BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yang sama yaitu menghasilkan laba agar dapat mepertahankan keberlangsungan hidup perusahaan (going concern). Dalam mempertahankan hidupnya, perusahaan dituntut untuk harus mampu menghasilkan kinerja baik. Karena pada umumnya kinerja yang baik berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba. Dengan adanya prinsip going concern yang diterapkan oleh setiap perusahaan, perusahaan mengalami kesulitan dilema yang dihadapi dalam bidang pendanaan yaitu antara menginvestasikan dana yang tersedia atau membayarnya dalam bentuk dividen. Maka diperlukan kebijakan dividen dan stuktur modal yang optimal agar perusahaan dapat mampu mempertahankan kinerja perusahaanya atau tetap eksis ( bertahan hidup). Kebijakan dividen berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai bagaimana suatu dividen dibayar dan bagaimana suatu dividen tersebut dibayar. Kebijakan dividen mengharuskan perusahaan mempertimbangkan bagaimana pengelolaan keuntungan yang diperoleh, apakah digunakan untuk membayar dividen atau untuk melakukan investasi. Menurut teori Jensen (1986) mengenai free cash flow, perusahaan akan lebih memilih menargetkan ekspansi perluasan persusahaan, karena perusahaan lebih memilih menginvestasikan pada proyek-proyek yang lebih besar daripada membayar dividen. Hal itu karena perusahaan menilai bahwa dengan perusahaan yang lebih besar akan lebih mampu menghasilkan laba daripada perusahaan kecil.
Teori Jensen tentu akan mengakibatkan perusahaan lebih mementingkan kepentingan perusahaan itu sendiri daripada kepentingan investor. Pada penelitian yang dilakukan oleh Amidu (2007) pada negara Ghana, dimana investor yang memilih untuk berinvestasi kembali pada perusahaan, lebih menyukai kalau dividen mereka ditahan oleh perusahaan dan diinvestasikan oleh perusahaan. Karena dengan tersedianya laba ditahan, perusahaan mampu melakukan investasi dan menghasilkan lebih banyak laba, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Keown (2000 : 496) rasio pembayaran dividen (dividend pay out ratio) menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Dividen memilki hubungan kasual positif dengan utang. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar, maka perusahaan harus membiayai investasinya dengan utang, sehingga kebijakan dividen mempengaruhi kebijakan utang secara searah. Struktur modal digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara utang dan ekuitas dalam suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dapat membiayai keputusan investasi dengan utang atau/dan ekuitas. Dan bagaimana suatu perusahaan mengelola utang dan ekuitas dapat mempengaruhi biaya modal dan nilai pasar perusahaan. Oleh karena itu, manajer keuangan perusahaan harus mampu untuk menentukan hubungan proposional antara modal ekuitas dan utang modal, karena keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faulkender, dan Petersen (2006), teori tradeoff perusahaan mengidentifikasi leverage yang optimal dari utang dan aset dengan mempertimbangkan biaya dan keuntungan dari utang. Keuntungan dari utang contohnya, pengurangan pajak akan bunga, dan pengurangan dari masalah free-cashflow agency. Ketika perusahaan menemukan adanya keuntungan dari utang, maka perusahaan lebih menyukai menginvestasi dengan menerbitkan utang dan/atau
mengurangi ekuitas. Dengan kata lain, biaya dari modal tergantung pada resiko proyek perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Amidu (2007) di Ghana, Amidu meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa adanya hubungan positif antara return on assets dan dividend policy. Dan hasil ini juga mendukung bahwa kebijakan dividen adalah relevan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Onaolapo dan Kajola (2010) di Nigeria. Penelitian tersebut meneliti dampak dari stuktur modal terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa stuktur modal perusahaan adalah merupakan faktor utama dalam pengaruhnya di dalam kinerja perusahaan, dan juga sebaliknya kinerja perusahaan juga sangat mempengaruhi sturktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Aliahmed (2008) di Kuala Lumpur. Penelitian tersebut meneliti dampak dari kebijakan dividen, kebijakan utang dan struktur kepemilikan perusahaan pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa, kebijakan dividen dan kebijakan utang adalah faktor yang penting dalam menjelaskan kinerja perusahaan. Kebijakan dividen dan struktur modal memiliki peran yang penting dalam pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Tersedianya kesempatan dalam menginvestasi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam banyak cara. Contohnya dalam penelitian yang dilakukan oleh McConnel dan Servaes (1995), suatu perusahaan akan tidak mampu berinvestasi karena komitmen perusahaan dalam membayar utang dan membayar dividen. Sebagai hasilnya perusahaan mungkin akan menolak beberapa proyek dengan NPV positif. Penelitian oleh Grullon, Michaely dan Swminathan
(2002), menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang mengantisipasi penolakan kesempatan investasi akan menaikkan dividen mereka. Peneliti berkeinginan untuk meneliti pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan di Indonesia, dimana penelitian sebelumnya dilakukan di negara berkembang seperti Ghana, Nigeria dan Malaysia. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Di Indonesia, sebagai negara berkembang, sektor manufaktur bidang konsumsi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang produktifitas nasional, maka penulis ingin menguji konsistensi penelitian dengan melakukan penelitian ini. Berasarkan uraian latar belakang diatas, Maka, peneliti melakukan penelitian tentang : Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Konsumsi yang terdaftar dalam BEI. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu apakah struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan apakah ada pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ditujukan untuk investor, perusahaan dan peneliti selanjutnya.
1. Investor, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai suatu pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi, dengan melihat hubungan struktur modal dan kebijakan dividen suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan tersebut. 2. Perusahaan, hasil penelitan ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam strategi perusahaan meningkatkan kinerja perusahaan melalui struktur modal dan kebijakan dividen. 3. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian.