ANALISIS PENDAPATAN TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK LM3 SUBAK GUNUNG SARI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

dwijenagro Vol. 6 No. 2 ISSN :

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI KABUPATEN KUPANG

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK TANI SUMBER HIDUP SEJATI DI KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

AGUS PRANOTO

RENTABILITAS USAHA TERNAK SAPI POTONG DI DESA WONOREJO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

IV. METODE PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS FINANSIAL PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN SISTEM MANAJEMEN AMARASI DI KECAMATAN AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

Melinda Al Masyhur Mahasiswa Peternakan, Abdul Hamid Arsyad, Syamsul Bahri

KAJIAN ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING DI DESA LUBANGSAMPANG KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO. Zulfanita

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

Jurnal Hexagro. Vol. 1. No. 1 Februari 2017 ISSN

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 201 ISSN :

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

STUDI KOMPARATIF SISTEM PENGGEMUKAN SAPI KEREMAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN LUAR DAERAH BANTARAN SUNGAI KRUENG ACEH KABUPATEN ACEH BESAR TESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

Analisis Pendapatan Usaha Sapi Pasundan...Rizka Diannika Syahrizal.

KERAGAAN USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI POTONG Bubun Bunyamin 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK LM3 SUBAK GUNUNG SARI ( Studi Kasus di Desa Saba Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar ) Elias Siprianus Any, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Ir. Ni Nengah Yastini, M.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak Dengan berbagai macam program yang diberikan oleh pemerintah untuk membantu petani di dalam pembangunan pertanian secara umum dan pengembangan ternak sapi potong dalam pembangunan pertanian secara khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (i) Besarnya biaya dalam usaha peternakan sapi potong, (ii) Besarnya penerimaan dalam usaha peternakan sapi potong, (iii) untuk mengetahui R/C. Penelitian ini dilakukan di LM3 Subak Gunung Sari Desa Saba, Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar. Data primer diperoleh melalui metode observasi yaitu: data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden dengan cara mengunjungi dan mengamati secara langsung lokasi penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis secara diskritif kwalitatif dan kwantitatif. Beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah: (i) ratarata penerimaan petani ternak dari usaha ternak sapi potong di Kelompok LM3 Subak Gunung Sari Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar adalah Rp 12.340.780 dipelihara selama 12 (dua belas) bulan, (ii) rata-rata biaya produksi total yang dikeluarkan untuk usaha ternak sapi potong sebesar Rp 6.880.800 dalam. satu kali proses produksi yaitu selama 12 (dua belas bulan), (iii) nilai R/C ratio sebesar 1.30. Kata Kunci : Analisis pendapatan, ternak sapi potong, kelompok LM3 Subak Gunung Sari Abstract With a wide range of programs provided by the government to help farmers in agricultural development in general and the development of beef cattle in agricultural development in particular. The purpose of this research was to determine: (i) The amount in beef cattle breeding business, (ii) the amount of acceptance in beef cattle breeding business, (iii) to determine the R / C. This research was conducted in LM3 Subak Gunung Sari village of Saba, District Blabatuh, Gianyar. The primary data obtained by observation methodis: data obtained from interviews with respondents by visiting and observing directly the research location. Data analysis methods used in the analysis of qualitative and quantitative diskritif. Some conclusions were obtained: (i) the average cattle farmer acceptance of the cattle business in LM3 Group Subak Gunung Sari village of Saba, Gianyar regency Blahbatuh is Rp 12.34078 is maintained for 12 (twelve) months, (ii) the average total production cost incurred for the business of cattle Rp 6.8808 million in once production processis during the 12 (twelve months), (iii) the value of R / C ratio of 1.30. Keywords: Analysis of income, cattle ranchers, LM3 group of Subak Gunung Sari 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara Agraris yang memiliki keanekaragaman hayati dengan kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nuftah/genetik dan atau sebagai sumber potensi pengembangan pembangunan pertanian dalam arti luas yang mencakup sub sektor pertanian rakyat kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sub sektor peternakan memainkan peranan penting dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 2006 pertumbuhan sektor pertanian tercapai melalui peningkatan Produksi Domestik Bruto untuk tanaman pangan sebesar 1,0% dan peternakan 4,3% (Anon, 2003). Karenanya sub sektor peternakan diharapkan dapat menjadi sektor pertumbuhan baru, baik dalam bidang pertanian maupun pertumbuhan ekonomi nasional. Diantara berbagai jenis komoditas unggulan ternak yang ada di Indonesia, sapi potong merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek sangat baik. mengingat di pasar dalam negeri, pertumbuhan konsumsi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan populasi dan produksi daging selama ini. Produksi masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan seluruh kebutuhan. sementara itu harga daging dalam negeri jauh menunjukkan peningkatan yang relatif tinggi (Murtidjo 1990).

