BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Pengangkutan menjadi penting karena. pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi umum yang tersedia. Di dalam Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK KONSUMEN PENGGUNA PARKIR KENDARAAN BERMOTOR (Studi Pasar Tavip Kota Binjai)

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu kontrak nominaat dan innominaat. Kontrak nominaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengangkutan atau biasa juga disebut dengan transportasi, merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pengangkutan menjadi penting karena pengangkutan merupakan proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, selain itu pengangkutan juga dibutuhkan masyarakat untuk keperluan aktifitas sehari-hari. Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, di mana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1 Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pengangkutan tidak dibatasi pada barang tetapi juga pada proses perpindahan orang yang dikenal dengan jasa transportasi. Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga peranan pengangkutan sangat penting. 2 Secara umum, di Indonesia terdapat tiga jenis transportasi, yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Dari ketiga jenis transportasi 1 Setiawan Widagdo, Kamus Hukum, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2012, hlm. 413. 2 R. Djatmiko D, Pengetahuan Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Bandung :Angkasa, 1996, hlm. 112. 1

2 tersebut, transportasi angkutan jalan darat merupakan media yang paling sering digunakan oleh masyarakat dibandingkan transportasi lainnya. Perkembangan teknologi transportasi juga berdampak bagi kemajuan alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Berbagai alat transportasi banyak digunakan di berbagai kota, termasuk juga di kota Bandung yang banyak digunakan masyarakat untuk melakukan pergerakan atau perpindahan. Sebagaimana disebutkan diatas pengangkutan adalah perjanjian timbal balik. Maka secara tidak langsung pengangkut dan pengirim memiliki perikatan satu dengan yang lainnya. Dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang selanjutnya disebut KUHPerdata menyatakan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. Subekti memberikan definisi perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 3 Dalam hal ini, menurut Sutarno perjanjian dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: 4 1. Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang dibuat dengan meletakkan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak yang membuat perjanjian. Misalnya perjanjian jual beli Pasal 1457 3 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta : Intermasa, 1996, hlm. 1. 4 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung: Alfabeta, 2003, hlm. 82.

3 KUHPerdata dan perjanjian sewa menyewa Pasal 1548 KUHPerdata. Dalam perjanjian jual beli hak dan kewajiban ada dikedua belah pihak. Pihak penjual berkewajiban menyerahkan barang yang dijual dan berhak mendapat pembayaran dan pihak pembeli berkewajiban membayar dan menerima barangnya; 2. Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang dibuat dengan meletakkan kewajiban pada salah satu pihak saja, misalnya perjanjian hibah. Dalam hal ini kewajiban hanya ada pada orang yang menghibahkan yaitu memberikan barang yang dihibahkan sedangkan penerima hibah tidak mempunyai kewajiban apapun. Penerima hibah hanya berhak menerima barang yang dihibahkan tanpa berkewajiban apapun kepada orang yang menghibahkan; 3. Perjanjian dengan percuma adalah perjanjian menurut hukum terjadi keuntungan bagi salah satu pihak saja. Misalnya hibah (schenking) dan pinjam pakai Pasal 1666 dan 1740 KUHPerdata; 4. Perjanjian konsensual, riil, dan formil. Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang dianggap sah apabila telah terjadi kesepakatan antara pihak yang membuat perjanjian. Perjanjian riil adalah perjanjian yang memerlukan kata sepakat tetapi barangnya harus diserahkan. Misalnya penitipan barang Pasal 1741 KUHPerdata. Perjanjian formil adalah perjanjian yang memerlukan kata sepakat tetapi undang-undang mengharuskan perjanjian tersebut harus dibuat dengan bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh pejabat umum notaris atau

