BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III KAJIAN LAPANGAN

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman. di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

LAPORAN TAHUNAN 2014

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

.000 WALIKOTA BANJARBARU

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

KEMIINTERIAN I(E SEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

BALAI BESAR BIOTEKNOLOGI DAN GENETIKA Transparent and Translucent]

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 135/UN27.7/PP/2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

LAPORAN TAHUNAN 2013

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

432.1 / 494 / UPT. MB. Tanggal Pembuatan 26 NOPEMBER Tanggal Revisi 13 SEPTEMBER 2016 Tanggal Efektif 1 DESEMBER 2015.

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT DAN PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICE DI PT. SIDO MUNCUL

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

.s*" '^.WttB' WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

b. pelaksanaan pelayanan dalam bidang perbenihan meliputi penyediaan, pengujian, pengawasan dan pengendalian benih/bibit bermutu, sertifikasi dan pela

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT) 1. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi di Jl. Raya Lawu No. 11, Kecamatan Tawangmanggu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kode Pos 57792. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Transformasi Evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di 18

19 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan rakyat (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,

20 teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi sampai dengan peningkatan kemandirian masyarakat. Visi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional : Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat Misi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional : Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang dan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional 2. Modal IPTEK di B2P2TOOT Transformasi mampu menampilkan gaya dan peran kepemimpinan yang mau dan mampu membangun dialog, membongkar kebiasaan asal kerja menjadi kedinamisan positif dan cerdas, membangun komitmen sebagai institusi IPTEK dan institusi pemerintah, menggerakkan aksi bersama, yang secara berkesinambungan dan simultan untuk menjamin mutu kinerja. Gaya yang sudah di terapkan adalah situasional dan visioner, Gaya Situasional diterapkan karena perbedaan kapasitas, kompetensi dan kemampuan masing-masing pegawai. Gaya Visioner merupakan gaya yang wajib bagi organisasi yang dinamis dan melampaui tugas dan fungsi (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).

21 3. Sumber Daya Manusia di B2P2TOOT Modal tenaga manusia di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun tidak tetap (tenaga yang dikontrak dengan honor bulanan), dinilai sebagai faktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Pada Februari 2016, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sebagai berikut. Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 241, meliputi 96 pegawai tetap (89 PNS dan 7 CPNS) dan 145 pegawai tidak tetap/ptt (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). 4. Fasilitas di B2P2TOOT Fasilitas fasilitas yang menunjang kegiatan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut: A. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus Rumah riset jamu hortus medicusme terdiri dari tiga bagian di antaranya sebagai berikut :

22 a. Klinik Saintifikasi Jamu Klinik Saintifikasi Jamu hortus medicus adalah klinik Tipe A, merupakan implementasi peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan untuk menjamin jamu aman, bermutu dan berkhasiat. Klinik Saintifikasi Jamu dirintis tahun 2007, dan sejak tanggal 30 April 2012 menempati gedung baru sebagai rintisan Rumah Riset Jamu Hortus Medicus sebagai tempat uji klinik dilengkapi dengan rawat inap. Selama tahun 2015 klinik hortus medicus melayani pasien rata-rata jumlahnya 2.600 pasien per bulannya. Sumber daya manusia di klinik hortus medicus ini merupakan tenaga ahli di bidangnya yang terdiri dari : 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 orang dari D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2 orang analis kesehatan, 3orang petugas medical record dan 2 orang ahli gizi b. Laboratorium Klinik Setiap harinya melayani 12 19 pasien. Kegiatan pemeriksaan Laboratorium klinik sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya. c. Griya Jamu Griya jamu merupakan bagian akhir pelayanan klinik, yaitu bagian penyedia jamu baik berupa kapsul maupun rebusan. Jamu yang digunakan berupa racikan simplisia, serbuk dan juga ekstrak tanaman obat yang telah diteliti keamanan, mutu dan khasiat melalui riset

