PERUBAHAN KADAR GULA DARAH POST MORTEM

dokumen-dokumen yang mirip
PERUBAHAN KADAR GULA DARAH POST MORTEM A CHANGE OF BLOOD GLUCOSE LEVELS POST MORTEM

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : Nuruljannah Nazurah Gomes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri ABSTRAK

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ABSTRAK ABSTRACT RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

Kedokteran Universitas Lampung

HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASEIN POST-STROKE ISKEMIK AKUT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI RSUD BANJARNEGARA

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA KEPOLISIAN RESOR KARANGANYAR

AZIMA AMINA BINTI AYOB

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

ABSTRAK. Verina Logito, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr.,m.kes Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

HUBUNGAN ANTARA KADAR FERITIN DENGAN KREATININ SERUM PADA PASIEN THALASSEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

1 Fitriyani 2 Murniati Tiho 2 Youla Assa. Bagian Biokimia Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA

DR. R.D KANDOU MANADO

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang )

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

TESIS AKHIR. dr. Muhammad Windi Syarif Harahap NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Seminar Tugas Akhir. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MS

ABSTRAK KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSURIA UJI BENEDICT DENGAN GLUKOTES CARIK CELUP URIN PENDERITA DIABETES MELITUS

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

HUBUNGAN ASUPAN SERAT, Fe DAN Mg DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN KONTROL GLIKEMIK PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI UNIT RAWAT JALAN POLI DIABETES RSUD DR.

ABSTRAK PENGARUH JENIS BERAS KADAR AMILOSA RENDAH DAN SEDANG TERHADAP PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH

PUBLIKASI ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

Pengaruh kadar hemoglobin terhadap lebam mayat (livor mortis)

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Transkripsi:

PERUBAHAN KADAR GULA DARAH POST MORTEM 1 Yuliana T. Sraun 2 Djemie Tomuka 2 Erwin G. Kristanto 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: tresyayullyana@yahoo.co.id Abstract: Normal blood glucose of human being is 70-110 mg/dl. After death, the process of glucose metabolism ceases, which affects the blood glucose level. This study aimed to obtain the changes of blood glucose levels after death. This was an observational study with a cross sectional design. Samples were post mortem patients with external examination at Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital with the agreements of their families. Blood glucose levels post mortem were examined and data of blood glucose levels ante mortem were obtained from the medical record. Data were statitistically analyzed by using the bivariate test to find out the correlation between blood glucose levels ante mortem and post mortem. There were 14 patients post mortem as samples. The statistical analysis showed at the first hour post morem r =.042; the second hour r = -.103; and the third hour r = -.086. Most of the patients showed decreases of blood glucose levels post mortem. However, some of them showed increases of blood glucose levels at the first hour post mortem. Conclusion: There was a significant relationship between the blood glucose levels ante mortem and post mortem. Keywords: blood glucose level, post mortem. Abstrak: Kadar gula darah normal pada manusia hidup berkisar antara 70 110 mg/dl. Setelah kematian, proses masuknya glukosa ke dalam sel dengan bantuan insulin kemungkinan tidak terjadi lagi karena aktivitas sel-sel dan jaringan akan terhenti sama sekali yang dapat mengakibatkan perubahan kadar gula darah post mortem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadargula darah sewaktu (GDS) setelah kematian. Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan metode observasional. Penelitian dilakukan pada pasien post mortem yang menjalani pemeriksaan luar di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou dengan persetujuan keluarga. Kadar GDS post mortem dibandingkan dengan data GDS ante mortem, selanjutnya dilakukan uji bivariat untuk melihat hubungan GDS ante dan post mortem. Hasil uji satistik memperlihatkan pada jam pertama r =,042, jam kedua r = -,103, dan jam ketiga r = -,086. Walaupun sebagian besar pasien memperlihatkan penurunan kadar GDS post mortem, namun terdapat juga beberapa pasien yang mengalami peningkatan GDS pada jam pertama awal kematian. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara GDS ante dan post mortem. Kata kunci: GDS, post mortem.