Di Bali saat ini terdapat 1.019 kelompok peternak sapi potong. Namun kredit perbankan di Bali pada sektor peternakan hanya berkisar 1,43% dari total kredit 9,5 triliun (Sulistyowati, 2006). Hal tersebut karena persepsi perbankan bahwa pembiayaan di sektor pertanian beresiko tinggi, dan sektor peternakan sapi potong kurang menjanjikan. Sub sektor peternakan, khususnya peternak sapi masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah sehingga pembangunan di sektor pertanian belum maksimal, apalagi dalam situasi ekonomi petani peternak yang sulit, sangat membutuhkan sumber pembiayaan untuk mengakses modal dalam rangka mengembangkan usaha ternak secara maksimal. Dalam rangka membangun usaha peternakan yang berorientasi pasar tentunya sangat memerlukan sumber daya manusia yang profesional dalam mengelolah usaha ternak, disamping itu faktor pendukung berupa modal usaha yang sangat dibutuhkan. Paket utama LM3 Subak Gunung Sari dibiayai dari Dana Bantuan sosial (Bansos) APBD provinsi. Untuk kegiatan penunjang termasuk dalam pengembangan infrastruktur pedesaan dibiayai dari kegiatan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait sesuai ketersediaan dana dan kegiatan masing-masing yang secara mikro diharapkan dapat meningkatkan pendapatan peternak dan secara makro mampu memacu perkembangan sektor peternakan nasional. Kelompok LM3 Subak Gunung Sari terletak di Banjar Blasinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu kelompok yang dibiayai oleh dana pemerintah pusat. mulai mendapat bantuan tahun 2009. Dengan jumlah sapi 40 ekor pejantan, dengan total biaya Rp 256,000,000,- yang mana sistem pemeliharaannya adalah sapi Jantan yang sebanyak 40 ekor itu pelihara oleh anggota kelompok di pelihara di rumah masingmasing. Sapi merupakan salah satu komponen dalam sistem usahatani lahan kering yang paling banyak berkaitan dengan komponen produksi lainnya. Masuknya ternak dalam pola usahatani dapat mendorong penanaman rumput dan tanaman tahunan sebagai sumber pakan ternak yang sekaligus berfungsi sebagai penguat teras. Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu: Pemilihan jenis ternak yang potensial di suatu wilayah agroekosistem. Perbaikan sistem pemeliharaan. Peningkatan penyediaan pakan ternak yang berkualitas secara berkesinambungan. Dengan demikian pemeliharaan ternak diharapkan akan berkembang dan dapat mendukung keseimbangan ekosistem suatu wilayah. (Ibrahim Marwan. Dkk:.1988). Untuk itu perlu dilakukan analisis agar dapat diketahui seberapa besar tingkat penghasilan petani peternak sapi potong di Subak Gunung Sari Desa saba, Kecamatan Blahbatuh. 2. METODE Penelitian dilakukan di LM3 Subak Gunung Sari Banjar Blasinga, Desa Saba, Kecamatan, Blabatuh, Kabupaten Gianyar. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (Purposive dengan dasar pertimbangan sebagai berikut (1) Kelompok LM3 Subak Gunung Sari, Desa Saba Blabatuh, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari kelompok LM3 Subak Gunung Sari dibidang peternakan yang ada di Gianyar yang sampai saat ini, masih berjalan dengan baik. (2) Lembaga LM3 yang satu satunya lembaga yang ada di pemerintah yang diberi bantuan dana dan pengawasan maupun teknologi untu menunjang usaha di pedesaan yang mengarah pada agribisnis. Jumlah keseluruhan peternak yang memelihara ternak sapi sebanyak 32 orang, sebagai Responden diambil seluruh populasi dengan metode sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut (1) Observasi, dilakukan dengan cara mengunjungi dan mengamati secara langsung lokasi penelitian dengan harapan dapat memperoleh gambaran. (2) Wawancara, merupakan salah satu bentuk komonikasi verbal yang dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada responden yang diteliti untuk memperoleh imformasi dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. (3)

Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang tidak langsung dan ditujuhkan kepada subjek Penelitian. Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha, biaya tersebut terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap atau biaya variabel (variable cost). Secara matematika dapat dirumuskan sebagai barikut: TC = FC + VC. Keterangan: TC = Biaya keseluruhan ( Total Cost) FC = Biaya tetap ( Fixed Cost ) VC = Biaya Variabel ( Varibel Cost ). Untuk mengolah data digunakan analisis kuantitatif yaitu analisis pendapatan untuk besarnya penerimaan usaha ternak sapi adalah: TRi =Yi. Pyi Keterangan: Tri = Total Revenue / total penerimaanyi = Produksi Pyi = Harga. Dan untuk mengetahui pendapatan bersih menggunakan rumus: NR = TRi-TC. Keterangan: NR = Penerimaan Bersih ( Net Revenue) TRi = Total Penerimaan (Total Revenue) TC = Biaya Keseluruhan (Total Cost). Efektivitas adalah standar yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai dengan melihat indikasi-indikasi yaitu evaluasi pelaksanaan dan analisis tingkat keuntungan ( R/C ratio ). Keefektipan pola dapat dilihat dari : R/C >1 Pola tersebut efektif. R/C= 1 Pola tersebut kurang efektif R/C< 1 pola tersebut tidak efektif. Analisis R/C merupakan analisis perbandingan ( nisbah ) antara penerimaan dengan biaya usaha yang dikeluarkan, secara matematika dapat digambarkan: a = R/C. R = Py.Y. C = FC + VC a = (Py.Y)/(FC + VC) Keterangan: R = Penerimaan C = Biaya ( cost ) Py = Harga Output Y = Output FC = Biaya tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel (Vanabel Cost). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN LM3 Subak Gunung Sari, Desa Saba, termasuk dalam wilayah Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Subak Gunung Sari Desa Saba, dari pusat kecamatan berjarak 3 Km, dari Ibu kota Kabupaten berjarak 8 Km, dan dari Ibu kota Propinsi Bali 45 Km. LM3 Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat LM3 adalah Lembaga yang terorganisir secara formal tumbuh dan berkembang secara mandiri di Masyarakat dengan kegiatan utama meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan, sosial dan keagamaan, serta meningkatkan keterampilan masyarakat melalui kegiatan agribisnis yang dikelolah secara mandiri atau bermitra dengan petani atau kelompok tani di wilayahnya. Responden yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh anggota kelompok peternak sapi potong di Kelompok LM3 Subak Gunung Sari sebanyak 32 orang terdiri dan 25 orang sebagai petani, karyawan swasta 7 orang, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) orang dan yang lainnya sebagai pedagang dan pertukangan. Jenis lahan yang digunakan adalah tegalan dengan luas lahan rata - rata 0,20 ha. Usia peternak sapi potong berkisar antara 37 sampai 50 tahun, hal ini menunjukkan anggota peternak sapi potong LM3 Subak Gunung Sari usia produktif. Pendidikan formal anggota peternak sapi potong di Kelompok LM3 Subak Gunung Sari paling tinggi adalah tingkat Sarjana (SI). Pada proses penggemukan ternak sapi dengan menerapkan pakan jadi utuh dengan berat awal rata-rata 342 kg dengan umur 2,5-3 tahun, kenaikan rata-rata perhari 0,3125 kg, akan tetapi sistem sapi yang dilakukan responden adalah sistem kereman yang selama proses penggemukan ternak sapi ditempatkan dalam kandang secara terus menerus dan tidak dipekerjakan, setelah sapi dipelihara dalam satu siklus produksi, sapi siap dijual dengan berat rata-rata mencapai 416 kg. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak disini untuk proses penggemukan menggunakan pakan tradisional (hijauan makanan ternak dan rumput) dengan bobot awal sapi bakalan rata-rata berkisar antara 286-417 kg dengan harga rata-rata Rp 5.55I.535 kg, atau berkisar antara Rp 4.633.000 Rp 6.755.400. Selama proses penggemukan peternak memanfaatkan tanah tegalannya terutama di sela-sela dan pinggiran tanaman perkebunannya ditanami rumput gajah dan tanaman hijauan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan makanan ternaknya sehingga peternak tidak menemui kendala dalam pemenuhan pakan

