BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun keragaman kebudayaannya. Pengelolaan yang baik dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan dapat menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya organisasi harus di arahkan untuk fokus terhadap strategi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. industri yang menjanjikan, paling tidak kini pariwisata telah berarti bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi wisata yang cukup besar baik wisata

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah usaha perhotelan di Indonesia menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.. Hotel sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang komunikasi pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan customer oriented berlomba

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik tetapi juga dikenal oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. lakukan dalam rangka penulisan skripsi, maka peneliti memohon kesediaan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda

BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis perusahaan pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik baik wisata alam maupun keragaman kebudayaannya. Maka dengan pengelolaan yang baik dan terarah diharapkan pariwisata di Indonesia mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia diharapkan dapat membantu menggerakan perekonomian nasional sehingga dapat memacu pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan Keppes No. 38 Tahun 2005 yang mengatakan bahwa seluruh sektor harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Apalagi pemerintah sudah merancangkan bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia. Kemajuan sektor pariwisata Indonesia, memacu provinsi-provinsi di Indonesia untuk lebih meningkatkan pengelolaan pariwisata di daerahnya masingmasing. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang mempunyai daya tarik wisata sehingga dapat menarik banyak wisatawan berkunjung ke Jawa Barat. Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata yang diminati wisatawan. Besarnya minat wisatawan berkunjung ke Bandung memicu meningkatkan peluang dalam jenis berbisnis baik objek wisatanya itu sendiri maupun usaha-usaha lain yang berhubungan dengan 1

2 aktivitas wisata seperti akomodasi hotel, transfortasi, kuliner dan lain sebagainya. Kemajuan sektor pariwisata ini ditunjukan dengan Tabel 1.1 yang menjelaskan mengenai perkembangan wisatawan mancanegara maupun nusantara dari tahun 2013-2016 yag datang ke kota Bandung. Tabel 1.1 Data Kunjungan dan Wisatawan yang Menginap ke Kota Bandung Tahun 2013-2016 Wisatawan yang masuk Wisatawan Menginap Tahun melalui pintu gerbang (%) (%) Wisman Wisnus Total Wisman Wisnus Total 2013 176.855 5.080.584 5.257.439-158.848 3.354.857 3.513.705-2014 176.432 5.388.292 5.564.724 + 2,8 170.982 3.726.447 3.897.295 + 5,2 2015 180.143 5.627.421 5.807.564 + 2,1 176.487 4.242.294 4.418.781 + 6,3 2016 183.932 5.877.162 6.061.094 + 2,2 1.039 3.874.453 4.004.492-4,9 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Jumlah wisatawan yang menginap di kota Bandung dari tahun 2013-2015 mengalami kenaikan, namun di tahun 2016 tercatat bahwa jumlah wisatawan menginap mengalami pengurangan sebanyak 4,9%. Hal ini terjadi atas berbagai faktor sehingga jumlah wisatawan menginap tahun 2016 mengalami penurunan. Dalam industri pariwisata terdapat berbagai jenis bisnis yang menunjang pariwisata yaitu salah satunya bisnis perhotelan. Hotel merupakan sarana tempat beristirahat bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara. Kenyamanan pengunjung hotel dalam menggunakan jasa hotel merupakan persyaratan utama, sehingga para pengelola hotel harus menciptakan kenyamanan sebaik mungkin agar jasa hunian hotel dapat dipertahankan (Widyawati, 2011: 74).

3 Industri jasa perhotelan di Bandung yang fluktuatif, karena tinggi rendahnya tingkat hunian hotel sangat dipengaruhi oleh eksternal maupun internal. Faktor eksternal mencangkup faktor sosial, ekonomi dan kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor internal seperti fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh hotel serta kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel. Bisnis perhotelan di kota Bandung cukup ketat. Hal itu ditunjukan dengan pertumbuhan bisnis hotel dari tahun ke tahun yang bertambah jumlahnya baik hotel berbintang maupun non berbintang. Berikut data pertumbuhan hotel di Kota Bandung tahun 2013-2016. 0 250 200 241 270 275 150 100 50 0 99 112 117 2014 2015 2016 Hotel Berbintang Hotel Non Berbintang Sumber: Badan Pusat Statistik kota Bandung dan data diolah peneliti Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Hotel di Kota Bandung Tahun 2013-2016 Berdasarkan Gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan hotel di kota Bandung sangat pesat. Dari tahun 2013 hingga 2016 jumlah hotel baik hotel berbintang maupun non berbintang terus meningkat. Hal itu menyebabkan hotel-hotel di kota Bandung harus dapat mengembangkan penawaran dalam