Kadar gula darah pada manusia normal yang hidup pada dasarnya bersifat dinamis. Kadar gula darah normal pada manusia hidup berkisar antara 70 110 mg/dl. Setelah makan dan makanan dicerna di saluran cerna sehingga menghasilkan produk akhir yang sebagian besar berupa glukosa, biasanya akan menyebabkan kadar gula darah sedikit meningkat sampai 2 jam setelah makan, namun akan kembali normal. Semuanya ini terjadi pada manusia yang masih hidup. Pada manusia yang telah mengalami kematian proses ini kemungkinan sudah tidak terjadi lagi. Setelah terjadi kematian, proses metabolisme glukosa ke sel dengan bantuan insulin kemungkinan tidak terjadi lagi karena saat terjadi kematian, sel dan jaringan yang masih melakukan aktivitas akan terhenti sama sekali. Sehingga pasti terjadi perubahan kadar gula darah. Namun bagaimana gula darah tersebut pada awal kematian, apakah meningkat atau menurun belum diteliti secara pasti. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perubahan kadar gula darah post mortem, apakah meningkat, atau menurun dan rata-rata perubahan ini sampai jam keberapa paska kematian. METODE Penelitian ini adalah penelitian studi crosssecsional dengan metode observasional untuk mengetahui perubahan kadar gula darah post mortem. Populasi pada penelitian ini adalah pasien post mortem atau jenasah yang baru meninggal. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien post mortem yang dibawa ke bagian Forensik RSUP Prof. Dr. dr. R. D Kandou, Manado. Sampel pada penelitian ini adalah pasien post mortem dari bangsal/igd yang di bawa ke bagian Forensik RSUP Prof. Dr. dr. R. D Kandou, Manado dengan menggunaakan total random sampling yang memenuhi kriteria. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien post mortem yang keluarganya tidak menyetujui dilakukan pemeriksaan kadar gula darah. Data disajikan secara deskriptif dan analisis statistika. Data secara deskriptif untuk menggambarkan jam-jam dimana pasien post mortem mengalami peningkatan / penurunan gula darah secara signifikan. GDS post mortem ini pasien DM dan bukan DM. Sedangkan data secara statistika dengan uji Bivariat dengan SPSS 20.

HASIL Dari 14 pasien post mortem yang keluarganya bersedia untuk dijadikan sampel penelitian, diperoleh hasil GDS ante dan post mortem. Tabel 1. Data Pengukuran GDS Pasien ante dan Post Mortem Tabel 2. Distribusi rata-rata pengukuran jam-1 sampai jam-3 berdasarkan peningkatan dan penurunan kadar gula darah pada 14 pasien post mortem. Rata-rata Jam pertama sampai Jam ketiga Frekwensi Persen (%) Peningkatan 3 21% GDS GDS ( Meninggal ) DIAGNOSIS NO NAMA/UMUR (Hidup) 1 2 3 Rata-rata 1 J. K / 56 thn 88 268 356 250 291 Stroke Penurunan 11 89% Total 14 100% 2 L. T / 66 thn 117 54 27 10 30 Sroke 3 I. J / 60 thn 100 313 128 20 153 DM 4 N. T / 57 thn 118 162 106 79 115 DM 5 W. T / 53 thn 104 241 208 166 205 DM 6 F. L / 54 thn 75 55 59 41 51 Syk hipovolemik 7 H. A/ 52 thn 74 115 100 86 100 Syk hipovolemik susp. Pneumonia 8 E. K/ 62 thn 82 15 14 13 14 Stroke Pada tabel diatas jumlah yang mengalami penurunan kadar gula darah pada pengukuran jam pertama sampai jam ketiga memiliki presentase terbanyak dibandingkan dengan yang mengalami peningkatan kadar gula darah post mortem. 9 J. T / 48 thn 86 98 55 19 57 Syk.hipovolemik 10 C / 62 thn 89 109 77 5 65 DM 11 R. A / 48 thn 120 79 58 19 47 Kecelakaan 12 D. W / 42 thn 78 95 65 13 57 Kecelakaan 13 L.L / 63 thn 105 19 18 17 18 Stroke Tabel 3. Distribusi peningkatan dan penurunan kadar gula darah post mortem berdasarkan pengukuran perjam sebanyak 3 kali pengukuran 14 Ibu. L. / 63 thn 106 114 37 30 30 DM Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Frekwensi Persen (%) Frekwensi Persen (%) Frekwensi Persen (%) Peningkatan 9 64% 3 27% 2 14% Penurunan 5 36% 11 73% 12 86% Total 14 100% 14 100% 14 100%

