BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

LAMPIRAN. Pekerjaan : Ketua Umum Yayasan Haji Karim Oei

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

MASJID CHENG HOO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan. Ramainya perdagangan di daerah pesisir Tenggara

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB I PENDAHULUAN. Proyek-proyek perumahan, gedung-gedung bertingkat dan pembenahan

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK INTERIOR RUKO DI KAWASAN KAMPUNG CINA KOTA MANADO. Ernawati Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB 2 YAYASAN HAJI KARIM OEI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari Surabaya yang menjadi kota perdagangan tua, banyak sekali pedagang dari berbagai belahan dunia berdagang dan

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kerukunan Rumah Ibadah di. Mylapore

IV. GAMBARAN UMUM. Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Desa Candimas terdiri dari

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kali dibuka pada tanggal 8 Mei 1954 oleh jawatan transmigrasi dan diberi nama BANDAR

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Glodok Pancoran Abad ke 17 Sumber: Jakartakita.com diakses pada 12 April 2015

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya Kalijodo merupakan tempat rekreasi para kio seng (perempuan

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kiai Ahong dari Makam Wali Ningxia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif (Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan) dan satu kabupaten administratif Kepulauan Seribu. Jakarta merupakan kota metropolitan yang tidak pernah sepi dari berbagai macam aktifitas ekonomi, pariwisata, hiburan, perdagangan, politik sampai kota sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Jakarta memiliki daya tarik tersendiri sehingga membuat banyak kalangan dari berbagai latar belakang suku, kebudayaan, dan daerah datang ke Jakarta dengan berbagai tujuan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 9,6 juta jiwa yang terdiri dari etnis Jawa sebanyak 35,16%, Betawi sebanyak 27,65%, Sunda sebanyak 15,27%, Tionghoa sebanyak 5,53%, Batak sebanyak 3,61%, Minangkabau 3,18% dan Melayu 1,62%. Berdasarkan sensus penduduk tersebut tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Salah satunya etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa sudah ada di Jakarta sejak abad ke-17. Etnis Tionghoa yang merantau ini mudah membaur dengan penduduk lokal sehingga mereka diterima dengan baik. Mereka biasa tinggal berkelompok di daerah-daerah permukiman yang kemudian dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan berasal dari bahasa Jawa yang 1

berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah etnis Tionghoa. Selain sebagai pusat hunian etnis Tionghoa, pecinan juga berfungsi sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Dalam bahasa Inggris, pecinan disebut China Town, dan dalam bahasa Mandarin disebut 唐人街 Tángrénjiē. Daerah pecinan umumnya terdiri atas ruko (rumah toko) dan kelenteng yang merupakan tempat bersembahyang atau tempat pemujaan dewa-dewi kepercayaan etnis Tionghoa. Ruko disepanjang pecinan digunakan untuk tempat berdagang atau berjualan sekaligus tempat tinggal etnis Tionghoa. Bangunan dan rumah di kawasan pecinan dapat terlihat dari ciri-ciri fisik yang umumnya berupa bangunan berlantai dua. Lantai satu biasanya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan lantai dua sebagai tempat tinggal. Kawasan Pecinan Jakarta membentang di wilayah Jakarta Barat (Kota Tua Jakarta, Glodok hingga arah Tangerang), Jakarta Pusat (Pecenongan, Harmoni, Pasar Baru), Jakarta Utara (Kelapa Gading, Pluit, Sunter), hal ini berdasar kepada kebiasaan etnis Tionghoa yang mendiami suatu tempat dengan mendekatkan kepada air sebagai sumber mata pencahariannnya. Dewasa ini, kawasan pecinan tidak hanya menjadi tempat berkumpul sesama etnis Tionghoa dan keturunannya, tetapi kawasan ini juga telah menjadi tujuan wisata. Gaya bangunannya yang khas menarik wisatawan berkunjung ke kawasan pecinan. Toko-toko yang menjual souvenir, toko obat dan restoran juga menarik minat wisatawan untuk berkunjung. 2