4 PPAT. Misalnya jual beli tanah, undang-undang menentukan akta jual beli harus dibuat dengan akta PPAT, perjanjian perkawinan dibuat dengan akta notaries; 5. Perjanjian bernama atau khusus dan perjanjian tidak bernama. Perjanjian bernama atau khusus adalah perjanjian yang telah diatur dengan ketentuan khusus dalam KUHPerdata buku ke III Bab V sampai dengan Bab XVIII. Misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa, hibah dan lain-lain. Sedangkan perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang berlum ada peraturannya secara khusus di dalam undang-undang. Tentang perjanjian tidak bernama diatur dalam Pasal 1319 KUHPerdata yang berbunyi semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini dan bab lainnya. Mengenai kemajuan dibidang transportasi atau pengangkutan, belum lama ini tepatnya pada pertengahan tahun 2015 di kota Bandung telah hadir transportasi baru, yakni Go-Jek. Sebenarnya, Go-Jek juga tidak bisa dikatakan sebagai model transportasi baru, sebab Go-Jek adalah jasa transportasi menggunakan kendaraan roda dua yakni sepeda motor. Dimana sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ojek yang melayani angkutan penumpang untuk transportasi lingkungan yang berjarak dekat.

5 Go-Jek berbeda dengan ojek, karena Go-Jek merupakan ojek online yang cara pemesanannya hanya dapat dilakukan melalui aplikasi Go-Jek di smartphone. Go-Jek juga tidak hanya melayani jasa angkutan orang seperti ojek pada umumnya, melainkan juga melayani jasa seperti: 1. Go-Ride yaitu layanan angkutan orang; 2. Go-Send yaitu layanan pengiriman barang; 3. Go-Mart yaitu layanan pesan antar barang belanjaan; 4. Go-Food yaitu layanan pesan antar makanan; 5. Go-Med yaitu layanan pesan antar keperluan obat-obatan. Selain perbedaan Go-Jek dengan ojek diatas terlihat perbedaan lainnya yaitu Go-Jek merupakan suatu badan hukum yang diberi nama PT. Gojek Indonesia. Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia, PT. Gojek Indonesia bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia untuk menyediakan berbagai layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. 5 Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Gojek Indonesia membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan bertujuan untuk mensejahterakan pekerja di berbagai sektor informal. Dengan kata lain Go-Jek adalah penghubung antara pengemudi ojek dengan pemesan yang membutuhkan layanan Go-Jek melalui aplikasi 5 https://www.go-jek.com, diunduh pada tanggal 25 Oktober 2016, pukul 19.30 WIB.

6 Go-Jek. Secara tidak langsung ada hubungan hukum satu sama lain antara antara PT. Gojek Indonesia, pengemudi, dan pemesan atau pengguna jasa. Perbuatan hukum antara PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi dimuat dalam suatu perjanjian baku yang disebut perjanjian kerjasama kemitraan. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard contract. 6 Di Indonesia sendiri, perjanjian baku dikenal dengan istilah perjanjian standar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata standar berarti suatu ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan, sedangkan kata baku berarti tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan. 7 Selain itu perjanjian baku dikenal dengan nama take it or leave it yang artinya adanya pilihan yaitu menyetujui perjanjian atau menolak perjanjian. Pendapat lain menjelaskan pengertian perjanjian baku adalah konsep-konsep atau janji-janji tertulis, disusun tanpa membicarakan isinya dan lazimnya dituangkan kedalam perjanjian yang sifatnya tertentu. 8 Mariam Darus Badrulzaman merumuskan perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. 9 Selanjutnya pengertian perjanjian kerjasama menurut Subekti, Perjanjian kerjasama hanya mempunyai daya hukum intern (ke dalam) 6 Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Diluar KUH Perdata, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 145. 7 http://kbbi.web.id diunduh pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 19.30 WIB. 8 Sukarmi, Cyber Law: Kontrak Elektronik Dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha, Bandung: Pustaka Sutra, 2008, hlm. 45. 9 Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Perjanjian Baku (standar), Bandung: Bina Cipta, 1986, hlm. 58.

