BAB I PENDAHULUAN. parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak jagung dan sirup, sedangkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tua, merah muda, kuning cerah, kuning berbintik-bintik coklat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

1. Untuk membuat sediaan lipstik dengan angkak sebagai pewarna. 2. Untuk mengetahui apakah sediaan lipstik menggunakan angkak sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

I. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan

BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistematika tumbuhan dan kandungan kimianya. Senduduk dengan nama latin Melastoma malabathricum L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Buah anggur atau yang sering disebut grape, bukan tanaman asli. melainkan dalam bentuk minuman atau wine (Wiryanta, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

Prosiding Farmasi ISSN:

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA MERAH YANG DIJUAL DI PASAR ANTASARI BANJARMASIN

KARAKTERISTIK FISIK LIPSTIK SARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN KONSENTRASI CARNAUBA WAX DAN BEESWAX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan buah kaya perekat disebut ketan (Hasanah, 2008) Menurut Herbarium Medanense (2011) dalam sistematika tumbuhan,

Hidrokinon dalam Kosmetik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

Variasi Lama Maserasi Daun Tanaman Jati (Tectona grandis Linn. F) dan Pemanfaatannya sebagai Pewarna Alami dalam Sediaan Lipstik

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laboratorium Farmasetika

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

SEDIAAN RIAS WAJAH Dra. Fat Aminah, M.Sc. Apt.

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

UJI IRITASI DAN STABILITAS FISIKA KIMIA LIPSTIK DENGAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK BUAH SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistematika tumbuhan dan kandungan kimianya. di daerah China, Yunnan (Bhutan, India, Myanmar, Nepal dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

PRODUKSI LIPSTIK HERBAL DENGAN PEWARNA ALAMI TANAMAN OBAT

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Under Makeup Moisture Lotion

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Waspada Keracunan. Akibat Kandungan Logam Berat pada Kosmetik

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Kosmetik adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan penampilan tubuh manusia. Kosmetik termasuk perawatan kulit krim, lotion, bedak, parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang permanen, lensa kontak berwarna, warna rambut, semprotan rambut dan gel, deodoran, produk bayi, minyak mandi, gelembung mandi, mandi garam, mentega dan jenis lain. Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis sediaan pewarna bibir yang jika dilekatkan pada bibir akan memberikan selaput yang kering. Dewasa ini, pewarna bibir cair dan krim tidak banyak dijumpai dalam peredaran, yang banyak digunakan adalah pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir krayon lebih dikenal dengan sebutan lipstik. Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) terdiri dari zat pewarna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. 1

Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Mewarnai bibir pada masa kuno kembali ke periode prasejarah. Sekarang penggunaan produk lipstick meningkat dan pilihan nuansa warna, tekstur, berkilau, telah berubah dan menjadi lebih luas. Hal ini diamati dari fakta-fakta ratusan yang lipstik dipasarkan untuk memenuhi permintaan untuk wanita (Chattopadhyay, 2005). 2

BAB II ISI II.1 Pengertian dan Manfaat Lipstick Lipstik merupakan suatu kosmetik dekoratif yang berfungsi untuk memberi warna pada bibir, sehingga dapat memberi efek mempercerah wajah dan sekaligus untuk melembabkan serta melindungi bibir dari radiasi sinar ultraviolet (Mitsui, 1997). Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 0 C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62 0 C, biasanya berkisar antara 55-75 0 C (Ditjen POM, 1985). Kosmetik rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak, misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik, lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip liner) dan lip sealer (Wasitaatmadja, 1997). 3

II.2 Jenis- Jenis Lipstick Jenis lipstik dikemas dalam tabung berbentuk padat, dan berbentuk cream serta tersedia dalam berbagai warna. Jenis lipstick terdiri atas : 1. Satin Yaitu lipstik dengan tekstur sangat lembut, dan dikemas dalam bentuk stik atau liquid (cairan) Lipstik ini dapat menutupi bibir dengan sempurna serta memberi efek kilap tetapi tidak berminyak. 2. Semi-gloss Yaitu lipstik yang tidak begitu mengkilap, berminyak dan dikemas dalam bentuk stik atau krim padat. 3. Matte Yaitu sejenis lipstick yang tahan lama, tidak mengkilat, mengandung pelembab, dan dapat memberi kesan halus pada bibir. Lipstik ini dikemas dalam bentuk stik. 4. Laqcuer Yaitu lipstik yang berbahan dasar gel, bening, dan dikemas dalam kemasan botol. Lipstik ini dapat memberi kesan halus dan lembut (sheer). 5. Treatment Yaitu lipstik yang terdiri atas campuran antara pewarna bibir dan vitamin, dikemas dalam bentuk stik, bertekstur lembut, mengandung pelembab, dan memberi efek kilau. 4

