PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

WALIKOTA PROBOLINGGO

TATA UPACARA PENGIBARAN BENDERA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PENILAIAN DAN DENAH LOMBA TATA UPACARA BENDERA DAN BARIS BERBARIS PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

FORMULIR B TATA UPACARA PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 66 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2012 DAN HUT KE-67 PGRI

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HUT KE-68 PGRI

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Dalam rangka peringatanhari Pendidikan Nasional Tahun 2012, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

: Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus No. Waktu Kegiatan Keterangan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SEKRETARIAT DAERAH Jl. Pahlawan No. 9, Telp : (20 saluran) Fax Semarang 50243

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tata Upacara Pramuka Penegak

INSTRUKSI GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 180 TAHUN 2002 TENTANG

JUKNIS PELAKSANAAN LOMBA TUB & PBB SMA/SMK/MA Tingkat Kab./Kota

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus 2010

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemuda dan Olahraga (2015 : 1) Lahir bersamaan dengan Proklamasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH

BSN^ BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 8TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROTOKOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUKU PANDUAN PASKIBRA SEKOLAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

SD NEGERI KALIKUDI 01

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

: M. DEDY WIJAYA OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN CINTA MEUNASAH NAD TAHUN HOBBY : OLAH RAGA MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA UPACARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-63 REPUBLIK INDONESIA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-63 REPUBLIK INDONESIA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2008

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

PETUNJUK PELAKSANAAN KKMI SCOUT COMPETITION 2016

2016, No Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BARIS BERBARIS

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN ACARA RESMI DAN UPACARA BENDERA Nomor: SOP /TU 02 01/UM

2 Asasi Manusia tentang Pedoman Keprotokolan di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 te

WALIKOTA TEBING TINGGI JALAN DR. SUTOMO NO. 14 TELP TEBING TINGGI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN HARI KERJA, JAM KERJA, APEL KERJA DAN PRESENSI ELEKTRONIK

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PERATURAN BARIS- BERBARIS TINGKAT SMP/MTS SE-JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN UPACARA BENDERA PERINGATAN KE-70 HARI RADIO TAHUN 2015 JAKARTA 11 SEPTEMBER 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN LOMBA PENGIBARAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR PM. 27 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGANKEMENTERIANPERHUBUNGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 TAHUN 2011 TENTANG

Legislatif dan anggota Perwakilan Daerah, yang akan disusul dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk periode

2017, No Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035) 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lembaran N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PERATURAN BARIS BERBARIS

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Transkripsi:

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH Disampaikan pada Pelatihan Pembina Pasukan Pengibar Bendera Tingkat SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Kabupaten Bintan Tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Pendahuluan A. Dasar Pemikiran Tujuan Pendidikan Nasional Filosofi Upacara Bendera B. Landasan Hukum Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar di Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11208/C/U/87, tanggal 31 Oktober 1987, perihal Upacara Bendera. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasara dan Menengah, No. 9680/C1/U/1988, tanggal 7 Nopember 1988, tentang cara pengucapan Pancasila oleh Pembina Upacara, dan Peniruan oleh Peserta Upacara Peraturan Tata Upacara Militer TNI (TUM TNI) Nomor Sekp/292/IX/2004 tanggal 6 September 2004

Maksud, Tujuan dan Sasaran A. Maksud Maksud dilaksanakan upacara bendera di sekolah adalah mengusahakan dan memantapkan pencapaian tujuan Pendidikan Nasional di Sekolah dalam rangka pemantapan sekolah sebagai WAWASAN WIYATA MANDALA. B. Tujuan Membiasakan bersikap tertib dan disiplin Membiasakan berpenampilan rapi Meningkatkan kemampuan memimpin Membiasakan Kesediaan dipimpin Membina Kekompakan dan Kerajasama Menumbuhkan sikap Jasmani yang tegap dan tangkas Menumbuhkan rasa tanggung jawab C. Sasaran Peserta Didik Pendidik dan Tenaga Kependidikan