7 dan tidak mempunyai daya hukum ke luar. 10 Untuk melakukan suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian dimana Pasal 1320 KUHPerdata menerangkan adanya empat syarat sahnya perjanjian yaitu sepakat, cakap, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal. Sedangkan pengertian kemitraan oleh Muhammad Jafar Hafsah bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. 11 Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil Pasal 1 angka 8 menerangkan: Kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Bunyi pasal dari perjanjian kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia, PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa, dan pengemudi menyebutkan sebagai berikut: Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum menerangkan bahwa: Aplikasi Go-Jek adalah aplikasi elektronik milik PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa yang dapat dimanfaatkan setiap orang (konsumen) untuk memperoleh jasa layanan maupun pihak-pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT. Gojek Indonesia ataupun PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa sebagai wadah untuk menyalurkan jasa untuk antar jemput barang dan/atau orang layanan pesan antar 10 R. Subekti, Aspek-Aspek hukum Perikatan Nasional, Bandung: Alumni, 1976, hlm. 53. 11 Muhammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, hlm. 43.

8 barang dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat atau jasa yang terkait. Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum menerangkan bahwa: PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa adalah pihak yang membuat, memiliki dan mengurus aplikasi Go-Jek yang dimanfaatkan konsumen yang telah terdaftar untuk memperoleh jasa layanan antar jemput barang dan/atau orang, layanan pesan antar barang ataupun jasa lainnya dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat atau jasa lainnya. Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum menerangkan bahwa: PT. Gojek Indonesia adalah perusahaan yang mengelola kerjasama dengan mitra dan menyediakan jasa manajemen operasional para mitra sehubungan dengan penggunaan aplikasi Go-Jek. Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum menerangkan bahwa: Mitra adalah pihak yang melaksanakan antar jemput barang dan/atau orang, pesan antar barang yang sebelumnya telah dipesan konsumen, atau jasa lainnya melalui aplikasi Go-Jek dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua yg dimiliki oleh mitra sendiri. Melihat kutipan sebagian isi perjanjian kerjasama kemitraan tersebut maka secara tidak langsung hubungan hukum PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi ada tiga pihak dalam perjanjian tersebut yaitu Pengemudi (Mitra), PT. Gojek Indonesia, dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa bertindak sebagai pemilik aplikasi yang menjadi penghubung antara pengemudi dengan pemesan.

9 Dalam hal ini PT Aplikasi Karya Anak Bangsa memegang peranan penting karena pemesanan gojek menggunakan aplikasi gojek. Setelah transportasi Go-Jek berjalan beberapa tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan berbagai layanan jasa yang ditawarkan, Go-Jek dapat dikatakan cukup berhasil membantu masyarakat baik dalam layanan jasa transportasi maupun jasa lainnya. Namun, dibalik keberhasilan itu akhir-akhir ini baik di kota Bandung maupun di kota-kota lainnya sering terjadi aksi demo yang dilakukan oleh para pengemudi Go- Jek yang dimana hal tersebut dikarenakan sering terjadi perubahan ketentuan-ketentuan yang dilakukan oleh PT. Gojek Indonesia ataupun PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dan PT Gojek Indonesia membuat peraturan yang berkaitan dengan pengemudi dalam hal pengangkutan yang menggunakan jasa gojek. Sehingga penulis melakukan penelitian mengenai konsekuensi hukum bagi para pihak dalam perjanjian campuran antara PT. Gojek Indonesia, pengemudi gojek PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa. Penulisan skripsi mengenai gojek sebelumnya sudah pernah dibahas oleh mahasiswi Fakultas Hukum bernama Maryna January yang membahas mengenai Hubungan Hukum Dan Pemenuhan Hak-Hak Antara PT. Gojek Indonesia Dan Pengendara Gojek Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan pada tahun 2015. Ada juga mahasiswi Universitas Hasanuddin Makasar bernama Winda Budiarti Pakambanan yang membahas dengan judul Tinjauan Hukum

10 Pelaksanaan Pengangkutan Barang Melalui Layanan Go-Send Gojek Indonesia pada tahun 2016. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut tentang perjanjian kerjasama kemitraan antara pengemudi, PT. Gojek Indonesia, dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa sehingga terlihat bahwa penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang lain, sehingga penulis mengambil judul sebagai berikut: TINJAUAN YURIDIS KONSEKUENSI HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN CAMPURAN YANG TIMBUL BERDASARKAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. GOJEK INDONESIA, PENGEMUDI GOJEK DAN PT. APLIKASI KARYA ANAK BANGSA B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana konsekuensi bagi para pihak dalam perjanjian campuran antara PT. Gojek Indonesia, pengemudi gojek dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa?

11 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pengemudi gojek bila terjadi perubahan substansi perjanjian yang dilakukan oleh PT. Gojek Indonesia dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah di identifikasi diatas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsekuensi hukum bagi para pihak dalam perjanjian campuran yang timbul berdasarkan hubungan hokum antara PT. Gojek Indonesia, pengemudi gojek dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa. 2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pengemudi dalam perjanjian baku bila terjadi peubahan substansi perjanjian pada perjanjian kerjasama kemitraan. D. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

12 Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran di bidang keilmuan, khususnya bidang ilmu hukum yang menyangkut mengenai konsekuensi para pihak dalam perjanjian campuran. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan penulis dan diharapkan dapat dipakai sebagai referensi oleh mahasiswa fakultas hukum maupun masyarakat luas dalam perlindungan hukum serta konsekuensi para pihak dalam perjanjian campuran. E. KERANGKA PEMIKIRAN Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia perlindungan diartikan sebagai tempat berlindung, perbuatan atau hal melindungi. 12 Dari definisi tersebut dapat ditarik unsur-unsur perlindungan yaitu unsur tindakan melindungi, unsur adanya pihak-pihak yang melindungi, dan unsur cara melindungi. Pengertian Perlindungan menurut ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa amana kepada saksi dan/atau 12 W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesi, Jakarta: Cetakan IX, Balai Pustaka, 1986, hlm, 600.

13 korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum. Disamping itu, hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi subyek hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. 13 Sementara pengertian perlindungan hukum menurut Sutiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia. 14 Pendapat lain juga diungkapkan oleh Sudikno Mertokusumo yang menyebutkan bahwa perlindungan hukum adalah suatu hal atau perbuatan untuk melindungi subyek hukum berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku disertai dengan sanksi-sanksi bila ada yang melakukan wanprestasi. 15 Dari pengertian mengenai perlindungan hukum tersebut dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerjasama pengemudi gojek, PT. Gojek Indonesia dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa masing-masing pihak 13 Sudikno Mertokusumo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya, 1993, hlm. 140. 14 Sutiono, Rule Of Law (Supremasi Hukum), Surakarta: Megister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004, hlm. 3. 15 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta: 1991, hlm. 8.

14 memiliki hak untuk mendapat perlindungan hukum jika ada pihak yang merasa dirugikan oleh lawan pihaknya. Istilah perjanjian sebenarnya merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu overeenkomst dan dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia sendiri ada berbagai macam pendapat di kalangan para sarjana. Sebagian para sarjana hukum menerjemahkan sebagai kontrak dan sebagian lainnya menerjemahkan sebagai perjanjian. 16 Dalam perkembangannya pengertian perjanjian mengalami perubahan sebagaimana dikemukakan oleh J. Van Dunne yang menyebutkan bahwa perjanjian ditafsirkan sebagai suatu hubungan hukum penawaran dari satu pihak dan perbuatan hukum penerimaan dari pihak lain, perjanjian dinamakan juga persetujuan atau kontrak karena menyangkut kedua belah pihak yang setuju atau sepakat untuk melakukan sesuatu. 17 Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum perjanjian dapat dikategorikan sebagai berikut: 18 1. Adanya Kaidah Hukum Kaidah dalam hukum perjanjian dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum perjanjian tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundangundangan, traktat, dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum perjanjian tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, 16 Ricardo Simanjuntak, Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia, 2006, hlm 27. 17 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994, hlm. 45. 18 Salim H.S, Hukum Kontrak : Teori Dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hlm. 3.

