ANALISIS BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMKN 1 JAMBI SKRIPSI OLEH SITI WAHYU NINGSIH RRA1B110078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
ANALISIS BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMKN 1 JAMBI SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH SITI WAHYU NINGSIH RRA1B110078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
ABSTRAK Ningsih, Siti Wahyu. 2017. Analisis Campur Kode Bahasa Melayu Jambi dalam Berbahasa Indonesia pada Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Jambi: Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (1) Drs. Agus Setyonegoro, M.Pd., (II) Drs. Andiopenta. P, M.Hum, M.Div. Kata Kunci:Campur Kode, Bahasa Melayu Jambi, Guru Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini menganalisis campur kode bahasa Melayu Jambi dalam Berbahasa Indonesia pada gurudi SMKN 1 Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa percakapan yang mengandung campur kode bahasa Melayu Jambi dengan bahasa Indonesiayang dilakukan oleh guru yang satu dengan guru bahasa Indonesia yang lain pada saat berada di lingkungan sekolah, yakni di SMKN 1 Jambi. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan yang digunakan oleh guru Bahasa Indonesia yang mengajar di SMKN 1 Jambi.Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan teknik analisis isi yaitu menganalisis campur kode bahasa Melayu Jambi dalam bahasa Indonesia. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekuanan pengamatan, dan triagulasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa temuan, yakni campur kode nomina yang ditemukan yaitu kata kito, kata aplikasinyo, gambarnyo, hasilnyo merupakan kata dasar yang mendapat imbuhan nyo, kata semuo dan kata dewekdewek (sendiri-sendiri) merupakan campur kode bentuk nomina.berbentuk campur kode verba yaitu kata cubo, tu, ditengok, siapo, jugo, kata pake-pakek (pakai)kata balek (pulang), kata nak (hendak), katadengarnyo, kata ambek, kata cerito,nengok, teraso,kata cerito (cerita),nengok (lihat), kata teraso (terasa), kata kasih, dankata cakap. Berbentuk campur kode adverbial yaitu kataado, kata yo, kata jugo, belom, kalo, kata cuman,kata dak, dankata kayak. Berbentuk campur kode pronominal yaitu kataberapo, kata kekmano dan kata mano, kata berapo yo, dankata kayakmano (bagaimana). Berbentuk campur kode adjektiva yaitu katasuko. Berbentuk campur kode numeralia yaitu kata ketigo, dankata keduo (kedua). Berbentuk campur kode partikel yaitu Kata gitulah (begitulah), Kata biaklah, kata daklah, dankata payahlah.frasa kata yang terdapat dalam hasil penelitian kualitatifini peneliti menemukan sebanyak 78 kata dari empat percakapan diantaranya percakapan 1, percakapan 2, percakapan 3, dan percakapan 4. Frasa yang ditemukan dalam penelitian campur kode pada Guru bahasa Indonesia SMKN 1 Jambi ditemukan sebanyak 57 kata dengan masingmasing jenis kata. Kesimpulan bahwa campur kode dapat terjadi dalam interaksi sesama guru di mana saja seperti di kelas atau di kantor dengan situasi dan topik bahasa yang berbeda. Bahasa yang ditemukan peneliti adalah percampuran bahasa Jambi dengan bahasa Indonesia dalam interaksi sesama guru. Campur kode yang terjadi berbentuk campur kode kata dan frasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam komunikasi memegang peranan yang penting dalam berbagai ranah, seperti pemerintahan, keluarga, agama, etnik, maupun pendidikan. Dalam ranah pendidikan, bahasa Indonesia merupakan pengantar dalam proses belajar mengajar (PBM). Bahasa menjadi media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Melalui bahasa, siswa dapat memehami apa yang disampaikan guru. Melalui bahasa pula siswa dapat mengatasi kesulitannya dalam proses pembelajaran. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Di daerah bahasa yang bersangkutan dipakai sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.wardhaugh (dalam Chaer 2009:33) mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia baik tertulis maupun lisan. 1.2 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu sosiolinguistik khususnya campur kode, seperti yang penulis kemukakan dibawah ini: 1. Bermanfaat untuk melihat/mengetahui pelaksanaan/penerapan ilmu tata bahasa yang digunakan/cabang linguistik yang mempelajari