Kawasan Pecinan Sunter salah satunya. Sunter adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Utara. Terdapat bangunan yang cukup mencolok diantara deretan rumah mewah, yaitu Masjid Ramli Musofa. Megahnya bangunan yang namanya terpasang disebuah marmer hitam dengan tulisan berbahasa Indonesia, Arab dan Mandarin yang berwarna emas ini mulai dibangun sejak tahun 2011 dan diresmikan pada 15 Mei 2016. Masjid ini berlokasi di jalan Danau Sunter Raya Selatan. Masjid yang berdiri di lahan seluas 2.000 meter persegi ini jika dilihat dari jauh seperti Taj Mahal yang berada di India tetapi apabila kita melihatnya dengan saksama, masjid ini banyak memadukan gaya khas bangunan Tiongkok seperti masjid pada umunya. Ini menandakan bahwa pemilik masjid adalah warga Tionghoa. Sayangnya dalam wawancara awal, pemilik masjid tidak mau menjelaskan lebih rinci mengenai masjid yang mengambil namanya yaitu Ramlie Musofa dengan alasan riya (pamer). Selanjutnya kawasan Pecinan Pasar Baru, yang dahulu dikenal dengan sebutan Passer Baroe sudah ada sejak 1821 dan berlokasi di Jalan Pasar Baru, kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Disebut Pasar Baru karena pasar ini merupakan pasar yang baru muncul setelah sektor lapangan Gambir dibuka oleh Gubernur Jenderal Daendels. Daerah yang dibangun oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda yang baru atau Weltevreden telah ada pasar seperti Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen yang dibangun sejak 1753. Untuk membedakan satu sama lain, Daendels menyebut pasar itu sebagai Pasar baru (yang baru dibangun). Pasar Baru awalnya merupakan perkampungan yang dihuni masyarakat Tionghoa. Kemudian menjadi daerah pertokoan. Tidak hanya warga Tionghoa saja yang menempati Pasar Baru ini, tetapi juga warga keturunan India yang juga berdagang. 3

Selain keberadaan sebagai kawasan belanja dan bersejarah, kawasan Pecinan Pasar Baru ini masih menyimpan keunggulan lainnya, yaitu dengan adanya beberapa tempat ibadah, mulai dari masjid, vihara atau kelenteng, gereja, katedral hingga kuil Sikh. Salah satu tempat ibadah yang menarik perhatian dan masih terletak di kawasan pecinan Pasar Baru Jakarta Pusat adalah Masjid Lautze. Masjid ini didirikan pada tahun 1991 oleh Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) dan diresmikan pada tanggal 4 Februari 1994 oleh Wakil Presiden RI pada saat itu yaitu, Prof. DR. ING. B.J. Habibie. Masjid ini menarik karena bangunannya yang tidak mewakili gambaran masjid secara umum tetapi berbentuk ruko dan tidak memiliki kubah dan menara. Masjid ini terletak dideretan rumah toko dengan warna yang mendominasi di masjid adalah hijau, merah, kuning. Warna-warna ini merupakan warna khas Tionghoa yang membuat orang-orang sering mengira bangunan ini adalah klenteng, terlebih bila kita tidak memperhatikan papan nama yang terletak didepan bangunan. Arsitektural khas Tiongkok terdapat dibangunan ini seperti lampion yang tampak menggantung, atap teras ala klenteng dan pintu masuk yang sangat khas Tingkok kuno yakni kusen pintu bagian atas berbentuk setengah lingkaran. Masjid ini terdiri dari empat lantai. Lantai satu dan dua sebagai tempat melakukan ibadah salat. Lantai satu untuk jamaah lakilaki, lantai dua untuk jamaah perempuan, lantai tiga sebagai kantor Yayasan Haji Karim Oei dan lantai empat sebagai ruang serba guna. Selain itu masjid ini hanya tampak dari depan saja karena bagian kiri, kanan dan belakang tertutupi oleh bangunan ruko lainnya. 4

Gambar 1.1: Prasasti Masjid Lautze di Jakarta Pusat Sumber: dokumentasi pribadi Pada bagian dalam masjid terlihat tiga pilar berbentuk lingkaran berwarna hijau, sedangkan warna-warna bagian dalam bangunan didominasi oleh warna putih selain kuning dan merah. Dinding bangunan masjid dihiasi dengan kaligrafi seperti pada umumnya, tetapi yang membuat berbeda adalah kaligrafi tersebut menggabungkan aksara Arab dengan aksara Tiongkok. Selan itu juga banyak terdapat kaligrafi Arab yang menyerupai Shu Fa ( kaligrafi khas tionghoa) yang didatangkan langsung dari Tiongkok. Dinamakan Lautze karena masjid ini terletak dijalan Lautze no. 89 Pasar Baru Jakarta, juga karena dalam bahasa mandarin, lautze berarti guru. Hal ini sesuai dengan harapan, agar masjid ini dapat menjadi guru atau pedoman bagi warga Tionghoa yang ingin mengenal Islam lebih dekat serta dalam menyebarkan agama Islam dikawasan pecinan. Selain bangunannya yang berbeda dengan masjid kebanyakan, waktu melaksanakan salat fardhunya juga memiliki sedikit perbedaan. Hal ini dikarenakan 5

