Kata-kata kunci: Damaje Jalan Kuala Dua, rigid pavement, Metode PCI. 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS RUAS JALAN HARAPAN JAYA) KOTA PONTIANAK

EVALUASI KUAT TEKAN JALAN BETON YANG POLA PEMBANGUNANNYA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Teguh Yuono. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

EVALUASI KUAT TEKAN JALAN BETON YANG POLA PEMBANGUNANNYA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Teguh Yuono ABSTRAK

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JALAN (STUDI KASUS RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK DAN RUAS JALAN GOR FLOBAMORA)

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan raya merupakan prasaranan perhubungan untuk melewatkan lalu lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU JALAN BARU PADA PROYEK JALAN SURAMADU SISI MADURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

STUDI PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI PERKERASAN KAKU DAN PERKERASAN LENTUR

STUDI PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BETON DAN LAPIS PONDASI AGREGAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENANGANAN JALAN BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN (STUDI KASUS: JALAN KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

ANALISIS KERUSAKAN JALAN BETON DI KAWASAN INDUSTRI KIMA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

ANALISA KERUSAKAN DAN DESAIN PERBAIKAN OUTER RING-ROAD KOTA MADIUN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG ABSTRAK

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

METODE PELAKSANAAN LAPIS PONDASI ATAS (BASE COUSE) PADA RUAS JALAN WAILAN-G. LOKON KOTA TOMOHON

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON DITINJAU DARI JENIS KERUSAKANNYA IDENTIFICATION OF CONCRETE ROAD DAMAGE SEEN FROM THE DAMAGE TYPE

STUDI PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PERKERASAN KAKU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT BATU PECAH MANUAL DAN AGREGAT BATU PECAH MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 6

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

EVALUASI PENGGUNAAN AGREGAT EX SUMLILI SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN STRATEGIS NASIONAL / JALUR 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

Jurnal Teknik Sipil ISSN

ANALISIS KERUSAKAN STRUKTUR PERKERASAN DAN TANAH DASAR PADA RUAS JALAN SEMEN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN ANTARA BECORA-KULUHUN DI KOTA DILI TIMOR-LESTE.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Transkripsi:

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX) (Studi Kasus Km 21 s/d Km 24 Kec. Rasau Jaya) Abstrak Eko Herry Pambudi 1) Eti Sulandari 2) dan Said Basalim 2) Scientific papers presenting research results in damage to roads Kuala Dua roads from Km 21 to Km 24, the rigid pavement types ( rigid pavement ), has one lane, road width 5 m. The method used is : Methods Pavement Condition Index ( PCI ). Type of damage that occurs consists of 10 species, namely longitudinal cracking damage ( 200.8 m2 ), transverse cracking damage ( 65.76 m2 ), Damage punch - out ( 92, 75 m2 ), Damage hole ( 84 m2 ), winding crack damage ( 19,25 m2 ), diagonal cracks Damage ( 15.62 m2 ), damage decrease ( 20 m2 ), Damage cracks crossed the plate rupture ( 3 m2 ), Damage crack angle ( 1.45 m2 ), and chipped Damage ( 0.135 m2 ). The total area of 502.765 m2 damage or 3.35 % of the total area of 15000 m2. Damage is the most dominant type of crack extends 39.94 % damage, damage to the punch - out 18.45 %, 16.71 % of the damage hole total area of damage. After analysis calculations using the PCI method, obtained an average value of 51.808 with PCI pavement in Moderate condition ( fair ). With the PCI method in a state of moderate road conditions, Repairing the damage can be done to repair the damage suit ( spot - a spot of damage ) Kata-kata kunci: Damaje Jalan Kuala Dua, rigid pavement, Metode PCI 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 2) Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN 1. PENDAHULUAN Secara umum jalan dibangun sebagai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi, pertanian serta sektor lainnya. Mengingat manfaatnya yang begitu penting maka dari itulah sektor pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi prioritas untuk dapat diteliti dan dikembangkan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemeliharaannya. Prasarana yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan sebagaimana indikatornya dapat diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural maupun fungsionalnya yang mengalami kerusakan. Salah satu contoh jalan yang mengalami kerusakan yaitu terlihat pada Ruas Jalan Kuala Dua sepanjang 3 Km yang mengalami kerusakan, baik rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat pada beberapa stasiun. transmigrasi. Sektor perkebunan, pertanian, dan perdagangan tersmasuk dalam salah satu sektor yang berkembang pesat.salah satu pendukung majunya sector tersebut adalah jalan yang menunjang. Jalan merupakan suatu elemen penting demi terwujudnya peningkatan perekonomian masyarakat.keamanan dan kenyaman dijalan merupakan salah satu faktror pendukung kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat.kondisi jalan yang harus memadai dan sesuai standar yang berlaku merupakan hal yang wajib dipenuhi untuk kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap air. Jika dilihat dari segi pelayanan, jalan harus rata, tidak licin, geometrik memadai dan ekonomis. Untuk itu, dibutuhkan suatu rancangan perkerasan yang mampu melayani beban berupa lalu lintas yang melewati perkerasan tersebut. Ruas Jalan Kuala Dua merupakan salah satu ruas jalan yang menghubungkan antara Kota Pontianak dan Rasau Jaya, yang menghubungkan Kabupaten Kubu Raya dengan Kabupaten Kayong Utara, dan daerah 2

