BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Menkes RI (2010), rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap maupun perawatan gawat darurat. Sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal guna meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien. Salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan adalah unit kerja rekam medis. Menurut Budi (2011), Unit Kerja Rekam Medis merupakan salah satu unit pendukung kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Unit Kerja Rekam Medis terdiri dari bagian pelayanan dan pengolahan rekam medis. Bagian pelayanan rekam medis meliputi bagian penerimaan pasien, pelaporan dan surat keterangan medis sedangkan bagian pengolahan berkas meliputi bagian assembling, pengkodean (coding) dan indeks, filling, dan logistik rekam medis. Pada unit rekam medis tiap bagian memiliki hubungan yang saling berkaitan guna menunjang pelayanan kepada pasien. Keberadaan petugas rekam medis sebagai bagian dari petugas pelayanan kesehatan harus diperhatikan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan dari rumah sakit dengan meningkatnya mutu pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten maka mustahil bagi organisasi untuk dapat mencapai tujuannya. Kurangnya jumlah sumber daya manusia dapat meningkatkan beban kerja sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. menurut Depkes RI (2004), beban kerja adalah banyaknya 1
2 jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.beban kerja yang tinggi dapat menurunkan kemampuan dan produktivitas petugas dalam memberikan pelayanan yang berdampak langsung kepada mutu pelayanan sehingga diperlukan analisis beban kerja untuk mengetahui kebutuhan petugas yang sesungguhnya. Menurut Depkes RI (2004), analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. Menurut Hasibuan (2005), perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam menbantu mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Dengan jumlah tenaga kerja yang sesuai kebutuhan maka beban kerja yang diterima oleh petugas menjadi lebih ringan dan memaksimalkan kinerja yang dilakukan petugas. Berdasarkan hasil observasi, RS Aisyiah Muntilan memiliki 7 orang petugas rekam medis yang terdiri dari 4 orang petugas pendaftaran dan 3 orang petugas pelaporan dan pengolahan data. Petugas pendaftaran terbagi dalam 3 shift yaitu: pagi 1 orang petugas,siang 1 orang petugas, malam 1 orang petugas dan 1 orang petugas libur. Dengan adanya poliklinik saat shift pagi, petugas pendaftaran yang hanya 1 orang merasa keteteran dalam melayani pasien. Selain itu, pasien juga harus mengantri lama sampai tempat duduk yang disediakan oleh rumah sakit kurang, tidak jarang banyak pasien yang berdiri menunggu. Untuk membantu petugas pendaftaran, biasanya petugas pengolahan data dan pelaporan diturunkan sehingga akan mempengaruhi beban kerja petugas pengolahan data dan pelaporan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana beban kerja dan kebutuhan petugas rekam medis di RS Aisyiah Muntilan untuk mengetahui kebutuhan petugas secara keseluruhan dengan menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff Need) berdasarkan analisis problem solving yang dilakukan.
3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berapakah kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan beban kerja di RS Aisyiah Muntilan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui jumlah kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan beban kerja 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi jumlah petugas rekam medis yang tersedia b. Mengidentifikasi uraian tugas petugas rekam medis c. Mengidentifikasi hambatan yang ada di Instalasi Rekam Medis dan solusinya d. Menghitung standar waktu kegiatan di Instalasi Rekam Medis e. Menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja di Instalasi Rekam Medis D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni: 1. Bagi Rumah Sakit a. Sebagai masukan berupa kritik & saran. b. Sebagai bahan evaluasi bagi rumah sakit untuk memajukan kualitas rumah sakit. c. Sebagai tolak ukur dan masukan rumah sakit demi kemajuan dan kelancaran pelayanan pasien. 2. Bagi Penulis a. Memberikan kesempatan kepada penulis dalam menerapkan teori yang telah dipelajari pada saat perkuliahaan untuk dilaksanakan di rumah sakit. b. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman sebelum terjun langsung sebagai karyawan atau staf rekam medis. c. Melatih mental penulis agar lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. 3. Bagi Institusi Pendidikan
4 a. Membantu menciptakan perekam medis yang profesional dan kompeten untuk memajukan program pendidikan. b. Sebagai gambaran dan acuan dalam pengembangan institusi di bidang pendidikan. c. Mencetak kinerja yang handal dan profesional sesuai dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk masyarakat. 4. Bagi peneliti lain Sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian yang serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan, yaitu: 1. Juliana, (2015) dengan judul Menghitung Kebutuhan Petugas Koding BPJS di Instalasi Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2015. Hasil penelitian ini adalah kebutuhan petugas koding BPJS berdasarkan beban kerja yang ada. Hasil dari perhitungan, kebutuhan petugas koding di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah sebanyak 4 orang sementara petugas yang tersedia sebanyak 3 orang, sehingga diperlukan penambahan petugas sebanyak 1 orang. Persamaan penelitian yang dilakukan Juliana dengan peneliti adalah sama-sama ingin mengetahui kebutuhan petugas berdasarkan beban kerja. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi, waktu dan bagian yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Juliana ingin mengetahui kebutuhan petugas di bagian koding BPJS sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti kebutuhan petugas rekam medis. 2. Alfi Rahmawati, (2015) dengan judul Perencanaan Kebutuhan Petugas Pendaftaran Pasien BPJS Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit PKU Bantul. Hasil dari penelitian ini adalah kebutuhan jumlah petugas pendaftaran pasien BPJS sebanyak 3 orang, sehingga tidak diperlukan penambahan petugas. Namun, diperlukan adanya perbaikan dari sistem di bagian pendaftaran. Persamaan penelitian yang dilakukan Alfi Rahmawati dengan peneliti adalah sama-sama ingin mengetahui kebutuhan petugas
5 berdasarkan beban kerja yang ada. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi, waktu, dan bagian yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Alfi Rahmawati ingin mengetahui kebutuhan petugas di bagian pendaftaran pasien BPJS sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti kebutuhan petugas rekam medis. 3. Tri Suharyani, (2013) dengan judul Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Dengan Analisis Beban Kerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Hasil dari penelitian ini adalah kebutuhan jumlah petugas rekam medis di RSUD Sleman belum sesuai dengan jumlah petugas saat ini. Jumlah petugas yang belum sesuai adalah pada bagian pendaftaran pasien rawat jalan 3 orang dengan jumlah petugas yang tersedia 4 orang, pendaftaran pasien rawat inap dan IGD 4 orang dengan jumlah petugas yang tersedia 5 orang, pelaporan 3 orang dengan petugas yang tersedia 2 orang, filing 6 orang dengan jumlah petugas yang tersedia 3 orang dan assembling 1 orang dengan jumlah tenaga yang tersedia 2 orang. Beban kerja di RSUD Sleman bertambah karena faktor manusia yaitu ketidaksesuaian tugas yang di lapangan dengan uraian tugas dan sarana prasarana kegiatan seperti buku / software untuk mengetahui keberadaan berkas rekam medis. Persamaan penelitian yang dilakukan suharyani dengan peneliti adalah membahas tentang beban kerja dan kebutuhan petugas rekam medis. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi, waktu penelitian yang dilakukan.