UNSUR PELAKSANA A. Pejabat Upacara Pembina Upacara Pemimpin Upacara Pengatur Upacara Pembawa Acara / Pemandu upacara B. Petugas Upacara Pembawa Naskah Pancasila Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945 Pembaca Do a Pemimpin Lagu/Dirigen Kelompok Pengibar/Penurun Bendera Kelompok Paduan Suara - Lagu Indonesia Raya - Lagu Mengheningkan Cipta - Lagu Wajib Nasional C. Peserta Upacara Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Pendidik Tenaga Kependidikan Peserta Didik

Tugas Pokok Pejabat Upacara 1. Pembina Upacara Pembina upacara adalah pejabat upacara yang menerima penghormatan tertinggi dari peserta upacara. a. Mengesahkan rencana acara upacara b. Menerima laporan pengatur upacara sebelum upacara dimulai c. Menerima Penghormatan dari peserta upacara d. Menerima Laporan Pemimpin Upacara e. Memimpin Mengheningkan cipta f. Membacakan teks pancasila untuk diikuti oleh peserta upacara g. Menyampaikan pesan-pesan h. Penanggungjawab terakhir pelaksanaan upacara. Pembina Upacara : a. Kepala Sekolah b. Wakil Kepala Sekolah c. Pendidik yang ditunjuk d. Tokoh Masyarakat

Tugas Pokok Pejabat Upacara 2. Pemimpin Upacara Pemimpin upacara adalah pejabat yang bertugas memimpin upacara. Tugas Pokok : a. Menerima Penghormatan dari pemimpin kelompok peserta upacara; b. Memimpin Penghormatan dari Peserta Kepada Pembina Upacara; c. Menyiapkan dan Mengistirahatkan peserta Upacara; d. Menyampaikan laporan kepada pembina upacara; e. Bertanggungjawab kepada pembina upacara; f. Membubarkan peserta upacara. Pemimpin Upacara : Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara 3. Pengatur Upacara Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara upacara (secara tertulis) serta segala sesuatu yang berkaitan dengan upacara. Tugas pokoknya adalah : a. Mengajukan rencana acara upacara kepada pembina upacara untuk memperoleh pengesahan b. Menentukan/menunjuk petugas-petugas upacara c. Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara d. Melapor atau memberikan informasi kepada pembina upacara tentang segala sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai e. Memeriksa mengatur serta mengendalikan jalannya upacara f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pembina upacara. Pemimpin Upacara : Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara 4. Pembawa Acara/ Pemandu Acara Pembawa Acara / Pemandu upacara adalah peserta didik di bawah bimbingan Guru Pembina. Tugas pokoknya adalah: a. membaca acara upacara sesuai urutan acara pada saat yang telah ditentukan b. mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengatur upacara.

Tugas Pokok Petugas Upacara 1. Pembawa Naskah Pancasila a. Membawa naskah Pancasila b. Menyerahkan naskah Pancasila kepada Pembina Upacara dan menerima kembali naskah tersebut pada saat yang telah ditentukan 2. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas membaca teks tersebut pada saat dan tempat yang telah ditentukan 3. Pembaca doa adalah peserta didik yang ditunjuk, bertugas membaca doa pada saat dan tempat yang telah ditentukan 4. Pemimpin lagu/dirigen adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas: a. Memimpin kelompok paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Mengheningkan Cipta pada saat dan tempat yang telah ditentukan; b. Memimpin seluruh peserta upacara/kelompok paduan suara menyanyikan salah satu lagu wajib nasional pada saat dan tempat yang telah ditentukan;

Tugas Pokok Petugas Upacara 5. Kelompok pengibar/penurun bendera adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas: a. Menyiapkan bendera b. Mengibarkan atau menurunkan bendera serta menyimpannya kembali ke tempat semula 6. Kelompok Paduan Suara adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional lainnya pada saat yang telah ditentukan disesuaikan dengan jenis upacara.

