PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA FISIKA I MELALUI PENERAPAN METODE KELOMPOK KECIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

LEMMA VOL I NO. 1, NOV 2014

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA KEGEMARAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI PERUBAHAN BENDA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI DI KELAS VI A SDN NO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

*Keperluan korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

Putri Sarini, Ni Made Pujani, I Nyoman Suardana Jurusan Pendidikan IPA FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Dita Tria Putri, Made Sukaryawan, Bety Lesmini Universitas Sriwijaya

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

ENDAH NENI MASTUTI A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIAGRAM DI SMA NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman konsep dalam matematika merupakan kemampuan dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA FISIKA I MELALUI PENERAPAN METODE KELOMPOK KECIL Sanjaya *) Abstrak: Telah dilakukan penelitian peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Kimia Fisika I FKIP Unsri melalui penerapan metode kelompok kecil. Metode penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas. Hasil penelitian dari siklus pertama hingga ke siklus ketiga, menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas mahasiswa. Ditemukan bahwa dengan mengelompokkan mahasiswa 2 sampai 3 orang yang berdekatan tempat tinggal, memiliki hand out, dan proses perkuliahan yang menekankan pada penerapan konsep, seperti pembahasan soal-soal yang relevan dengan konsep yang dipelajari akan memberi kesempatan sebesar-besarnya mahasiswa aktif dalam belajar. Kata-kata kunci: Proses pembelajaran, kelompok kecil, aktivitas mahasiswa. Pengalaman selama menjadi dosen pengasuh mata kuliah Kimia Fisika I (KF I), selalu ditemui masalah yaitu mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi mata kuliah KF I, sehingga tahun akademik 2004/2005 diketahui sebanyak 72 % mahasiswa peserta mata kuliah KF I mendapatkan nilai C dan D; sedangkan mahasiswa yang mendapatkan nilai B dan A hanya 28 %. Kesulitan dalam mempelajari mata kuliah KF I ternyata bukan disebabkan kualitas mahasiswa, tetapi disebabkan oleh pola belajar yang harus diterapkan mahasiswa berbeda antara ketika mengikuti kuliah MPK dengan ketika mengikuti kuliah KF I. Mahasiswa peserta mata kuliah Kimia Fisika I (KF I) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya sebagian besar adalah mahasiswa semester III. Sebagai mahasiswa semester III (tahun ke dua di perguruan tinggi) mereka baru mulai mengambil mata kuliah bidang studi/ keilmuan, dimana pada semester sebelumnya mata kuliah yang disediakan adalah mata kuliah umum (MPK). Dengan demikian masalah yang diselesaikan melalui penelitian ini adalah dengan cara bagaimana mahasiswa dapat mengubah pola belajar sehingga sesuai dengan pola belajar mata kuliah KF I. Dalam hal ini perlu dilaksanakan suatu kegiatan yang dapat menjembatani antara pola yang lama dengan pola yang baru, yaitu dengan menggunakan apa yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut dengan modifikasi tertentu. Berdasarkan uraian di atas masalah yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara memberdayakan kelompok kecil mahasiswa dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Kimia Fisika I Prodi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya. Kelompok kecil mahasiswa didefinisikan sebagai kumpulan 2--4 mahasiswa peserta mata kuliah Kimia Fisika I. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah aktivitas mahasiswa dalam ruang kuliah, dan nilai hasil belajar tiap siklus penelitian. Memberdayakan kelompok kecil mahasiswa dilakukan dengan memberikan se-rangkaian tugas/kegiatan baik kepada mahasiswa sebagai anggota kelompok maupun kepada kelompok kecil itu sendiri. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, perlu dilakukan tindakan peningkatan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa, yaitu perlu melakukan perubahan atau inovasi dalam proses belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan dosen pengasuh mata kuliah KF I, sehingga mahasiswa dapat sukses dalam mengikuti kuliah pada mata kuliah KF I dan mata-mata kuliah semester lanjut. Perubahan atau inovasi dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi mahasiswa tersebut adalah dengan membentuk kelompok kecil mahasiswa peserta mata kuliah KF 1 dan memberdayakan kelompok kecil tersebut selama masa perkuliahan berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa Program *) Sanjaya adalah dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya

Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unsri, agar perkuliahan di semester III dan semester selanjutnya mendapatkan nilai hasil belajar yang memuaskan. Manfaat Penelitian ini bagi mahasiswa adalah dapat memudahkan memahami materi perkuliahan, sehingga meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Bagi dosen adalah (1) meningkatkan budaya meneliti dalam mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran dari mata kuliah yang diampunya, (2) memberikan kontribusi peningkatan keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam memecahkan masalah pembelajaran di LPTK. Bagi Program Studi adalah meningkatnya kualitas atmosfer akademik di Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Unsri. Menurut Winkel (2001), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, sehingga mengakibatkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap mahasiswa yang belajar. Perubahan-perubahan itu bersifat relatif konstan dan membekas. Mahasiswa PS Pendidikan Kimia dalam menyelesaikan studi menerima sejumlah mata kuliah yang tercakup dalam kurikulum 2004 (Tim penyusun Buku pedoman FKIP Unsri, 2004). Kurikulum Pendidikan Kimia tahun 2004 terdiri dari 150 sks mata kuliah. Salah satu mata kuliah yaitu mata kuliah Kimia Fisika 1 (KF 1) dengan bobot 4 sks yang diberikan pada semester 3, sehingga diikuti terutama oleh mahasiswa semester 3. Pola belajar mahasiswa baru cenderung belajar bersama. Sedangkan untuk pola belajar mata kuliah KF I menuntut pola belajar individual. Hal ini perlu dijembatani agar mahasiswa tidak mengalami shock dalam belajar. Bentuk pola belajar yang dapat menjadi jembatan adalah pola belajar kelompok dengan jumlah anggota yang kecil. Dalam konteks belajar mengajar dapat dikerjakan dengan membagi peserta kuliah dalam kelompok kelompok kecil (Hasibuan, 2004). Pola seperti ini dikenal pula dengan nama Pembelajaran Kooperatif. Pengajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Beberapa variasi dan model, diantaranya: Student Team-Achievement Division (STAD) tim siswa kelompok prestasi, Teams Games Tournaments (TGT) pertandingan permainan tim, Jigsaw, Thinks Pair Share (TPS), Number Head Together (NHT) penomoran berpikir bersama, dan Problems Based Instructions (PBI) pengajaran berdasarkan masalah (Wartono, 2004). Pembelajaran kooperatif dapat berkembang dan menyesuaikan dengan kondisi riil di ruang kuliah. Oleh sebab itu pembelajaran kooperatif untuk generalisasinya disebut juga metode kelompok kecil mahasiswa (Student Small Group), karena selama perkuliahan tetap mempertahankan dan memberdayakan kelompok kecil. Di dalam perkuliahan Kimia Fisika I mahasiswa akan dibagi atas kelompok-kelompok kecil yang akan diberdayakan dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Hasil penelitian dengan judul Peningkatan kualitas pembelajarn mata kuliah Kimia Fisika I PS pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unsri melalui Student Small Group (SSG), salah satu kegiatan hibah pengajaran A2 Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA tahun 2005 (Sanjaya, 2005), menemukan bahwa pembentukan kelompok kecil mahasiswa dan mengaktifkan kelompok tersebut dengan sejumlah kegiatan di ruang kuliah dan di luar ruang kuliah dengan materi kuliah yang terprogram, yang dilengkapi tersedianya soal-soal akan menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan innovatif, meningkatkan pemahaman mahasiswa, yang bermuara pada meningkatnya prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan kajian teori dan temuan hasil penelitian yang relevan di atas, maka penulis menyusun kerangka berpikir sebagai berikut. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah KF I dikelompokkan dengan mahasiswa peserta mata kuliah KF I yang lain. Jumlah anggota kelompok diatur sedemikian rupa sehingga kelompok dapat memberi peluang meningkatnya aktivitas anggota kelompok, yaitu antara 2--3 mahasiswa. Aktivi-tas anggota yang diteliti adalah aktivitas fisik yang mencerminkan aktivitas mental, seperti memperhatikan, bertanya, memberi penjelasan, memperhatikan buku, dan lain-lain. Untuk mem-bangkitkan aktivitas kelompok perlu diberikan stimulan, seperti menyediakan bahan

bacaan, menyediakan contoh soal dan soal latihan. METODE PENELITIAN Kegiatan ini menggunakan konsep dan metode penelitian tindakan kelas (PTK) (Wartono, 2004). Kegiatan ini terdiri dari beberapa siklus. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Kimia Fisika I (KF I) di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya pada semester gasal tahun akademik 2006/2007. Jumlah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut sebanyak 46 orang, sebagian besar adalah mahasiswa semester III. Objek penelitian adalah aktivitas mahasiswa peserta mata kuliah KF I yang terjadi dalam kelompok kecil. Kelompok kecil tersebut dibentuk pada pertemuan awal yang terdiri dari 2 sampai 3 orang mahasiswa. Aktivitas yang diamati adalah: memperhatikan (melihat, mendengar atau menulis penjelasan dosen atau teman kelompoknya), bertanya kepada teman sekelompok atau kelompok lainnya atau dosen, dan memberikan jawaban baik berupa penjelasan ataupun solusi. Ruang kuliah yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah ruang 3203 gedung B FKIP Unsri Inderalaya. Luas ruang 3203 adalah 5 x 8 meter. Waktu yang digunakan adalah waktu kuliah seperti yang ditetapkan dalam jadwal kuliah, yaitu hari Kamis pukul 08.00--09.40 WIB, dan hari Jum at pukul 10.00--11.40 WIB. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah KF I ini sebelumnya telah mengikuti mata kuliah Kimia Dasar I dan Kimia Dasar II. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan diakhiri dengan diskusi dan evaluasi tindakan (Reflection). Perencanaan tindakan (Planning). Persiapan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus 2006, yang meliputi : a) Membuat rencana perkuliahan15 minggu @ 2 kali pertemuan, b) Membuat hand out mata kuliah KF I, c) Mengumpulkan data mahasiswa yang mengambil mata kuliah KF I. d) Menyusun rencana tindakan siklus 1, meliputi pembagian kelompok, membuat tugas tugas kelompok, dan rencana pemberdayaan kelompok. e) Membuat daftar check list pengamatan /observasi. Pelaksanaan tindakan (Action) a) Kegiatan dilaksanakan terhadap mahasiswa peserta mata kuliah Kimia Fisika I bertempat di dalam ruang kuliah Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya, pada semester I tahun akademik 2006/2007, bulan September 2006 dan bulan Oktober 2006. b) Ketua peneliti bertindak sebagai dosen mata kuliah yang memberikan materi kuliah dan tindakan-tindakan lainnya sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun, sedangkan anggota peneliti merupakan dosen tim mengajar mata kuliah kelompok Kimia Fisika, bertugas sebagai observer yang mengamati dan mengisi check list pengamatan. Pengamatan (Observation) Selama pembelajaran berlangsung dilaksanakan juga pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan, yang dilakukan oleh anggota peneliti. Diskusi dan evaluasi tindakan (Reflection) Hasil pengamatan tindakan didiskusikan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan tindakan, kualitas pelaksanaan, perbaikan tindakan-tindakan untuk siklus selanjutnya. Istrumen penelitian meliputi: rencana perkuliahan 15 minggu @ 2 kali pertemuan, hand out mata kuliah KF I, Blangko data mahasiswa yang mengambil mata kuliah KF I, blangko pembagian kelompok, rencana tugas kelompok, dan rencana pemberdayaan kelompok, serta daftar check list pengamatan /observasi. Validasi instrument tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: Rencana perkuliahan divalidasi dengan mengacu pada silabus perkuliahan KF I Prodi Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unsri yang telah disusun melalui lokakarya penyusunan silabus pada tahun 2005. Blangko data mahasiswa disusun berdasarkan kebutuhan data yang perlu didapat dari mahasiswa. Rencana tugas dan Rencana pemberdayaan kelompok disusun berdasarkan materi pembelajaran setiap pertemuan. Daftar checklist pengamatan disusun berdasarkan aktivitas apa saja yang diperkirakan akan muncul dalam setiap pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: Aktivitas mahasiswa, nilai kegiatan

