata hasil belajar mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro pada penyusunan latar belakang masalah dalam mata kuliah metodologi penelitian yaitu 6,0. Hasil belajar ini masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat IKIP PGRI Bojonegoro termasuk salah satu Perguruan Tinggi (PT) yang bertujuan mengasilkan tenaga pendidik yang kompeten dalam memajukan pendidikan di Indonesia dan mata kuliah metodologi penelitian pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang diharapkan dapat mampu menghasilkan karya-karya inovatif untuk pembangunan Indonesia. Pada pembelajaran mata kuliah metodologi penelitian pendidikan diperlukan suatu cara yang dapat mendorong ketrampilan berpikir kreatif siswa dalam menyusun pendahuluan. Terkait dengan pembelajaran yang selama ini pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran langsung (direct instruction) yang selama ini diterapkan hendaknya perlu dimodifikasi dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendalami, memperkaya pengetahuan, mengeksploitasi potesi yang dimiliki melalui pemahaman, pensintesisan ide-ide, pengonstruksian sendiri konsep berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa sendiri dan hasil evaluasi dari karya teman sebaya agar selain dosen aktif dalam menyampaikan materi, mahasiswa juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki melalui pengembangan ide-ide kreatifnya, kemampuan bernalar, serta dapat memahami kelebihan dan kekurangan karya teman sebaya sebagai instropeksi karya sendiri untuk penyempurnaan dan memperkaya wawasan pengetahuan sehingga keterampilan berpikir kreatif siswa dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Mei Heni (2012: 115), siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dimodifikasi dengan tutor sebaya mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengembangan direct instruction dilakukan dengan memberikan kesempatan yang cukup untuk mahasiswa melalui mendiskusikan dengan teman-temannya atas penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. Diskusi atas penyelesaian dari permasalahan yang diberikan dapat dilakukan melaui penukaran karya mahasiswa untuk dievaluasi oleh teman sejawat, pemajangan hasil karya siswa dalam kelas (gallery of learning), garis tembak (firing line), dan meminta siswa membuat pertanyaan dan jawaban untuk dijadikan tema pada pembelajaran (giving questions and getting answer). Terkait dengan melaui penukaran karya mahasiswa untuk dievaluasi oleh teman sejawat, pembelajaran Direct Intraction dengan melaui penukaran karya mahasiswa untuk dievaluasi oleh teman sejawat (Involving Students in Self-and Peer Evaluation) diharapkan dapat digunakan untuk memberikaan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga pembelajaran ini lebih menghargai dan menjadikan mahasiswa lebih percaya diri, akibatnya siswa akan berlomba untuk memberikan dan/atau menampilkan hasil terbaik kepada dosen dan teman dengan secara tidak langsung kemapuan siswa akan semakin terasah. Perumusan Masalah Apakah Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada proposal penelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2012/2013? Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik dan calon pen-
13 M. Zainudin, Implementasi Direct Instruction... didik dalam memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation sebagai upaya meningkatkan kreativitas peserta diddik. 2.Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian berikutnya yang relevan. Kreativitas Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan ide baru yang sesuai dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide-ide, membangun (generating) ide-ide, dan menerapkannya (Tatag, 2008: 10). Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran (Pehkonen, 1997). Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan Rudnick (1999), yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek. Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan The Tourence Test of Creative Thingking (TTCT). tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas). kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Hasil dari berpikir kreatif sering disebut kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang menghasilkan sesuatu (soal, masalah atau pengetahuan) yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya serta berbeda dari sesuatu (soal, masalah atau pengetahuan) lain yang dibuat berdasar sebuah informasi. kreativitas ditinjau dari berdasar kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas). Ali Mahmudi (2010), menyatakan bahwa salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah dengan soal terbuka, yaitu soal yang memiliki