BAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB I PENDAHULUAN. layar lebar dan televisi dari Universitas Loloya Marymount, Los Angeles. Ankoku

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 16 April 1988 film Grave of the Fireflies mulai beredar di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL CATATAN ICHIYO, TOKOH ICHIYO DAN PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu kenyataan yang ditemui di dalam masyarakat. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat berupa peristiwa, norma yang berlaku, pandangan hidup, kelas sosial dan masalah sosial lainnya oleh sastrawan dipadu dengan imajinasi dan kemudian disajikan dalam bentuk sebuah karya sastra (Wardiah, 2012:1). Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Menurut Scholes dalam Junus (1984:121) novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata, atau fiksional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatannya terhadap realitas. Salah satu sisi kehidupan yang diungkap dalam sastra, khususnya novel, adalah tentang naluri kehidupan dan juga naluri kematian. Menurut Sigmun Freud dalam Bertens (2006:32) baik naluri kehidupan maupun naluri kematian bersifat netral sama sekali, kedua-duanya tidak jahat dan juga tidak baik. Kedua-duanya diperlukan supaya manusia dapat hidup. Jadi, ketidak beresan psikis tidak berasal dari naluri kematian, tetapi disebabkan karena pertentangan dua jenis naluri itu sudah tidak seimbang lagi. Banyak penulis yang tertarik mengangkat masalah ini menjadi topik di dalam novel, tidak terkecuali penulis Jepang, contohnya pada novel Houkago ni Shisha wa Modoru Karya Akiyoshi Rikako.

Novel Houkago ni Shisha wa Modoru adalah novel kedua dari Akiyoshi Rikako setelah novel pertamanya yang cukup sukses berjudul Ankoku Shoujo. Akiyoshi Rikako lulusan dari Universitas Waseda, Fakultas Sastra. Pada tahun 2008, cerpennya yang berjudul Yuki No Hana mendapatkan Penghargaan Sastra Yahoo! JAPAN yang ketiga. Bersama dengan naskahnya yang mendapatkan penghargaan, pada tahun 2009 ia debut dengan kumpulan cepen berjudul Yuki no Hana. Akiyoshi Rikako mendapatkan gelar master dalam bidang layar lebar dan televisi dari Universitas Loloya Marymount,Los Angeles. Houkago ni Shisha wa Modoru menceritakan tentang Koyama Nobuo yang dibunuh pada tanggal 2 September malam setelah upacara pembukaan untuk semester baru. Berawal dari saat ia menemukan sebuah pesan dengan kertas berwarna hijau di mejanya, seseorang memanggilnya untuk pergi ke tebing Miura Kaishoku. Tebing Miura Kaishoku adalah tebing terjal yang menghadap ke arah laut. Awalnya Nobuo berpikir bahwa yang memanggilnya ke sana adalah Yoshio,teman baik di kelasnya yang mempunyai hobi yang sama dengan Nobuo yaitu sama-sama menyukai kereta api. Teman-teman di kelasnya sering menyebut mereka sebagai otaku kereta api. Ketika ia sudah melompat pagar pembatas tebing, ia mendengar seseorang menginjak batu kerikil di belakangnya. Ia mencoba untuk membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang yang ia sangka adalah sahabatnya, namun justru ia di dorong dengan sekuat tenaga oleh orang tersebut. Tubuhnya pun terhempas jatuh. Ketika tubuhnya sudah terjatuh di permukaan tanah, ia mendengar suara seseorang dari atas berteriak menanyakan keadaan dirinya. Namun sialnya, karena orang itu 2

terlalu menjulurkan tubuhnya untuk melihat keadaan Nobuo, orang itu pun ikut terjungkal dan akhirnya jatuh tepat di sebelah Nobuo. Ketika ia terbangun di rumah sakit, Nobuo terkejut bahwa dirinya selamat. Tapi yang membuatnya terkejut adalah perawakannya berubah total menjadi seorang yang tampan dan berwajah blasteran, berbeda dengan dirinya yang sebelumnya sangat tertutup dan berwajah biasa. Ternyata ia sudah bertukar tubuh dengan orang yang bermaksud untuk menolongnya di tebing, yaitu orang yang bernama Takahashi Shinji. Dengan terperangkap di dalam tubuh Takahashi Shinji ini, Nobuo bertekad untuk kembali ke sekolah lamanya untuk menemukan siapa pembunuh atau orang yang mendorongnya dari tebing. Ia bersikap sebagai orang baru dan mencur iga i teman-temannya,guru,dan orang terdekatnya sebagai tersangkanya. Ketika ia kembali ke sekolah lamanya, teman-teman sekelasnya yang dulu selalu mengacuhkan Nobuo kini berubah drastis. Mereka mulai mendekati Nobuo dan mencoba berteman dengannya seperti Arai dan Sasaki yang dulu sama sekali tidak pernah berbicara dengannya bahkan mereka selalu memandang rendah Nobuo. Namun kini mereka yang mendekati Nobuo dan mencoba untuk berteman dengannya. Sasaki dan Arai adalah siswa yang termasuk populer di sekolah karena mereka pintar olahraga, nilai akademis mereka juga bisa dikatakan baik, berbeda sekali dengan Nobuo yang dulu memiliki wajah rata-rata dan nilai akademik yang juga di bawah rata-rata. Nobuo juga tidak percaya diri dan ia merasa takut apabila bertemu pandang dengan orang lain dan selalu jalan membungkuk. Tetapi kini 3