23 praklinik dan riset klinik. Selain pasien, griya jamu juga melayani permintaan dari dokter jejaring Saintifikasi Jamu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). B. Museum Jamu Hortus Medicus Museum Jamu Hortus Medicus dikelola untuk memfasilitasi aktivitas permuseuman Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum ini menyediakan sarana, fasilitas dan artefak Jamu untuk pengoleksian, pelestarian, riset, komunikasi dan diseminasi benda nyata dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum Jamu Hortus Medicus dikelola sebagai pusat permuseuman Jamu Kemenkes, juga untuk menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Museum Jamu Hortus Medicus terdiri dari beberapa ruangan yaitu: a. Ruang Utama Alur Saintifikasi Jamu, atlas tumbuhan obat yang ada di Indonesia, peralatan membuat jamu tradisional, dan gambar pembuatan jamu b. Ruang Bahan baku Koleksi simplisia dan material bahan baku obat tradisonal c. Ruang Seni dan Alat

24 Koleksi alat pengobatan tradisional dan tradisi adat istiadat dari nusantara d. Ruang Produk Jamu Koleksi ASEAN herbal medicine (produk obat tradisional dari negara anggota ASEAN) dan Jamu dari Indonesia e. Ruang Naskah Naskah kuno yang berhubungan dengan Jamu f. Ruang Prestasi B2P2TOOT, buku buku terbitan serta foto C. Perpustakaan Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan kepustakaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) serta menyediakan sarana dan fasilitas terkait sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Perpustakaan B2P2TOOT dikelola sebagai bagian dari pusat data dan informasi Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Pepustakaan B2P2TOOT memiliki kurang lebih 2000 koleksi buku antara lain: a. Humaniora dan Etnografi Kesehatan b. Budidaya TO

25 c. Budidaya Pascapanen d. Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan e. Farmasi f. Penyakit Tanaman g. Pertanian dan Teknologi yang berkaitan h. Kimia i. Hukum dan Perundang-undangan j. Ilmu Tumbuhan k. Biologi dan Ilmu Hayati l. Ilmu Umum dan Komputer m. Ensiklopedi n. Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial o. Administrasi Negara & Ilmu Kemitraan p. Seni Fotografi & Foto D. Kebun Produksi Karangpandan dengan ketinggian 600 dpl seluas ±1,85 Ha Kebun Produksi Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional di lingkungan Karangpandan sebagai berikut a. Lokasi : Desa Doplang, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : 400-600 mdpl serta Luas : 25.000 m². Fungsi : Lahan percobaan, tempat budidaya, produksi, pembibitan tanaman obat dan lahan pupuk kompos. b. Lokasi : Desa Toh Kuning, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : 400-600 mdpl serta luas : 7.972 m². Fungsi : Lahan percobaan, tempat produksi dan pembibitan tanaman

26 obat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). c. Lokasi : Desa Ngemplak, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : 400 600 mdpl serta luas : 3.127 m². Fungsi : Lahan percobaan, lahan produksi dan pembibitan tanaman obat. E. Kebun Produksi Kalisoro dengan ketinggian 1.200 dpl seluas ± 2 Ha Lokasi : Desa Kalisoro, Kec. Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : 1.200 mdpl serta luas : 3.644 m². Fungsi : Kebun induk TO (Plasma Nutfah), lahan percobaan, kebun koleksi, pembibitan, kebun produksi tanaman obat dan lahan produksi pupuk organik (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2015). F. Kebun Subtropik Tlogodlingo dengan ketinggian 1.600 dpl seluas ±12 Ha Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kec. Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, dengan ketinggian : 1.694 s.d 1.800 mdpl serta luas : 135.995 m². Fungsi : Lahan riset, pembibitan, produksi tanaman obat, ruang destilasi minyak atsiri dan wisata ilmiah tanaman obat. G. Sinema Fitomedika Sinema Fitomedika, merupakan wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran film dokumenter iptek yang merupakan salah satu

27 destinasi awal pada kegiatan Wisata Kesehatan Jamu. Di tempat ini, pemandu wisata akan menyampaikan presentasi sambutan, pemaparan profil institusi dan diskusi awal dengan para peserta Wisata Kesehatan Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmangu. H. Produksi Jamu Instalasi produksi Jamu dikelola untuk memfasilitasi aktivitas produksi Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Di sini diproduksi jamu instan, jajanan sehat dan kosmetik jamu (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). I. Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli dan Desa Kalisoro Kec Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : 1.800 mdpl dan 1.200 mdpl serta luas : Ruang pelestarian 102,12 m² dan ruang adaptasi 77,7 m². Fungsi: tempat adaptasi dan pembudidayaan TO (Http://b2p2toot.litbang.depkes.go.id/?page=konten&id_konten=32 Minggu, 12 Juni 2016, 09.30 WIB).

