BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penampilan fisik mempunyai peranan yang besar dalam interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada siswa SMA Negeri 1 Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. insisal sehingga mendapatkan hubungan oklusi yang baik (Siti-Bahirrah, 2004).

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan yang rapi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. prognosis dan rencana perawatan khususnya pasien dengan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2012). Perawatan ortodontik mempunyai riwayat yang panjang, anjuran tertulis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penampilan fisik yang baik terutama penampilan gigi-geligi adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan, dan perbaikan dari keharmonisan dental dan wajah. 1 Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. diri atau tidak melalui bentuk gigi dan bentuk senyuman. Penting bagi dokter gigi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observational

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah tinggi. Gaya hidup dan tren mempengaruhi seseorang untuk

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi NATALIA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

Hubungan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Konsep Diri Pada Remaja di SMPN 7 Pariaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

PENGARUH PENAMPILAN GIGI ANTERIOR BERDASARKAN AESTHETIC COMPONENT DARI IOTN TERHADAP PSIKOSOSIAL REMAJA PADA SISWA SMAN 10 PADANG

III. RENCANA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: QUAH PERNG TATT NIM:

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asupan makanan pada bayi setelah lahir adalah ASI (Roesli, 2005). WHO

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik merupakan suatu kontributor yang sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan estetik gigi

HUBUNGAN ASIMETRI SEPERTIGA WAJAH BAWAH DAN ASIMETRI LENGKUNG GIGI PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sampel yang di peroleh sebanyak 24 sampel dari cetakan pada saat lepas bracket. 0 Ideal 2 8,33 2 8,33

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik artinya orang tersebut memiliki kecerdasan emosional. Bar-On (1992,

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam

Persepsi mahasiswa PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terhadap senyum dan estetika gigi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rasa. Istilah aesthetic berasal dari bahasa Yunani yaitu aisthetike dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan wajah dan gigi-geligi, serta diagnosis,

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

BAB I PENDAHULUAN. termaksud juga di indonesia, namun masih menyimpan banyak persoalan

Kurnia Indah Puspitasari 1, Dwi Kurniawati 2, Gunawan S 2

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

ABSTRAK GAMBARAN MALOKLUSI PADA SISWA SISWI SDK 6 BPK PENABUR KELOMPOK USIA TAHUN BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE DAN KLASIFIKASI PROFFIT-ACKERMAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. humor. Apapun emosi yang terkandung didalamnya, senyum memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan melakukan aktivitas secara mandiri. pembentukan pengertian dan belajar moral (Simanjuntak, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah. factor.adapun factor yang apling dominan adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTI CEKAT MENGGUNAKAN INDEX OF COMPLEXITY, OUTCOME AND NEED

ABSTRAK. Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn ¹Yuanita Lely Rachmawati, ²Merlya Balbeid, ³Vareyna Dian Nanda

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERBEDAAN POLA MAKAN ANTARA REMAJA YANG MENJALANI PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN DAN PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT SKRIPSI ILKHANA WINDAH J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodontik adalah salah satu jenis perawatan dibidang

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan retrospective

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja (adolescence) dalam bahasa inggris,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penampilan fisik merupakan salah satu hal yang paling penting bagi semua orang, terutama remaja. 1 Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 sampai 20 tahun. Remaja sangat memperhatikan penampilan fisik mereka terutama pada masa pubertas. 2 Penampilan fisik dapat dilihat dari penampilan wajah, termasuk penampilan gigi dan mulut. 1 Penampilan wajah terbukti dapat digunakan untuk pedoman menentukan karakteristik seseorang, termasuk kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, integritas dan kesehatan mental yang dapat menunjukkan hasil kepercayaan diri yang lebih tinggi. 3 Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah dapat menerima keadaan fisiknya. Menerima keadaan fisik adalah salah satu cara remaja untuk dapat memahami dan mengenali dirinya. Pandangan diri yang positif terhadap kondisi fisik dan tubuhnya sangat diperlukan dalam pembentukan kepercayaan diri remaja. 4 Anak-anak dan remaja sangat sensitif tentang keadaan gigi mereka yang kurang menarik. Ketika gigi berubah warna, malformasi atau hilang, seringkali mereka dengan sadar melakukan upaya untuk menghindari tersenyum dan mencoba untuk menutupi gigi mereka. Perbaikan dan perawatan dari masalah 1

2 di atas dapat menghasilkan perubahan dramatis dalam penampilan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan diri, kepribadian dan kehidupan sosial mereka. 5 Pada masa sekolah, persepsi seorang guru terhadap penampilan seorang individu dapat mempengaruhi ekspektasi dan evaluasi mereka. Individu dengan penampilan menarik tidak hanya diterima secara sosial, tetapi juga diyakini lebih cerdas dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik sehingga mempunyai kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada individu yang dinilai kurang menarik. Individu dengan penampilan gigi yang baik, cenderung lebih diingini sebagai teman. Masa remaja sering dikaitkan dengan kesadaran diri, identitas, penerimaan dan pengakuan dari teman sebaya maupun orang dewasa, sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka. 6 Pada periode remaja akhir, individu mulai memperhatikan hal-hal fisik yang nampak dari luar untuk menarik perhatian orang lain. Ketika individu merasa belum memenuhi kriteria ideal, maka timbul perasaan ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan akan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan citra tubuh yang ideal. 7 Dampak psikologi dari maloklusi, memberikan pengaruh buruk terhadap aspek psikososial remaja yaitu dapat menyebabkan kurang percaya diri dan mempengaruhi kehidupan sosial, sehingga mendorong individu untuk mencari perawatan untuk memperbaiki penampilan wajah. 8 Dahulu, tujuan utama pasien melakukan perawatan ortodontik adalah untuk meningkatkan kesehatan dan fungsi oral, namun saat ini estetik dan peningkatan kesejahteraan psikososial lebih dipertimbangkan oleh pasien. 9 Individu dengan penampilan gigi yang kurang baik memerlukan perawatan ortodontik untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka,

3 sehingga terjadi peningkatan minat terhadap perawatan ortodontik. 10 Perawatan ortodontik terbagi dua yaitu perawatan ortodontik cekat dan ortodontik lepasan. Perawatan ortodontik cekat adalah perawatan ortodontik yang kontrol sepenuhnya diberikan kepada operator dan alat tidak dapat dilepaskan atau dipasang sendiri oleh pasien. Sedangkan perawatan ortodontik lepasan adalah perawatan dengan alat yang dapat dilepaskan dan dipasang langsung oleh pasien tanpa pengawasan operator. 12 Salah satu tujuan perawatan ortodontik adalah mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk wajah yang disebabkan oleh kelainan rahang dan gigi. Maka, dengan dilakukannya perawatan ortodontik, diharapkan penampilan wajah dapat lebih baik. 1 Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu yang disertai keinginan untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. 11 Individu dengan penampilan gigi yang kurang baik akan berminat atau tidak berminat terhadap perawatan ortodontik tidak hanya tergantung dari dirinya sendiri, tetapi juga dari orang tua, teman, dokter gigi dan sistem pelayanan kesehatan. 12 Peneliti melakukan wawancara pada sejumlah remaja di SMAN X Bandung. Dari wawancara tersebut, didapatkan hasil sebanyak 50% individu mengatakan ingin melakukan perawatan ortodontik cekat apabila keadaan gigi terasa sudah sangat mengganggu secara penampilan dan fungsional. 30% individu mengatakan tidak ingin melakukan perawatan ortodontik cekat karena merasa tidak butuh dan penampilan gigi dirasa belum mengganggu. 10% individu mengatakan tertarik dengan perawatan ortodontik cekat karena melihat banyak teman-teman mereka

4 yang menggunakan alat ortodontik cekat. 10% individu mengatakan ingin melakukan perawatan ortodontik cekat namun terhambat karena biaya yang cukup mahal. Berdasarkan data di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian ingin melakukan perawatan ortodontik cekat karena dapat meningkatkan penampilan dan karena alasan lainnya, lalu sisanya tidak ingin melakukan perawatan ortodontik karena menurut mereka penampilannya sudah cukup baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat percaya diri remaja terhadap penampilan gigi dan minat perawatan ortodontik cekat. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat percaya diri remaja terhadap penampilan gigi dan minat perawatan ortodontik cekat. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat percaya diri remaja terhadap penampilan gigi dan minat perawatan ortodontik cekat.

