BAB II KAJIAN TEORI. pendorong untuk seseorang melakukan sesuatu. 1. dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). 2 Motif tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI),

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB II KAJIAN TEORI. perang, akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Sri Anitah, belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), artinya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. 1. designed to achieves a particular educational goal.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertama sesudah orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 1 Pengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB II KAJIAN TEORI. peraturan-peraturan bagi tingkah laku. 6 Menurut sinungan. mengemukakan disiplin adalah suatu sikap mental yang tercermin

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

Penggunaan Model Pembelajaran Kooeperatif

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan-tujuan dalam pembelajaran tercapai. digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis. 1. Metode PQ4R. a. Pengertian metode PQ4R. Metode PQ4R merupakan salah satu bagian metode elaborasi.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. KONSEP TEORITIS 1. Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya pendorong untuk seseorang melakukan sesuatu. 1 Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). 2 Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 3 Menurut Surya sebagaimana yang dikutip oleh Tohirin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. 4 Hal senada juga diungkapkan oleh Purwanto di dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Hasil Belajar memberi pengertian bahwa belajar 1 Sardiman, Opcit, h.71 2 Ibid, h. 71 3 Hamzah B. Uno, 2001, Teori Motivasi & pengukurannya, jakata: Bumi Aksara, h. 3 4 Tohirin, 2008, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 8.

merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapat perubahan dalam prilakunya. 5 Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar tidak terjadi begitu saja, melainkan butuh suatu proses yang melibatkan lingkungan dimana individu mendapatkan pengalaman yang pada tujuan akhirnya adalah untuk mencapai perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan perubahan ke arah yang positif dan berguna bagi individu terebut, dari yang tidak tahu menjadi tahu dari yang belum bisa menjadi bisa. b. Jenis-Jenis Motivasi Menurut Sardiman jenis-jenis motivasi terdiri dari dua sudut pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik. 1) Motivasi intrinsik, yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 6 2) Motivasi ekstrinsik, adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. 7 5 Purwanto, 2009, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 38-39. 6 Sardiman, Op.Cit, h. 89 7 Ibid, h. 90.

Hal senada juga diungkapkan oleh Oemar Hamalik bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. 8 Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu terdiri dari dua jenis yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu sendiri yang hadir dalam diri tanpa ada unsur-unsur yang mempengaruhi dari luar diri individu dan motivasi yang berasal dari luar diri individu yang kemunculannya dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, dalam tulisan ini yang dimaksud adalah motivasi belajar siswa. Dalam hal ini dapat difahami dalam pengaplikasiannya motivasi intrinsik lebih memiliki pengaruh yang kuat dari pada motivasi ekstrinsik karena individu yang memiliki motif belajar yang dilatarbelakangi dengan kemauannya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain akan berusaha tanpa mengenal lelah, sebaliknya individu yang belajar karena ada motivasi ekstrinsik biasanya mereka akan belajar bila ada rangsangan dari luar misalnya dari guru atau orang tua, tetapi bisa jadi motivasi ekstrinsik akan mempengaruhi terbentuknya motivasi intrinsik. 8 Oemar Hamalik, 2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, h. 112.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan faktor di luar diri disebut ekstrinsik sebagaiman yang dikemukakan diatas. Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh guru, teman atau faktor-faktor lain yang kompleks. Menurut MC. Donald dalam buku interaksi motivasi belajar mengajar, motivasi adalah perubahan energi yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului oleh adanya tanggapan terhadap tujuan. 9 Maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai suatu yang komplek. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berkaitan dengan persoaalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar. 10 9 Op.cit, Sardiman, h. 72 10 Dimyati & mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT RinekaCipta, h.80

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan ( reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 11 Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. 12 Peranannya sangat penting dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. d. Ciri-ciri motivasi belajar Motivasi yang ada pada setiap siswa dalam belajar, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tekun mengerjakan tugas (dapat bekerja terus -menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 11 Hamzah B. Uno, Op.cit, h. 23 12 Sardiman, Op.cit, h.73

