Sambutan Presiden RI pd Penyerahan Bantuan Alat Pertanian Hand Tractor, di Jateng, tgl 31 Jan 2015 Sabtu, 31 Januari 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN BANTUAN ALAT PERTANIAN HAND TRACTOR, RICE TRANSPLANTER, DAN POMPA AIR KEPADA PERWAKILAN KELOMPOK TANI DI DESA SONOREJO, KABUPATEN SUKOHARJO, JAWA TENGAH TANGGAL 31 JANUARI 2015 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bapak Menteri, Bapak Gubernur, Bapak Bupati, Ibu Rektor, serta seluruh Petani,
seluruh Warga Sukoharjo yang pada sore hari ini hadir, Tadi pagi, saya di Ngawi baru menyerahkan 1.300 traktor dan pompa. Kemudian, ke sini menyerahkan lagi, sebetulnya rencananya adalah 6.082, tetapi karena barangnya belum cukup, yang sampai di sini hanya 1.000 lebih sedikit traktor dan alat pertanian yang lainnya. Jadi nanti kekurangannya tadi Pak Menteri sudah sampaikan, akan dilengkapi nanti bulan depan. Karena mencari traktor memang tidak gampang. Jangn terima kasih dulu, karena ini diberi tidak gratis. Artinya ada targetnya. Target produksi harus meningkat. Sanggup ndak? Ampun songgap sanggup mawon lho, tak hitung tenan lho, tak hitung, tak awasi, tak cek, nggih? Karena nanti setelah ini diberi lagi traktor, diberi lagi pupuk, diberi lagi benih. Kalau target produksi Jawa Tengah tidak tambah 2 juta, 2 juta, saya ulang 3 kali, 2 juta ton, awas! Petaninya awas! Pak Gubernurnya juga awas! Kepala Dinasnya, Pak Bupatinya awas! Tidak akan saya beri lagi yang namanya traktor satu pun. Nggih toh? Kan podo penak'e, traktor diberi gratis. Nggih, mboten? Hanya permintaan kita supaya produksinya meningkat di Jawa Tengah 2 juta ton. Nanti kalau itu targetnya kita capai tambah lagi traktornya, tambah lagi bendungannya, tambah lagi perbaikan irigasinya. Karena memang konsentrasi kita, saya hampir setiap Sabtu dan Minggu ini muter ke seluruh Indonesia bagi-bagi traktor, bagi-bagi traktor, bagi-bagi traktor terus. Nggih, jadi kita ingin dalam target, dalam 2-3 tahun ini bisa swasembada beras, pertama. Yang kedua, dilanjutnya dengan kedelai, dengan jagung, dengan produk-produk pertanian yang lainnya. Kita tidak ingin komoditas-komoditas pertanian itu impor dari negara yang lain. Jangan, kita malu, kita punya sawah yang sangat luas, tetapi waktu kemaren saya ketemu dengan Presiden Vietnam coba, malu ndak. Ketemu saya ditanya apa, "Presiden Jokowi, kapan impor lagi, beli beras lagi dari Vietnam? Coba, nahan malu saya. Nanti, awas, nanti 3 tahun lagi kita gantian, siapa yang butuh beras ke Indonesia. Iya kan? Harus gitu. Kita harus
ekspor beras, jangan impar-impor, impar-impor terus. Terima kasih lagi, nanti saya cek kalau nggak 2 juta ton, awas! Kemudian sekali lagi, ini akan kita bangun terus bendungan, waduk. Di seluruh Indonesia ada 49 waduk, perbaikan-perbaikan waduk semuanya. Tadi di Ngawi juga apa? Perbaikan bendungan dilakukan cepat sekali, pagi-siang-malam dikerjakan, dan 2 minggu lagi insya Allah selesai. Kita harapkan dengan cara-cara kerja cepat seperti ini apa yang kita targetkan betul-betul bisa kita raih. Dan, petani berada pada posisi yang paling depan, paling depan. Ini tata kelola pupuk juga terus kita benahi. Memang ini belum baik tapi dalam proses penataan. Jadi ndak ada yang namanya pupuk terlambat, pupuk terlambat, pupuk nggak ada. Saya sudah sampaikan ke Menteri BUMN, kalau pupuknya terlambat-terlambat seperti ini Direktur Utama yang berkaitan dengan distribusi pupuk saya pastikan, saya pastikan dicopot, bukan diganti, bukan diganti, dicopot. Kalau tidak kita tegasin seperti itu kita akan seperti ini terus. Dan, keluhannya sama nggak di Sulawesi, nggak di Kalimantan, nggak di Sumatera, nggak di Jawa. Keluhannya,
Pak pupuknya terlambat, Pak pupuknya nggak ada, Pak pupuknya terlambat, Pak pupuknya nggak ada. Itu aja. Saya nggak mau ada denger itu lagi. Tapi nanti kalau saya datang ke Sukoharjo lagi, ada yang menyampaikan, Pak pupuknya terlambat, dan benar terlambat, sanksinya tadi yang saya sampaikan. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Rumah saya di Solo lho ya, dekat, dekat dengan Sukoharjo. Jadi, saya akan cek terus apakah alat-alat produksi ini betul-betul digunakan dan bermanfaat. Terima kasih, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI