BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI RESISTENSI Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

INFEKSI SALURAN KEMIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis). 1. memiliki nilai kejadian yang tinggi di masyarakat, menurut laporan di

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

Kriteria Diagnosis Berdasaran IDSA/ESCMID :

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

rumah sakit. Selain hal tersebut, pasien juga dapat mengalami resistensi terhadap obat tertentu (Hayers dkk., 2009). Seperti halnya diagnosa suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB 1 PENDAHULUAN. di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. 1,2 Kolelitiasis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan host. ISK berhubungan dengan interaksi antara bakteri patogen dan

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit, saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran kemih. 5 Invasi Candida spp pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme di dalam saluran kemih. angka prevalensi ISK sebesar 20% (Paul Bukitwetan, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya (Wibowo et al.,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi klinis yang kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami ISK dalam masa tertentu. (1) Penelitian di sebuah fasilitas kesehatan tersier di Kerala Utara, India selama periode bulan April 2011-Maret 2012 mencatat 511 kasus bakteriuria positif; 343 sampel wanita (67,12%) dan 168 sampel pria (32,36%). (2) Infeksi saluran kemih adalah kondisi ditemukannya mikroorganisme pada urine pasien yang disebut juga bakteriuria. Diagnosis ISK ditegakkan apabila ditemukan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 10 5 colony forming unit (cfu/ml) pada biakan urin, didapatkan leukosituria bermakna (>10/lpb), dan disertai gejala klinis antara lain disuria, frekuensi, urgensi. Faktor seperti gender, usia, riwayat penyakit, riwayat kateterisasi, penggunaan obat-obat diduga berkaitan dengan ditemukannya bakteri pada urine pasien. Dibandingkan pria, bakteriuria lebih sering ditemukan pada wanita dan kasusnya memuncak selama usia 1

produktif. Urethra wanita yang pendek memudahkan mikroorganisme yang berkolonisasi di perineum dari saluran usus dan genital untuk naik menuju ke kandung kemih, selain itu urethra yang pendek dapat menyebabkan turbulensi dan aliran balik. Kasus bakteriuria pada pria lebih sering disebabkan oleh infeksi prostat, batu ginjal, dan karena tindakan kateterisasi. (1) Patogenesis infeksi saluran kemih melibatkan peranan patogenitas bakteri dan peranan faktor pejamu (host). Peranan patogenitas bakteri antara lain seperti perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor virulensi, dan variasi fase faktor virulensi. (1) Peranan faktor pejamu seperti faktor predisposisi yang menjadi pencetus antara lain seperti obstruksi aliran urine (kelainan kongenital, batu saluran kemih), hipertrofi prostat, Diabetes Mellitus, striktur urethra, kehamilan, dan kateterisasi. (3) Diabetes Mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi ISK. Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf 2

dan pembuluh darah. Klasifikasi Diabetes Mellitus meliputi Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2, Diabetes Mellitus gestasional, dan Diabetes Mellitus tipe spesifik lain. (4) Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara dengan pasien diabetes terbanyak. Jumlah pasien diabetes di Indonesia seperti dilaporkan oleh International Diabetes Federation pada tahun 2013 adalah 8,5 juta orang dan pada tahun 2035 akan bertambah menjadi 14,1 juta orang. Angka pasien Diabetes Mellitus pada tahun 2035 di dunia diperkirakan mencapai 592 juta orang. (4) Prevalensi bakteriuria asimptomatik pada pasien Diabetes Mellitus lebih banyak dibandingkan dengan pasien Non-Diabetes Mellitus. (1) Pengobatan pada ISK memiliki tujuan untuk menghilangkan dan mengeradikasi mikroorganisme penyebab, menghilangkan gejala, serta mencegah risiko terjadi sepsis. Pengobatan ISK didasarkan pada mikroorganisme penyebab infeksi, dan juga faktor pencetus dari pasien sendiri. Mikroorganisme tersering penyebab ISK pada pasien pria dan wanita dengan dan tanpa Diabetes Mellitus adalah Escherichia coli. (3) 3

Pada pria dan wanita non-diabetes Mellitus, persentase frekuensi mikroorganisme penyebab ISK adalah: Escherichia coli 31,4% dan 58,2%, Enterococcus spp. 9,4% dan 6,5%, Pseudomonas spp. 17,2% dan 4,7% berurutan. Pada pasien wanita Diabetes Mellitus persentase frekuensi mikroorganisme yang ditemukan adalah Escherichia coli 54,1 %, Enterococcus spp. 8,3%, Pseudomonas spp. 3,9%, sedangkan pada pasien pria Diabetes Mellitus ditemukan Escherichia coli 32,5%, Enterococcus spp. 9,4%, Pseudomonas spp. 8,5%. (5) Terapi antibiotik lini pertama pada pasien ISK selama beberapa dekade adalah trimethoprim-sulfametoxazole (TMP-SMZ). Terjadi peningkatan angka kejadian resistensi terhadap TMP-SMZ pada berbagai kasus ISK yang disebabkan oleh Escherichia coli. Hal ini terjadi di beberapa bagian negara Amerika Serikat, tercatat sebanyak 22-39% kasus dengan lokasi geografis yang berbeda. (6) Peningkatan jumlah mikroorganisme yang resisten terhadap terapi lini pertama dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang kurang rasional sehingga menciptakan kondisi ini. Timbulnya resistensi antibiotik dalam terapi ISK merupakan suatu permasalahan 4

kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan. Data mikroorganisme penyebab ISK pada pasien Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus di Indonesia masih sedikit, sedangkan angka kejadian kasus masih tetap tinggi. Berdasarkan uraian di depan, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai resistensi Escherichia coli penyebab ISK terhadap TMP-SMZ pada pasien DM dan Non-DM di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah resistensi Escherichia coli penyebab ISK terhadap TMP-SMZ pada pasien DM dan Non-DM di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis resistensi Escherichia coli penyebab ISK terhadap trimethoprim-sulfametoxazole (TMP-SMZ) pada pasien Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto. 5

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi jenis mikroorganisme pada pasien bakteriuria positif di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto. 2. Mengidentifikasi riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus pada pasien bakteriuria positif di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto. 3. Menganalisis resistensi Escherichia coli penyebab ISK terhadap trimethoprim-sulfametoxazole (TMP-SMZ) pada pasien Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat dan Dunia Kedokteran : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar kawasan Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto sebagai tindakan preventif 2. Membantu menemukan mikroorganisme penyebab bakteriuria dan resistensinya terhadap antibiotik pada pasien Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus 6

sebagai data bagi instansi kesehatan terkait di daerah tersebut. 1.4.2 Bagi Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto : Mengetahui mikroorganisme penyebab kondisi bakteriuria dan resistensinya terhadap trimethoprimsulfametoxazole pada pasien Diabetes Mellitus dan Non- Diabetes Mellitus yang pernah dan sedang dirawat di Rumah Sakit Sido Waras Mojokerto sehingga dapat mempersiapkan penanggulangan terhadap masalah ini. 1.4.3 Bagi Peneliti : 1. Sebagai prasyarat kelulusan Program Pendidikan Dokter Strata-1 Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 2. Sebagai sarana pengaplikasian ilmu dan pengetahuan yang telah didapat dalam jenjang pendidikan perguruan tinggi. 7