Tugas Pokok Peserta Upacara 5. Peserta upacara yaitu peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan upacara, terdiri dari 1. Kepala Sekolah 2. Wakil Kepala Sekolah 3. Pendidik 4. Tenaga kependidikan 5. Peserta didik Dalam upacara Bendera Harus diperhatikan dan dipegangteguh: KEDISIPLINAN KETERTIBAN KEKHIDMATAN

FORMASI A. Bentuk Barisan Untuk melaksanakan upacara bendera dipergunakan bentuk-bentuk formasi barisan sebagai berikut: 1. Bentuk segaris Bentuk segaris ialah suatu bentuk barisan yang disusun dalam satu baris dan menghadap ke pusat upacara; 2. Bentuk U atau angkare Bentuk U atau angkare ialah satu bentuk barisan yang disusun dan berbentuk huruf U atau angkare dan menghadap ke pusat upacara. Dari kedua bentuk barisan tersebut dapat dipergunakan formasi-formasi barisan sebagai berikut: 1. Formasi saf bersaf; 2. Formasi saf berbanjar; 3. Formasi banjar bersaf; 4. Formasi banjar berbanjar. Dalam pelaksanaannya bentuk dan formasi barisan tersebut disesuaikan dengan keadaan sekolah dan lapangan upacara yang tersedia, namun tetap berpedoman pada bentuk dan formasi barisan sesuai dengan ketentuan di atas.

FORMASI B. Susunan Barisan Susunan barisan dapat mengambil bentuk dan formasi sebagai berikut: 1. Bentuk segaris dengan formasi: a) Saf bersaf b) Banjar bersaf. 2. Bentuk U atau Angkare dengan formasi: a) Saf bersaf b) Banjar berbanjar.

KELENGKAPAN A. Sarana 1. Bendera 2. Tiang bendera 3. Tali bendera 4. Naskah-naskah B. Pakaian 1. Pakaian upacara bendera pada setiap hari Senin/Sabtu a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah dengan topi pet. b. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing. 2. Pakaian upacara bendera pada hari besar nasional a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah dengan topi pet. b. Petugas upacara mengenakan pakaian yang telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing. c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing.

PELAKSANAAN Upacara Pengibaran Bendera dilaksanakan pada setiap hari Senin pagi, sebelum pelajaran dimulai. Untuk sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pagi dan siang hari (double shif) maka Upacara Pengibaran Bendera dilaksanakan oleh sekolah yang masuk pagi.

PELAKSANAAN Susunan acara pada Upacara Pengibaran Bendera terdiri dari: a. Acara persiapan b. Acara pendahuluan c. Acara pokok d. Acara penutup e. Acara tambahan.

PELAKSANAAN a. Acara Persiapan 1) Menyiapkan kelengkapan upacara 2) Menyiapkan barisan 3) Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara b. Acara Pendahuluan 1) Pengatur Upacara melapor tentang kesiapan upacara kepada Pembina Upacara dengan diawali dan diakhiri dengan penghormatan, bunyi laporan sebagai berikut: LAPOR, UPACARA BENDERA SIAP DIMULAI. 2) Pembina upacara menjawab laporan Pengatur Upacara dengan kata LAKSANAKAN, dan diulang oleh Pengatur Upacara dengan kata LAKSANAKAN. 3) Laporan pelaksanaan dilakukan sebelum Pembina Upacara masuk ke lapangan upacara.

PELAKSANAAN c. Acara Pokok 1) Pembina Upacara memasuki lapangan upacara 2) Penghormatan Umum 3) Laporan Pemimpin Upacara 4) Pengibaran Bendera Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya 5) Mengheningkan Cipta 6) Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 7) Pembacaan Teks Pancasila 8) Pembacaan Teks Janji Peserta didik 9) Amanat Pembina Upacara 10) Menyanyikan Lagu Nasional 11) Pembacaan Doa 12) Laporan Pemimpin Upacara 13) Penghormatan Umum 14) Pembina Upacara meninggalkan Lapangan Upacara 15) Penghormatan kepada Pemimpin Upacara 16) Upacara selesai, barisan dibubarkan Sebelum acara pokok dimulai, pembawa acara terlebih dahulu memberi pengantar dan membaca urutan acara pokok satupersatu.