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 3) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal -hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 13 Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul Teori Motivasi dan Pengukurannya menjelaskan indikator motivasi adalah sebagai berikut: a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. b) Adanya dorongan dan kebutuhan belajar. c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d) Adanya penghargaan dalam belajar. e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f) Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. 14 Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Belajar Mengajar menjelaskan indikator motivasi belajar siswa adalah : 1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran 2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya 3) Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya 4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru 5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 15 13 Sardiman, Op.Cit., h. 83. 14 Hamzah B. Uno, Op.Cit, h. 23. 15 Nana Sudjana, 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 61

e. Fungsi motivasi dalam belajar Motivasi sangat berpengaruh terhadap suau proses pembelajaran, karna pada dasar nya anak yang memiliki motivasi yang kuat akan aktif dalam pembelajaran. Syaodih dalam ridwan mengatakan fungsi motivasi ada tiga: 1) Mendorong anak dalam melaksanakan sesuatu aktifitas dan tindakan. 2) Dapat menentukan arah perbuatan seseorang. 3) Memotivasi berfungsi dalam menyeleksi jenis-jenis perbuatan dan aktivitas seseorang. 16 Hal senada juga dikemukakan oleh Oemar Hamalik menyatakan bahwa motivasi berfungsi sebagai berikut: 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar/bekerja. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 17 Motivasi yang berfungsi sebagai pedorong timbulnya perbuatan sebagaimana yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik mengandung makna 16 Riduwan, 2011, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, h. 200. 17 Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 108.

bahwa adanya motivasi dalam belajar akan menentukan keberhasilan belajar seseorang karena dengan motivasi seseorang dapat menentukan usaha-usaha yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. f. Cara-cara dalam membangkitkan motivasi Ada beberapa cara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, diantaranya : 1) Memberi angka Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Murid yang angkanya baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya murid yang mendapat angka kurang,mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. 18 2) Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. 3) Hadiah Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, mislanya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang menunjukkan hasil belajar yang baik. 18 Oemar Hamalik,Opcit, h. 166

4) Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. 19 5) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. 6) Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. 7) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan oleh anak didik, apalagi hasilnya dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong anak didik untuk mempertahankannya, dan bahkan anak didik berusaha untuk meningkatkannya dengan cara giat belajar di rumah atau di sekolah. 20 8) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 19 Sardiman, Op.Cit, h. 93 20 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, h. 155

9) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10) Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. 21 Berdasarkan penjelasan tentang cara meningkatkan motivasi belajar di atas terlihat jelas bahwa banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, namum yang terpenting adalah bagaimana caranya motivasi-motivasi itu dikembangkan untuk dapat melahirkan cara belajar siswa yang aktif. 2. Keaktifan bertanya Aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebgai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Interaksi belajar mengajar diarahkan agar aktifitas berada pada pihak anak didik, hal ini menjadi keharusan karena memang anak didik merupakan orientasi dari setiap proses atau langkah kegiatan belajar 21 Sardiman, Op.Cit, h. 94-95

mengajar. Peranan guru disini sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan siswa dan memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal. 22 Belajar secara optimal dapat dicapai apabila siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula. Belajar aktif pada hakekatnya merupakan suatu konsep dalam mengembangkan keaktifan proses belajar mengjar baik dilakukan guru maupun siswa. Menurut Paul D. Dierch dalam Martinis Yamin mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran ada beberapa kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, diantaranya: kegiatan-kegiatan lisan (oral) yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi. 23 Mengajukan pertanyaan berarti menunjukkan pola pikir yang dimiliki oleh seseorang, dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penanya, kita sebagai seorang guru akan dapat mengukur apakah seorang siswa itu sudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga guru memiliki kesempatan yang banyak memperbaiki, melatih, membimbing, agar siswa tidak salah dalam memahami materi. Keaktifan bertanya merupakan perwujudan dari rasa ingin tahu yang terdapat dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran sebaiknya rasa ingin tahu siswa mesti dikembangkan, karena rasa ingin tahu merupakan fitrah dari tuhan yang menakjubkan. Oleh karena itu, pembelajaran harus mampu 22 Ahmadi Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2010, h. 18-19 23 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, h. 85