4 berbagai aspek agar dapat meningkatkan kunjungan hotel dan memberikan kepuasan yang optimal bagi konsumen. Dalam meningkatkan Tingkat Penghunian Hotel (TPK) maka berbagai hal dilakukan untuk menarik minat pengunjung agar menginap di hotel tersebut. Dari fasilitas yang disediakan, pelayanan terbaik, harga yang sesuai dan lain sebagainya. Berikut gambar mengenai Tingkat Hunian Hotel (TPK) di kota Bandung tahun 2016. 60,00% 50,00% 54,02% 53,31% 43,81% 47,09% 54,12% 44,01% 40,00%,00% 20,00% 10,00% 0,00% TPK Tahun 2016 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung Gambar 1.2 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Kota Bandung Tahun 2016 Berdasarkan Gambar 1.2 di atas menunjukan bahwa Tingkat Penghunian Hotel (TPK) yang paling tinggi capaiannya di tahun 2016 adalah hotel bintang 5, disusul hotel bintang 1, lalu hotel bintang 2 dan hotel non berbintang serta hotel bintang 4. Tingkat Penghunian Hotel (TPK) paling rendah capaiannya adalah Hotel Bintang 3. Hal itu menunjukan bahwa Hotel Bintang 3 pada tahun 2016 termasuk kelas hotel yang kurang diminati oleh konsumen. Hotel bintang 3 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) paling rendah capaiannya dibandingkan hotel lainnya. Hal itu disebabkan persaingan hotel

5 bintang 3 yang cukup tinggi. Berikut data peringkat hotel bintang 3 di Kota Bandung tahun 2016 berdasarkan pengalaman yang didapat oleh tamu selama menginap. Tabel 1.2 Peringkat Hotel Bintang 3 di Bandung Tahun 2016 No. Nama Hotel 1. Ivory Hotel 2. Neo Hotel Dipatiukur 3. Ibis Bandung Trans Studio 4. New Naripan Hotel 5. Favehotel Hyper Square 6. The 101 Bandung Dago Hotel 7. Ibis Style Bandung Braga 8. Serela Cihampelas Hotel 9. Serela Riau Bandung 10 Ibis Bandung Pasteur 11 Hotel Sukajadi 12 Noor Hotel 13 Tebu Hotel 14 Hotel Santika 15 Tune Hotel 16 Favehotel Premier Cihampelas 17 Pasar Baru Square Hotel 18 Serela Merdeka Hotel 19 Gumilang Regency Dago Hotel 20 Mitra Hotel 21 D Best Hotel 22 The Palais Dago Hotel 23 Anggrek Shopping Hotel 24 Grand Pacific Hotel 25 De Batara Hotel 26 De Rain Hotel 27 Atlantic City Hotel Sumber: Tripadvisor Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukan peringkat 1 sampai dengan 27 hotel Bintang 3 di Kota Bandung pada tahun 2016 diketahui pada peringkat pertama diduduki oleh Ivory Hotel dan peringkat ke 18 oleh Serela Merdeka Hotel. Hal itu menjelaskan bahwa Serela Merdeka Hotel termasuk salah satu hotel

6 yang kurang diminati oleh konsumen dengan tingkat kepuasan tamu yang cukup rendah adalah berwarna biru. Serela Merdeka Hotel adalah salah satu hotel bintang 3 yang berlokasi di Jl. Purnawarman No.23 Bandung. Hotel ini memiliki memiliki 80 kamar dan 4 metting room dengan fasilitas modern yang berkapasitas 50 orang. Serela Merdeka memiliki berbagai macam tipe kamar seperti diantaranya Superior dengan ukuran 18m 2, Deluxe dengan ukuran 20m 2, Loft dengan ukuran 24m 2, Junior Suite dengan ukuran 27m 2 dan Suite dengan ukuran 40m 2. Serela Merdeka Hotel dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas termasuk Wi-Fi di semua kamar, restoran dari brand serela yaitu Kookabura Restoran, satpam 24 jam, layanan kebersihan harian, layanan taksi, akses mudah. Tingkat kunjungan Serela Merdeka Hotel cenderung fluktuatif. Hal ini diakibatkan oleh ketatnya persaingan antar hotel di kota Bandung dengan adanya strategi meningkatkan kualitas pelayanan namun menuntut perusahaan agar menetapkan harga murah. Berikut data jumlah pengunjung Serela Merdeka Hotel tahun 2016. 6000 5000 4000 00 2000 1000 0 4836 4960 5210 40804740 4278 3840 3822 3480 3360 2976 2500 Jumlah Pengunjung Hotel Sumber : Serela Meredeka Hotel Gambar 1.3 Jumlah Pengunjung Serela Merdeka Hotel