hubungan dan pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial di dalam interaksi sosial. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemakaian Bahasa dalam Masyarakat 2.1.1 Monolingual Monolingual adalah indidu yang hanya mengusai satu bahasa saja, lebih lebih bila konsep bahasa yang dimaksud sangat sempit yakni hanya sebatas pengertian ragam.didalam masyarakat yang tidak diglosia dan tidak bilingual, tentunya hanya ada satu bahasa dan tanpa variasi serta dapat digunakan untuk segala macam tujuan, keadaan ini hanya mungkin ada dalam masyarakat primitive atau terpencil yang dewasa ini sukar ditemukan(fishman dalam Chaer dan Agustina, 2004: 118). Dalam guyub diaglosa, anak-anak kecil mula-mula belajar bahasa L, akibatnya hamper semua anak-anak muda adalah ekabahasawan L. begitu menginjak dewasa kan memperoleh bahasa H, jadilah mereka dwibahasawan L dan H(Sumarsono, 2004 : 233).Adanya perkembangan bahasa dari monolingual kemudian menjadi bilingual dan pada akhirnya menjadi multilingual disebabkan banyak factor.perkembangan teknologi komunikasi, adanya globalisasi, pesatnya dunia pendidikan menyebabkan kebutuhan masyarakat mengenai bahasa mengalami pergeseran serta kemajuan jaman secara tidak langsung membaurkan antar bahasa. 2.1.2 Bilingual Bilingualisme dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur 7
dalam pergaulannyadengan orang lain secara bergantiaan.mackey (dalam Chaer dan Agustina 2004:84). Selain itu, Meckey mengelompokkan empat aspek untuk mempermudah pembicaraan mengenai bilingual, yaitu sebagai berikut : a. Tingkat kemampuan b. Fungsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan bahwa dalam tuturan interaksi antar guru bahasa Indonesia terdapat penggunaan campur kode bahasa Melayu Jambi dalam bahasa Indonesia di Kalangan Guru bahasa Indonesia SMK N 1 Jambi. Lebih jelas akan diuraikan pada deskripsi di bawah ini: Berikut ini akan dibahas hasil temuan peneliti yaitu campur kode bahasa Melayu Jambi dalam bahasa Indonesia di Kalangan Guru bahasa Indonesia SMK N 1 Jambi sebagai berikut: 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jenis Campur Kode Pembahasan Campur kode adalah suatu keadaan lain bilamana orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi bahasa itu yang menuntut percampuran bahasa. Menurut Chaer dan Gustina ( 2004:76) campur kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa (language dependency) di dalam masyarakat multilingual. Artinya, didalam masyarakat multilingual hampir tidak mungkin seorang penutur
menggunakan satu bahasa secara mutlak murni tanpa sedikitpun memanfaatkan bahasa atau unsur bahasa yang lain. Dalam keadaan demikian, hanya kesantunan penutur atau kebiasaan yang diturut, tindakan yang demikian yang disebut dengan campur kode. Senada dengan pendapat di atas, Weinreich (dalam Aslindah dan Leni Syafyahya, 2007:66 ) mengatakan bahwa campur kode hampir sama dengan interperensi, yakni penyimpangan dari norma norma salah satu bahasa yang terjadi dalam tuturan para dwibahasawan sebagai akibat dari pengenalan mereka lebih dari satu bahasa yaitu sebagai kontak bahasa. Campur kode tidak dituntut oleh situasi dan konteks pembicaraan tetapi lebih ditentukan oleh pokok pembicaraan pada saat itu. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa campur kode dapat terjadi dalam interaksi sesama guru di mana saja seperti di kelas atau di kantor dengan situasi dan topik bahasa yang berbeda. Bahasa yang ditemukan peneliti adalah percampuran bahasa Jambi dengan bahasa Indonesia dalam interaksi sesama guru. Campur kode bahasa Melayu Jambi dalam bahasa Indonesia di Kalangan Guru bahasa Indonesia SMK N 1 Jambi sebagai berikut: 1) Jenis Campur Kode yaitu, campur kode yang terjadi berbentuk campur kode kata dan frasa. Campur kode kata berbentuk nomina, verba, adverbial, pronominal, adjektiva, numeralia, partikel dan bentuk campur kode frasa yang terdiri dari frasa endosentris dan frasa eksosentris.
