BAB 4 PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya dan sebagai langkah akhir pada Bab 4 ini, dikemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran. 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa simpulan dari hasil analisis tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Dari paparan data dalam karangan mahasiswa Amerika terteliti dapat diketahui bahwa kesalahan pembentukan kata kerja dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu (1) kesalahan ejaan, (2) kesalahan perubahan fonem, (3) kesalahan perubahan alomorf, dan (4) kesalahan penggunaan afiks. (1) Kesalahan Ejaan Kesalahan ejaan terjadi pada awal suku kata yaitu penghilangan suku kata /peng/ dalam kata pengaruh. Pembelajar menganalogikan kata pengaruh sebagai kata bentukan. Sehingga ketika membentuk kata dengan afiks yang lain, maka pembelajar melekatkan afiks dengan bentuk dasar aruh. Pada tengah suku kata, terjadi penghilangan fonem /y/ pada kata syukur. Selain itu terjadi penambahan fonem pada kata 87
88 dasar sehingga membuat ejaan tidak gramatikal, yaitu pada kata guna dan hubungi. Kesalahan penambahan fonem pada kata guna yang ditulis dengan gunna, kemungkinan terjadi dipengaruhi oleh bahasa ibu karena dalam bahasa Inggris terdapat kata yang mempunyai fonem konsonan ganda berjajar dalam satu kata misalnya /-nn-/ pada kata bunny dan yummy. Sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya terdapat fonem vokal ganda berjajar misalnya pada kata maaf. Pembelajar menganalogikan kata hubungi sebagai kata dasar, sehingga ketika membentuk kata dengan menggunakan konfiks {men-kan} terjadi kesalahan pembentukan kata kerja menjadi menghubungikan. Pada karangan pembelajar Amerika terjadi kesalahan ejaan berupa penulisan kata serapan dalam bahasa Indonesia. Pembelajar belum menyesuaikan penulisan dari kata serapan bahasa ibu (bahasa Inggris) ke dalam bahasa Indonesia. (2) Kesalahan Perubahan Fonem Kesalahan perubahan fonem terjadi pada suku kata terakir dalam katakata yang berakhiran /ŋ/. Kata-kata tersebut adalah kata bohong, kembang, dan curang. Kesalahan tersebut terjadi ketika pembelajar menuliskannya dengan bohon, kemban, dan curan. (3) Kesalahan Perubahan Alomorf Kesalahan perubahan alomorf terjadi pada pembentukan kata melalui penggabungan morfem terikat {men-}, {men-i}, dan {men-kan}. Prefiks tersebut berdistribusi menjadi {men-} dan {meny-}.
89 (4) Kesalahan Penggunaan Afiks Terdapat kesalahan pada pembentukan kata berafiks yang mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan afiks. Ketidaktepatan afiks terjadi di mana kata dasar yang tidak aktual dilekati oleh prefiks atau konfiks. Kesalahan penggunaan prefiks dalam karangan berbahasa Indonesia pembelajar asing digolongkan menjadi kesalahan penggunaan prefiks {men-}, kesalahan penggunaan prefiks {di-}, dan kesalahan penggunaan prefiks {ber-}. Kesalahan penggunaan prefiks {men-} terjadi pada kata bentukan yang seharusnya dilekati dengan konfiks {men-i} atau {men-kan}, tetapi pembelajar melekatinya dengan menggunakan prefiks {men-}. Faktor interferensi bahasa pertama juga dapat dikarenakan tidak adanya konfiks dalam bahasa Inggris, sehingga pembelajar tidak menggunakan konfiks dalam pembentukan kata melainkan menggunakan prefiks. 2. Faktor penyebab terjadinya kesalahan pembentukan kata dalm karangan berbahasa Indonesia pembelajar Amerika dapat dibagi menjadi dua yaitu pada faktor intralingual dan ekstralingual. Faktor intralingual terjadi dikarenakan perbedaan pembentukan kata di antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia ini menyebabkan terjadinya kesalahan terhadap kata bentukan dalam karangan berbahasa Indonesia mahasiswa Amerika.
90 Faktor ekstralingual dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) faktor individu pembelajar bahasa dan (2) faktor di luar individu pembelajar bahasa. (1) Faktor Individu Pembelajar Bahasa Pada pembelajar Amerika program CLS 2013 dapat diidentifikasi faktor individu yang dapat mengahambat pembelajar dalam pembelajaran berbahasa adalah faktor bahasa ibu dan usia pembelajar bahasa. (2) Faktor di Luar Individu Pembelajar Bahasa Faktor di luar individu pembelajar bahasa meliputi lingkungan pembelajar bahasa dalam belajar bahasa. Faktor lingkungan yang mengahambat pembelajar dalam pembelajaran bahasa adalah faktor materi dan lama waktu pembelajaran yang singkat. 4.2 Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Saransaran tersebut sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini menunjukkan kesalahan dan faktor penyebab kesalahan khususnya dalam pembentukan kata kerja dalam karangan berbahasa Indonesia pembelajar Amerika dapat menjadi acuan bagi pengajar mahasiswa Amerika selanjutnya untuk mengetahui kesalahan pembentukan kata yang digunakan oleh pembelajar Amerika sehingga
91 pengajar dapat lebih memfokuskan antara kurikulum, materi tata bahasa dan afiksasi yang akan diajarkan pada pembelajar BIPA. 2. Penelitian ini terbatas pada analisis kesalahan pembentukan kata kerja, sebenarnya masih banyak yang dapat dikaji dari karangan pembelajar asing. Dengan demikian, hasil penelitian selanjutnya dapat memperkaya pengetahuan mengenai kemampuan pembelajar BIPA.