7 Berdasarkan Gambar 1.3 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung di hotel serela cenderung mengalami fluktuatif. Jumlah kunjungan paling rendah terjadi pada bulan Januari dan jumlah kunjungan paling tinggi di Hotel Serela terjadi pada bulan Desember. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat kepuasan tamu di Hotel Serela yang masih dianggap kurang maksimal sehingga dapat mempengaruhi jumlah kunjungan hotel yang cenderung naik-turun. Tingkat kepuasan tamu yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang dapat ditunjukan oleh konsumen. Salah satunya adalah dengan melakukan sistem keluhan. Jumlah keluhan-keluhan yang diterima pihak Hotel Serela cukup banyak dan beragam. Berikut data keluhan di Hotel Serela Tahun 2016. Tabel 1.3 Data Keluhan Tamu Serela Merdeka Hotel Bulan Januari 2016 No Keluhan Tamu Jumlah Keluhan 1 Harga Terbilang Mahal 65 2 Tempat Parkir yang kurang luas 50 3 Kurangnya Pelayanan 68 4 Fasilitas yang kurang lengkap 45 Total 228 Sumber: Serela Hotel Merdeka Berdasarkan Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 228 orang tamu mengeluh, yaitu diantaranya 65 tamu menyatakan bahwa harga terbilang mahal, 50 tamu menyatakan bahwa tempat parkir yang kurang luas, 68 tamu menyatakan kurangnya pelayanan, 45 tamu menyatakan bahwa fasilitas yang kurang lengkap. Dengan adanya tamu hotel yang mengeluh, maka dapat ditarik bahwa kepuasan konsumen pada hotel serela berada dalam kondisi tidak puas. Hal

8 ini menjadi perhatian penuh bagi pihak hotel karena yang diutamakan dalam bisnis perhotelan salah satunya adalah kepuasan tamu. Jenis keluhan yang diterima pihak hotel sangat beragam seperti pelayanan yang diberikan, harga yang ditawarkan, fasilitas yang disediakan, pelayanan yang diberikan dan lain sebagainya. Menurut Irawan (2012:37), faktor-faktor yang Mendorong kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: Kualitas produk Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik, Harga untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. Service quality Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan merupakan driveryang mempunyai banyak dimensi, salah satunya yang populer adalah SERVQUAL. Emotional factor Pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emotional valueyang diberikan oleh brand dari produk tersebut, Biaya dan kemudahan Pelanggan akan semakin puasa apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Oleh karena itu, agar dapat mengungkap lebih jauh fenomena-fenomena yang terjadi di Hotel Serela maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang berkunjung ke Hotel Serela. Adapun hasil dari penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut.

9 11% 22% 45% 22% Keputusan Pembelian Kepuasan Konsumen Loyalitas Citra Perusahaan Gambar 1.4 Faktor Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen pada Hotel Serela Bandung (Sumber : Hasil pengolahan data 2017) Berdasarkan Tabel 1.4 menyatakan bahwa kepuasan konsumen terhadap Serela Hotel sekitar 45% merasa tidak puas menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yang terjadi di Hotel Serela. Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kepuasan konsumen di Hotel Serela, maka peneliti kembali melakukan penelitian pendahuluan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang berkunjung ke Hotel Serela. Adapun hasil dari penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 1.4 Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Penyebab Menurunnya Kepuasan Tamu di Hotel Serela cc Dimensi Pernyataan SS S CS TS STS Total 1. Karyawan sangat sigap dalam memberikan 2 10 14 3 1 Kualitas Pelayanan pelayanan. Karyawan menanggapi keluhan dengan sangat 3 9 12 6

10 cepat. 2. Penampilan kamar yang disediakan Hotel Serela sangat menarik Produk Kualitas kamar yang disediakan Hotel Serela sangat bersih 3. Harga yan ditawarkan sesuai dengan pelayanan yang Harga diberikan Harga yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang disediakan 4. Lokasi Hotel Serela sangat strategis Lokasi Hotel Serela sangat mudah dijangkau oleh kendaraan 5. Iklan yang dilakukan melalui internet sangat Promosi menarik minat Anda Anda datang ke Hotel Serela berdasarkan rekomendasi orang lain 6. Karyawan memiliki People penampilan yang rapi Karyawan memberikan informasi yang jelas 7. Proses check in dan check out yang sangat Proses mudah Proses pembayaran yang sangat mudah 8. Desain interior Hotel Bukti Fisik Serela sangat menarik Lingkungan kamar yang sangat bersih 9. Citra Serela dapat menjaga Perusahaan citra perusahaan dengan sangat baik Sumber: Pengolahan Data Peneliti (2017) 8 9 13 7 11 12 3 9 12 4 2 4 8 15 3 8 10 12 9 12 9 6 11 8 5 2 14 10 2 2 6 12 12 4 13 10 3 4 9 14 3 7 7 16 6 13 10 1 7 13 10 7 15 8