2) Faktor penyebab terjadinnya campur kode yaitu, penutur, lawan tutur, karena bahasa, dan kebiasaan. 5.2 Saran Berdasarkan apa yang terdapat dalam kesimpulan dari hasil analisis data, maka disarakan beberapa sebagai berikut. 1) Bagi guru, sebaiknya hilangkan kebiasaan campur kode dalam interaksi antar guru di SMK N 1 Jambi. 2) Dengan meneliti campur kode ini, diharapkan tidak terjadi lagi campur kode kata berbentuk nomina, verba, adverbial, pronominal, adjektiva, numeralia, partikel dan bentuk campur kode frasa yang terdiri dari frasa 59 endosentris dan frasa eksosentris dalam bentuk bahasa Jambi dalam interaksi antar guru di SMK N 1 Jambi. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, 1990. Morfologis dan Sintaksis Bahasa Jamee : Sumatera Barat : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Alwasilah, Chaedar. 2005. Sosiologi Bahasa. Bandung : Angkasa. Andiopenta. 2012. Sosiolinguistik Terapan. Jambi: Universitas Jambi. Aslindah dan Syafyahya. 2007. Pengantar sosiolinguistik. Bandung : Refika Aditama. Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2009. 1001 Kesalahan Berbahasa : Jakarta : Akapress. Chaer, Abdul. 1998. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta :Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Collins Jamess. 2005. Bahasa Melayu Bahasa Dunia, Jakarta : Pusat Bahasa dan Yayasan obor Indonesia. Darmadi, Hamid. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Djajasudarma, Fatimah, 2010. Metode Linguistik Rancangan Metode Penelitian dan Kajian, Bandung : Refika Aditama Ibrahim, Abdul Syukur & Suparno. 2014. Sosiolinguistik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Moleong, Lexi. J. 2008. Rosdakarya Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Remaja Muktar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta Selatan: Referensi. Nababan,P.W.J.1994. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia. Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik. Jakarta : Kesaint Blanc. Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga. Rohmadi, dkk, 2008. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia Untuk perguruan Tinggi. Surakarta : UNS Press. Rohman, Fathur. 2013 : Sosiolinguistik, Yogyakarta: Graha Ilmu Sugono, Dedy, 2009 : 1001 Kesalahan Berbahasa, Jakarta : Akademika Pressindo. Suhardi, Basuki, 2009. Pedoman Penelitian Sosiolinguistik, Jakarta : Pusat Bahasa Sumarsono, 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMK N 1 JAMBI PERCAKAPAN PERTAMA (1) Situasi Ujar (1) Hari/Tanggal : Senin/ 10 April 2017 Waktu : 10.10.10.25 WIB Tempat : Ruang Kelas Ketika Waktu Istirahat Belajar Etnis Penutur : Jambi Etnis Penutur : Jambi Perkiraan Usia Penutur : 35 Tahun Perkiraan Usia Penutur : 38 Tahun A : Ibu Er, kelas XI A ado belajar seni budaya dak agek? B : Ado! Jam ketigo kalau dak salah Bu Har. I ado belajar seni budaya dak agek? Ado! Jam ketigo Campur kode bentuk kata yaitu kata ado (ada) dan kata ketigo (ketiga). Kata ado yang bermakna ada dan kata ketigo bermakna ketiga. Bentuk campur kode kata ado adalah bentuk adverbia, sedangkan bentuk campur kode kata ketigo adalah berbentuk numeralia. (2) A : Ibu sudah buat tugas dari Bapak yo? B : Sudahlah, kito persentasekan pas saat rapat Bu. I tugas dari Bapak yo? kito persentasekan
campur kode kata yaitu kata yo (ya) dan kito (kita). Kata yo bermakna iyadan kata kito bermakna kita.kata yo merupakan bentuk campur kode adverbial sedangkan kata kito merupakan bentuk campur kode kata nomina. Pada percakapan ke 2 tidak ditemukan campur kode frasa. (3) A : Pake tugas aplikasi jugo kan? Ibu sudah aplikasinyo? B : Aku belom siap nian. Tapi kalo Bapak Syafrizal bagus gambarnyo, dah tuh dak do yang buram hasilnyo. I jugo kan? Ibu sudah aplikasinyo? belom siap nian. Tapi kalo Bapak Syafrizal bagus gambarnyo, dah tuh dak do yang buram hasilnyo. Campur kode kata yaitu kata jugo (juga), aplikasinyo ( aplikasinya), belom (belum), kalo (kalau), gambarnyo (gambarnya), hasilnyo (hasilnya). Kata jugo, belom, kalo merupakan bentuk kata adverbia, sedangkan kata aplikasinyo, gambarnyo, hasilnyo merupakan kata dasar yang mendapat imbuhan nyo merupakan bentuk campur kode kata nomina.
BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMK N 1 JAMBI PERCAKAPAN KEDUA (2) Situasi Ujar (1) Hari/Tanggal : Selasa/ 11 April 2017 Waktu : 10.15-10.30 WIB Tempat : Di Taman Depan Kantor Ketika Waktu Istirahat Etnis Penutur : Jambi Etnis Penutur : Jambi Perkiraan Usia Penutur : 35 Tahun Perkiraan Usia Penutur : 38 Tahun A : Cubo pakai jilbab tu yang rapi, jadi enak ditengok. Bros siapo ini? B : Sudah rapilah nih, aku jugo baru belajar pake jilbab kayak gini. I Cubo pakai jilbab tu yang rapi, jadi enak ditengok. Bros siapo ini? aku jugo baru belajar pake jilbab kayak gini Campur kode kata yaitu cubo, tu, ditengok, siapo, jugo. Kata cubo (coba), dan tengok (lihat) merupakan bentuk campur kode verba. Kata jugo (juga) telah di bahas pada data (3) percakapansatu. Kata pakepakek (pakai) merupakan bentuk campur kode kata verba. Campur kode frasa yaitu kayak gini (seperti ini). Frasa kayak gini merupakan bentuk campur kode frasa endosentris. (2) A : Berapo Ibu beli jilbab tu? Di mano beli?
B : Dak mahal kok, cuman..ada deh. I Berapo Ibu beli jilbab tu? Di mano beli? cuman..ada deh. campur kode kata yaitu kata berapo (berapa), cuman (hanya). Kata berapo merupakan bentuk campur kode kata pronomina. Kata cuman merupakan bentuk campur kode kata adverbial. Bentuk campur kode frasa yaitu di mano (di mana).frasa di mano merupakan frasa endosentris. (3) A : Cuman seribu seribu maksud Ibu yo? B: Balek nanti aku ikut Ibu yo. Nak numpang. I Cuman seribu seribu maksud Ibu yo? Balek nanti aku ikut Ibu yo. Nak numpang Campur kode kata yaitu kata cumin (hanya) yang telah di bahas pada kutipan percakapanke-2. Kata balek (pulang) dan kata nak (hendak) merupakan bentuk campur kode kata verba. Pada data di atas tidak ditemukan bentuk campur kode frasa. (4) A : Amanlah asal Ibu dak merajokbe, takut aku kawan sekok tapi suko merajok. B : Aku mo muntah dengarnyo I Merajokbe, takut aku kawan sekok tapi suko merajok Aku mo muntah dengarnyo
Campur kode kata yaitu sekok (satu), suko (suka), dengarnyo (mendengarnya). Kata dengarnyo merupakan bentuk campur kode kata verba, kata sekok merupakan bentuk campur kode kata numeralia, dan kata suko merupakan bentuk campur kode adjektiva. Campur kode frasa yaitu merajokbeyang menerangkan merajuk saja. Frasa merajok be merupakan bentuk campur kode frasa eksosentris. (5) A : Kekmano kejadian kemaren Bu? B : Kejadian yang mano? I Kekmano Kejadian yang mano? Campur kode kata yaitu kekmano (bagaimana), mano (mana). Kata kekmano dan kata mano merupakan bentuk campur kode pronomina. Pada data di atas tiodak ditemukan bentuk campur kode frasa. (6) A : Ai dah pura-pura dak ngerti Ibu nih. B: O.. yang itu dio tu ambek. I dio tu ambek Campur kode kata yaitu kata dio (dia), ambek (ambil),. Kata ambek merupakan campur kode verba. Pada data di atas tidak ditemukan bentuk campur kode frasa.
BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMK N 1 JAMBI PERCAKAPAN KETIGA (3) Situasi Ujar (1) Hari/Tanggal : Rabu/ 12 April 2017 Waktu : 10.10 WIB Tempat : Di Taman Sekolah Ketika Istirahat Pertama Etnis Penutur : Jambi Etnis Penutur : Jambi Perkiraan Usia Penutur : 35 Tahun Perkiraan Usia Penutur : 38 Tahun A : Dak paham aku dengan Meli tuh. B : Nngapo lagi dio Bu? I Dak paham Nngapo lagi dio Bu? Campur kode. Kata dak, ngapo, dio, semuo, samo telah di bahas pada percakapan sebelumnya.kata semuo merupakan bentuk campur kode kata nomina dan kata dak merupakan bentuk campur kode adverbia.
Pada data (1) percakapan tiga tidak ditemuikan bentuk campur kode frasa. (2) A : Bukan itu maksud aku Bu, agekbe cerito dio nengok ke sini terus B : Mungkin teraso kalau diomongin orang lain. I agekbe cerito dio nengok teraso kalau diomongin orang lain Campur kode kata yaitu kata cerito, nengok, teraso. Kata cerito (cerita),nengok (lihat) dan kata teraso (terasa) merupakan bentuk campur kode kata verba. Campur kode frasa yaitu agekbe yang menerangkan kata nanti saja merupakan frasa endosentris. (3) A : Pertamo yang aku dak senang dari dio, kalau ado makanan di makan dewek-dewek B : Terus apo lagi yang dak disenangi dari dio Bu? I Pertamo yang aku dak senang dari dio, kalau ado makanan di makan dewek-dewek Terus apo lagi yang dak disenangi dari dio Bu? Campur kode kata yaitu kata pertamo (pertama), dak (tidak), dio (dia), ado (ada), dewek-dewek (sendiri-sendiri). Kata dak, dio, ado, kalo, apo telah di bahas pada data percakapan sebelumnya. Kata pertamo (pertama) merupakan bentuk campur kode numeralia, dan kata dewek-dewek (sendiri-sendiri) merupakan campur kode bentuk nomina dan kata kasih merupakan bentuk campur kode verba. Campur kode frasa yaitu nak ngerjoi (hendak mengganggu),samo dio (pada dia),
dan frasa kalo gitu (kalau begitu). Frasa nak ngerjoi, frasasamo dio dan frasa kalo gitu merupakan bentuk frasa eksosentrik. (4) A : Keduo yang aku paling benci samo dio. Dio tuh muko duo. Aku pernah bebalak samo anik gara-gara dibilang yang idak-idak. B : Jadi kalian dak teguranlah gara-gara kejadian tuh. I Keduo yang aku paling benci samo dio. Dio tuh muko duo. Aku pernah bebalak samo anik gara-gara dibilang yang idak-idak. dak teguranlah gara-gara kejadian tuh campur kode kata yaitu kata keduo (kedua), dio (dia), dak (tidak). Kata keduo (kedua) merupakan bentuk campur kode numeralia. Sedangkan kata dio dan kata dak telah dibahas pada data sebelumnya. Campur kode frasa yaitu samo dio (padanya/pada dia), pernah bebalak (pernah bertengkar), dan frasayang idak-idak(yang tidak-tidak). Frasa samo dio telah dibahas pada data 3 di atas.frasa pernah bebalak dan merupakan frasa endosentris, sedangkan frasa yang idak-idak merupakan bentuk campur kode frasa eksosentris. (5) A : Bekawanlah Cuman biaso-biasobe. Kaulah tau kalo aku sebenarnyo kurang senang samo Ibu Meli. Diambe yo jangan bilang ke siapo pun. B : Ado tutup mulutnyonih. Berapo yo..? seratus, duo ratus, apo satu juta? Bekawanlah Cuman biaso-biasobe. Kaulah tau kalo aku sebenarnyo kurang senang samo Ibu Meli. Diambe yo jangan bilang ke siapo pun. Ado tutup mulutnyonih. Berapo yo..? seratus, duo ratus, apo satu juta?