15 tumbuh, dan hidup dalam masyarakat, seperti jual beli lepas, jual beli tahunan, dan lain sebagainya. Konsep-konsep hukum ini berasal dari hukum adat. 2. Subyek Hukum Istilah lain dari subyek hukum adalah rechtperson. Rechtperson diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban. Subyek hukum dalam perjanjian kerjasama ini adalah badan penyelenggara selaku pemberi kerja. 3. Adanya Prestasi Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak dalam suatu kontrak. Pada umumnya suatu prestasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 KUHPerdata terdiri dari beberapa hal yaitu memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. 4. Kata Sepakat Dalam Pasal 1320 KUHPerdata ditentukan empat syarat shnya perjanjian, dimana salah satunya adalah kata sepakat (consensus). Kesepakatan merupakan unsur mutlak terjadinya perjanjian kerjasama. Kesepakatan dapat terjadi dengan berbagai cara, namun yang paling penting adalah adanya penawaran dan penerimaan atas penawaran tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak. 5. Akibat Hukum

16 Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban, Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata menegaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. F. METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode yuridis normatif yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. 19 Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditunjukan untuk mendapatkan hukum objektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban). 20 1. Sifat Penelitian Skripsi adalah suatu karya tulis yang bersifat ilmiah, oleh karena itu dalam pembahasan atau penyelesaiannya harus didukung oleh bahan hukum atau hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penulisan hukum normatif, di mana dalam menyelesaikan setiap permasalahan di lihat dari aspek hukum yang berlaku. 21 19 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Normal, Jakarta: Raja Grafindo, 2006, hlm. 13. 20 Hardihan Rusli, Metode Penelitian Hukum Normatif, Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, No. 3, 2006, hlm. 50. 21 Bambang Suggono, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001, hlm. 17.

17 Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif. Definisi metode deskriptif adalah metode penulisan yang digunakan untuk membahas suatu permasalahan dengan cara meneliti, mengolah data, menganalisis, menginterprestasikan hal yang ditulis dengan pembahasan yang teratur dan sistematis, ditutup dengan kesimpulan dan pemberian saran sesuai kebutuhan. Whitney (1960) berpendapat bahwa metode deskriptif analitis merupakan metode pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat. Metode penelitian ini ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat dalam situasi tertentu, termasuk di dalamnya hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta proses yang tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena tertentu dalam masyarakat. 22 2. Pendekatan Penelitian Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (Statute-aproach) yaitu pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi, penelitian dilakukan terhadap produk-produk hukum dimana penelitian perlu memahami hierarki, dan asas-asas dalam peraturan perundang-undangan. 23 3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum 22 Rita, Pengertian Pendekatan Deskriptif Analitis, 2014, http://www.bimbingan.org/pengertianpendekatan-deskriptif-analitis.htm, diunduh pada tanggal 26 oktober 2016 Diunduh pukul 19.35 WIB. 23 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, hlm. 137.

18 Bahan-bahan hukum yang digunakan bersumber dari studi kepustakaan, bahan-bahan hukum ini terdiri dari. a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang bersifat autoritatif, yang artinya memiliki otoritas. 24 Bahan hukum primer ini bersumber dari peraturan perundang-undangan, dimana otoritas tertinggi adalah Undang-Undang Dasar 1945, kemudian diikuti peraturan perundang-undangan di bawahnya yang diurutkan menurut hierarki tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia sebagai mana tertulis pada Undang Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang bersumber dari pendapat ilmiah para sarjana, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan transportasi khususnya mengenai Go-Jek serta mengenai perjanjian kerjasama. dapat ditulis sebagai berikut: 1) Buku-buku teks yang ditulis oleh para pakar dan ahli hukum yang berpengaruh; 2) Jurnal-jurnal dan makalah hokum; 3) Pendapat para sarjana; 24 Idem, hlm 181.