11 Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukan bahwa ada beberapa masalah yang terjadi sehingga mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen di Hotel Serela. Masalah tertinggi dari hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa kualitas pelayanan yang dilakukan oleh karyawan Hotel Serela dianggap kurang optimal. Pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel semestinya melebihi pelayanan yang diharapkan konsumen dan hal itu berlangsung pada saat konsumen sedang menikmati pelayanan hingga sesudah terjadi transaksi. Hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Widya Suryadharma dan I Ketut Nurcahya (2015) dimana kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Selain kualitas pelayanan, hasil pendahuluan penelitian menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan perusahaan Hotel Serela masih kurang sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang disediakan. Harga dilihat dari sudut pandang konsumen seringkali digunakan sebagai indikator nilai. Apabila produk menerapkan harga yang tinggi maka konsumen pun memiliki presepsi dan harapan yang tinggi pula. Manfaat yang diterima harus melebihi harapan konsumen karena jika tidak, maka konsumen akan merasa kurang puas. Hubungan harga terhadap kepuasan konsumen diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rendy Gulla, Sem George Oroh dan Ferdy Roring (2015) bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian, kualitas pelayanan dan harga yang diterapkan di Hotel Serela dianggap kurang maksimal. Harapan tamu terhadap pelayanan dan harga yang ditetapkan pihak hotel dengan kinerja hotel tidak berbanding lurus dan hal

12 itu menyebabkan tingkat kepuasan tamu hotel masih rendah. Hubungan kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Bob Foster (2016) menunjukan bahwa kualitas pelayanan dan harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen (Survei Pada Tamu Serela Merdeka Hotel Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebeleumnya, maka peneliti dapat mengindentifikasi dan merumuskan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini. 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut. 1. Penurunan jumlah wisatawan menginap yang berkunjung ke Kota Bandung tahun 2016. 2. Persaingan bisnis perhotelan di Bandung sangat ketat. 3. Hotel Bintang 3 memiliki Tingkat Penghunian Kamar (TPK) yang rendah. 4. Hotel Serela menduduki peringkat ke-18.

13 5. Jumlah pengunjung tamu hotel serela mengalami penurunan. 6. Jumlah keluhan yang masuk masih cukup tinggi. 7. Dari hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa tingkat kepuasan tamu masih rendah. 8. Dari hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa pelayanan yang diberikan masih kurang maksimal. 9. Dari hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa dengan harga 450.000 600.000 kurang sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang disediakan. 10. Dari hasil pendahuluan karyawan yang kurang sigap dalam memberikan pelayanan 11. Karyawan kurang menanggapi keluhan dengan cepat 12. Harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan fasilitas yang di sediakan 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Hotel Serela. 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai harga yang dilakukan oleh Hotel Serela. 3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kepuasan konsumen di Hotel Serela.

14 4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen di Hotel Serela secara simultan dan parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Hotel Serela. 2. Tanggapan konsumen mengenai harga yang dilakukan oleh Hotel Serela. 3. Tanggapan konsumen mengenai kepuasan konsumen Hotel Serela. 4. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen di Hotel Serela secara simultan dan parsial. 1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat berbagai pihak juga dapat berguna bagi yang membacanya terutama bagi yang berkaitan dengan pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan konsumen. 1.4.1 Kegunaan Praktisi Dari hasil penelitian ini peneliti berharap memberikan manfaat kepada pihak-pihak: 1. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat mengetahui permasalah yang terjadi seperti permasalahan kualitas pelayanan di Hotel Serela.

15 b. Peneliti dapat mengetahui strategi penerapan harga yang dilakukan oleh Hotel Serela. c. Peneliti dapat memperoleh hal-hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen di Hotel Serela. 2. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan yang bisa dilakukan oleh Hotel Serela. b. Perusahaan diharapkan dapat menerapkan harga yang sesuai bagi konsumen Hotel Serela. c. Perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Hotel Serela. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Dari hasil penelitian ini peneliti berharap memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut. a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang manajemen khususnya manajemen pemasaran. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan diskusi dan wacana ilmiah serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.