6. Pensil Bibir atau Lip Liners Pensil bibir untuk memperjelas bentuk bibir. Bentuk pensil bibir hampir sama dengan pensil alis, namun memiliki variasi warnanya yang lebih beragam. 7. Pelembab Bibir atau Lipbalm Sebelum memakai lipstik, sebaiknya bibir diolesi dengan lipbalm yang berfungsi untuk melembabkan dan membantu mencegah bibir pecah-pecah serta terkelupas. 5

8. Lipgloss Efek glossy atau mengkilat pada bibir, dapat diperoleh dengan menggunakan lipgloss atau lip sheener sehingga bibir terlihat halus, lembut dan mengkilat. Lipgloss dipakai setelah menggunakan lipstik. II.3 Komponen Penyusun Lipstick Komponen utama dalam sediaan lipstik Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat warna 1. Minyak Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna. Zat warna 6

adalah senyawa aktif dari formula lipstik.minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972). 2. Lilin Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85 0 C. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik (Balsam, 1972). Paraffin wax dapat membuat sediaan lipstik menjadi lemah dan rapuh pada jumlah yang besar, namun pada jumlah sedikit dapat meningkatkan kehalusan dan mengkilapnya lipstik saat digunakan (Lauffer, 1972). Oleh 7

sebab itu, paraffin wax harus dikombinasikan dengan basis wax lain untuk memperbaiki sifatnya. Salah satu yang dapat dikombinasikan dengan paraffin wax adalah carnauba wax. Dalam jumlah kecil, carnauba wax dapat menaikkan kelembutan dan kekuatan lipstik sehingga tidak menjadi mudah patah dan rapuh, juga dapat menaikkan titik leleh dan memudahkan pada saat proses pencetakan. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami dari sayuran yang terkeras, dan memiliki titik leleh tinggi yaitu 85 C (Lauffer, 1972). Kombinasi terbaik dari basis paraffin wax dan carnauba wax dalam sediaan lipstik dapat diperoleh dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Metode tersebut dapat digunakan untuk optimasi formula pada berbagai jumlah komposisi bahan yang berbeda sehingga menghasilkan formula optimum yang memiliki sifat-sifat fisik yang diharapkan. Metode ini cepat dan praktis karena dapat menghindarkan penentuan formula secara coba-coba (trial and error) (Armstrong and James, 1996; Bolton, 1997) 3. Lemak Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, 8

minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Jellineck, 1976). 4. Zat warna Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan (Balsam, 1972). 4. Zat tambahan Zat tambahan dalam sediaan lipstik Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum (Senzel, 1977). 1. Antioksidan Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan. Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997): Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika Tidak berwarna Tidak toksik 9

Tidak berubah meskipun disimpan lama. 2. Pengawet Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben. 3. Parfum Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau. II.4 Bahaya Lipstick Semakin banyaknya merek lipstik yang beredar di pasaran, membuat kita harus semakin waspada karena bayak merek kosmetik yang memaki bahan kimia berbahaya dalam proses pembuatan lipstik. Bahan berbahaya tersebut dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Bahan kimia berbahaya tersebut adalah : 1) Aluminium jadi seperti warna-warna danau (lakes colors) dan minyak ter (dari batubara). Untuk individu yang sensitive, dalam penggunaan warnawarna yang didapat dari batubara-tir ini akan menyebabkan gejala-gejala seperti mual, kepala pusing, problem kulit, kecapaian, perubahan pikiran/perasaan, atau alergi. 10

2) BHA (Butylated Hydroxyanisole) : Yaitu Sintetis antioxidants sama dengan bahan pengawet yang dipakai untuk campuran, pada umumnya penggunaan bahan pengawet pada lipstick adalah salah satu zat yang menyebabkan kanker. 3) Lead. Lipstik diketahui memiliki kandungan Lead yaitu suatu bahan logam yang berguna untuk menjaga agar lipstik tahan pengoksidan udara atau tahan air (waterproof). Dalam dunia kedokteran, diketahui LEAD sebagai bahan logam yang menyebabkan kanker. Semakin tinggi kandungan LEAD, semakin besar juga resiko terkena penyakit kanker jenis apa saja. Setelah dilakukan penelitian justru merek-merek terkenalah yang memiliki kandungan LEAD tertinggi. Lipstik menjadi lebih tahan lama di bibir dan itu merupakan pengaruh LEAD sebagai bahan logamnya. Tidak hanya berbahaya bagi bibir, namun ternyata juga berbahaya bagi makanan yang akan di konsumsi, udara yang dihirup dan air liur yang di telan, paling tidak melewati zat ataupun gas ammonia yang hasilkan dari LEAD tersebut. Salah satu cara untuk mengetes apakah terkandung lead atau tidak pada lipstick yaitu dengan cara: o Goreskan lipstik beberapa kali ke tangan o Gunakan cincin emas, minimal 18 karat lalu sapukan ke goresan o lipstik tersebut Jika warna lipstik berganti menjadi warna yang lebih gelap atau kehitam-hitaman dan kusam, maka diketahui lipstik Anda mengandung logam LEAD yang tinggi. 11

4) Bahan pewarna Merah K.10 (Rhodamin B) dan Merah K.3 (CI Pigment Red 53 : D&C Red No. 8 : 15585). Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil, dan kertas. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluorescensi). II.5 Persyaratan Lipstick yang Baik Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan Latifah, 2007): 1. Melapisi bibir secara mencukupi 2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin 3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket 4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya 5. Memberikan warna yang merata pada bibir 6. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya 7. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik. II.5 Evaluasi A. Pemeriksaan titik lebur lipstik Penetapan suhu lebur lipstik dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada dua metode yang biasanya 12

digunakan yaitu metode melting point dan metode drop point. Metode melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop point menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting point adalah 60 0 C atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah diatas 50 0 C. Penetapan suhu lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu tersebut menunjukkan batas suhu penyimpanan lipstik yang selanjutnya berguna dalam proses pembentukan, pengemasan, dan pengangkutan lipstik (Balsam, 1972). B. Pemeriksaan kekuatan lipstik Evaluasi kekerasan lipstik menunjukkan kualitas patahan lipstik dan juga kekuatan lipstik dalam proses pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin dalam lipstik (Balsam, 1972). Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban ditambah secara berangsur-angsur dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah merupakan nilai breaking point (Vishwakarma, et al., 2011). C. Uji oles, dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita menggunakan lipstik (Keithler, 1956). 13

D. Penentuan ph sediaan Penentuan ph sediaan dilakukan dengan menggunakan alat ph meter. Sampel di buat dalam konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dalam 100 ml akuades (Rawlins, 2003). E. Pemeriksaan stabilitas sediaan Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan lipstik dilakukan terhadap masingmasing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30 (Vishwakarma, et al., 2011). BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Dewasa ini, lipstik merupakan salah satu alat kosmetika yang dianggap cukup penting bagi sebagian besar wanita. Lipstik digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah & memberikan ekspresi wajah yang menarik. 14

Lipstik yang beredar di masyarakat terdapat dalam berbagai jenis, merk, dan warna. Lipstik memiliki banyak manfaat, yaitu selain untuk memberi warna bibir yaitu dapat digunakan sebagai pelembab sehingga bibir tidak kering. Terdapat beberapa kriteria penggunakan lipstik yang baik adalah lembut pada saat yang dioleskan, mempunyai aliran tiksotropik pada saat penyebaran lipstik pada bibir dan membentuk lapisan film yang melekat pada bibir. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan. III.2 Saran Sebaiknya konsumen selektif dalam memilih produk lipstik karena dewasa ini terdapat sebagian lipstik yang mengandung zat- zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. 15