EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

MODEL LEARNING CYCLE 5E SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan pendekatan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan salah satu Tujuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

*Keperluan korespondensi, HP : ,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK WRITE-PAIR-SQUAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 2 BANGKINANG

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: RIZA JUNIARSIH NPM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DENGAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI TEORI KINETIK GAS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan. Tabel 1. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), efektivitas berasal dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

Transkripsi:

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 1 Ketapang Tahun Pelajaran 2012/2013) Nyoman Durus 1, M. Coesamin 2, Arnelis Djalil 3 Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Abstrak: Two stay two stray merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang siswa-siswanya mencari dan menemukan konsep secara mandiri dengan menjelaskan konsep kepada tamu dari kelompok lain dan mencari informasi hasil bahasan ke kelompok lain. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Ketapang tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah siswa kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X.3 sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Ketapang tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci: efektivitas, two stay two stray, konsep matematis. PENDAHULUAN Salah satu tujuan nasional Re-publik Indonesia dalam bidang pen-didikan yang tertuang dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terlahir generasi-generasi yang berkualitas yang mampu membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan usaha yang harus selalu dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya, baik pemerintah, sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa dan masyarakat. Namun usaha-usaha tersebut tidak akan berhasil bila faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran tidak dioptimalkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran, khususnya matematika salah satunya adalah guru. Dalam menjalankan tugas pendidikan, guru merupakan unsur yang penting, sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (2003:96). Seorang guru matematika juga harus paham bahwa matematika bukan ilmu hafalan, melainkan ilmu yang membutuhkan penguasaan dan pemahaman terhadap konsepnya, karena konsep matematika merupakan objek pertama yang dipelajari dalam matematika selain berhitung. Menurut Skemp (1987:54), pemahaman konsep matematis didefinisikan sebagai kemampuan mengaitkan notasi dan simbol matematika yang relevan dengan ide-ide matematika dan mengombinasikannya ke dalam rangkaian penalaran logis. Memahami konsep matematika merupakan salah satu syarat untuk dapat menguasai matematika. Pada setiap pembahasan materi baru, selalu diawali dengan pengenalan konsep, baik pengenalan konsep secara induktif maupun secara deduktif. Pengenalan konsep secara induktif yaitu berupa konsep-konsep yang menyangkut kehidupan sehari-hari, sedangkan pengenalan konsep secara deduktif yaitu berupa pemaparan konsep, definisi, dan istilah-istilah. Dengan demikian salah satu kesalahan yang mungkin dilakukan siswa adalah 88

Nyoman, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 89 kesalahan-kesalahan dalam memahami konsep. Dalam matematika, kesalahan mempelajari suatu konsep terdahulu akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep berikutnya. Pemahaman konsep awal yang salah, akan menyebabkan kesalahan pada pe-mahaman konsep selanjutnya, karena matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Sehingga untuk meningkatkan keberhasilan belajar matematika penguasaan konsep harus diperhatikan. Penguasaan konsep matematis siswa dapat dimaksimalkan salah satunya dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif diharapkan dapat membangkitkan keaktifan siswa dan konsepkonsep matematika yang di-sampaikan dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Eggen dan Kauchack (dalam Trianto, 2007:42) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman kepemimpinan dan membuat ke-putusan dalam kelompok. Dengan demikian setiap siswa memiliki peluang yang sama dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal serta tercipta suasana yang me-nyenangkan. Dalam pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti men-jadi pendengar yang baik, memberi-kan penjelasan kepada teman se-kelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncana-kan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995:35). Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS). Lie (2009:14) mengemukakan two stay two stray adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Dengan model ini banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa diajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penerapan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh temannya. Selain itu, dalam penerapan model pembelajaran two stay two stray ini terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan teman-temannya yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari uraian di atas, tampak bahwa model pembelajaran TSTS mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk belajar menemukan konsep matematika dalam pem-belajaran di kelompok yang heterogen, sehingga konsep yang diajarkan dapat dipahami oleh seluruh siswa dengan usaha mandiri maupun kelompok. Oleh karena itu model pembelajaran TSTS dirasakan perlu diterapkan dalam pengajaran matematika. Dengan memahami konsep matematis, hasil belajar siswa pun diharapkan meningkat. Selain itu akan merubah paradigma guru dalam pembelajaran, yaitu dari guru yang sebagai pusat belajar agar beralih ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas peng-gunaan model pembelajaran two stay two stray ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Ketapang semester genap tahun ajaran 2012/2013.

