BAB 4 PENUTUP. saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan program

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Januari 2014 KATA BERIMBUHAN DALAM LAPORAN PRAKERIN SISWA SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

Oleh Rolina Santi Harianja Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar

KESALAHAN AFIKSASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING. (Studi Kasus terhadap Siswa Asing Kelas IX di Bandung International School)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

SATUAN GRAMATIK. Oleh Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah Morfologi.

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014.

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

Penyimpangan Kegramatikalan dan Kelaziman Penggunaan Bahasa Indonesia (Alternatif Bahan Ajar Tata Bahasa BIPA)

PENGGUNAAN AFIKSASI PADA KARANGAN PERSUASI MAHASISWA PROGRAM BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB III METODE PENELITIAN

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

Fonologi Dan Morfologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kata-kata yang mubajir dan terlalu berbelit-belit.

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA KOREA KE DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

SKRIPSI. Oleh : Pradipta Rismarini NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif

PROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA. (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

Selain metode deskriptif, penelitian ini juga menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, tiap suku bangsa mendiami daerah tertentu.

ANALISIS KESALAHAN PROSES MORFOLOGIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KRADENAN TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu

Siti Zumrotul Maulida: Merubah, Mengobah atau...,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR. Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Chaer (2008:25) mengemukakan bahwa proses morfologi pada dasarnya adalah

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

Transkripsi:

BAB 4 PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya dan sebagai langkah akhir pada Bab 4 ini, dikemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran. 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa simpulan dari hasil analisis tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Dari paparan data dalam karangan mahasiswa Amerika terteliti dapat diketahui bahwa kesalahan pembentukan kata kerja dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu (1) kesalahan ejaan, (2) kesalahan perubahan fonem, (3) kesalahan perubahan alomorf, dan (4) kesalahan penggunaan afiks. (1) Kesalahan Ejaan Kesalahan ejaan terjadi pada awal suku kata yaitu penghilangan suku kata /peng/ dalam kata pengaruh. Pembelajar menganalogikan kata pengaruh sebagai kata bentukan. Sehingga ketika membentuk kata dengan afiks yang lain, maka pembelajar melekatkan afiks dengan bentuk dasar aruh. Pada tengah suku kata, terjadi penghilangan fonem /y/ pada kata syukur. Selain itu terjadi penambahan fonem pada kata 87

88 dasar sehingga membuat ejaan tidak gramatikal, yaitu pada kata guna dan hubungi. Kesalahan penambahan fonem pada kata guna yang ditulis dengan gunna, kemungkinan terjadi dipengaruhi oleh bahasa ibu karena dalam bahasa Inggris terdapat kata yang mempunyai fonem konsonan ganda berjajar dalam satu kata misalnya /-nn-/ pada kata bunny dan yummy. Sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya terdapat fonem vokal ganda berjajar misalnya pada kata maaf. Pembelajar menganalogikan kata hubungi sebagai kata dasar, sehingga ketika membentuk kata dengan menggunakan konfiks {men-kan} terjadi kesalahan pembentukan kata kerja menjadi menghubungikan. Pada karangan pembelajar Amerika terjadi kesalahan ejaan berupa penulisan kata serapan dalam bahasa Indonesia. Pembelajar belum menyesuaikan penulisan dari kata serapan bahasa ibu (bahasa Inggris) ke dalam bahasa Indonesia. (2) Kesalahan Perubahan Fonem Kesalahan perubahan fonem terjadi pada suku kata terakir dalam katakata yang berakhiran /ŋ/. Kata-kata tersebut adalah kata bohong, kembang, dan curang. Kesalahan tersebut terjadi ketika pembelajar menuliskannya dengan bohon, kemban, dan curan. (3) Kesalahan Perubahan Alomorf Kesalahan perubahan alomorf terjadi pada pembentukan kata melalui penggabungan morfem terikat {men-}, {men-i}, dan {men-kan}. Prefiks tersebut berdistribusi menjadi {men-} dan {meny-}.

89 (4) Kesalahan Penggunaan Afiks Terdapat kesalahan pada pembentukan kata berafiks yang mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan afiks. Ketidaktepatan afiks terjadi di mana kata dasar yang tidak aktual dilekati oleh prefiks atau konfiks. Kesalahan penggunaan prefiks dalam karangan berbahasa Indonesia pembelajar asing digolongkan menjadi kesalahan penggunaan prefiks {men-}, kesalahan penggunaan prefiks {di-}, dan kesalahan penggunaan prefiks {ber-}. Kesalahan penggunaan prefiks {men-} terjadi pada kata bentukan yang seharusnya dilekati dengan konfiks {men-i} atau {men-kan}, tetapi pembelajar melekatinya dengan menggunakan prefiks {men-}. Faktor interferensi bahasa pertama juga dapat dikarenakan tidak adanya konfiks dalam bahasa Inggris, sehingga pembelajar tidak menggunakan konfiks dalam pembentukan kata melainkan menggunakan prefiks. 2. Faktor penyebab terjadinya kesalahan pembentukan kata dalm karangan berbahasa Indonesia pembelajar Amerika dapat dibagi menjadi dua yaitu pada faktor intralingual dan ekstralingual. Faktor intralingual terjadi dikarenakan perbedaan pembentukan kata di antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia ini menyebabkan terjadinya kesalahan terhadap kata bentukan dalam karangan berbahasa Indonesia mahasiswa Amerika.

90 Faktor ekstralingual dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) faktor individu pembelajar bahasa dan (2) faktor di luar individu pembelajar bahasa. (1) Faktor Individu Pembelajar Bahasa Pada pembelajar Amerika program CLS 2013 dapat diidentifikasi faktor individu yang dapat mengahambat pembelajar dalam pembelajaran berbahasa adalah faktor bahasa ibu dan usia pembelajar bahasa. (2) Faktor di Luar Individu Pembelajar Bahasa Faktor di luar individu pembelajar bahasa meliputi lingkungan pembelajar bahasa dalam belajar bahasa. Faktor lingkungan yang mengahambat pembelajar dalam pembelajaran bahasa adalah faktor materi dan lama waktu pembelajaran yang singkat. 4.2 Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Saransaran tersebut sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini menunjukkan kesalahan dan faktor penyebab kesalahan khususnya dalam pembentukan kata kerja dalam karangan berbahasa Indonesia pembelajar Amerika dapat menjadi acuan bagi pengajar mahasiswa Amerika selanjutnya untuk mengetahui kesalahan pembentukan kata yang digunakan oleh pembelajar Amerika sehingga

91 pengajar dapat lebih memfokuskan antara kurikulum, materi tata bahasa dan afiksasi yang akan diajarkan pada pembelajar BIPA. 2. Penelitian ini terbatas pada analisis kesalahan pembentukan kata kerja, sebenarnya masih banyak yang dapat dikaji dari karangan pembelajar asing. Dengan demikian, hasil penelitian selanjutnya dapat memperkaya pengetahuan mengenai kemampuan pembelajar BIPA.