merangkum hand out, nilai latihan soal dan nilai kuis setiap akhir siklus. Aktivitas mahasiswa dianalisis dengan menghitung jumlah rata-rata aktivitas yang muncul, dan membandingkan antara siklus 1 dengan siklus berikutnya. Nilai kegiatan hand out, nilai latihan soal, dan nilai kuis dianalisis dengan membandingkan peningkatan nilai rata-rata dari siklus 1 dengan siklus berikutnya. Dengan menganalisis data tersebut diharapkan dapat diperoleh temuan-temuan dalam penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang didapat pada siklus pertama, kedua dan ketiga terhadap peningkatan kualitas pembelajaran melalui pembentukan dan pemberdayaan kelompok kecil mahasiswa, dapat dibahas sebagai berikut. Kelompok kecil mahasiswa merupakan sarana untuk memanfaatkan kelebihan dan mengeliminasi kekurangan secara kolektif pada diri mahasiswa anggota kelompok. Dalam kelompok kecil peran mahasiswa jauh lebih besar bila kelompok terdiri dari banyak anggota. Hal ini akan mendorong aktivitas mahasiswa lebih besar dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok. Pada siklus pertama pertemuan pertama hingga keempat peran kelompok kecil belum terasa. Hal ini disebabkan karena setiap anggota masih menunggu dan mengandalkan peran dosen. Di samping itu waktu yang disediakan untuk kegiatan kelompok terasa kurang, sehingga pada siklus pertama mahasiswa belum aktif. Peran dosen pada siklus pertama masih dominan. Ketika mahasiswa ditanya tentang bagian mana dari pokok bahasan yang sedang dipelajari kelompok kecil yang tidak dimengerti, dengan senyum mengatakan semua bagian susah dimengerti. Akibatnya dosen harus menjelaskan kembali materi yang sudah ditulis dalam hand out. Namun, pada pertemuan kelima dan keenam, mulai terlihat mahasiswa memahami maksud pembentukan kelompok kecil. Mahasiswa mulai aktif, meskipun dengan sesama anggota kelompok sering terlihat saling senyum, dan ketika didekati menyatakan senyum karena sama-sama tidak mengerti. Pada siklus kedua aktivitas kelompok lebih baik dari pada siklus pertama, hal ini disebabkan karena waktu untuk kegiatan kelompok lebih banyak. Setiap kelompok diminta siap untuk ke depan menulis di papan tulis hasil kelompoknya, dan kelompok yang lain diminta siap mengomentari pekerjaan kelompok yang menulis. Aktivitas terlihat baik di dalam ruang kuliah keseluruhan, apalagi di dalam kelompok kecil. Dosen terasa lebih mudah mengendalikan kelas yang sudah mulai hidup aktivitas kelompok kecil. Ditambah lagi mulai siklus kedua ini di ruang kuliah telah tersedia pengeras suara, sehingga suara dosen dapat jelas terdengar oleh kelompok yang berada di bagian belakang. Kelompok yang diminta menuliskan pekerjaan di papan tulis terlihat lebih gembira ketika pekerjaan kelompoknya diakui benar oleh kelompok lain. Dan kelompok lain terlihat antusias untuk unjuk pekerjaan. Namun waktu yang digunakan untuk periksa silang pekerjaan ini tidak cukup, karena separuh waktu lainnya digunakan untuk membahas materi kuliah yang telah ditetapkan. Dan pada saat membahas materi kuliah ini aktivitas mahasiswa masih terasa kurang, karena hanya membaca, dan sedikit diselingi diskusi antaranggota kelompok. Pada siklus ketiga aktivitas mahasiswa menjadi jauh lebih baik dari dua siklus sebelumnya. Pada siklus ketiga ini sebagian besar waktu kuliah dimanfaatkan untuk kegiatan kelompok kecil mahasiswa. Pemberdayan kelompok kecil untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terlihat cukup berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan dengan aktivitas kelompok yang dimulai dengan membahas soal-soal yang diberikan, kemudian ditulis di depan (papan tulis); selanjutnya dikomentari oleh kelompok-kelompok lain. Dalam menyelesaikan soal, mahasiswa lebih aktif daripada siklus sebelumnya. Mahasiswa terlihat sudah biasa dengan kelompok kecil, dan semakin sering dalam bertanya/berdiskusi baik kepada teman sekelompok, dengan kelompok lain maupun dengan dosen. Bahkan ketika dosen memberi penjelasan, mahasiswa terlihat serius memperhatikan; apalagi suara dosen menjadi jelas terdengar karena menggunakan sarana pengeras suara. Mahasiswa semakin akrab dalam proses belajar. Dosen semakin mudah dalam menanamkan konsep-konsep/prinsip-prinsip yang diajarkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran dengan membentuk dan memberdayakan kelompok kecil mahasiswa lebih baik dibandingkan sebelum penelitian, pada siklus pertama, atau kedua. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-

hasan di atas dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Kelompok kecil mahasiswa dapat digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah Kimia Fisika I untuk meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Kelompok kecil mahasiswa yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah kelompok mahasiswa yang berjumlah 2 sampai 3 orang dengan tempat tinggal berdekatan, memiliki hand out, dengan proses pembelajaran yang memberi kesempatan sebesar-besarnya mahasiswa untuk aktif dalam belajar. Saran tindak lanjut dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Hendaknya peserta mata kuliah tidak terlalu besar, misalnya tidak melebihi 30 orang. Sehingga mahasiswa dapat bergerak dengan leluasa dalam mencari informasi atau berdiskusi dengan kelompok kecil lainnya. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil mahasiswa disarankan materi tidak terlalu luas, karena akan membutuhkan waktu yang cukup banyak. Sarana belajar dapat mempengaruhi aktivitas kelompok kecil mahasiswa. Seperti bangku yang sukar untuk diputar, akan menyulitkan mahasiswa untuk berdiskusi dengan kelompok lainnya. Ruang yang nyaman, ada OHP atau LCD turut mempermudah dosen mengaktifkan kelompok. Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya. Sanjaya. 2005. Peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Kimia Fisika I PS Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unsri melalui Student Small Group (SSG), Hasil penelitian hibah pengajaran A2 Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unsri 2005, Inderalaya. Tim Penyusun Buku pedoman FKIP Unsri. 2006. Buku pedoman akademik FKIP Unsri Tahun Akademik 2006, Penerbit Sriwijaya Press, Inderalaya. Wartono dan Tim penyusun. 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Materi Pelatihan Terintegrasi Sains, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktrat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Winkel, W.S. 2001. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo. DAFTAR RUJUKAN