ternak. Responden dalam melakukan pemeliharaan terhadap ternak sapi hanya membutuhkan waktu 1-4 jam setiap hari secara terus menerus sampai proses penjualan selama kurun waktu 12 (dua belas) bulan. Adapun biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses pemeliharaan sapi potong dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah rata-rata biaya yang dikeluarkan petani/ekor selama 12 (dua belas) bulan. No Jenis Biaya Volume Harga Satuan Total Biaya 1 Biaya tetap kandang 1 Unit 137.500,- 137.500,- Sekop Ember 10.200,- 10.200,- Cangkul I Buah 40.000,- 40.000,- Sabit 35.000,- 35.000,- Batu asah 17.000,- 17.000,- Jumlah 299.700,- 2 Biaya tidak tetap Pembelian sapi bakalan Konsumsi Transport Eartag Obat-obatan Provisi dan administrasi Surat-surat Upah tenaga kerja 1 unit 1 unit 1 paket 1 orang 5.551.535,- 40.929,- 62.914,- 5.000,- 85.331,- 5.551.535,- 40.929,- 62.914,- 5.000,- 682.648,- Jumlah B 6.418.026,- Jumlah (A+B) 6.717.726,- Data primer petani ternak sapi Kelompok LM3 Subak Gunung Sari 2014. Total biaya pemeliharaan sapi potong selama 12 (dua belas) bulan adalah TC = FC + VC. TC = 299.700 + 6.418.026 = Rp 6.717.726.

Bobot awal sapi bakalan yang dipelihara oleh petani ternak sapi potong rata-rata memiliki berat 342 kg, setelah selama proses penggemukan atau pemeliharaan sapi dalam kurun waktu (dua belas) bulan petani bersama-sama mitra usahanya yakni pihak pemerintah melakukan transaksi penjualan melalui sistem bursa. Dari pemeliharaan sapi diperoleh hasil berupa kenaikan bobot sapi/ekor selama (dua belas) bulan sehingga diperoleh berat badan akhir adalah 416.425 kg dengan harga jual rata-rata/kg sebesar Rp 21.000. X biaya Tabel 2. Rata-rata Biaya, Penerimaan dan Pendapatan /ekor Penerimaan Pendapatan 6.717.726,- 8.744.925,- 2.027.199,- Jumlah Pendapatan Bersih adalah : NC = TR-TC = 8.744.925-6.717.726 - Rp 2.027.199,- R/C Ratio = 8.744.925 6.717.726 = 1.30 Berdasarkan hasil perhitungan R/C terhadap biaya total sebesar 1,30 ini, berarti setiap satu satuan unit rupiah yang dikeluarkan oleh peternak sapi potong akan memperoleh pendapatan sebesar 1,30 satuan unit rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi potong Kelompok Subak Gunung Sari Desa Saba Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar, menguntungkan. 4. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Ratarata biaya yang dikeluarkan peternak sapi adalah Rp 6.717.726, /ekor. (2) Rata-rata pendapatan yang diterima peternak sapi selama 12 (dua belas) bulan setelah diperhitungkan hasil penjualan adalah Rp 8.744.925 dikurangi biaya yang di keluarkan Rp 6.717.726 adalah Rp 2.027.199. (3) Nilai R/C ratio adalah 1,30. (4) Kendala-kendala yang dihadapi peternak sapi selama proses pemeliharaan sapi adalah kekurangan pakan dan air pada saat musim kemarau panjang. Sehingga keadaan sapi pada saat itu agak kurus. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Petugas dari Dinas Peternak hendaknya lebih meningkatkan pembinaan dan penyuluhan kepada peternak sapi sehingga hasil produksi peternak khususnya sapi potong dapat lebih ditingkatkan. (2) Mengingat di Desa Saba Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar, memiliki potensi yang cukup besar, hendaknya kelompok tani ternak sapi potong bisa dikembangkan lagi. 5. DAFTAR PUSTAKA Sulistyowati, 2006;8 upaya mendongkrak kembali populasi sapi Bali. Murtidjo 1990 Beternak sapi potong. Penerbit Kanisius Yokyakarta. Ibrahim Manwan, dkk 1988. Lahan Kering untuk pengembangan ternak.