melatih kepekaan rasa ingin tahu setiap siswa terhadap segala sesuatu yang terjadi. 24 Keaktifan dalam bertanya adalah kegiatan terpenting dalam proses pembelajaran karena belajar tanpa bertanya terutama tentang pelajaran yang belum dipahami siswa tidak akan memahami pelajaran dengan yang diajarkan oleh guru. a. Pengertian keaktifan bertanya Seperti yang peneliti kemukakan pada bab I Keaktifan bertanya adalah yang mendorong kemampuan berfikir melalui ucapan seseorang yang meminta respon dari seseorang yang di kenai petanyaan. 25 Menurut peneliti keaktifan bertanya bardasarkan penadapat diatas adalah rasa ingin tahu yang kuat kemudian dikeluarkan melalui ucapan. Pendorong dari keaktifan bertanya adalah keberanian pada diri seseorang. Dalam proses pembelajaran sebenarnya tidak ada siswa yang sama sekali tidak aktif, hanya yang membedakannya adalah kadar atau bobot keaktifan siswa dalam belajar, seperti keaktifan bertanya melibatkan aktifitas mental, intelektual, emosional dam sosial. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA mengatakan: perbuatan yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh 24 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, h.31 25 J.J. Hasibuan, Dip. Ed & Moejiono, Op.Cit, h. 62

guru. Siswa akan berhasil jika guru mengajar efektif dan efisien. 26 Untuk itu guru perlu mengenal prinsip-prinsip belajar mengajar agar siswa belajar dengan aktif dan berhasil. Sehingga dengan demikian, keaktifan siswa dalam belajar tidak hanya tergantung pada keberanian dan intelektual dari siswa melainkan juga dari strategi yang dilakukan guru apakah strategi itu bisa membangkitkan minat dan keaktifan siswa atau tidak sehingga bisa membuat siswa aktif dalam bertanya. Maka dari itu tugas seorang guru adalah memberikan stimulus kepada siswa agar mereka berani mengajukan pertanyaan akan hal-ha yang belum mereka pahami sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 27 Nana sudjana berpendapat bahwa optimalisasi keterlibatan atau keaktifan belajar siswa dapat dikondisikan. Menurutnya, melalui pembelajaran aktif dapat dilihat tingkah laku siswa dan guru yang aktif. 28 Untuk melihat keaktifan dalam bertanya menurut Nana Sudjana: 1. Siswa memberi respon yang nyata dalam bertanya 2. Siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi lebih banyak mencari dan memberi informasi 3. Siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan, baik pada guru maupun kepada teman 4. Siswa lebih banyak mengajukan pendapat terhadapinformasi yang disampaikan guru terhadap pendapat yang diajukan siswa lain. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah keterlibatan secara mental (Intelektual dan emosioanl) siswa yang dalam 26 Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,Bandung: Sinar Baru Alagesindo, 2009, h. 17 27 Keaktifan bertanya, http://lubisgroup.blogspot.com/2011/10/mengapa-siswa-tidak-maubertanya.html, terakhir diakses 28 april 2013 jam 19:41WIB 28 Ahmad Rohani, Op.Cit, h. 79

beberapa hal atau kegiatan disertai dengan keaktifan fisik dan psikis (kejiawaan) Suasana pembelajaran aktif memberikan nuansa semangat didalam kelas, dimana setiap siswa merasa dirinya berharga dan setiap pendapat atau perbuatannya layak mendapat apresiasi dari guru ataupun temantemannnya. Hal yang paling utama menjadi pemicu keaktifan siswa didalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu, ketertarikan, dan minat siswa dalam hal yang sedang dipelajari. Untuk itu, melalui berbagai teknik dan metode, guru harus berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan suasana sedemikian rupa guna memicu rasa penasaran siswa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. 29 Keaktifan bertanya sangatlah penting. Karena pada hakikatnya, pembelajaran memang merupakan suatu proses aktif dari pembelajaran dalam membangun pemikiran dan pengatahuan siswa. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan menjadi dasar dari pembentukan generasi kreatif, yang berkemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak hanya bermanfaat bagi diri siswa itu sendiri, bagi guru bahkan juga bagi orang lain. 30 Menurut hisyam zaini dalam proses belajar mengajar untuk belajar suatu materi pelajaran yang baru akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif dan terus bertanya dari pada hanya menrima apa yang disampaikan guru. Menurutnya salah satu cara untuk membuat siswa belajar secara aktif 29 Syaiful Bahri Djamarah, Opcit, h. 63 30 Keaktifan bertanya, http://www.zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-prosespembelajaran.html, terakhir diakses 28 april 2013 jam 19:51 WIB

adalah dengan membuat siswa bertanya tentang materi tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari guru. Strategi ini akan dapat menggugah siswa untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya. 31 Dengan keaktifan siswa dalam bertanya, guru dapat mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Dalam proses pembelajaran bertanya memilki peranan penting, karena dengan bertanya bisa mengembangkan pola pikir siswa. b. Tujuan bertanya Menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono, tujuan bertanya adalah: 1) Merangsang kemampuan berpikir siswa 2) Membantu siswa dalam belajar 3) Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri 4) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi 5) Membantu siswa dalam tujuan pelajaran yang dirumuskan. 32 Oleh sebab itu, keaktifan bertanya secara langsung berdampak terhadap perkembangan siswa baik secara intelektual maupun emosional. Karena tujuan bertanya adalah untuk memperdalam pengertian dan penyelesaian masalah. 33 Dalam proses pembelajaran, keaktifan bertanya siswa memiliki keuntungan tersendiri bagi siswa sebagaimana yang dikemukakan sumiati sebagai berikut: 31 Hisyam Zaini, et al, strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, h. 44 32 Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru,1998, h. 115 33 Anwar Jasin, Bertanya, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997, h.10

a. Dapat memperluas wawasan Jika siswa selalu menerima suatu ide atau pelajaran tanpa mempertanya-kannya, maka pengetahuannya terbatas pada apa yang diterimanya semata, tetapi jika bertanya atau mempertanyakan teori-teori tersebut akan memperoleh penjelasan yang lebih luas apalagi jika dihubungkan dengan teori lain. b. Dapat mengundang penguatan Pada umumnya seseorang siswa merasa puas, jika ia mengetahui bahwa pendapat yang dikemukakannya disetujui, atau pertanyaannya relevan dan mengandung pembahasan lebih lanjut. c. Dapat mendorong belajar lebih dalam Dengan mengajukan pertanyaan, menyebabkan siswa tidak menerima suatu ide atau gagasan seadanya. Hal ini dapat mendorongnya kepada sikap ingin tahu dalam mendalaminya dan mendorongnya untuk belajar lebih dalam dan jauh. 34 3. Jenis-jenis pertanyaan Taxonomi BLOOM mengklasifikasikan enam macam tingkatan pertanyaan, yaitu: a. Pertanyaan Pengetahuan(Knowledge) 1. Pertanyaan yang meminta jawaban ya dan tidak 2. Pertannyan yang meminta jawaban dengan mereproduksi (merecall) satu kata, istilah, kalimat dan sebagainya b. Pertanyaan pemahaman(comprehention) 1. Member penjelasan dengan kata-kata sendiri 225-226 34 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2008, cet. Ke-2. h.

2. Membandingkan/membedakan c. Pertanyaan aplikasi(aplication) d. Pertanyaan analisis(analysis) e. Pertanyaan sintetis (syntetis) f. Pertanyaan evaluasi(evaluation). 35 Keaktifan bertanya dalam proses pembelajaran merupakan hal yang penting, karena keaktifan bertanya didalam proses pembelajaran dua hal yang saling berkaitan. Keaktifan bertanya yang dimaksud disini adalah siswa sanggup mengajukan pertanyaan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga pengajaran tidak terjadi komunikasi satu arah. B. Hubungan motivasi belajar dengan keaktifan bertanya siswa Dalam proses belajar mengajar kegiatan bertanya oleh siswa merupakan hal penting. Dengan bertanya siswa menjadi paham, mengerti dan menguasai bahan pelajaran. Dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif bertanya dalam proses belajar mengajar merupakan siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam proses belajar mengajar dibandingkan siswa yang kurang aktif bertanya. Karena setiap itu guru atau pengajar selalu memberikan kesempatan bertanya kepada siswa-siswanya terhadap materimateri pelajaran yang belum dipahaminya. 36 Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di dalam konsep teori yang telah peneliti kemukakan bahwasanya motivasi belajar yang tinggi akan menciptakan keaktifan belajar pada siswa salah satunya keaktifan dalam bertanya. 35 Nurhasnawati, Strategi Pembelajaran Mikro, Pekanbaru: FT IAIN SUSQA, 2002, h.23 36 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, h.70

C. Peneleitian Yang Relevan Penelitian yang relevan yang dapat dilihat pada skripsi para peneliti berdasarkan bacaan penulis selama ini adalah: 1. Rusmalinda jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tahun 2011 dengan judul Hubungan Keaktifan Siswa Bertanya dengan Presatsi Belajar pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Kampar Timur Kecematan Kampar Timur Kabupaten Kampar. 37 Didalam penelitian ini terdapat hubungan signifikan antara kaktifan siswa bertanya dengan prestasi belajar. Penelitian yang dilakukan Rusmalinda ini relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, persamaannya pada variabel X (keaktifan bertanya), pada judul penelitian yang Rusmalinda lakukan, dengan variabel Y (Keaktifan bertanya) penelitian yang peneliti lakukan, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel X (Moti vasi belajar) yang peneliti teliti. 2. Iskandar jurusan pendidikan agama Islam fakultas tarbiyah & keguruan tahun 2010 dengan judul Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah Ahklak di MAN 2 Model Pekanbaru. Motivasi belajar aqidah akhlaq siswa MAN 2 Model Pekanbaru tergolong kedalam kategori tinggi yaitu 76,79%. 38 Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu sama-sama mengukur motivasi belajar siswa. 37 Rusmalinda, Hubungan Keaktifan Bertanya Siswa dengan Prestasi Belajar pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq di MA Kampar Timur kec. Kampar Timur Kab. Kampar, Skripsi Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN Suska Riau, 2011 38 Iskandar, Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah Ahklak di MAN 2 Model Pekanbaru, Skripsi Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN Suska Riau, 2010

Dapat disimpulkan bahwa baik judul maupun permasalahan, penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti-peneliti lain. D. KONSEP OPERASIONAL Konsep operasional ini untuk menjabarakan konsep teoritis kedalam bentuk konkrit agar mudah dipahami dan sebagai acuan di lapangan. Untuk mengukur motivasi belajar siswa indikator yang digunakan adalah memmiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Siswa menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. 2. Siswa memberikan reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru. 3. Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan untuk belajar. 4. Siswa mengerjakan sendiri soal-soal yang diberikan oleh guru. 5. Siswa semangat melakukan tugas-tugas belajarnya. 6. Siswa memiliki minat dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pelajaran. 7. Siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil (daya juang menghafal, menyalin) 8. Siswa ulet dalam menghadapi kesulitan tugas belajar. 9. Siswa tekun mengerjakan tugas yang diberikan guru. Sedangkan indiktor siswa yang dikatakan aktif bertanya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, adalah:

1. Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari setelah diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya 2. Siswa mengajukan pertanyaan walaupun belum diberikan guru kesempatan untuk bertanya 3. Siswa berani mengemukakan pendapat nya didepan kelas 4. Siswa bertanya kepada teman yang telah mengerti 5. Siswa berani mengungkapkan masalah yang belum dipahaminya.. E. Asumsi Dasar Dan Hipotesa 1. Asumsi Dasar Berdasarkan pengamatan peneliti sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti berasumsi sebagai berikut : a. Bila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi terhadap keaktifan bertanya. b. Setiap siswa memiliki keaktifan bertanya yang berbeda. 2. Hipotesa Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi hipotesis alternativ (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut: Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi belajar dengan keaktifan bertanya siswa. Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi belajar dengan keaktifan bertanya siswa.