PELAKSANAAN Upacara Penurunan Bendera dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai. Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN Upacara Penurunan Bendera dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai. Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN Pengibaran dan Penurunan Bendera selain hari Senin dan Sabtu Pada hari-hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jum at pengibaran bendera dilakukan sebelum pelajaran dimulai oleh tiga orang peserta didik dibawah pengawasan seorang guru pembina. Sedangkan penurunan dilakukan oleh tiga orang peserta didik setelah pelajaran selesai, bagi sekolah dua shift oleh peserta didik yang masuk sore. Penyimpanan bendera hendaknya ditempatkan khusus sehingga memudahkan bagi petugas pagi pada hari esoknya.

PELAKSANAAN Upacara Bendera Lainnya. Selain Upacara Bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum pelajaran dimulai untuk upacara pengibaran bendera, dan setiap Sabtu siang/sore hari untuk upacara penurunan bendera terdapat upacara lainnya. 1. Upacara Bendera memperingati Hari Besar Nasional. a. Hari Kartini tanggal 21 April b. Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei c. Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei d. Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus e. Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober f. Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober g. Hari Pahlawan tanggal 10 November h. Hari Ibu tanggal 22 Desember Susunan acara dan urutan acara pada prinsipnya sama dengan susunan acara dan urutan acara pada upacara pengibaran bendera dan upacara penurunan bendera. Perbedaannya terletak pada urutan acara pada acara pokok.

PELAKSANAAN Urutan acara pokok upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari Besar Nasional ini terdapat pengecualian, yaitu pada upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober. Urutan acara dimaksud terdiri dari: a. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara b. Penghormatan Umum c. Laporan Pemimpin Upacara d. Mengheningkan Cipta e. Pembacaan Teks Pancasila f. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 g. Pembacaan Ikrar h. Amanat Pembina Upacara i. Pembacaan Doa j. Laporan Pemimpin Upacara k. Penghormatan Umum l. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara m. Upacara selesai, barisan dibubarkan n. Selanjutnya sama seperti pada upacara pengibaran bendera. Upacara bendera lainnya tersebut di atas dilaksanakan demikian apabila tidak ada petunjuk khusus dari pejabat yang berwenang.

PELAKSANAAN Upacara Bendera di Dalam Ruangan Upacara Bendera atau Upacara Pengibaran bendera Merah Putih tidak lazim dilaksanakan di dalam ruangan, oleh sebab itu upacara dalam ruangan bukanlah upacara bendera. Namun demikian karena kegiatan upacara harus berlangsung dengan tertib dan disiplin, maka ruangan harus diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Urutan acara dalam upacara tersebut sebagai berikut: a. Pengantar pembawa acara; b. Laporan; c. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya; d. Mengheningkan Cipta; e. Acara Pokok; f. Sambutan/amanat; g. Do a; h. Laporan bahwa upacara selesai; i. Lain-lain; j. Penutup. Pada pelaksanaan upacara dalam ruangan sering ada acara ramah tamah, oleh sebab itu agar upacara tersebut tetap khidmat maka acara resmi hendaknya diakhiri/ditutup terlebih dahulu sebelum memasuki acara lain-lain atau ramah tamah.

PELAKSANAAN Upacara Bendera Pada Saat Berkabung a. Pada hari berkabung nasional bendera kebangsaan dikibarkan setengah tiang mulai saat penerimaan berita tentang adanya hari berkabung pemerintah. b. Waktu berkibar bendera setengah tiang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. c. Cara pelaksanaannya dapat juga seperti mengibarkan/menurunkan bendera tiap hari. d. Apabila berita berkabung diterima, sementara bendera kebangsaan berkibar/sedang berada di atas tiang bendera, petugas memberi hormat lalu membuka ikatan tali dari tiang bendera. Dengan gerakan serentak petugas bendera secara khidmat sampai setengah ketinggian tiang, disusul mengikatkan kembali kepada tiang. Setelah selesai mengambil posisi di depan tiang untuk memberi penghormatan, petugas balik kanan. Bila berita berkabung diketahui dan bendera belum dikibarkan, seyogyanya pengibaran bendera setengah tiang dilaksanakan dengan mengadakan upacara. Langkah-langkah kegiatannya seperti telah ditentukan, apabila bendera telah sampai puncaknya bersama dengan selesainya lagu dan belum ada aba-aba tegak dari pemimpin upacara, ditahan sejenak baru kemudian diturunkan kembali secara khidmat sampai setengah ketinggian tiang bendera. e. Pada upacara penurunan bendera dalam keadaan berkabung pelaksanaannya seperti telah ditentukan, petugas penurunan bendera menyerukan bendera siap, lalu Pembina Upacara memberikan aba-aba hormat bendera dengan disusul penaikan bendera secara perlahan dan khidmat.