Dari tabel 3 terlihat bahwa peningkatan kadar gula darah post mortem persentase terbanyak pada pengukuran jam pertama. Dan pada pegukuran jam ketiga mengalami penurunan yang sangat drastis. Tabel 4. Distribusi pasien post mortem dengan diagnosis penyakit Diabetes Mellitus dan Bukan Diabetes Mellitus berdasarkan peningkatan dan penurunan kadar gula darah post mortem pada 14 jenasah pada rata-rata pengukuran jam pertama sampai jam ketiga. Pada tabel diatas menunjukan nilai statitistik GDS waktu hidup yaitu nilai mean 95,86 dengan standard deviasi 16,219. Tabel 6. Nilai statistik GDS Post Mortem jam-1, jam ke-2 dan jam ke-3 GDS Mean Std. Deviasi GDS jam-1 124.07 91.191 GDS jam-2 93.43 91.171 GDS jam-3 54.86 71.262 Rata-rata Pengukuran Jam Pertama sampai Jam Ketiga Diabetes Mellitus Bukan Diabetes Mellitus Frekwensi Persen (%) Frekwensi Persen (%) Peningkatan GD 2 40% 2 22% Penurunan GD 3 60% 7 78% Total 5 100% 9 100% Pada tabel diatas terlihat pasien post mortem dengan diabetes mellitus memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami peningkatan kadar gula darah pada awal kematian, dibandingan dengan pasien diagnosis penyakit lain. Tabel 5. Nilai statistik GDS waktu hidup GDS Mean Std. Deviasi Pada tabel 6 diatas menunjukan nilai statitistik GDS post mortem yaitu nilai mean GDS post mortem jam-1 adalah 124.07 dengan standard deviasi 91.191. GDS post mortem jam-2 adalah 93.43 dengan standard deviasi 91.17. GDS post mortem Jam-3 adalah 54.86 dengan standard deviasi 71.262. Tabel Tes Analisis Bivariat Tabel 7 pada 14 pasien post mortem Pengukuran GDS N r GDS Hidup & GDS 14.042 post mortem jam-1 GDS Hidup & GDS 14 -.013 post mortem jam-2 GDS Hidup & GDS 14 -.086 post mortem jam-3 Hidup 95.86 16.219

Tabel 8 Pada Pasien dengan diagnosis bukan DM dengan jumlah 9 pasien nondm Pengukuran GDS N r GDS Hidup & GDS 9 -.250 post mortem jam-1 GDS Hidup & GDS 9 -.383 post mortem jam-2 GDS Hidup & GDS 9 -.311 post mortem jam-3 BAHASAN Penelitian tentang bagaimana gula darah sesudah kematian masih belum diteliti secara mendalam. Pada teorinya sesudah kematian gula darah akan menurun, namun belum dijelaskan secara pasti kira-kira penurunan tersebut apakah langsung terjadi sesudah kematian atau berapa jam paska kematian. Selain itu belum juga dipaparkan mengapa gula darah sesudah kematian mengalami penurunan. Namun dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada 14 pasien post mortem rata-rata gula darahnya meningkat pada jam pertama paska kematian. Penelitian ini diharapkan jadi data awal tentang perubahan gula darah post mortem. Pada kasus-kasus forensik khususnya di Manado banyak pasien meninggal dengan hipoglikemi, akibat penggunaan insulin. Dan hal ini merupakan kasus tindakan medic yang perlu ditangani. Pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal dalam menangani kasus-kasus hipoglikemi. Dari hasil penelitian pada pasien post mortem yang dilakukan di Bagian Forensik RSUP. Prof. Dr. dr. R.D. Kandou Manado, ditemukan bahwa dari jumlah 14 pasien post mortem yang diukur kadar gula darahnya sebanyak tiga kali dari jam pertama sampai jam ketiga, didapat sebanyak 3 pasien post mortem atau rata-rata hanya sebesar 21% yang mengalami peningkatan kadar gula darah dan 11 orang atau sebanayk 89% yang mengalami penurunan kadar gula darah. Pada 14 pasien post mortem yang dijadikan sampel penelitian rata-rata mengalami peningkatan kadar gula darah pada jam pertama paska kematian yaitu berjumlah 9 jenasah atau sebesar 64%. Sedangkan yang mengalami penurunan pada jam pertama hanya berjumlah 5 pasien atau 36%. Selanjutnya pada jam kedua dan ketiga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan ataupun gula darahnya langsung menurun secara drastis. Pada pasien 14 post mortem yang dijadikan bahan penelitian diperoleh pasien 5 pasien dengan diagnosis Diabetes Mellitus (pasien 3,4,5,10 dan 14) semuanya mengalami peningkatan kadar gula darah pada jam pertama sesudah kematian dan selanjutnya akan menurun. Rata-rata 3 pasien DM dari 5 pasien DM akan mengalami peningkatan kadar gula darah sampai tiga jam paska kematian atau sebesar 60%. Sedangkan 2

