MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN JAMKESDA DI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS YANG BERADA DALAM LINGKUP PEMBINAAN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF BANJAR. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG HARI JADI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

BAB I PENDAHULUAN. undang undang ini adalah besaran alokasi dana desa yang sebelumnya hanya. cukup besar mulai Tahun 2015 yang akan datang.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI KEBIJAKAN SURAT KETERANGAN TIDAK MAMPU DALAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Oleh Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND PADANG 2009

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bertanggung jawab mengatur masyarakat agar terpenuhi

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG BUPATI SERANG,

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN AKSES KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (MASKIN)

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

suplemen Informasi Jampersal

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2006 /02/2005 TENTANG

CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

UPAYA PEMERINTAH KOTA PELAYANAN KESEHATAN MELALUI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN JAKARTA, 26 JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BUPATI PAKPAK BHARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

IMPLEMENTASI PROGRAM K ESEHAT AN GRAT IS DI SUL AWESI SE L AT AN < >

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten

Transkripsi:

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN JAMKESDA DI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS YANG BERADA DALAM LINGKUP PEMBINAAN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR Felix Kasim, Cynthia Winarto, May Ira Sopha BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Latar Belakang UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) UU No 23 tahun 1992 UU No 32 Tahun 2004 UU No 49 Tahun 2004 pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat Masyarakat miskin >> masy. miskin tidak terdaftar Masy tidak terdaftar dalam Jamkesmas JPKM, JPS-BK, PKPS-BBM, JPKMM/Askeskin, SKTM (2007) Jamkesda

Tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Jamkesda di Kota Banjar Tahun 2009 (BKPKBPP, 2009) No Kecamatan Desa/Kelurahan Jamkesda Jamkesda Kader KK Jiwa KK Jiwa 1 Banjar Mekarsari 1.330 4.679 51 194 Banjar 1.450 5.160 61 194 Balokang 2.036 3.521 50 197 Cibeureum 100 223 33 131 Jajawar 48 190 38 149 Neglasari 279 741 24 85 Situbatu 277 323 18 62 2 Purwaharja Purwaharja 750 2.976 41 149 Karang Panimbal 44 2.380 33 132 Raharja 242 768 36 158 Mekarharja 248 818 53 194

3 Langensari Langensari 75 297 52 230 Muktisari 77 264 39 264 Waringinsari 350 1.330 64 195 Rejasari 568 2.186 62 246 Kujangsari 621 2.027 69 274 Bojong Kantong 722 2.624 57 192 4 Pataruman Pataruman 252 901 64 241 Mulyasari 461 1.862 61 239 Hegarsari 2.041 6.953 43 155 Batulawang 727 2.327 29 116 Binangun 501 2.045 41 161 Karyamukti 240 942 44 167 Sukamukti 255 760 17 69 Jumlah 13.700 46.297 1080 4.194

Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan Jamkesda di pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang berada dalam lingkup pembinaan Dinas Kesehatan Kota Banjar

Tujuan Penelitian Umum memonitor & mengevaluasi pelaksanaan Jamkesda Khusus Mengetahui: Manfaat Kendala Upaya untuk mengatasi kendala Harapan

Manfaat Penelitian Dinas Kesehatan Info upaya perbaikan Bagi Puskesmas Info masukan Penelitian Selanjutnya bahan pertimbangan dan perbandingan Penulis menambah pengetahuan dan pengalaman gambaran mengenai pelaksanaan Jamkesda

Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Banjar Waktu Penelitian Sejak tanggal 28 Februari-30 April 2011 selama berlangsungnya PBL III

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian : Kualitatif Rancangan penelitian : Grounded research Teknik pengumpulan data : in depth interview, observasi dokumen dan Focus grup discussion Instrumen pokok penelitian : Peneliti sendiri, tape recorder, fotocopy dokumen, kamera Populasi : Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, Kepala Puskesmas di seluruh Puskesmas Kota Banjar, Bendahara/Pemegang Program Jamkesmas di seluruh Puskesmas Kota Banjar, Focus grup discussion Teknik pengambilan sampel : Whole sampling di 10 puskesmas di wilayah pembinaan Dinkes Kota Banjar Jumlah sampel : 31 orang Analisis data : Kualitatif dengan menggunakan thematical analisis

Tinjauan Pustaka JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) : program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan u/ me akses & mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang belum terdaftar dalam Jamkesmas agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien

Ruang lingkup Program Jamkesda di Puskesmas 1. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer a. RJTP b. RITP Dalam gedung (BP umum, KIA & KB, Imunisasi, Lab, Rujukan) Luar Gedung (Pusling, pustu, poskesdes, pos UKBM lain) rujukan c. Persalinan + Penyulit (PONED) 2. Upaya Kesehatan Masyarakat Primer Bersifat Pencegahan Sekunder Diagnosis awal/dini (surveilans)