letak masjid yang berada di daerah perdagangan Pasar Baru. Masjid ini hanya buka dari jam 09.00-17.00 WIB, sehingga hanya dua salat fardhu yang dapat dilaksanakan di masjid tersebut, yaitu salat Dzuhur dan salat Ashar. Salat fardhu Jumat setiap hari Jumat serta pengajian diadakan setiap hari Minggu. Masjid ini terbuka untuk umum terutama yang ingin mengetahui Islam lebih jauh terlepas dari ingin atau tidaknya masuk agama Islam.. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Lautze juga memiliki Teras Sehat Masjid lautze, yaitu pengobatan gratis khusus melayani pasien yang kurang mampu. Jamaah masjid ini juga didominasi oleh etnis Tionghoa. Masjid ini sering dijadikan sebagai tempat proses mualaf, yaitu istilah orang yang baru masuk menjadi muslim. Pada tahun 2016 lalu, sekitar 71 orang dinyatakan sudah masuk Islam dan kebanyakan dari etnis Tionghoa. Sesekali juga etnis Tionghoa non Muslim mendatangi masjid ini untuk melihat atau bertanya bagaimana Islam sebenarnya. Selain itu keunikan lain dari masjid ini adalah ada celah atau void di lantai 2 yang biasanya digunakan bagi orang non Muslim yang ingin melihat bagaimana umat Islam melakukan ibadahnya. Keunikan bentuk bangunan dan perbedaan aktivitas solat dari Masjid Lautze serta fungsinya yang tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Islam, tetapi juga sebagai tempat perobatan dan lain-lain. Merupakan beberapa fenomena yang menarik minat penulis untuk menjadikan Masjid lautze sebagai objek penelitian skripsi dengan judul Bentuk, Fungsi dan Makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat. Untuk menganalisis 3 rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teori fungsionalisme dari Malinowski. Teori ini 6

digunakan untuk mengambil masalah fungsi dari masjid tersebut sedangkan untuk makna penulis akan menerapkan teori semiotik oleh C.S. Peirce. Terkait dengan bentuk bangunan yang menjadi rumusan masalah pertama di penulisan ini, penulis hanya menggunakan konsep bentuk. 1.1 Batasan Masalah Agar penulisan skripsi ini dapat terarah dan pembahasannya tidak mengambang serta tidak terjadi kesimpangsiuran, maka penulis akan membatasi masalah yang dipaparkan sesuai dengan judul skripsi ini yaitu bentuk, fungsi dan makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat. Terkait dengan bentuk, penulis akan membatasi pada bentuk bangunan, denah bangunan dan bentuk aktivitas. Terkait dengan fungsi, penulis akan membatasi pada fungsi bangunan dan fungsi aktivitas. Terkait dengan makna, penulis akan membatasi pada makna bangunan serta makna masjid tersebut bagi masyarakat Tionghoa di Jakarta Pusat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk Masjid Lautze di Jakarta Pusat? 2. Bagaimana fungsi Masjid Lautze di Jakarta Pusat? 3. Bagaimana makna Masjid Lautze bagi Masyarakat Tionghoa di Jakarta Pusat? 7

1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan bentuk Masjid Lautze di Jakarta Pusat. 2. Untuk mendeskripsikan fungsi Masjid Lautze di Jakarta Pusat. 3. Untuk mendeskripsikan makna dari Masjid Lautze bagi Masyarakat Tionghoa di Jakarta Pusat. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Menambah dan memberikan informasi, wawasan mengenai bentuk, fungsi dan makna masjid Lautze kepada masyarakat Tionghoa di pecinan. Membantu masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai masjid khas Tiongkok khususnya di pecinan Pasar baru Jakarta Pusat. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini menjadi referensi bagi mahasiswa program studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya khususnya yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Masjid Lautze di Jakarta Pusat maupun bangunan-bangunan ibadah khas Tiongkok lainnya. 8