S (Eko Herry Pambudi,Eti Sulandari dan Said ) 2. TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan pada bidang kontruksi jalan seiring dengan perkembangan perekonomian, industri dan perkembangan penduduk. Kontruksi perkerasan modern pada umumnya terdiri dari beberapa lapisan bahan dengan kualitas yang berbeda - beda. Berdasarkan bahan pengikatnya, kontruksi perkerasan jalan dapat di bedakan atas : 1. Kontruksi perkerasan lentur ( flexible pavement ), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan - lapisan perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar. 2. Kontruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement ), yaitu perkerasan yang menggunakan semen ( Portland Cement ) sebagai bahan pengikat pelat beton atau tanpa tulangan yang diletakkan diatas tanah dasar atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. Kontruksi perkerasan komposit ( Composite Pavement ) yaitu perkerasan kaku yang di kombinasikan dengan perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur. Perkerasan kaku atau perkerasan beton semen portland, umumnya terdiri hanya dua lapis yaitu : Pelat beton dan pondasi bawah ( subbase ), tetapi lapisan permukaan aspal kadang - kadang ditambahkan pada saat pembanggunan maupun sesudahnya. Lapis pondasi bawah berfungsi untuk : 3 1. Mengendalikan pengaruh pemompaan ( pumping ). 2. Menggendalikan aksi pembekuan. 3. Sebagai lapisan drainase. 4. Mengendalikan kembang - susut tanah dasar. 5. Memudahkan pelaksanaan, karena dapat juga berfungsi sebagai lantai kerja. 6. Mengurangi terjadinya retak pada pelat beton. Untuk mencegah pemompaan, lapisan pondasi bawah harus lolos air.dalam tinjauan untuk drainase, lapis pondasi bawah harus sedikit mengandung atau tidak mengandung butiran halus. Bila drainase tidak menjadi masalah, dalam tinjauan kekuatan sruktur lapisan pondasi bawah diperbolehkan tidak terdiri dari material lolos air, tapi harus bergradasi baik dan harus dapat menahan deformasi akibat beban lalu lintas. Pelat beton dapat diletakkan diatas material komposit dengan mengunakan agregat yang berbeda pada lapisan atas dan bawahnya. Lapisan - lapisan atas dan bawah suatu lapisan penutup ( capping layer ) kadang - kadang digunakan tapi sangat jarang. Bergantung pada kondisinya, perkerasan beton dapat berupa pelat ( slab) tanpa tulangan, diberi sedikit tulangan secara kontinyu, prategang atau beton fiber. Pelat beton biasanya diletakkan diatas material granuler yang dipadatkan atau pondasi bawah yang dirawat ( treated subbase ) yang dibawahnya didukung oleh tanah dasar ( subgrade ) yang dipadatkan. Lapis pondasi bawah memberikan dukungan untuk kesetabilan, dan kadang - kadang juga

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN memberikan fasilitas drainase bawah permukaan. Perkerasan beton tanpa tulangan mempunyai banyak sambungan melintang ( umumnya terpisah satu sama lain dengan jarak sekitar 5 meter ). Untuk mencegah retakan akibat perubahan perkerasan beton yang dibuat bertulang, memiliki sambungan lebih jarang yaitu antara 15-35 meter. Fungsi tulangan antara lain untuk mencegah retakan. Perkerasan beton bertulang lebih banyak sambungan - sambungan hanya dibutuhkan untuk keperluan pelaksana.jarak tulangan dibuat lebih rapat, karena berfungsi untuk mendistribusikan retakan agar seragam disepanjang perkerasan, selain juga untuk mencegah timbulnya retakan yang terlalu lebar.pertimbangan utama dalam perencanaan perkerasan kaku adalah kekuatan sruktur betonnya. 3. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu kegiatan dengan menggunakan prosedur atau langkah - langkah yang sistematis dengan tujuan untuk mengungkapkan sumber masalah yang terjadi atau menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ). Ada beberapa metode penelitian dan rancangan penelitian yang biasa digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, seperti historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian korelasional, penelitian kasus dan lapangan, penelitian kausal komperatif, penelitian eksperimental, dan penelitian tindakan. 4 Dilihat dari sifat dan tujuan penelitian ini maka dapat digolongkan bahwa penelitian ini adalah penelitian kausal-komperatif (causal-comperative research). Tujuan penelitian kausal komperatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan sebab - akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data - data tertentu. Penelitian kausal - komperatif bersifat expost facto artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menyelusuri kembali kemasa lampau untuk mencari sebab - sebab, saling berhubungan dan maknanya. 4. ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Data Ruas Jalan Kuala Dua terletak di Kabupaten Kubu Raya, panjangnya+3 Km ( perkerasan kaku / rigid ) mulai dari depan pintu gerbang Rasau Jaya sampai menuju Kecamatan Rasau Jaya (batas antara jalan beton dan jalan aspal ). Jalan ini merupakan jalan Propinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Kubu Raya dengan kabupaten lainnya melalui pelabuhan Rasau Jaya, dan merupakan jalan darat satu-satunya menuju pelabuhan Rasau Jaya. Ditinjau dari geometriknya ruas jalan ini adalah jalan dengan satu jalur untuk dua arah dengan lebar perkearasan 5 meter, sedangkan klasifikasi medannya berada didaerah rawa-rawa.

S (Eko Herry Pambudi,Eti Sulandari dan Said ) Data didapat secara langsung dilapangan (primer) dan tidak langsung (sekunder). Data-data tersebut dikumpulkan dan dianalisa agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian ini. Adapun data-data tersebut berupa : 1. Data geometrik jalan. 2. Data lingkungan sekitar 3. Data lalu lintas / lalu lintas harian rata - rata. 4. Jenis dan tingkat kerusakan pada permukaan jalan. 5. Dokumentasi dengan photophoto. Kondisi ruas Jalan Kuala Dua adalah jenis medan datar. Ruas jalan ini merupakan jalan 1 jalur untuk 2 arah dengan lebar perkerasan 5 meter dan lebar bahu 0,5 sampai 1 meter. Kuala Dua terletak dikabupaten Kubu Raya dengan panjang ruas penelitian 3 km.jalan ini menghubungkan antara Kab. Kubu Raya, Kab. Ketapang, Kab. Kayong Utara dan daerah sekitarnya. Jalan ini juga diklasifikasikan pada Jaringan Jalan Strategis ( JJS ) atau Jalan Penghubung dimana jalan tersebut menghubungkan antara jalan - jalan dari golongan yang sama atau berlainan, dan jika dilihat dari fungsinya jalan ini termasuk jalan kelas III. 4.2. Hasil Perhitungan Metode PCI Dari keseluruhan analisa di atas, Kerusakan yang paling dominan terjadi adalah retak memanjang yang terjadi hampir diseluruh ruas jalan, namun harus cepat menanggulanginya, sedangkan kerusakan 5 lubang dan punch out ini harus cepat di tangani dengan cara menambal dengan mengkombinasikan spot - spot lubang dan overlay. Dimana pada keseluruhan STA kerusakan yang paling parah ialah pada STA 00+350 s/d 00+400, kerusakan di dominasi oleh kerusakan punch - out, retak memanjang dan lubang. Setelah tingkat dan nilai kondisi kerusakan jalan didapat, maka tindakan perbaikan dan perawatan dapat dilakukan sesuai dengan jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi dilapangan. Berdasarkan hasil observasi dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan yang bersifat terbatas : a) Jenis Kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Kuala Dua ada 10 macam kerusakan terdiri dari : kerusakan retak memanjang (200,8 m 2 ), kerusakan retak melintang (65,76 m 2 ), kerusakan punch out (92,75 m 2 ), kerusakan lubang (84 m 2 ), kerusakan retak berkelok-kelok (19.25 m 2 ), kerusakan retak diagonal (15.62 m 2 ), kerusakan penurunan (20 m 2 ), kerusakan retak bersilang pelat pecah (3 m 2 ), kerusakan retak sudut (1.45 m 2 ), dan kerusakan gompal (0.135 m 2 ). b) Kerusakan yang terjadi didominasi oleh kerusakan retak memanjang sebesar 200,8 m² atau 39,94 %, punch-out 92,75 m 2 atau 18,45 %, kerusakan Lubang 84 m 2 atau 16,71% dari total kerusakan 502,756 m². c) Setelah dilakukan analisa peritungan menggunkan metode PCI, didapat nilai rata-rata PCI sebesar 51,808 yang

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN menunjukan kondisi perkerasan jalan dalam kondisi Sedang ( Fair ). d) Kerusakan - kerusakan parah yang terjadi akibat dari penanganan kerusakan kecil ( pemeliharaan jalan ) tidak dilakukan secara dini dan tepat ( kerusakan lubang yang terjadi akibat dari kerusakan - kerusakan kecil yang terus menerus dibiarkan, misalnya kerusakan retak yang telah menjadi lubang ). e) Kerusakan lubang - lubangperlu dilakukan penambalan (patching) pada stasiun - stasiun tertentumenggunakan hotmix agar air tidak meresap kedalam lapisan jalan DAFTAR PUSTAKA Aydi, Muhammad. (2012). Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) studi kasus : Jalan Kuala Dua Kab. Kubu raya.skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Departemen Pekerjaan Umum. (1983). Manual Pemeliharaan Jalan. Jakarta:Direktorat Jendral Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. (1995).Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional dan Propinsi,No:001/T/Bt/1995 jilid I. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Marga. Hardiyatmo, Hary Christady. (2007) Pemeliharaan Jalan Raya.Yogyakarta:Gadjah Mada University Prees. Sukirman. Silvia. (1999) Dasar-dasar Perencanaan Gometrik Jalan..Bandung : Nova. 6