beragam solusi atau strategi penyelesaian. Cara lainnya adalah dengan metode problem posing, yaitu pembuatan soal, pertanyaan, atau pernyataan terkait soal atau situasi matematis tertentu. Kedua cara tersebut digunakan untuk mengukur aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. kreativitas dalam matematika menurut Krutetskii dalam (Tatag, 2008) merupakan kemampuan (abilities) peserta didik yang berhubungan dengan suatu penguasaan kreatif mandiri matematika di bawah pengajaran matematika, formulasi mandiri masalahmasalah matematis yang tidak rumit, penemuan cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan penemuan metodemetode asli penyelesaian masalah non standar. salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengoptimalkan keterampilan dalam berpikir kreatif adalah dengan pemecahan masalah dan pengajuan masalah. Silver (1997: 76) menjelaskan bahwa menggunakan masalah terbuka dapat memberikan peserta didik banyak sumber pengalaman dalam menafsirkan masalah, dan mungkin pembangkitan solusi berbeda dihubungkan dengan penafsiran yang berbeda. Siswa tidak hanya dapat menjadi fasih dalam membangkitkan banyak masalah dari sebuah situasi, tetapi mereka dapat juga mengembangkan fleksibilitas dengan mereka membangkitkan banyak solusi pada sebuah masalah. Salah satu penilaian kreativitas mahasiswa dapat dilakukan melalui acuan yang dibuat Silver (1997: 78) yang meliputi kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan, sebagai berikut:
14 Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013 Kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan mahsiswa dalam menghasilkan karya tulis yang berbeda dengan karya tulis yang sudah ada dan kemungkinan pemecahan masalah melalui alternatif-alternatif inovatif yang dipaparkan melalui proposal penelitian kuantitatif dengan bahasa yang baku serta memenuhi kaidah yang berlaku. Direct Instruction Menurut Arends dalam (Trianto, 2009: 29), direct instruction merupakan model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang tersetruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap. Model Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation Model pembelajaran direct instruction dengan strategi Involving Students in Self-and Peer Evaluation hampir sama dengan pembelajaran direct instruction, akan tetapi setelah dosen menyampaikan materi serta memberikan penekanan konsep yakni unsur-unsur yang harus ada dalam latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif, kemudian dilakukan strategi pembelajaran Involving Students in Self-and Peer Evaluation dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan sebagai berikut: a.berikan kesempatan mahasiswa untuk mengekplore keterampilan yang dimilikinya. b.mintalah setiap mahasiswa untuk mencari data empiris sebagai dasar penyusunan karyanya. c.buatlah kelompok yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mintalah masing-masing kelompok mengevaluasi hasil karya temannya melalui penentuan unsur-unsur yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi dari subpokok bahasan yang dikaji. d.mintalah setiap kelompok melaporkan kekurangan dan kelebihan dari karya yang dievaluasi. Tentukan apakah seseorang dalam seluruh kelas dapat memahami dan memberikan solusi dari kekurangan yang masih terdapat pada karya yang dibahas itu. Jika tidak, dosen seharusnya merespon. Hipotesis Penelitian Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pndahuluan pada proposal penelitian. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di IKIP PGRI Bojonegoro, dan subyek penelitiannya adalah mahasiswa tingkat III-D semester 1 Tahun Akademik 2012/2013 sebanyak 40 mahasiswa. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi (Wardhani, 2007:2.3). Proses pengkajian berdaur ini disebut siklus. Siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melakukan refleksi siklus I dan tujuan penelitian (indikator keberhasilan) belum tercapai, peneliti melakukan siklus berikutnya (siklus II). PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Siklus I Materi pada siklus I yaitu tentang jenisjenis pecahan, pecahan senilai, dan mengubah bentuk pecahan. Pelaksanaan siklus I direncanakan dalam dua kali pertemuan dan tiga kali tes yakni tes 1, tes 2, dan tes evaluasi hasil belajar. Tes 1 dilaksanakan sebelum diskusi kelompok, tes 2 dilaksanakan sesudah diskusi kelompok, dan tes evaluasi hasil belajar dilaksanakan di akhir silkus. 1.Perencanaaan Pada tahap perencanaan siklus ini meliputi. a.membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada subpokok bahasan latar bela-
15 M. Zainudin, Implementasi Direct Instruction... kang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif. b.membuat diktat tentang latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif. c.menggandakan diktat. d.membuat rubrik penilaian dalam penyusunan pendahuluan pada siklus I. e.menyiapkan lembar evaluasi. f.membuat kelompok kerja mahasiswa. g.menyiapkan peralatan kegiatan pembelajaran (LCD, Laptop, Powerpoint). 2.Tindakan Tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari semua persiapan yang telah dibuat pada tahap perencanaan pada siklus I. Penerapan Direct Instruction dengan Involving Students in Selfand Peer Evaluation dengan subpokok latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif dijelaskan sebagai berikut. a. Dosen membuka pelajaran dengan salam. b. Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Dosen menyampaikan apersepsi materi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif. d. Dosen memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. e. Dosen mintalah setiap mahasiswa untuk mencari data empiris sebagai dasar penyusunan karyanya. f. Dosen membuat kelompok yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mintalah masing-masing kelompok mengevaluasi hasil karya temannya melalui penentuan unsur-unsur yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi dari subpokok bahasan yang dikaji. g. Dosen meminta setiap kelompok melaporkan kekurangan dan kelebihan dari karya yang dievaluasi. Tentukan apakah seseorang dalam seluruh kelas dapat memahami dan memberikan solusi dari kekurangan yang masih terdapat pada karya yang dibahas itu. Jika tidak, dosen seharusnya merespon. h. Dosen menutup pembelajaran dengan salam 3.Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation. Adapun aspek-aspek yang diamati meliputi: a. Banyaknya mahasiswa yang hadir dalam pembelajaran. b. Banyaknya mahasiswa yang memperhatikan penjelasan dosen. c. Mahasiswa yang tidak menyusun pendahuluan. d. Mahasiswa yang menyusun pendahuluan tetapi tidak sesuai dengan unsur-unsur yang ditentukan. e. Banyaknya mahasiswa yang dapat mengkondisikan keadaan dalam bentuk kelompok. f. Banyaknya mahasiswa yang melakukan kerjasama yang aktif dan terarah antar anggota kelompok. g. Banyaknya mahasiswa yang berusaha menyatukan pendapatnya saat diskusi kelompok berlangsung. h. Banyaknya mahasiswa yang berani bertanya tentang materi yang dipelajari. i. Banyaknya mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan dari dosen atau pertanyaan dari teman. j. Banyaknya mahasiswa yang aktif mengungkapkan ide-ide/ pendapatnya. k. Banyaknya mahasiswa yang berani menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. 4. Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes siklus. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap tindakan dan pengamatan selesai dilaksanakan. Pada akhir siklus ini dilihat apakah target penelitian sudah tercapai atau belum Hasil refleksi siklus I ini
16 Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013 akan digunakan sebagai perbaikan dalam menentukan pelaksanaan siklus II. Indikator Keberhasilan Penelitian Nilai rata-rata krativitas mahasiswa > 6,0 dengan ketuntasan klasikal 70%, yang berarti bahwa 70% dari jumlah mahasiswa memperoleh nilai > 6,0. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu usaha memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian atau cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes. a. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2003: 54), metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang IPS semester VI sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok yang heterogen. b. Metode Observasi Observasi pada PTK ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran sebagai pertimbangan refleksi pada siklus berikutnya. c.metode Tes Menurut Budiyono (2003: 54), metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes/tugas yang berisi perintah penyusunan pendahuluan dalam penelitian kuantitatif yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Metode tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kreativitas mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan tingkat III semester V. Hasil Analisis Data Perubahan Aktivitas Mahasiswa Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dengan subpokok latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif dapat disimpulkan selalu meningkat pada tiap pertemuan, sehingga dapat hal tersebut dapat berdampak
17 M. Zainudin, Implementasi Direct Instruction... positif dalam menghasilkan proposal yang memiki nilai kreativitas yang baik. Berdasar data sktivitas mahasiswa pada pertemuan 1 di siklus I diperoleh data sebanyak 10 mahasiswa yang tidak menyusun pendahuluan dikarenakan mahasiswa-mahasiswa tersebut masih belum dapat menyusun kalimat sesuai dengan diksi dan isi yang diharapkan, selain itu menurut keterangan dari mahasiwa tersebut, belum adanya ide yang dapat digunakan untuk menyusun pendahuluan, sehingga perlu dilakukan pembahasan beberapa contoh hasil penelitian sebelumnya dari sumber yang ada dengan harapan bagi mahasiswa yang belum mengerti tentang penulisan pendahuluan dapat lebih mengerti dan dapat menyusun suatu pendahuluan dalam penelitian. Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran pembelajaran Direct Instruction dengan Involving Students in Selfand Peer Evaluation secara terangkum dalam Tabel 4 sebagai berikut:
18 Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013 Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada pertemuan 1 di siklus I, masih ada mahasiswa yang tidak menyusun pendahuluan dan sebanyak 20 mahasiswa menyusun pendahuluan tetapi tidak sesuai dengan unsur-unsur yang ditentukan. Akan tetapi pada pertemuan berikutnya jumlah tersebut mulaui berkurang karena mahasiswa dapat memanfaatkan peer evaluation dalam pembelajaran tersebut. Perubahan Kreativitas Mahasiswa Perubahan kreativitas mahasiswa tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Berdasarkan Tabel 3, maka dapat disimpulkan rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus I lebih besar 6,0, tetapi ketuntasan klasikal masih kurang dari 70%, sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus II lebih besar 6,0, dan ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 70%, sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Secara keseluruhan mahasiswa mengalami peningkatan kreativitasnya. Belum terpenuhinya indikator keberhasilan pada siklus I, dikarenakan mahasiswa belum terbiasa dalam menyusun proposal penelitian, sehingga kreativitasnya hanya terbatas pada pengungkapan ide yang kurang beragam dan masih cenderung berasal dari sumber belajar yang dipeoleh dari penelitian sebelumnya. Belum terpenuhinya indikator keberhasilan pada siklus I juga dikarenakan mahasiswa kurang teleti dalam mempelajari konsep penyusunan proposal penelitian. Akibatnya unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam menyusun proposal pada tiap komponen proposal seperti latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian belum sesuai dengan kaidah yang ada, seperti belum adanya data empiris dalam penyusunan latar belakang masalah sebagai dasar untuk memperkuat pentingnya dilaksanakan penelitian tersebut. kekurang telitian mahasiswa dalam menyusun karya tulis tersebut dapat diminimalisir melalui evaluasi teman sebaya (peer evaluation) sehingga setiap mahasiswa dapat mengevaluasi karya pribadi melaui perbandingan dengan karya temannya. Akibatnya mahasiswa tersebut dapat menemukan kekurangan dan kelebihan karyanya melalui kelebihan dan kekurangan karya teman yang dievaluasi. Peningkatan kreativitas mahasiswa terlihat pada siklus II, hal tersebut dikarenakan mahasiswa dapat meningkatkan potensi yang dimilikinya melalui evaluasi karya teman sejawatnya dan semakin termotivasi dengan kelebihan dari karya yang sedang dievaluasinya. Akibatnya aktivitas mahasiswa semakin meningkat dalam menggali ilmu pengetahuan terkait kaidah penulisan karya tulis yang berlaku. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pndahuluan pada proposal penelitian.
19 M. Zainudin, Implementasi Direct Instruction... Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pndahuluan pada proposal penelitian dapat dijadikan bahan masukan oleh pendidik dalam pembelajaran agar mahasiswa terbiasa dengan soal terbuka serta lebih banyak memberikan waktu bagi mahasiswa untuk berlatih memecahkan permasalahan. DAFTAR RUJUKAN Ali Mahmudi. 2010. Mengukur Kemampuan Berpikir Matematis. Makalah Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni sampai 3 Juli 2010. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Dwi Mei Heni. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang Dimodifikasi dengan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Aritmetika Serta Geometri Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas Xi SMK Se- Kabupaten Bojonegoro. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. 1995. The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon. Pehkonen, Erkki. 1997. The State-of- Art in Mathematical Creativity. http://www.fiz. karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Silver, Edward A. 1997. Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Thinking in Problem Posing. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. didownload tanggal 6 Agustus 2012. Tatag Yuli Eko Siswono. 2008. Kumpulan Karya 2005-2007. Surabaya: UNESA press. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.