5 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun secara ilmiah. 1.4.1. Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan informasi kepada klinisi mengenai minat remaja terhadap penggunaan alat ortodontik cekat, apakah lebih ke arah estetik atau fungsional sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri remaja. 1.4.2. Manfaat Ilmiah Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah untuk memperkaya keilmuan terutama dalam bidang ortodontik dan dapat menjadi masukan bagi penelitian di masa mendatang yang meneliti bidang serupa. 1.5. Kerangka Pemikiran Remaja pada usia 15-18 tahun mempunyai minat yang sangat tinggi dalam mengeksplorasi diri terhadap penampilan, termasuk penampilan wajahnya. 2 Keadaan gigi dan mulut mempunyai peran penting dalam penampilan wajah, sehingga dapat mempengaruhi percaya diri individu. Terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi percaya diri seperti penampilan wajah, penampilan gigi dan maloklusi. 10 Keadaan gigi anterior juga berperan dalam mempengaruhi daya tarik atau estetik wajah. Jika posisi atau keadaan gigi anterior kurang baik atau tidak beraturan, maka daya tarik wajah individu dapat berkurang. 13

6 Penampilah wajah tentu tidak terlepas dari penampilan gigi. Individu dengan penampilan gigi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan melakukan perawatan ortodontik, sehingga terjadi peningkatan minat terhadap perawatan ortodontik terutama perawatan dengan alat ortondontik cekat. 10 Alat ortodontik cekat adalah alat ortodontik yang langsung diletakkan di permukaan gigi dan tidak bisa dilepas atau diatur oleh pasien. Perawatan dengan alat ortodontik cekat, kontrol atas mekanisme perawatan langsung diberikan ke operator dan pasien hanya dibatasi untuk menjaga kebersihan alat dan mulutnya. Kontrol yang dicapai dengan alat ortodontik cekat jauh lebih besar dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan. 12 Perawatan ortodontik juga dapat mempengaruhi psikologis individu, karena perawatan ortodontik tidak dapat terlaksana dengan baik apabila pasien tidak memiliki minat untuk menjalani perawatan. 12 Minat terhadap kebutuhan perawatan ortodontik juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman ortodontik sebelumnya atau perawatan ortodontik orang lain. 14 Individu yang menerima perawatan ortodontik akan merasa penampilan mereka lebih baik dibandingkan sebelum dilakukannya perawatan, hal ini juga akan dirasakan baik oleh orang tua dan teman-temannya. 1 Pengukuran tingkat percaya diri terhadap penampilan gigi, dapat diuji dengan menggunakan The Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Quistionnaire (PIDAQ) yang terdiri dari 23 pernyataan dengan 4 indikator yaitu Dental Self Confidence (DSC), Social Impact (SI), Psychological Impact (PI), dan Aesthetic Concern (AC). 16 Pengukuran minat terhadap perawatan ortodontik, dapat diuji berdasarkan teori Walgito sebanyak 8 pertanyaan mengenai perhatian, keinginan

7 mengetahui, keinginan mempelajari dan keinginan untuk membuktikan lebih lanjut mengenai perawatan ortodontik cekat. 11 Remaja (usia 15-18 tahun) Perawatan ortodontik membutuhkan minat agar dapat berjalan dengan baik. Mempunyai minat tinggi terhadap penampilan wajah Minat yang tinggi memiliki keberhasilan perawatan yang lebih baik. Penampilan wajah, gigi, dan maloklusi berperan penting untuk meningkatkan percaya diri Individu yang telah dirawat ortodontik memiliki penampilan yang lebih baik. Penampilan gigi yang kurang baik dapat diatasi dengan perawatan ortodontik. Individu yang puas dengan penampilan fisiknya, mempunyai percaya diri yang lebih baik. Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan hal-hal diatas, didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut: - H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat percaya diri remaja terhadap penampilan gigi dan minat perawatan ortodontik cekat. - H1 = Terdapat hubungan antara tingkat percaya diri remaja terhadap penampilan gigi dan minat perawatan ortodontik cekat.

8 1.7. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi. 1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA X Bandung, pada bulan Mei 2017.