BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB II KAJIAN TEORI. siswa dengan topik baru dan di tengah-tengah pelajaran untuk menguji

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II TINJAUAN TEORETIS. sebagai a plan method, or series of ectivities designed to echieves a particular

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat memperngaruhi siswa mencapai tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

OLEH SYAIFUL BAHRI NIM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KERANGKA TEORI. interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. 1. dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan Siswa Kelas VB Madrasah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI A. KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. a. Pengertian Hasil belajar Kognitif

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB II KAJIAN TEORI. tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar. tidak menyetir kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Kreativitas Belajar siswa. yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Defenisi

BAB II KAJIAN TEORI. Oleh karena itu sebelum pengertian hasil belajar dibicarakan ada baiknya

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama. 1

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dua hasrat atau keinginan pokok yaitu : b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya. 1

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 25 KOTA PEKANBARU

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada aspek-aspek tertentu. 3. kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

ABSTRAK Suharni (2009) :

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

Ai Mumu Halimah SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan

OLEH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M NURSAMSIYAH NIM.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB II LANDASAN TEORI. ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut W.H

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

ABSTRAK NIM :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran dimana siswa belajar secara kelompok 10. Pada pembelajaran

SKRIPSI. Oleh DEWI SUSILAWATI NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoritis 1. Strategi peran figur (role models) Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan strategi pembelajaran berkelompok dengan tujuan siswa dapat mengidentifikasi materi dan mengenalnya dengan baik dengan menjelaskan alasan siswa memilihnya. 1 Lebih lanjut Melvin menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan strategi peran figur (role models), yaitu sebagai berikut: a. Kelompokkan siswa ke dalam 5 atau 6 kelompok, lalu setiap kelompok diberikan satu lembar kertas dan alat tulis b. Perintahkan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasi tiga orang tokoh (tergantung kepada materi pembelajaran yang akan mereka identifikasi) c. Setelah mengidentifikasi dan dikenal dengan baik, mintalah mereka membuat daftar karakterisitk dari tiga orang tersebut kesamaannya dan perbedaannya. Kemudian ditempelkan ke papan tulis d. Kumpulkan kembali seluruh kelas dan bandingkan daftar-daftar yang mereka buat sambil mereka menjelaskan mengapa mereka memilih orang tersebut. 2 2. Hasil Belajar Siswa a. Pengertian Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat 1 Silbermen, Loc. Cit,.h. 147 2 Silbermen, Ibid,.h. 147 7

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi belajar. Slameto mendefenisikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Paul Suparno dalam Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam belajar yaitu: 1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. 2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus. 3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fata, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. 4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. 5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. 4 Sedangkan Nana Sudjana dalam Tulus Tu u mengemukakan bahwa belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Berdasarkan pendapat ini, perubahan tingkah lakulah yang menjadi intisari hasil pembelajaran. 5 Dalam kegiatan belajar terjadi perubahan perilaku, sebagaimana dikemukakan oleh Dimyati bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut h. 38 h. 64 3 Slameto, Op. Cit., h. 2 4 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), 5 Tulus Tu,u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004),

adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. 6 Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah bahwa Seseorang yang sedang belajar berarti ia melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raganya. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa sebab masuknya kesan-kesan baru. 7 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhinya itu, secara garis besar dapat dibagi 6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 32 7 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 13

dalam klasifikasi faktor intern (dalam diri) si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar diri) si subjek belajar. Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 8 Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. Noehi Nasution dalam syaiful bahri Djamarah memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu masukan mentah ( raw input) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (learning teaching process)dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran ( out put) dengan kualifikasi tertentu. 9 Didalam proses belajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan,yang merupakan masukan dari lingkungan ( Environmental input) dan sejumlah faktor, instrumental (instrumental input) yang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki. 10 8 Slameto, Op.Cit., h. 54-60 9 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 141 10 Syaiful Bahri Djamarah,Ibid, h. 141

Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar diri subjek belajar). B. Penelitian Relevan Penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, unsur relevannya dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah sama-sama untuk meningkatkan hasil belajar. Adapun penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh 1. Rita Wati dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tahun 2009, dengan judul: Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe figur peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 043 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Adapun hasil penelitan Rita Wati yaitu meningkatnya hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dengan diperoleh rata-rata klasikal 76% berada pada interval 70%- 89% dengan kategori baik. 11 Sedangkan relevansinya adalah sama-sama menggunakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk memilih peran atau figur yang disukai. Kemudian sama-sama diterapkan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Khairuddin dari Universitas Islam Riau pada tahun 2013 dengan judul: penerapan strategi pembelajaran aktif teknik apa? lalu apa? sekarang apa? 11 Rita Wati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Figur Peran untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 043 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar, (Pekanbaru: UIN, 2009).

untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SD Islam 020 Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Adapun hasil penelitian Khairuddin yaitu meningkatnya hasil belajar siswa dengan rata-rata 81 berada pada interval 80-100 dengan kategori sangat baik. 12 sedangkan relevansinya adalah sama-sama menggunakan strategi pembelajaran yang prosedur pembelajarannya menampilkan peranan siswa atau tokoh yang disukainya. Kemudian sama-sama betujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. C. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas guru 1) Guru mengelompokkan siswa ke dalam 5 atau 6 kelompok, lalu setiap kelompok diberikan satu lembar kertas dan alat tulis 2) Guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasi tiga orang tokoh (tergantung kepada materi pembelajaran yang akan mereka identifikasi) 3) Setelah mengidentifikasi dan dikenal dengan baik, guru meminta mereka membuat daftar karakterisitk dari tiga orang tersebut kesamaannya dan perbedaannya. Kemudian ditempelkan ke papan tulis 12 Khairuddin, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Apa? Lalu Apa? Sekarang apa? untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Islam 020 Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, (Pekanbaru: Universitas Islam Riau, 2013).

4) Guru mengumpulkan kembali seluruh kelas dan bandingkan daftardaftar yang mereka buat sambil mereka menjelaskan mengapa mereka memilih orang tersebut b. Aktivitas siswa 1) Siswa duduk dalam kelompok dan setiap kelompok diberikan satu lembar kertas dan alat tulis 2) Siswa mengidentifikasi tiga orang tokoh (tergantung kepada materi pembelajaran yang akan mereka identifikasi) 3) Siswa membuat daftar karakterisitk dari tiga orang tersebut kesamaannya dan perbedaannya. Kemudian ditempelkan ke papan tulis 4) Siswa membuat perbandingan daftar-daftar yang mereka buat sambil mereka menjelaskan mengapa mereka memilih orang tersebut. 2. Indikator Hasil Belajar Penelitian ini dikatakan berhasil berdasarkan tes hasil belajar siswa secara individu mencapai nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan. Sedangkan secara klasikal yaitu penelitian ini berhasil apabila nilai siswa mencapai 75% tergolong baik. 13 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, sesuai dengan judul dan latar belakang penelitian, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu: penerapan strategi peran figur ( role models) dapat meningkatkan hasil Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VB Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru. 13 Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008), h. 257