Kerangka Teori: Teori Kebijakan Kesehatan (Buse, K., Nicholas M., Gill W., 2005) Akses pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin di tk Puskesmas maupun RS. Konteks F.situasional krisis moneter F. struktural masyarakat miskin terus bertambah. Sulit mengakses pengobatan., angka kesakitan, beban negara F.Kultural mayoritas masyarakat miskin pendidikan rendah, F.global WHO kesehatan hak setiap manusia -Perorangan: pengobatan -Masyarakat: pencegahan 2 nd Isi Aktor Pemerintah Pusat-Depkes Pemerintah Daerah Puskesmas, RS, PT.Askes Masyarakat miskin -Id.masalah -Perumusan Kebijakan -Pelaksanaan Kebijakan -Evaluasi kebijakan Proses Segitiga Analisis Kebijakan (Walt and Gilson, 1994)

Evaluasi penilaian apakah kebijakan-kebijakan atau program-program telah ada dan berjalan dengan baik dan efek-efek apa yang telah terjadi manfaat Kendala Upaya Harapan

Hasil dan Pembahasan Manfaat Bagi Puskesmas Membantu pelaksanaan program puskesmas Deteksi dini kasus penyakit Responden 2: Yang kedua manfaat bagi puskesmas ialah dapat meningkatnya cakupan persalinan oleh bidan (membantu mewujudkan program Puskesmas ) Responden 16: dalam hal ini menurunkan AKI & AKA atau masalah mortalitas pada umumnya (membantu terlaksananya program dasar Puskesmas)

Responden 2: jadi dengan ada jamkesda, rujukan dari puskesmas lebih lancar ke RS karena kan gratis ya di RS sehingga faktor resiko dan resiko tinggi bisa ditangani di wilayah kita (deteksi dini kasus penyakit) Responden 9: untuk ibu hamil yang punya komplikasi saat persalinan juga lebih cepat diketahui dan lebih cepat dirujuk.(deteksi dini penyakit masyarakat)

Manfaat Bagi masyarakat miskin Adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin Manfaat lebih terasa di RS (rumah sakit) Manfaat untuk persalinan Responden7.Jamkesda itu salah satu terobosan pemerintah kota Banjar menanggulangi penduduk kota banjar yang miskin yang tidak tercover oleh jamkesmas sehingga untuk pelayanan tingkat pertama rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama sangat bermanfaat khusus untuk penduduk miskin di kota Banjar (jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin)

Responden 6: Jamkesda tidak berpengaruh terhadap rawat jalan, karena berdasarkan KTP atau KK kota Banjar.,tanpa dilihat latar belakang, pasien memang gratis baik Askes, umum, Jamkesmas, Jamkesda, jadi tidak berpengaruh apa-apa, jadi mungkin lebih terasa di RS (manfaat lebih terasa di RS) Responden 1: Jamkesda diutamakan untuk pelayanan rujukan namun demikian juga Jamkesda bisa bagi ibu-ibu yang melahirkan, yang tidak punya Jamkesmas (jamkesda untuk persalinan)

Manfaat Bagi aparatur pemerintah Fasilitas dari Pemda (Pemerintah daerah) Responden 3: Di Banjar sendiri ada kebijakan dari bapak walikota, jadi semua aparat pemerintah seperti kader, RT, RW difalisitasi dengan Jamkesda, walaupun mereka termasuk warga golongan menengah ke atas. Kader sendiri menerima jamkesda dari tahun 2008 (Fasilitas dari Pemda)

Hasil dan Pembahasan Kendala Kepesertaan Database yang tidak tepat sasaran (update data tidak berjalan, kriteria Jamkesda masih rancu)

Responden 4: datanya kurang komplit. Kami disini masih menggunakan data Capilduk 2008 yah, belum ada data 2010 dan kita sudah datang ke Capilduk sendiri tapi dari sana juga belum ada (update data belum ada) Responden 1: Idealnya defenisi operasional, orang-orang yang yang miskin tapi tidak mendapat jamkesmas, tapi ada beberapa kebijakan di kita, selain di mereka juga ada aparat pemerintahan yang mendapatkan itu (belum tepat sasaran).. Responden 1: dan kita sudah kumpulkan kepala instansi dari capilduk, rumah sakit dan dinas kesehatan kemudian dari kesehatan sosial juga tapi itu belum ada pendataan yang betul-betul (pendataan belum jelas)

Kendala Regulasi Ketidakjelasan manlak dan juknis Jamkesda Responden 2: mungkin Jamkesda ini belum jelas teknik, syarat dan ketentuannya, berbeda dengan jamkesmas yang sudah jelas syarat dan ketentuannya. Jadi di puskesmas ini juga mengikuti ketentuan di RSUD.( ketidakjelasan manlak dan juknis) Responden 3: Untuk manlak dan juknis kebetulan ke puskesmas tidak ada, tidak ada juknis berupa buku maupun pemberitahuan langsung ke puskesmas. Saya ke desa juga tidak ditemukan buku juknis khusus Jamkesda... (keterbatasan manlak dan juknis)

Kendala Dana Pendanaan yang belum lancar Alokasi dana untuk puskesmas tidak ada Responden 3:.cuman untuk kemarin 2010, semua pencairan dana turun pada bulan Oktober karena dana bantuan dari Gubernur sendiri turunnya lambat dan pencairan dananya lama, jadi persalinan bulan Februari, dana bisa dicairkan bulan 10 atau 11 (pencairan dana lambat) Responden 14: Jamkesmas kan setiap puskesmas punya rekening Jamkesmas, kalau Jamkesda nggak ada (alokasi dana tidak ada)

Kendala Masyarakat Kurangnya pemahaman masyarakat( persepsi masyarakat yang masih salah,kurangnya kesadaran masyarakat ) Responden 9:.dari kendala menurut saya banyak datang dari masyarakat ya, mereka cenderung kalau udah punya kartu Jamkesda ini pengennya langsung dirujuk ke rumah sakit, walaupun sebenarnya ga perlu (masyarakat masih kurang paham) Responden 6:..buat masyarakat miskin untuk berobat biasa dia merasa gengsi, ngapain saya bawa, toh sama-sama gratis kok, jadi di puskesmas ini tidak ada data pasti tiap bulannya, entah siapa saja aja yang bawa kartu jamkesmas, jamkesda dll (kurangnya kesadaran pasien)

Upaya : Dari pemerintah: Menerbitkan kriteria Jamkesda Responden 1: Nah sekarang nanti ada upaya dari Bappeda akan menerbitkan kriteria khusus dari Bappeda tahun ini tapi belum terbit (upaya pemerintah untuk kriteria jamkesda)

Upaya Dari puskesmas: Sosialisasi kepada masyarakat Responden 5: Jadi kita sosialisasikan ke masyarakat melalui pertemuan RW, RT dan pertemuan antar tokoh tentang Jamkesda ini.(sosialisasi ke masyarakat)

Upaya Kerja sama lintas sektor Responden 4: memang kita sudah kumpulkan kepala instansi dari capilduk, rumah sakit dan dinas kesehatan kemudian dari kesehatan socsal juga tapi itu juga belum ada pendataan yang betul-betul (kerjasama lintas sektoral)

Harapan Tetap adanya Jamkesda dengan perbaikan pada: Manlak dan juknis yang jelas Database yang lebih tepat sasaran Adanya pihak ketiga sebagai pengelola Adanya premi yang harus dibayar Responden 8 :.saya harapkan manlak dan juknis tentang Jamkesda lebih diperjelas.(manlak dan juknis yang jelas) Responden 6: Harapan saya yang lain sebaiknya jamkesda ini tepat sasaran, karena tidak hanya rakyat miskin, tapi kader-kader mampu, aparat pemerintah juga mendapatkan.( lebih tepat sasaran)

Responden 1:.saran saya mungkin tidak perlu badan tertentu dari pemerintahan, yang jelas harus ada pihak ketiga sebagai pengelola sehingga tanggungan menjadi milik mereka (pengelola pihak ketiga untuk jamkesda) Responden 1:. ya kan sekarang itu yang sakit berobat pake jamkesda, nanti kalo uangnya habis ya sudah. Mungkin kalo dijadiin asuransi mungkin coveragenya lebih besar.(aturan seperti asuransi)

Kesimpulan Manfaat program Jamkesda di Kota Banjar dirasakan masih kurang oleh masyarakat karena secara khusus Jamkesda lebih terasa manfaatnya di RS, namun secara umum manfaatnya sebagai jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, manfaat untuk persalinan, dapat membantu pelaksanaan program puskesmas, serta dapat mendeteksi dini kasus penyakit. Kendala program Jamkesda di Kota Banjar adanya database yang tidak tepat sasaran, manlak dan juknis yang belum jelas, alokasi dana belum lancar dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang Jamkesda.

Upaya program Jamkesda di Kota Banjar sudah adanya bantuan pemerintah daerah, kerja sama lintas sektoral, dan diadakan sosialisasi kepada masyarakat. Harapan program Jamkesda di Kota Banjar adalah adanya manlak dan juknis yang jelas, diberikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, adanya pengelola pihak ketiga, dan adanya pembayaran premi.

Saran Untuk masyarakat Kota Banjar Diharapkan masyarakat dapat memberikan respon yang lebih baik dan mendukung keberlangsungan program ini, dengan cara bertanya pada pihak bersangkutan bila tidak mengerti. Masyarakat yang sebenarnya mampu dalam memperoleh pelayanan kesehatan, hendaknya tidak menggunakan kartu Jamkesda.

Untuk Instansi Pengurus Jamkesda Instansi Pengurus Jamkesda dapat memperjelas regulasi Jamkesda dengan mengeluarkan buku manlak dan juknis ke puskesmas dan meng-update data secara berkala. Instansi Pengurus Jamkesda, dalam hal ini Capilduk, melalui Puskesmas sebaiknya melakukan penyuluhan tentang penggunaan kartu Jamkesda, sehingga pendataan masyarakat miskin bisa lebih baik lagi.

Untuk Puskesmas Berkonsultasi dan bekerjasama dengan pemerintah setempat apabila mendapat hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program ini. Memberikan pelayanan yang terbaik.

Untuk Dinas Kesehatan Kota Banjar Memberikan dukungan dan perhatian dari Dinkes Kota Banjar seperti memberikan anggaran untuk pengembangan program ini.