19 4) Berbagai kasus hukum yang berkaitan dengan hukum perikatan, khususnya perjanjian kerjasama, perjanjian kemitraan dan perjanjian campuran. c. Bahan hukum tersier yaitu berupa kamus-kamus yang membantu menujang pemahaman, memberi petunjuk, maupun memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu: 1) Kamus hukum; 2) Kamus Besar Bahasa Indonesia; 3) Kamus Bahasa Asing (Inggris); 4) Majalah serta media massa. 4. Teknik Memperoleh Bahan Hukum Teknik yang digunakan untuk memperoleh sumber hukum primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencari, menginventarisasi, mengkaji dan melakukan penelusuran studi kepustakaan yang berhubungan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perikatan. Sedangkan untuk memperoleh bahan hukum sekunder dan tersier diperoleh dengan cara melakukan studi literatur, dokumen, jurnal, artikel, dan berbagai bahan yang didapat dari internet yang memiliki kaitan dengan topik dan permasalahan. 5. Teknik Analisis Data

20 Untuk analisis bahan hukum, setiap bahan-bahan hukum yang diperoleh akan saling dihubungkan dengan pokok masalah, kemudian diuraikan dan disajikan ke dalam bentuk tulisan ilmiah yang disusun secara sistematis mengikuti alur sistematika pembahasan yang selanjutnya dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang sedang dibahas. Data dianalisis dengan metode yuridis kualitatif, yaitu data yang diperoleh selanjutnya disusun secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas dengan tidak menggunakan rumus matematis. Dengan kata lain, data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan studi kepustakaan dengan berdasarkan teori-teori, asasasas, dan norma-norma. Tidak menggunakan statistik melainkan menggunakan penafsiran. G. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini disusun dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub-bab guna lebih memperjelas ruang lingkup dan cakupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan masing-masing bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN Berisikan uraian latar belakang permasalahan tinjauan yuridis konsekuensi hukum bagi para pihak dalam perjanjian campuran yang

21 timbul pada hubungan hukum antara PT. Gojek Indonesia, pengemudi, dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa selaku penyedia jasa aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi masalah yang menjadi tujuan penelitian yang akan dikaji, uraian mengenai tujuan penelitian dan kegunaan penelitian yang dibagi menjadi manfaat teoritris dan manfaat praktis, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA (TINJAUAN YURIDIS KONSEKUENSI HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN CAMPURAN YANG TIMBUL BERDASARKAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. GOJEK INDONESIA, PENGEMUDI GOJEK, DAN PT. APLIKASI KARYA ANAK BANGSA SELAKU PENYEDIA JASA APLIKASI) Dalam bab ini dipaparkan mengenai perlindungan hukum serta hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian campuran, membahas mengenai perikatan khususnya perjanjian kerjasama kemitraan yang berdasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan peraturan perundang-undangan yang terkait. BAB III : KONSEKUENSI HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN CAMPURAN SERTA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGEMUDI GOJEK ATAS PERUBAHAN SUBSTANSI PERJANJIAN MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

22 Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang menggambarkan fakta-fakta yang terjadi dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan dalam suatu perikatan perjanjian serta konsekuensi para pihak dalam perjanjian campuran serta perlindungan hukum bagi pengemudi atas terjadinya substansi perjanjian yang dilakukan oleh satu pihak. BAB IV : ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGEMUDI GOJEK SERTA KONSEKUENSI HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN CAMPURAN ANTARA PT. GOJEK INDONESIA, PENGEMUDI GOJEK, DAN PT. APLIKASI KARYA ANAK BANGSA Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan dari hasil penelitian atas permasalahan mengenai konsekuensi para pihak dalam perjanjian campuran. Serta analisis mengenai perlindungan hukum bagi pengemudi dikaitkan dengan terjadinya perubahan substansi perjanjian yang dilakukan secara sepihak oleh PT. Gojek Indonesia dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa dalam perjanjian campuran. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Selain itu diuraikan juga mengenai saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang diteliti.