28 5. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Alur Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut (Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

29 a. Sistematika Tumbuhan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium sistematika tumbuhan antara lain, perawatan spesimen herbarium, digitalisasi paspor tanaman obat, identifikasi tanaman obat baru, karakterisasi mikroskopis bahan jamu dan optimasi metode sitogenetika tanaman obat. Laboratorium sistematika tumbuhan juga memberi pendampingan bagi kegiatan pelatihan, diklat PKL dan magang. Kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan dalam mengidentifikasi fragmen-fragmen anatomi dari serbuk simplisia tanaman obat. Berikut ini merupakan gambar kegiatan sistematika tumbahan pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (Gambar 2.Sistematika Tumbuhan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

30 b. Benih dan Pembibitan Laboratorium benih dan pembibitan termasuk sarana penunjang kegiatan litbang tanaman obat sektor hulu. Benih yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman obat yang dibudidayakan. Kegiatan laboratorium benih dan pembibitan yaitu, pemeliharaan koleksi benih, pembuatan database, penambahan koleksi benih dan bibit, danpengujian daya kecambah benih (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar benih dan pembibitan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar 3. Pembibitan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

31 c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Di laboratorium ini dilakukan kegiatan pengamatan gejala serangan hama dan penyakit tanaman obat, uji biopestisida, identifikasi hama pada tanaman obat di lahan B2P2TOOT, aplikasi pengendalian hama terpadu, mengoleksi hama dan serangga untuk 1 tumbuhan obat, dan peremajaan isolate agensia hayati (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

32 d. Laboratorium Pasca Panen Laboratorium pasca panen merupakan laboratorium yang bertanggung jawab terhadap produksi bahan jamu sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, sehingga memenuhi standar kualitas yang berlaku (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium pasca panen di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut Gambar 5. Laboratorium Pasca Panen di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

33 e. Laboratorium Galenika Fungsi utama laboratorium galenika adalah melakukan kegiatan yang terkait dengan pembuatan sediaan galenika, khususnya yang berasal dari tumbuhan obat. Metode pembuatan sediaan galenika yang dilakukan di laboratorium galenika secara umum terbagi atas penyaringan (ekstraksi) dan penyulingan (destilasi). Ekstraksi yang dilakukan meliputi maserasi, perkolasi, infundasi dan sokhletasi, sedangkan destilasi yang dilakukan yaitu destilasi sederhana (destilasi air). Disamping menjalankan fungsi utamanya tersebut, terdapat beberapa kegiatan lain seperti uji kontrol kualitas dan pendampingan mahasiswa PKL ataupun magang. Berikut adalah gambar laboratorium gelentika sebagai berikut (Gambar 6. Laboratorium Gelentika di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

34 f. Laboratorium Fitokimia Laboratorium fitokimia merupakan bagian dari laboratorium terpadu di B2P2TOOT. Kegiatan utama yang dilakukan di laboratorium fitokimia antara lain, uji kontrol kualitas bahan jamu, skrinning fitokimia tanaman obat, kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak ramuan jamu, dan kromatografi lapis tipis (KLT) minyak atsiri. Selain kegiatan utama tersebut laboratorium ini juga melakukan pendampingan kegiatan PKL dan magang dari berbagai institusi pendidikan (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Fitokimia sebagai berikut (Gambar 7. Laboratorium Fitokimia di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

35 g. Laboratorium Instrumen Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium instrument antara lain, pemeriksaan kandungan senyawa penanda/aktif (kontrol kualitas dan kandungan kimia simplisia), Quality Control (QC) bahan jamu, pemeriksaan sampel serta melakukan pendampingan PKL/magang (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium instrument sebagai berikut (Gambar 8. Laboratorium instrument di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