90 Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 2, Mei 2013 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif ditinjau dari pemaham-an konsep matematis siswa kelas X semester genap SMAN 1 Ketapang tahun pelajaran 2012/2013?. Berdasarkan rumusan masalah ter-sebut, tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah model pembelajaran TSTS lebih efektif daripada pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru (konvensional) ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa, khususnya siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Ketapang tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Ketapang Tahun Pelajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari tiga kelas, yaitu X.1, X.2, dan X.3. Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik cluster random sampling dengan mengambil dua kelas secara acak dari tiga kelas. Sampel pe-nelitian ini terpilih X.1 yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, dan kelas X.3 yang terdiri dari 31 siswa sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum memberi perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, data kemampuan awal masing-masing kelas dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, yaitu uji-t dengan taraf signifikan α = 5% untuk mengetahui apakah kedua kelas memilki rata-rata kemampuan awal yang sama. Sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji pra-syarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Setelah dilakukan perhitungan data kemampuan awal siswa, dapat diketahui bahwa kedua kelas berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama. Hasil dari perhitungan uji-t juga menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal kelas X.1 sebagai kelas eksperimen sama dengan rata-rata kemampuan awal kelas X.3 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji-t tersebut diketahui kedua kelas sampel memiliki rata-rata kemampuan awal yang sama sehingga dapat diterapkan pembelajaran dengan model two stay two stray pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensi-onal pada kelas kontrol. Jenis penelitian ini merupa-kan quasi eksperimen. Desain yang digunakan adalah post-test only dengan kelompok pengendali yang tidak diacak. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran two stay two stray sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, kemudian dilakukan tes akhir. Tes akhir adalah tes ke-mampuan pemahaman konsep yang dilakukan pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama. Data dalam penelitian ini adalah data pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh setelah dilakukannya tes pema-haman konsep matematis terhadap kelas yang diberikan perlakuan dengan menggu-nakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan terhadap kelas yang mengguna-kan pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini teknik pengum-pulan data yang digunakan adalah metode tes, baik dalam pembelajaran kooperatif tipe TSTS maupun dengan pembelajaran konvensional. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep yang berbentuk uraian, tes diberikan sesudah pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian pemahaman konsep matematis siswa. Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas X. Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 1 Ketapang mengetahui dengan benar

Nyoman, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 91 kurikulum SMA, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matematika. Guilford (dalam Suherman, 1990:177) berpendapat bahwa suatu instrumen tes dikatakan baik apabila memiliki nilai reli-abilitas lebih dari atau sama dengan 0,70, karena realibilitas instrumen tes dalam penelitian ini lebih dari atau sama dengan 0,70 yaitu 0,86 maka dapat dikatakan instrumen tersebut baik. Dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas maka instrumen tes pemahaman konsep matematis tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep. Data skor post-test kelas eksperimen serta kelas kontrol dianalisis menggunakan uji pihak kanan. Sebelum melakukan uji pihak kanan perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas data. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Perhitungan Normalitas Kelompok 2 2 X hitung X tabel KeputusanUji Eks 4,79 7,81 diterima H 0 Kontrol 6,97 7,81 diterima H 0 Diperoleh bahwa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol X 2 hitung < X 2 tabel, maka H 0 diterima yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 4.2 Perhitungan Homognitas Kelas X 2 hitung X 2 tabel Kriteria Eks. Kedua kelas 1,39 3,84 Kontrol homogen Diperoleh X 2 hitung kurang dari X 2 tabel sehingga diperoleh bahwa kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen. Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 diperoleh bahwa data ber-distribusi normal dan homogen, sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Dari hasil uji-t tersebut didapat hasil t hitung = 3,68 dan t tabel = 1,66, Karena t hitung lebih dari t tabel maka terima H 1 dan diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay two stray lebih dari rata-rata pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Ketapang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata skor kelas dengan pembelajaran two stay two stray dan kelas dengan pembelajaran konven-sional. Ratarata skor kelas dengan pembelajaran two stay two stray lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor kelas dengan pembelajaran konvensional, yaitu 79,88 dengan simpangan baku 8,93. Sedangkan rata-rata skor pembelajaran konven-sional sebesar 70,58 dengan simpangan baku 11,06. Setelah dilakukan analisis skor kemampuan pemahaman konsep matematis untuk tiap indikator, diketahui rata-rata pencapaian indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray sebesar 79,12%. Indikator yang paling baik dicapai oleh siswa kelas pembelajaran two stay two stray yaitu mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep sebesar 85,35%. Ratarata pencapaian indikator pemahaman konsep siswa pada kelas konensional sebesar 68,38%. Indikator yang paling baik dicapai oleh siswa kelas konvensional yaitu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya sebesar 77,21%.