PELAKSANAAN Pengibaran Bendera Pusaka Sebagai tambahan, khususnya Pengibaran bendera Pusaka pada setiap tanggal 17 Agustus, memang mempunyai ciri tersendiri. Walaupun peserta upacara berasal dari berbagai kalangan tetapi memakai Tata Upacara Militer (TUM)

PELAKSANAAN Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada saat pelaksanaan upacara bendera mungkin saja terjadi gangguan yang dapat mengganggu jalannya upacara bendera. Gangguan yang mungkin terjadi antara lain: 1. Kerekan Macet Upacara berjalan terus, setelah selesai baru kerekan dibetulkan. 2. Tali Kerekan Putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus sampai upacara selesai. Kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan. 3. Tiang Bendera Rebah Kelompok pengibar berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera. Bila tidak mungkin dipertahankan, lakukan seperti butir 2 di atas. 4. Bendera Terbalik a. Apabila pemabenderaan bendera ke tali sudah benar, tetapi merentangkannya salah seperti melintir atau tangan kanan memegang bendera yang berwarna putih dan tangan kiri memegang bendera yang berwarna merah, maka cukup menukar pegangannya (membalik bendera). b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai dengan melipat bendera sampai merentangkan kembali bendera. 5. Cuaca Buruk dan Hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara cuaca buruk dan hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Sedangkan apabila pada saat upacara turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai Bendera Merah Putih di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

E V A L U A S I Untuk mengetahui sejauh mana ketentuan upacara bendera di sekolah dapat dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk memberikan petunjuk perbaikan dan bahan penilaian kegiatan ekstrakurikuler.

Sasaran Penilaian 1. Penilaian perorangan, yaitu penilaian terhadap: a. Pembina Upacara; b. Pengatur Upacara; c. Pembawa Acara; d. Pemimpin Upacara; e. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945; f. Pembawa Teks Pancasila g. Pemimpin Lagu/Dirigen; h. Pembaca Doa. 2. Penilaian kelompok, yaitu penilaian terhadap: a. Petugas Pengibar/Penurunan Bendera; b. Kelompok Paduan Suara; c. Peserta Upacara (kelompok peserta didik dan kelompok guru/karyawan lainnya)

Aspek yang Dinilai 1. Disiplin. 2. Pelaksanaan tugas/kewajiban. 3. Penampilan. 4. Penjiwaan.

Teknik Penilaian dan Pengolahannya Penilaian dilakukan pada setiap kali pelaksanaan upacara bendera melalui teknik pengamatan. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam nilai kualitatif dengan skala nilai kurang, sedang, baik, baik sekali. Untuk memudahkan penghitungan nilai akhir, maka skala nilai tersebut diberi skor 1, 2, 3, 4. Penilai cukup membubuhkan tanda check pada kolom yang tersedia, sebagaimana format terlampir. Untuk menghitung nilai akhir perorangan/kelompok, yaitu dengan menjumlahkan angka-angka sesuai dengan skor masing-masing dibagi jumlah aspek yang dinilai.

PENUTUP Buku Pedoman Pembinaan Upacara Bendera diharapkan sekolah dapat melaksanakan upacara bendera. Pelaksanaan upacara bendera secara baik, akan memberi pengaruh kepada hasil yang akan dicapai, baik hasil fisik yaitu ketertiban, kerapian, maupun hasil non fisik yaitu meningkatkan rasa berbangsa dan bernegara Indonesia.