36 h. Laboratoriu Formulasi Laboratorium formulasi merupakan salah satu laboratorium di B2P2TOOT dengan kegiatan penelitian dan pengembangan bentuk sediaan obat tradisional. Kegiatan-kegiatan itu antara lain pengembangan formula produk obat tradisional seperti produk perawatan tubuh (sabun dan hand body lotion), minuman kesehatan, cream analgesik, dan pengembangan formula food supplement herbal (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Formulasi sebagai berikut Gambar 9. Laboratorium Formulasi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

37 i. Laboratorium Mikrobiologi Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi antara lain uji kontrol kualitas bahan jamu, uji aktivitas antimikroba bahan jamu, uji aktivitas antibakteri,peremajaan isolate dan melakukan pelatihan atau magang mikrobiologi (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium mikrobiologi sebagai berikut (Gambar 10. Laboratorium Mikrobiologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

38 j. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium ini yaitu, memperbanyak tanaman obat dan produksi metabolit sekunder. Contoh tanaman obat yang telah dilakukankultur jaringan antara lain Purwoceng, Sembung, Kumis kucing dan Sarang semut (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Kultur Jaringan Tanaman sebagai berikut (Gambar 11. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

39 k. Laboratorium Biomolekuler Laboratorium biologi molekuler difungsikan untuk melakukan penelitian dan pengembangan tanaman obat-obat tradisional dalam taraf molekuler. Laboratorium ini pada tahun 2016 memfasiitasi 2 kegiatan penelitian yaitu keragaman genetik aksesi dan standarisasi tanaman obat. Di laboratorium ini juga dilakukan pengujian aktivitas antimetastasis suatu bahan dengan metode antimigrasi wound healing scratch assay, gelatin zymograph dan western blot (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium biologi molekuler sebagai berikut (Gambar 12. Laboratorium biologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

40 l. Laboratorium Hewan Coba Kegiatan-kegiatan di laboratorium ini yaitu produksi hewan coba untuk memfasilitasi penelitian pra-klinik Tanaman Obat-Obat Tradisional meliputi, monitoring kesehatan hewan (pengamatan harian rutin dan monitoring berkala), pengembangbiakan tikus dan pengembangbiakan mencit. Penelitian yang dilakukan di laboratorium hewan coba adalah uji toksisitas akut dan subkronik 6 formula jamu yaitu, jamu Dermatitis Atopik, Urolitiasis, Gastroprotektif, Hepatoprotektor, Asam urat dan Hipertensi (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium hewan coba sebagai berikut (Gambar 13. Laboratorium hewan coba di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016).

41 m. Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu Kegiatan pemeriksaan Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium klinik saintifikasi jamu sebagai berikut (Gambar 14. Laboratorium klinik saintifikasi jamu di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

42 6. Sistem Kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan lembaga yang di pantau langsung dari kementerian kesehatan Republik Indonesia. Sistem kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut a. Sistem Kerjasama dengan Dinas di Kabupaten Karanganyar Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) belum bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Karanganyar secara detail. Pihak dinas hanya kadang kala meminta data pengunjung hanya pada bulan bulan tertentu saja seperti bulan Januari hingga Maret saja setelah itu pihak dinas tidak menghubungi untuk meminta data selanjutnya. Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)) hanya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta saja karena balai ini di bawah naungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

43 b. Sistem Kerjasama dengan Masyarakat Sekitar Kalisoro Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) bekerjasama dengan petani di lingkungan Kalisoro dalam membudidayakan tanaman obat di sekitar lingkungan Kalisoro. Proses awal di lakukan pihak B2P2TOOT adalah melakukan pembinaan mengenai jenis tanaman dengan suhu seta ketinggian untuk melakukan pembibitan tanaman itu, kemudian memberikan pembinaan kepada petani cara merawat hingga proses panen supaya mampu menjadi bibit unggulan uang bekualitas dan tidak mengurangi khasiat tanamana obat tradisonal yang di tanaman. Pembinaan yang di adakan pihak B2P2TOOT juga memberikan pengarahan kepada petani dan memberikan contoh bagaimana cara memupuk tanaman yang benar serta merawat tanaman supaya tetap menjadi bibit yang berkualitas. Untuk penanaman tanaman obat ini di lakukan di ladang milik petani pribadi untuk modal awal bibit yang di tanam di berikan modal oleh B2P2TOOT.

44 Kemudian setelah masa panen tanaman obat di setorkankan ke B2P2TOOT untuk di timbang berapa kilogram hasil panen tersebut serta diganti uang untuk hasilnya. Serta harga beli tanaman obat dari petani tersebut sesuai dengan harga pasar. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) memiliki lahan tanaman obat di Lingkungan Kalisoro, Tloggo Dlinggo, Karangpandan dan Plaosan, sehingga pembinaan tidak hanya untuk petani di Lingkungan Kalisoro. Pembinaan di lakukan kepada petani yang berada di Lingkungan Tlonggo Dlinggo, Lingkungan Karangpandan dan Lingkung Plaosan.

45 7. Alur Pelayanan Wisata Edukasi di Balai Besar Penelitian dan PengembanganTanaman Obat dan Obat Tradisional Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) menerapkan bahwa untuk kunjungan wisata edukasi harus mengirim surat permohonan. Berikut ini alur pelayanan wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut a. Calon Pengunjung mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional. b. Surat Permohonan masuk ke Sub. Bag. Tata Usaha untuk dicatat dalam Surat Masuk untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha c. Kepala Bagian Tata Usaha menyerahkan Surat Permohonan kepada Kepala B2P2TOOT untuk selanjutnya didisposisikan kepada Kabid. PKSI melalui Kabag. TU d. Kabid. PKSI mengkoordinasikan perihal Surat Permohonan Tersebut kepada Kasi KSI. e. Kasi. KSI melalui stafnya akan melakukan komunikasi dengan Calon Pengunjung jika kunjungan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada hari yang dimohonkan oleh Calon Pengunjung, untuk selanjutnya bisa dijadwal-ulangkan maupun dilakukan pembatalan kunjungan. f. Surat Permohonan yang telah mendapatkan persetujuan dan tidak berbenturan dengan jadwal kunjungan lain akan diproses lebih lanjut (Pengiriman surat balasan konfirmasi permohonan kunjungan).

46 g. Penyusunan Jadwal disesuaikan dengan urutan rencana kegiatan kunjungan (Calon Pengunjung yang sudah menerima surat balasan konfirmasi kunjungan) h. Penyusunan Surat Penugasan sebagai fasilitator kunjungan. (1 pemandu untuk 25 30 peserta kunjungan ditambah 1 ketua tim di Sinema Fitomedika) i. Peserta datang dan kunjungan dilaksanakan. j. Ketua tim mengisi form evaluasi kunjungan dan diserahkan kepada Kasi. KSI. Berikut adalah gambar alur penerimaan tamu wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar. 15 Alur Penerimaan Tamu Kunjungan. Sumber, Dokumen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

47 8. Struktur Organisasi di B2P2TOOT Tawangmanggu (Gambar 26. Struktur Organisasi B2P2TOOT. Sumber, Dokumen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016) Tugas jabatan struktur organisasi B2P2TOOT sebagai beririkut: a. Ketua : Memimpin, menjalankan dan memegang B2P2TOOT, sehingga dapat mencapai Visi Misi. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat serta memberikan bimbingan dan pengarahan umum kepada bawahanya.

48 b. Tata Usaha : Mengatur jalanya rencana kerja B2P2TOOT. c. Ka Subag Umum : Menyediakan kebutuhan- kebutuhan signifikan para staff. Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi, kepegawain/ personalia serta keskertasisan. d. Ka Subag Keuangan : Mengatur dan mengawasi keluar masuknya kas perusahaan. Membuat keputusan yang berhubungan dengan bagian keuangan perusahaan. e. Ka Subag Pelayanan dan Penelitian : Mengatur dan mengawasi pelayanan serta mengadakan penelitian yang bermanfaat sesuai visi misi. f. Ka bidang program, Kerjasama dan informasi : Mengatur kerjasama Balai dengan instasi lain untuk kemajuan Balai. Memberikan informasi kepada staf lain atau kepada masyarakat. g. Ka sie Prasarana Penelitian : Menyediakan prasarana untuk kebutuhan Penelitian. h. Ka Sie Evaluasi : Melaksanakan evaluasi taunan atau setiap program kerja dilaksanakan.