pasien DM lainnya akan mengalami penurunan gula darah pada jam kedua dan ketiga paska kematian. Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 7 pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam pertama terdapat hubungan kedua variable lemah positif (r= 0,42). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-1. Pada tabel 7 pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam kedua terdapat hubungan kedua variable lemah negative (r= -0.103). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-2. Pada tabel 7 pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam ketiga terdapat hubungan kedua variable lemah negative (r= -0.086). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-3. Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 8 analisis bivariate dengan pasien diagnosis bukan DM. Pada tabel 8 pada 9 pasien post mortem nondm pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam pertama terdapat hubungan kedua variabel lemah negatif (-0,250). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-1. Pada tabel 8 pada 9 pasien post mortem nondm pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam kedua terdapat hubungan kedua variabel lemah negative (r= -0,383). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-2. Pada tabel 8 pada 9 pasien post mortem nondm pada pengukuran GDS hidup dan GDS paska mati jam ketiga terdapat hubungan kedua variable lemah negative (r= -0.311 ). Hasil tersebut menunjukan terdapat hubungan yang signifikan GDS waktu hidup dan sesudah meninggal pada pengukuran jam-3. GDS pada 1 jam pertama paska mati mungkin akan meningkat, namun belum bias dijadikan patokan untuk memaparkan kadar gula darah sesudah kematian. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada sebagian besar pasien post mortem terjadi penurunan kadar GDS serta terdapat hubungan bermakna antara kadar gula darah sewaktu ante mortem dan post mortem. SARAN Mengingat bahwa penelitian tentang kadar gula darah awal kematian masih kurang orang yang meneliti dan data yang diperoleh juga masih sangat kurang, maka :

1. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk meneliti kadar gula darah dikaitkan dengan diagnosis penyakit pasien, untuk mengetahui hubungan antara diagnosis pasien dengan penurunan atau peningkatan kadar gula darah post mortem. 2. Penelitian selanjutnya juga dapat diarahkan untuk meneliti tentang perbedaan kadar gula darah pada jenasah saat awal kematian yang sudah diformalin/dimasukan pengawet jenasah dengan jenasah yang belum diformalin. 3. Jumlah pasien post mortem yang dijadikan objek penelitian hanya 14 orang atau sekitar 42 sampel darah. Diharapkan penelitian selanjutnya jumlah sampel penelitian dapat ditambah jumlahnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Djemi Tomuka SH,DFM,MH dan Dr.dr. Erwin Kristanto, SH, SpF selaku pembimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada keluarga tercinta, bapa dan mama serta adikadik yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Sylvia AP, Lorraine MW. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2006. 2. Arthur CG, Jhon EH. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. 3. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Tanatologi. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 1997. h. 25-36. 4. Jablonski NG, Chaplin G. Evolusi pewarnaan kulit manusia. Catatan Teratur Evolusi Manusia. diunduh dari URL :http://id.wikipedia.org./wiki/manusia. 5. Wibudi, A. Euthanasia. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Diunduh dari URL: http://tumotou.net/702_04212/aris_wibud i.htm. 6. Idries AM, Saat Kematian. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama. Binupara Aksara; 1997. h.53-83. 7. Sudoyo A, Setidayadi B, Alvi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam jilid 2. Jakarta : Interna Publishing; 2009. 8. Lintong P. Patologi Sistem Endokrin. Manado: Bagian PA FK Unsrat; 2006. 9. Murray R, Granner D, Rodwell V. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2009. 10. Robbins S, Kumar V, Cotran R. Robbins Buku Ajar Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. 11. Report Information from ProQuest. 17 September 2013 13:19 12. Int J Legal Med. 29 September 2010. 126:187 198. [cited 17 september 2013]. 13. Dr. M Zaenuri S Hidayat. Lab / SMF Forensik Dan Medikolegal FKIK Unsoed / RSMS. 14. Jane Sherwood. Post-Mortem Journal. Communications from T. E. Lawrence. 1964. 15. Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B. Ilmu Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2003. 16. Olson T, Lina W. Adams Student Atlas of Anatomy. English: Cambridge University Press; 2007. 17. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Sagung Seto;2011