92 Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 2, Mei 2013 Berdasarkan hasil analisis data post-test pemahaman konsep matematis siswa diperoleh skor rata-rata pada kelas eksperimen 79,88, dan skor rata-rata pada kelas kontrol 70,58. Rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih memahami konsepkonsep logika matematika di-bandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa belajar menggunakan model pem-belajaran two stay two stray yang lebih memberi kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berbagi kepada temannya. Dengan kegiatan pembelajaran seperti inilah siswa tidak mengalami kejenuhan dan siswa mampu memaksimalkan potensi dirinya. Selain itu dengan model pembelajaran two stay two stray siswa dapat mematangkan pe-mahaman konsep matematis mereka berdasarkan kemampuan sendiri pada saat mempelajari konsep, ber-bagi kepada teman, dan bertanya kepada guru. Hal yang sama juga terlihat dari pencapaian indikator pemaham-an konsep matematis siswa. Pen-capaian indikator pemahaman konsep matematis siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran two stay two stray lebih baik daripada pencapaian indikator pe-mahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pada kelas yang menggunakan pembelajaran two stay two stray rata-rata indikator pe-mahaman konsep yang dapat tercapai sebesar 79,12% dan pada kelas yang mengunakan pembelajaran kovensional rata-rata indikator pemahaman konsep matematis yang dapat ter-capai sebesar 68,38%. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran two stay two stray siswa diberi LKK untuk masingmasing kelompok. Dengan LKK mereka berdiskusi, menggali pengetahuan tentang materi logika matematika, dan memperoleh konsep-konsepnya. Setelah itu mereka akan berbagi tugas, tugas pertama adalah mencari konsep lain dari kelompok lain dan tugas kedua adalah membagi konsep kepada kelompok lain yang membutuhkan. Pada tahap inilah siswa dapat meng-asah pemahaman konsep matematis-nya dan mematangkan konsepkonsep tersebut. Berbeda pada pembelajaran konvensional, siswa hanya mendengarkan ceramah, atau pemberian materi dari guru, kemudian siswa berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh, dan enggan untuk mengikuti pelajaran, sehingga pemahaman konsep matematis siswa kurang. Pencapaian indikator-indikator pemahaman konsep matematis siswa di kelas dengan pembelajaran two stay two stray lebih besar daripada pencapaian indikatorindikator pemahaman konsep mate-matis siswa di kelas dengan pem-belajaran konvensional, kecuali indikator mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya. Indikator mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatsifat tertentu sesuai konsepnya pada kelas dengan pem-belajaran two stay two stray sebesar 75,39% dan pada kelas dengan pembel-ajaran konvensional sebesar 77,21%. Ini menunjukkan bahwa indikator meng-klasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya pada kelas dengan pembelajaran konvensional lebih besar daripada kelas dengan pembelajaran two stay two stray. Hal ini karena, siswa pada kelas konvensional selalu dibimbing guru. Hasil penelitian ini juga telah diuji melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai t Hitu ng = 3,68 dan t tabel = t 0,95 (32+31 2) = 1,66. Berdasarkan kriteria uji, apabila t Hitung < t tabel, maka terima hipotesis nol. Karena t Hitung > t tabel, maka hipotesis nol ditolak. Ini berarti bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran two stay two stray lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model

Nyoman, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 93 pembelajaran two stay two stray lebih efektif dalam mengajarkan konsep matematika dibandingkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini memiliki keterbatasan misalnya kurangnya pengalaman peneliti dalam mengontrol siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung anggota kelompok siswa ada yang masih kurang aktif dalam kelompok. Selain itu, pada saat bertamu ke kelompok lain ada be-berapa siswa yang tidak serius men-jalankan tugasnya sehingga penerapan model pembelajaran kurang maksimal. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini menyebabkan kurang maksimalnya hasil yang di-peroleh dari segi pencapaian indi-kator pemahaman konsep siswa. Dengan adanya berbagai per-masalahan dan keterbatasan tersebut perlu adanya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapat dengan cara berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompoknya dengan mengerjakan soalsoal latihan serta terjalinnya komunikasi yang baik antara siswa dan siswa ataupun guru dan siswa. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Lie, Anita. 2002. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Skemp. 1987. [on line]. Tersedia: http://www.ascd.org/publications/book s/106008/chapters/conceptual_unders tanding.aspx. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sutiarso, Sugeng. & Nurhanurawati. 2008.Mengatasi Kecemasan (Anxiety) dalam Pembelajaran Matematika. [Online].Jurnal PMIPA, Volume 9, No. 5.Tersedia: http://www.jurnalpmipa.blogspot.com. [28 Februari 2013]. Tim Penyusun. 2009. Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003. Asa Mandiri: Jakarta. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini terlihat dari pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep matematis siswa yang pem-belajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.