I Campur kode kata yaitu kata bekawanlah (bertemanlah), kalo (kalau), sebenarnyo (sebenarnya), samo (kepada), bilang (katakana),siapo (siapa), ado (ada), duo (dua), mulutnyo (mulutnya), apo (apa). Kata sebenarnyo dan bilang merupakan bentuk campur kode verba, kata berapo yo merupakan bentuk campur kode kata pronomina, kata mulutnyo merupakan bentuk campur kode nomina dan kata bekawanlah merupakan bentuk campur kode kata interjeksi, sedangkan kata kalo, samo, siapo, ado, duo, dan kata apo dibahas pada percakapan data sebelumnya. campur kode frasa yaitu frasa biaso-biasobe, diambe yo, dan frasa. Frasa biaso-biasobe yang menerangkan kerangan biasa-biasa saja merupakan bentuk campur kode frasa eksosentrisdan frasa diambe yo yang menerangkan keterangan diam saja ya yang merupakan bentuk campur kode frasa eksosentris. (6) A : Ai aku nih serius nian. Dak pakeduo rius. B : Aku jugo serius kok. Idak usah bebalak, baek-baek baelah. I Serius nian. Dak pakeduo rius Aku jugo serius kok. Idak usah bebalak, baek-baek baelah. campur kode kata yaitu kata nian (sekali), jugo (juga), idak (tidak), bebalak (bertengkar). Bentuk campur kata tersebut telah dibahas pada data percakapan sebelumnya. Campur kode frasa yaitu dak pake (tidak mengenal/tidak ada) merupakan bentuk campur kode frasa apositif, baek-baek baelah (baik-baik sajalah) merupakan bentuk campur kode frasa endosentris. (7) A : Sapo yang bebalak? Aku cumin dak sukobe nengoknyo.
B : Yo. Sudah jangan ditengok. I Sapo yang bebalak? Aku cumin dak sukobe nengoknyo. Yo. Sudah jangan ditengok. campur kode kata yaitu kata sapo (siapa), bebalak (bertengkar), cuman (hanya), nengoknyo (melihatnya).kata sapo, bebalak, cuman dan kata nengoknyo telah dibahas pada data percakapan sebelumnya. Campur kode frasa yaitu dak sukobe (tidak suka saja), di tengok (di lihat). Frasa dak sukobe yang menerangkan keterangan tidak suka saja yang merupakan bentuk campur kode frasa eksosentris. BAHASA MELAYU JAMBI DALAM BERBAHASA INDONESIA PADA GURU BAHASA INDONESIA SMK N 1 JAMBI PERCAKAPAN KEEMPAT (4) Situasi Ujar Hari/Tanggal : Kamis/ 13 April 2017 Waktu : 10.20 WIB Tempat : Di Ruang Kantor Ketika Istirahat Etnis Penutur : Jambi Etnis Penutur : Jambi Perkiraan Usia Penutur : 38 Tahun Perkiraan Usia Penutur : 40 Tahun
(1) A : Banyak nian kawan-kawan di kantor nih yang egois, semak aku nengoknyo B : Eh..jangan gitulah Bu! Kekmano kalau di kantor ado yang saling benci, jadi dak nyaman kito mengajar. I Banyak nian kawan-kawan di kantor nih yang egois, semak aku nengoknyo Eh..jangan gitulah Bu! Kekmano kalau di kantor ado yang saling benci, jadi dak nyaman kito mengajar. campur kode yaitu kata nian (sekali), nengoknyo, gitulah, kayakmano, ado, dak, dan kito. katanian, nengoknyo, ado, dak, dan kito Bentuk campur kode kata tersebut telah dibahas pada data sebelumnya. Kata gitulah (begitulah) merupakan bentuk campur kode kata sandang atau partikel.sedangkan kata kayakmano (bagaimana) merupakan bentuk campur kode kata pronomina. Kata nian memiliki banyak makna, sesuai dengan konteks yang menggunakan kata nian.dan penggunaan kata tidak dalam bahasa melayu dapat berupa kata idak dan dak. (2) A : Iyo..tapi cubo Bapak perhatikan apo dakdo perubahan sikap kawankawan nih. B : Biaklah mereka kayak gitu, yang penting kito tetap baek. Sekalipun Ibu dak suko Iyo..tapi cubo Bapak perhatikan apo dakdo perubahan sikap kawankawan nih.
