35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian pendekatan kualitatif. Dikatakan demikian, karena menurut Muhajir (2000) pendekatan kualitatif dilandasi oleh filsafat fenomenologi, yang melahirkan beberapa istilah, seperti naturalistic oleh Guba, etnometodologi oleh Bagdan dan interaksi simbolik oleh Blumer, dan masing-masing mempunyai kekhususan dalam menjalankan penelitian. Penelitian kualitatif sangat menekankan pemikiran latar ilmiah, karena fenomena yang dikaji apapun bentuknya akan memiliki makna yang hakiki, bila berada dalam konteks yang asli atau alamiah. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif tidak hanya mengyngkapkan peristiwa riil, tetapi juga mengungkapkan nilai tersembunyi (hidden value) terhadap informasi-informasi yang bersifat deskriptif, dan secara relative berusaha mempertahankan keutuhan objek yang diteliti. Penelitian ini memakai pendekatan naturalistic karena situasi lapangan bersifat natural, wajar, atau sebagaimana adanya (natural setting), tanpa dimanipulasi dan tidak diatur dengan eksperimen atau tes (Nasution 2002:18). Secara khusus pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kepatuhan dan pendekatan perspektif apa yang terjadi (what happening). 35
36 Pertama pendekatan kepatuhan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana implementasi penuh terhadap petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Kedua, pendekatan dengan perspektif what s happening (apa yang terjadi) dengan upaya memotret tentang persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan yang dirancang. 3.2. Fokus Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitan, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : 1. Persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi BPD Persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi BPD yang terdiri dari yaitu: a. Fungsi menetapkan Peraturan Desa, yaitu peranan BPD dalam menetapkan Peraturan Desa yang di mulai dari proses rancangan, pembahasan sampai pada tahap penetapan Peraturan Desa bersama Kepala Desa. b. Fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi, yaitu menangani aspirasi yang diterima dari masyarakat kemudian menindak lanjuti aspirasi tersebut kepada Pemerintah Desa atau instansi yang berwenang.
37 c. Fungsi mengawasi pelaksanaan Peraturan Desa, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh BPD kepada Pemerintah Desa agar menjalankan programnya sesuai dengan rencana, tujuan dan ketentuan peraturan desa yang berlaku. 2. Faktor Pendorong pelaksanaan fungsi BPD Faktor Pendorong pelaksanaan fungsi BPD yang terdiri dari : a. Faktor Pendukung 1) Koordinasi antar lembaga, yaitu suatu aktifitas atau kegiatan mengintegrasikan dan mengsinkronkan berbagai pelaksanaan fungsi dari berbagai elemen yang terkait, instansi maupun organisasi dalam hal ini koordinasi antar lembaga yang dilaksanakan oleh anggota BPD kepada pemerintah desa, maupun lembaga-lembaga lain di tingkat desa dan yang diatasnya. 2) Kemampuan/pengalaman organisasi kemasyarakatan pengurus, yaitu suatu pengalaman berorganisasi yang dimiliki oleh pengurus BPD baik itu didapatkan melalui organisasi formal maupun tidak formal. b. Faktor penghambat 1) Masyarakat belum sepenuhnya memahami fungsi-fungsi yang diemban oleh BPD, yaitu fungsi BPD belum seluruhnya dipahami dengan baik oleh masyarakat, sehingga menimbulkan perbedaan pandang antara masyarakat dengan anggota BPD dalam merealisasikan fungsinya.
38 2) Minimnya sarana dan prasarana, yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki masih sangat minim sehingga berpengaruh kepada kinerja BPD di dalam melaksanakan fungsinya. 3.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini mengambil lokassi di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan dengan tujuan untuk memudahkan peneliti mendapatkan data dan pelaksanaan yang lebih efisien, mengingat peneliti berhubungan langsung dengan obyek penelitian, akses tersebut menjadi pertimbangan yang sangat penting. Kedua adalah pertimbangan teknis, yaitu mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga maka lokasi penelitian tersebut dapat memenuhi aspek efektif dan efisien serta akurasi data. 3.4. Sumber Data dan Implementator Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dana skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan, yaitu data tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Sedangkan data skunder adalah data yang sudah diolah dalam bentuk naskah tertulis/dokumen. Dalam penelitian ini data skunder sangat diperhatikan karena dari data skunder yang berupa laporan pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan.
39 Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan di atas maka sumber penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber skunder. Sumber primer yang dimaksud adalah : 1. Kepala Desa Rumpuk sebanyak 1 orang 2. Perangkat Desa Rumpuk sebanyak 2 orang 3. Ketua BPD Desa Rumpuk sebanyak 1 orang 4. Kepala Dusun dam masyarakat di Desa Rumpuk sebanyak 6 orang 3.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data bergerak dari lapangan empiris dalam upaya membangun teori dari data. Adapun teknik pengumpulam data dalam peneliti ini adalah sebagai berikut: 1. Wawamcara mendalam (in depth interview), dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data empiris tentang Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Adapun informasi yang digali mencakup sosialisasi dan persepsi tentang pelaksanaan fungsi BPD. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban/informasi. Sebelum dimulai wawancara pertanyaan dipersiapkan terdahulu sesuai dengan tujuan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan. Adapun untuk pemilhan waktu kegiatan wawancara sangat tergantung situasi yang ada di tempat penelitian. Materi wawancara difokuskan pada persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup
40 Kabupaten Lamongan. Wawancara tersebut dibiarkan secara alami dan direkam dalam bentuk catatan lapangan (field note). Kegiatan wawancara dilakukan berulang kali sehingga diperoleh kejelasan informasi yang terkait dengan rumusan masalah. 2. Observasi (pengamatan) yang dilakukan untuk mengamati secara langsung segala sesuatu yang ada di lembaga sekolah dengan tujuan mengembangkan penegtahuan ilmiah. Observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi selengkap mungkin melalui pengamatan yang seksama dengan melibatkan dan partisipasi dalam focus yang sedang diteliti. Kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. 3. Dokumentasi yang digunakan untuk menghimpun data dapat diambil dari berbagai dokumen tentang pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. 3.6. Teknik Analisa Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisa data deskriptif kualitatif. Seperti telah diketahui bersama, bahwa analisa data deskriptif ini biasanya akan dilengkapi dengan analisis persentase. Karena pada dasarnya analisa deskriptif itu adalah untuk mengadakan opname terhadap suatu keadaan, juga menentukan frekuensi terjadinya suatu peristiwa tertentu, disertai atau tidak disertai dengan hipotesa (Suryabrata, 2003 : 76).
