Library Quality Service Pada Pengguna Perpustakaan Umum Balai Pemuda Surabaya ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MADIUN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN (LIBQUAL+TM METHOD) PADA PERPUSTAKAAN SOEMAN HS PROVINSI RIAU PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE LIBQUAL +TM UNTUK MENGUKUR KUALITAS LAYANAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNP

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH KUALITAS LAYANAN SIRKULASI TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMK-PP NEGERI KUPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LAYANAN DI PERPUSTAKAAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis kualitas..., Sofiyah Sauri, FIB UI, Universitas Indonesia

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE LIBQUAL SKRIPSI OLEH: SUMITA SARI

Kualitas Layanan Perpustakaan Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) UNPAD Berdasarkan Harapan dan Persepsi Mahasiswa

Kualitas Layanan Perpustakaan Umum. Kabupaten Tulungagung. Oleh : Banteng Prasojo Dwiwarno. Pembimbing : Dra. Tri Soesantari, MSi.

KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN SMK-PP NEGERI KUPANG DALAM PERSPEKTIF LIBQUAL +TM

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

+TM. Oleh Elis Siti Nurakhmi. Dinn Wahyudin

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

PENGGUNAAN LIBQUAL+TM DALAM EVALUASI KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SETIA BUDI

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terekam (CD, DVD, ebook). Secara garis besar perpustakaan terbagi menjadi dua

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

TINGKAT KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP MUTU PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis kepuasan, kualitas layanan, metode LibQUAL+ TM. Jurnal Edulib, Vol. 1, ed. 75, Juni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN J.Co DONUTS YANG MENYEDIAKAN LAYANAN INTERNET ( WIFI ) DI PLASA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman sekarang ini industri jasa semakin berkembang, begitu pula

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB I PENDAHULUAN. oleh para guru, hal ini membuktikan bahwa kesadaran akan fungsi dan tugas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Evaluasi Layanan Perpustakaan Keliling Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

Penilaian Pengguna terhadap Kualitas Layanan (Libqual) di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga penyedia pendidikan yang berbasis islami, dan pengembangan ketrampilan yang dimiliki. Tujuan Pendidikan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN PADA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya unit usaha yang lahir dengan berbagai jenis usaha akhir-akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Begum, S. Siraj Nissa Total Quality Management in the Academic Library. Library Philosophy and Practice.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

DIMENSI KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jasa kuliner. Usaha ekonomi di bidang kuliner ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Transkripsi:

Library Quality Service Pada Pengguna Perpustakaan Umum Balai Pemuda Surabaya (Study Deskriptif Mengenai kualitas Layanan di Perpustakaan Umum Balai Pemuda Surabaya) Oleh: Jeane Widoasti Altabanita (071116027) Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga 2015 ABSTRAK Perpustakaan adalah pusat informasi yang sangat membantu dalam proses pendidikan dan mencerdaskan masyarakat. Ada berbagai macam jenis perpustakaan. Salah satunya adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah lembaga informasi yang berada di tingkat kabupaten. Perpustakaan milik masyarakat, untuk masyarakat, dan dari masyarakat. Perpustakaan umum menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat sekitarnya. Agar tetap dapat menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan umum salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengetahui penilaian kualitas layanan yang ada di perpustakaan umum kota Balai Pemuda Surabaya. Dalam penelitian ini menggunakan 4 dimensi dari LibQual + TM untuk menetahui persepsi terhadap perpustakaan umum yaitu Affect of service, Personal control, Information access dan Library as place. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan menggunakan sampel purposive dan metode yang digunakan metode kuantitatif deskriptif. Pengguna menilai dimensi Affect of service dengan positif dengan skor sebesar 4.57 sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi ini masuk dalam kategori cukup. Sementara, dalam dimensi personal control, pengguna menilai positif dengan skor sebesar 4.34 sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi ini masuk dalam kategori cukup. Kemudian, pengguna memiliki penilaian positif terhadap dimensi information access dengan skor sebesar 4.12 sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi ini masuk dalam kategori cukup. Pengguna memiliki penilaiani positif terhadap dimensi library as place dengan skor 5.23 sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi ini masuk dalam kategori baik. Kata kunci: Kualitas Layanan, LibQual+ TM, Perpustakan Umum.

1. Pendahuluan Kepuasan pengguna merupakan ukuran penting dari sebuah kualitas layanan di perpustakaan. Penilaian kualitas pelayanan memberikan Feedback yang penting bagi perpustakaan untuk menilai apakah layanan yang di berikan telah memenuhi harapan dan keinginan pengguna atau tidak dan selajutnya dari penilaian tersebut perpustakaan dapat meningkatkan kualitas layanannya kepada pengguna. Jika perpustakaan mengabaikan kualitas layanannya, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap keinginan serta minat pengguna mengunjungi perpustakaan. Pengguna akan menentukan nilai layanan yang dirasakan berdasarkan pada pengalaman dari penyampaian layanan tersebut. Ghobadian, Speller, dan Jones (1994) menyatakan bahwa ekspektasi pengguna, proses penyampaian layanan, serta hasil layanan memiliki dampak terhadap kualitas layanan yang dirasakan. Yoo dan Park (2007) menemukan bahwa karyawan merupakan elemen penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dirasakan pengguna. Menurut Tjiptono (2008), usaha mewujudkan layanan prima memerlukan pemahaman komperehensif menyangkut dimensi kualitas layanan, faktor-faktor penyebab buruknya kualitas layanan dan strategi penyempurnaan kualitas layanan berkesinambungan. Pemahaman ini diaplikasikan kedalam bentuk layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada penggunanya dengan memperhatikan ekspektasi yang ditetapkan oleh pengguna. Pengguna sebagai konsumen atas layanan jasa informasi di perpustakaan, memiliki penilaian tersendiri atas jasa yang akan dikonsumsinya. Untuk itu penilaian dari pengguna tersebut harus dapat diukur dan dilihat perkembangannya agar nantinya sebuah perpustakaan dapat mewujudkan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya. Dalam mengukur penilaian pengguna ini dapat digunakan berbagai macam alat pengukuran, salah satunya adalah LibQual+ TM. LIBQUAL (Library Quality) terbagi menjadi 4 dimensi layanan yaitu dimensi Affect of Service yang menilai sisi manusia dari organisasi perpustakaan seperti sikap yang ditunjukan ketika melayani pengguna, kemudian dimensi kedua adalah dimensi Information Access yang mengukur kecukupan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dimensi ketiga adalah dimensi Personal Control, dimensi ini mengukur mampu tidaknya pengguna mencari informasi tanpa bantuan petugas. Yang terakhir atau yang keempat adalah dimensi Library as Place mengukur perpustakaan dinilai dari segi fungsional. Keempat dimensi ini dapat menjadi tolok ukur penilaian pelayanan dalam sebuah instansi yang bergerak dalam bidang jasa, termasuk perpustakaan. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kualitas Layanan Menurut Goetsh & Davis (dalam Sugiarto, 2002) kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen/pemustaka. Kualitas layanan pada dasarnya berpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam hal ini adalah pemustaka serta ketepatan penyampaiannya dapat mengimbangi harapan pelanggan. Selanjutnya, menurut Wyckof dan Lovelock

(dalam Sugiarto, 2002) kualitas adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemenuhan kepuasan pemustaka dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pemustaka sangatlah penting. Untuk memenuhi harapan pemustaka, maka dibutuhkan satuan pengukuran yang dilakukan secara berkala pada sebuah perpustakaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas layanan perpustakaan adalah LibQual +TM (Library Quality). Menurut Xi dan Levy (2005:269), LibQual +TM dikembangkan dari SERVQUAL yang dirancang untuk mengukur kualitas layanan pada industri jasa. LibQual +TM dicetuskan pada tahun 1999 oleh para pakar di bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang tergabung dalam ARL (Association Research Library) di Amerika Serikat bekerja sama dengan Texas A & M University, setelah melalui proses pengkajian yang panjang. Metode ini dianggap paling mutakhir dan telah digunakan oleh hampir seluruh perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa, Britania Raya, dan Australia. Yang mendasari LibQual +TM adalah Servqual. Pada tahun 2001 Bruce Thompson, Collen Cook dan Russel L. Thompson melakukan penilitian yang di laporkan dalam jurnalnya yang berjudul Reliability and Structure of LibQual+ TM Scores: Measuring Perceived Library Service Quality, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi pengguna pada perpustakaan akademis. Penelitian ini melibatkan sebanyak 20.416 partisipan yang mewakili 43 universitas. Pada Jurnal tersebut Bruce Thompson et al menyimpulkan bahwa terdapat 4 dimensi dalam LibQual +TM yang dapat digunakan sebagai alat pengukuran kualitas layanan perpustakaan, yaitu :

a. Affect of service, merupakan penilaian terhadap aspek manusia daari sebuah perpustakaan. Dimensi ini meliputi empati yaitu suatu sikap, respon dan tindakan dimana pustakawan dapat mengerti dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh pemustaka. b. Personal control, mencakup hal yang terkait dengan kemampuan pemustaka dalam melakukan pencarian serta mengontrol informasi yang telah disediakan tanpa bantuan pustakawan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain kemudahan akses, ketersediaan petunjuk, serta kenyamanan pemustaka. c. Information access, dimensi dimana pemustaka menilai kelengkapan koleksi informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain kelengkapan, waktu yang dibutuhkan untuk mengakses koleksi informasi yang ada juga diperhatikan. d. Library as place, terkait dengan pengertian pemustaka mengenai perpustakaan dalam konteks fisik. Perpustakaan dinilai berdasarakan segi fungsional ruangan yang dapat membuat pemustaka nyaman dan dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar, refleksi diri, maupun peningkatan pertumbuhan pikiran. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Sanafiah (2008:20) penelitian kuantitatif deskriptif yaitu metode penelitian yang tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Pada suatu penelitian deskriptif tidak menggunakan hubungan antar variable dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Tujuan dari penelitian deskriptif ini sebagai upaya eksplorasi dan klarifikasi mengenai fenomena yang ada dengan mendeskripsikan yang telah didapati dari sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Affect of Service Dimensi Affect of Service merupakan penilaian terhadap aspek manusia dari sebuah perpustakaan atau lembaga dan juga berkitan dengan kualitas layanan/jasa yang diberikan oleh penyedia informasi/perpustakaan dan kinerja petugas perpustakaan. Dalam dimensi ini terdapat 4 variabel yaitu emphaty, Responsiveness, Assurance dan Reliability. 4.1.1 Emphaty Menurut Cook et al (2001) empati adalah memahami masalah, dengan baik serta menjalin hubungan emosional yang baik antara petugas dan pengguna yaitu dengan sikap, respon dan tindakan pustakawan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengguna. Penilaian aspek emphaty oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor

keseluruhan. Skor aspek emphaty secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.67. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek emphaty yang dimilki pengguna sebesar 4,32. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada petugas perpustakaan. 4.1.2 Responsiveness Jankowska (2006) menjelaskan bahwa petugas perpustakaaan harus ada dalam jumlah yang memadai sehingga pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama dalam layanan. Penilaian aspek responsiveness oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek emphaty secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.68. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor aspek reponsiveness yang dimilki pengguna sebesar 4,53. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek responsiveness. 4.1.3 Assurance Assurance atau jaminan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna. Menurut Parasuraman et al dalam memberikan jaminan kepada pengguna pustakawan sudah selayaknya memiliki kesopansantunan. Penilaian aspek assurance oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek assurance secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.69. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek assurance yang dimilki pengguna sebesar 4,68. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek assurance. 4.1.4 Reliability Reliability atau keandalan adalah konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya (Tjiptono, 2005). penilaian aspek reliability oleh pengguna berdasarkan ratarata skor keseluruhan. Skor aspek reliability secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.70. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor aspek reliability yang dimilki pengguna sebesar 4,76. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek reliability. Dari beberapa kesimpulan aspek yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti juga melakukan rata-rata skor keseluruhan. Hasil tersebut berasal dari rata-rata skor aspek emphaty, responsiveness, assurance dan reliability yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya. Skor secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel III.71. berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor dimensi Affect of service adalah sebesar 4.57. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memiliki penilaian yang cukup terhadap dimensi Affect of Service di perpustakaan Balai Pemuda Surbaya. 4.2 Personal Control Dimensi personal control merupakan penilaian terkait dengan kemampuan pengguna dalam melakukan pencarian serta mengontrol informasi yang telah disediakan tanpa bantuan pustakwan seperti kemudahan akses, ketersediaan petunjuk demi kenyamanan pengguna. Dalam dimensi ini terdapat 3 aspek yang dapat dilihat yaitu ease of navigation, convenience, dan modern equipment.

4.2.1 Ease of Navigation Ease of navigation adalah fasilitas perpustakaan yang berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam menemeukan apa yang dibutuhkan, seperti petunjuk, dan search engine yang baik (Zeithaml et al, 2011). penilaian aspek ease of navigation oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek ease of navigation secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.72. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek ease of navigation yang dimilki pengguna sebesar 4,68. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek ease of navigation. 4.2.2 Convenience Convenience adalah kemudahan pengaksesan layanan dan koleksi dengan menggunakan petunjuk yang ada dan alat bantu lainnya (Jankowska, 2006). penilaian aspek convenience oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek convenience secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.73. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek convenience yang dimilki pengguna sebesar 4,3. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek convenience. 4.2.3 Modern Equipment Aspek selanjutnya adalah aspek modern equipment. Cook et al mengatakan bahwa sudah selayaknya perpustakaan memiliki peralatan teknologi informasi yang canggih demi memudahkan akses terhadap berbagai layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. penilaian aspek modern equipment oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek modern equipment secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.74. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek modern equipment yang dimilki pengguna sebesar 3.87. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang buruk kepada aspek modern equipment. Dari beberapa kesimpulan aspek yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti juga melakukan rata-rata skor keseluruhan. Hasil tersebut berasal dari rata-rata skor aspek ease of navigation, convenience dan modern equipment yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya. Skor secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel III.75. berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor dimensi personal control adalah sebesar 4.34. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memiliki penilaian yang cukup terhadap dimensi personal control di perpustakaan Balai Pemuda Surabaya. 4.3 Information Access Dimensi information access merupakan penilaian terhadap kelengkapan koleksi informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain kelengkapan, waktu yang dibutuhkan untuk mengkses koleksi informasi juga harus diperhatikan. Dalam dimensi ini terdapat 3 aspek yang dapat dilihat yaitu scope (content), timeliness, dan convenience.

4.3.1 Scope (Content) Scope (content) adalah aspek yang melihat kualitas layanan dari segi cakupan koleksi (Cook et al, 2001). penilaian aspek scope (content) oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek scope (content) secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.76. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek scope (content) yang dimilki pengguna sebesar 4,45. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek scope (content). 4.3.2 Timeliness Timeliness adalah aspek yang melihat kualitas layanan dari segi keterbaruan koleksi (Jankowska, 2006). penilaian aspek timeliness oleh pengguna berdasarkan ratarata skor keseluruhan. Skor aspek timeliness secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.77. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek timeliness yang dimilki pengguna sebesar 4,68. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek timeliness. 4.3.3 Convenience Convenience adalah aspek yang menilai kualitas dari segi kemudahan mendapatkan informasi (Jankowska, 2006). penilaian aspek convenience oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek convenience secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.78. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek convenience yang dimilki pengguna sebesar 4,68. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang baik kepada aspek convenience. Dari beberapa kesimpulan aspek yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti juga melakukan rata-rata skor keseluruhan. Hasil tersebut berasal dari rata-rata skor aspek Scope (content), timeliness dan convenience yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya. Skor secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel III.79. berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor dimensi information access adalah sebesar 4.12. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memiliki penilaian yang cukup terhadap dimensi information access di perpustakaan Balai Pemuda Surabaya. 4.4 Library as Place Dimensi library as place merupakan penilaian pengguna mengenai perpustakaan dalam konteks fisik, perpustakaan dinilai berdasarkan segi fungssional ruangan yang dapat membuat pengguna nyaman dan dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar, refleksi diri, maupun peningkatan pertumbuhan pikiran. Dalam dimensi ini terdapat 3 aspek yang dapat dilihat yaitu utilitarian space, symbol, dan refuge. 4.4.1 Utilitarian Space Pendapat Awal (2012) yang mengatakan bahwa utilitarian space adalah tempat berbagai aktifitas yang bermanfaat. penilaian aspek utilitarian space oleh pengguna

berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek utilitarian space secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.72. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek utilitarian space yang dimilki pengguna sebesar 4,99. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek utilitarian space. 4.4.2 Symbol Symbol adalah konsep yang mengatakan bahwa perpustakaan merupakan jantung, sehingga keberadaannya pun harus diperhatikan (Cook, et al). penilaian aspek symbol oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek symbol secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.81. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek symbol yang dimilki pengguna sebesar 5.74. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang baik kepada aspek symbol. 4.4.3 Refuge Refuge merupakan konsep yang menilai kualitas dari tempat yang teduh, bersih, dan membuat betah (Cook et al). penilaian aspek refuge oleh pengguna berdasarkan rata-rata skor keseluruhan. Skor aspek refuge secara keseluruhan dapat terlihat pada tabel III.82. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nili skor aspek refuge yang dimilki pengguna sebesar 4.96. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memberikan penilaian yang cukup kepada aspek refuge. Dari beberapa kesimpulan aspek yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti juga melakukan rata-rata skor keseluruhan. Hasil tersebut berasal dari rata-rata skor aspek utilitarian space, symbol dan refuge yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya. Skor secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel III.83. berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai skor dimensi library as place adalah sebesar 5.23. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengguna memiliki penilaian yang baik terhadap dimensi library as place di perpustakaan Balai Pemuda Surabaya. 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai penilaian pengguna terhadap layanan di perpustakaan balai pemuda, dengan berdasarkan pada kuesioner yang telah diajukan, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hasil temuan penelitian, yaitu: 1. Penilaian pengguna terhadap dimensi Affect of Service Pengukuran kualitas layanan pada dimensi ini terdiri dari beberapa aspek yaitu emphaty, responsiveness, assurance dan reliability. Dari berbagai aspek tersebut kemudian dilakukan penghitungan skor dimulai dari aspek emphaty yang mengukur rasa empati dari petugas ke pengguna. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.32. Selanjutnya adalah aspek responsiveness dimana pada aspek ini mengukur daya tanggap petugas kepada pengguna. Penilaian pada

aspek ini adalah cukup dengan skor 4.53. Kemudian yang ketiga adalah aspek assurance. Aspek ini mengukur jaminan yang ditawarkan perpustakaan dan petugas kepada pengguna. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.68. Kemudian, yang terakhir adalah aspek reliability. Aspek ini mengukur keandalan dari petugas dalam melayani pengguna. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.76. Setelah semua aspek diukur kemudian dilakukan penghitungan skor pada keseluruhan aspek dan didapatkan skor sebesar 4.57 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dimensi affect of service penilaian pengguna masuk dalam kategori yang cukup. 2. Penilaian pengguna terhadap dimensi Personal Control Pengukuran kualitas layanan pada dimensi ini terdiri dari beberapa aspek yaitu ease of navigation, convenience dan modern equipment. Dari berbagai aspek tersebut kemudian dilakukan penghitungan skor dimulai dari aspek ease of navigation yang mengukur rasa ketersediaan dan kemudahan petunjuk yang dapat meningkatkan kemandirian pengguna. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.86. Selanjutnya adalah aspek convenience dimana pada aspek ini mengukur kemudahan pengaksesan fasilitas secara mandiri. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor 4.3. Kemudian yang ketiga adalah aspek modern equipment. Aspek ini mengukur ketersediaan dan fungsi alat modern seperti computer. Penilaian pada aspek ini adalah buruk dengan skor sebesar 3.87. Setelah semua aspek diukur kemudian dilakukan penghitungan skor pada keseluruhan aspek dan didapatkan skor sebesar 4.34 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dimensi personal control penilaian pengguna masuk dalam kategori yang cukup. 3. Penilaian pengguna terhadap dimensi Information Access Pengukuran kualitas layanan pada dimensi ini terdiri dari beberapa aspek yaitu scope, timeliness dan convenience. Dari berbagai aspek tersebut kemudian dilakukan penghitungan skor dimulai dari aspek scope yang mengukur keberagaman dan kelengkapan koleksi yang ada di perpustakaan. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.45. Selanjutnya adalah aspek timeliness dimana pada aspek ini mengukur keterbaruan dan update koleksi yang ada di perpustakaan. Penilaian pada aspek ini adalah buruk dengan skor 3.84. Kemudian yang ketiga adalah aspek convenience. Aspek ini mengukur kemudahan dan kenyamana dalam mengakses koleksi. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.06. Setelah semua aspek diukur kemudian dilakukan penghitungan skor pada keseluruhan aspek dan didapatkan skor sebesar 4.12 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dimensi information access penilaian pengguna masuk dalam kategori yang cukup. 4. Penilaian pengguna terhadap dimensi Library as place Pengukuran kualitas layanan pada dimensi ini terdiri dari beberapa aspek yaitu utilitarian space, symbol dan refuge. Dari berbagai aspek tersebut kemudian dilakukan penghitungan skor dimulai dari aspek utilitarian space yang mengukur

pemanfaatan ruang yang ada di perpustakaan. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.99. Selanjutnya adalah aspek symbol dimana pada aspek ini mengukur nilai perpustakaan dimata pengguna. Penilaian pada aspek ini adalah baik dengan skor 5.74. Kemudian yang ketiga adalah aspek refuge. Aspek ini mengukur kemudahan dan kenyamana dalam tata ruang dan factor lain yang ada diperpustakaan. Penilaian pada aspek ini adalah cukup dengan skor sebesar 4.96. Setelah semua aspek diukur kemudian dilakukan penghitungan skor pada keseluruhan aspek dan didapatkan skor sebesar 5.23 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dimensi library as palce penilaian pengguna masuk dalam kategori yang baik. 6. Saran Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti untuk perpustakaan balai pemuda adalah sebagai berikut: 1. Affect of Service Perbaikan terutama pada daya tanggap petugas yang lebih inisiatif dalam memberikan layanan pada pengguna karena terkadang ada pengguna yang merasa malu menanyakan kesulitannya kepada petugas, sehingga petugas dapat memulai dengan menambah daya tanggap pada dirinya. 2. Personal Control Perbaikan terutama pada alat penunjang. Alat penunjang ini perlu ditambahkan yaitu seperti mesin fotokopi, dan printer. Selain itu performa computer dan kecepatan koneksi internet menggunakan wi-fi yang ada di perpustakaan juga perlu di upgrade. 3. Information Access Perbaikan terutama pada penambahan koleksi-koleksi yang terbaru sehingga pengguna yang berkunjung ke perpustakaan dapat meng-update informasinya. Selain itu perbaikan pada penataan koleksi di rak perlu disesuaikan dengan urutan sehingga mudah ditemukan oleh pengguna. 4. Library as Place Perbaikan terutama pada perlunya penambahan unit meja dan kursi yang ada di perpustakaan, sehingga pengguna dapat relax dalam memanfaatkan koleksi yang ada diperpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA Cook, C., & Maciel, M. (2010). A decade of assessment at a research-extensive university library using LibQUAL+. Research Library Issues, 271, 4-12. Cook, C., Heath, F., & Thompson, B. (2002). LibQUAL+ One instrument in the new measures toolbox. Journal of library administration, 35(4), 41-46. Cook, C., Heath, F., Thompson, B., & Thompson, R. (2001). LibQUAL+: Service quality assessment in research libraries. IFLA journal, 27(4). Jankowska, M. A., Hertel, K., & Young, N. J. (2006). Improving library service quality to graduate students: Libqual+ TM survey results in a practical setting.portal: Libraries and the Academy, 6(1), 59-76. Thompson, B. & Cook, C. (2001). Psychometric properties of scores from the web-based LibQUAL+ study of perceptions of library service quality. library trends, 49(4), 585-604.