Biaklah mereka kayak gitu, yang penting kito tetap baek. Sekalipun Ibu dak suko I Campur kode kata yaitu kata cubo (coba), apo (apa), biaklah (biarlah), baek (baik). Kata iyo, apo, dakdo, baek, kitodan kata cubo telah dibahas pada data sebelumnya. Kata biaklah merupakan bentuk campur kode kata sandang atau partikel. Campur kode frasa yaitu kayak gitu (seperti itu), dak do (tidak ada), dan kata dak suko (tidak suka). Frasa kayak gitumerupakan bentuk campur kode frasa endosentrisdan frasa dakdo yang menerangkan keterangan tidak adadan frasadak suko merupakan bentuk campur kodefrasa apositif. (3) A : Ai Bapak nih kayak ustadzbe. B : Daklah..aku Cumangomong yang bagusbe. Kalo Ibu dak mau dengar sudahlah. I Ai Bapak nih kayak ustadzbe. Daklah..aku Cumangomong yang bagusbe. Kalo Ibu dak mau dengar sudahlah. Campur kode kata yaitu kata kayak (seperti), daklah (tidaklah), kalo (kalau), dak (tidak). Kata kalo dan kata dak telah dibahas pada data sebelumnya. Sedangkan kata kayak merupakan bentuk campur kode adverbial, dan kata daklah merupakan bentuk campur kode kata sandang atau partikel. Campur kode frasa yaitu ustadbe yang menerangkan keteranganketerangan bagus saja yang sama yang Merupakan bentuk campur kode frasa endosentris. Sedangkan Frasa Cuma ngomong (hanya bicara) merupakan bentuk campur kode frasa apositif. (4)
A : iyo pak ustad..aku dengar nianlahcakap pak ustad. B : tuh..kan dio nih. Di bilang malah ngejek I iyo pak ustad..aku dengar nianlahcakap pak ustad. tuh..kan dio nih. Di bilang malah ngejek Campur kode kata yaitu iyo (iya), nianlah (betullah), cakap (bicara), dio (dia).kata nianlah merupakan bentuk campur kode kata sandang atau partikel, kata cakap merupakan bentuk campur kode kata verba, sedangkan kata iyo, dio telah dibahas pada data sebelumnya. Campur kode frasa yaitu di bilang (di beritahu) merupakan bentuk campur kode frasa eksosentrik direktif karena salah satu unsure kata menggunakan preposisi. (5) A : Maaf-maaf coy, jangan langsung makemuko masam. B : Hem payahlah kalokekgini. I langsung makemuko masam payahlah kalokekgini. Campur kode kata yaitu make (pakai), muko (muka), payahlah (susahlah), kalo (kalau). Kata make/pake merupakan bentuk campur kode kata verba, kata payahlah merupakan bentuk campur kode kata sandang atau partikel.sedangkan kata muko dan kata kalo sudah dibahas pada data sebelumnya. Campur kode frasa yaitu kekgini (seperti ini) merupakan bentuk campur kode frasa yaitu frasa apositif.