41 Sesuai dengan pendapat tersebut, maka analisa data dilakukan mulai sejak awal sampai sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam analisa diskriptif kualitatif dengan mengacu pada model analisis data yang telah dikembangkan oleh Huberman dan Miles menggunakan model interaktif dengan tiga prosedur yaitu : reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Pengumpulan Data Sajian Data Reduksi Data Gambar 3.1. Model Interaktif Analisis Data Diskriptif Kualitatif (Huberman & Miles; dalam Faisal : 2009) Penyimpulan Data Secara rinci bahwa alur teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Reduksi data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk memilih, menyederhanakan, mengabstraksik sekaligus mentrnasformasikan data mentah atau data kasar dari lapangan. Dalam penelitian ini pemilihan data dilakukan dengan cara memilah-milah data yang diperlukan atau sesuai dengan focus penelitian dan data yang tidak diperlukan. Setelah membuat ringkasan abstraksinya, maka pemilahan data diberi kode dan pernyataan kencenderungan yang ada, mengumpulkan berbagai informasi yang terkait
42 dengan pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. 2. Penyajian data (display data) Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks dalam bentuk yang sistematis sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif untuk tahap ini data dalam penelitian ini nantinya akan dipaparkan secara rinci dan sistematis untuk memberikan penarikan kesimpulan sementara. 3. Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir setelah reduksi data dan penyajian data pada tahap ini setelah data dianalisis secara terus menerus pada waktu pengumpulan data, baik ketika di lapangan maupun setelah dilapangan, selanjutnya ditentukan penarikan kesimpulan atau vericikasi terhadap penelitian mengenai pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Rumpuk Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. 3.7. Pengecekan Keabsahan Data Kriteria keabsahan penelitian ini, berdasarkan karakteristik menurutlincoln dan Guba ada 4 kriteria utama yang menjamin kepercayaan dan kebenaran penelitian ini, yaitu : 1. Kredibilitas Kriteria ini untuk memenuhi bahwa data dan informai yang dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran sehingga dipercaya dan diterima oleh pihak yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan data, sebagai berikut :
43 a. Triangulasi data yaitu pengecekan data dan membandingkan dengan sumber lain, misalnya kepala sekolah dengan guru. Juga bisa dengan instrumen, misalnya wawancara dengan observasi atau menggunakan dokumen. b. Diskusi, maksudnya semua data hasil penelitian didiskusikan serta dibahas dengan beberapa teman sejawat, hal ini dilakukan untuk mendapatkan dan memperoleh penajaman dan penafsiran data yang akurat dan actual. c. Referensi untuk menguatkan penelitian berupa bahan secara teori dibutuhkan referensi kepustakaan sebagai bahan memahami konteks permasalahan. Pendapat lain, Nasution (2006) mengemukakan bahwa teknik untuk mendapatkan standar kredibilitas adalah : 1) Memperpanjang waktu penelitian (prolonged engagement) 2) Kaji silang data (triangulation) 3) Mendiskusikan dengan teman sejawat (peer debriefing) 4) Mengecek kebenaran informasi yang terkumpul (deferential adequacy Checks). 5) Penyatuan pandangan informai (member checks) 2. Tranferabilitas Bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting yang lain. Dalam penelitian ini, untuk memenuhi transferbilitas maka peneliti melakukan
44 aktivitas aktivitas yang berhubungan dengan efektivias program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan. 3. Dependabilitas Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak. Untuk mengecek hal tersebut peneliti hendaknya berhatihati dalam : a. Mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya. b. Mengumpulkan data c. Menginterpretasikan data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu laporan penelitian yang telah ditulis Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengecekan tentang keabsahan data dengan cara memeriksa dengan teliti untuk memperoleh keyakinan tentang segala apa yang dilakukan selama proses penelitian. Proses ini juga dilakukan oleh dosen pembimbimg ebagai auditor independen untuk melakukan review terhadap seluruh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 4. Konfirmabilitas Konfirmabilitas berkaitan dengan pertanyaan apakah data dan informasi serta interpretasi dan lain-lain dalam laporan didukung oleh materimateri yang tersedia dalam audit trail. Standar konfirmabilitas ini mirip dengan standar dependabilitas, keduanya ini dapat dilakukan secara bersamaan yaitu berkaitan dengan kualitas dan mutu hasil penelitian dan tetap mengacu pada data-data dilapangan.