semuanya berubah akibat tubuh barunya yaitu tubuh Takahashi Shinji. Di Sekolah lamanya ini ia bertemu dengan seorang gadis yang bernama Maruyama Miho. Miho adalah gadis yang sangat pendiam dan berwajah biasa-biasa saja, ia sama sekali tidak mencolok di kelas sama seperti halnya Nobuo. Miho juga selalu diacuhkan oleh teman-teman sekelasnya dan ia selalu sendirian dimanapun ia berada. Setelah Nobuo mengenal lebih dekat dengan Maruyama ia mengetahui bahwa ternyata Maruyama Miho adalah gadis yang sangat baik dan juga mempunyai hati yang sangat teguh walaupun dirinya sempat berpikir untuk bunuh diri karena masalah-masalah yang dihadapinya di sekolah dan juga masalah keluarganya. Ia juga merasa bahwa ia ingin sekali melindungi Maruyama ia tidak sadar bahwa sebenarnya dirinya sudah menyukai Maruyama. Penulis tertarik memilih novel ini sebagai bahan untuk penulisan skripsi karena ketertarikannya pada cerita misteri, khususnya pada tokoh yang bernama Maruyama Miho. Tokoh ini bukan tokoh utama namun menurut penulis tokoh ini merupakan tokoh yang unik dan menarik untuk diteliti. Maruyama Miho adalah gadis yang sangat tertutup dan tidak menonjol di kelasnya. ia seorang gadis pendiam yang sering tidak di anggap keberadaannya oleh orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, Miho merasa dirinya tidak pantas untuk hidup dan lebih baik bunuh diri. Sigmun Freud pun mengatakan bahwa dalam diri manusia dilandasi oleh dua enerji mendasar yaitu naluri kehidupan dan naluri kematian. 4

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikas ika n beberapa masalah yang timbul dalam novel ini, yaitu tokoh Maruyama Miho yang merasa sangat sedih karena merasa dirinya itu tidak pantas untuk hidup, ia memilik i begitu banyak masalah yang ada dalam hidupnya, Miho yang tinggal sebatang kara karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia, Miho yang tidak pernah di anggap oleh teman-teman sekelasnya, dan juga kesalahpahaman yang dialami dirinya dengan Takahashi Shinji. Penulis berasumsi tema dari novel ini adalah tentang misteri pembunuha n yang dialami oleh Koyama Nobuo. Novel ini merupakan novel misteri yang memadukan cerita tentang cinta dan kehidupan remaja di Jepang. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah penelitian pada perilaku tokoh Maruyama Miho yang menginginkan untuk mengakhiri hidupnya karena ia tidak tahan akan apa yang terjadi pada dirinya. Penulis bermaksud menganalisis naluri kematian pada tokoh Maruyama Miho ini. 1.4 Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah struktur dalam novel Houkago ni Shisha wa Modoru karya Akiyoshi Rikako? 5

2. Bagaimanaka h naluri kematian pada tokoh Maruyama Miho ditelaah dengan konsep naluri kematian dari Sigmun Freud? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjawab asumsi tentang tema penelitian ini yaitu tentang naluri kematian pada tokoh Maruyama Miho dalam novel Houkago ni Shisha wa Modoru. Untuk mencapai tujuan ini, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Memahami struktur novel Houkago ni Shisa wa Modoru yaitu yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, dan latar. 2. Memahami naluri kematian yang dialami pada tokoh Maruyama Miho dalam novel Houkago ni Shisa wa Modoru dengan konsep naluri kematian dari Sigmun Freud. 1.6 Landasan Teori Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori dan konsep yang mencakup unsur pendekatan intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik yang akan di bahas terdiri dari tokoh dan penokohan, latar dan alur serta unsur ekstrinsik dengan menggunakan ilmu psikologi kepribadian berdasarkan konsep naluri kematian. 1.6.1 unsur instrinsik: a.tokoh dan Penokohan 6

Tokoh atau Character adalah orang-orang yang terdapat di dalam suatu karya naratif atau pelaku cerita. Sementara penokohan mempunyai pengertian lebih luas karena mencakup masalah siapa tokohnya, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiyantoro:165-166). b. Latar Setting atau latar yang disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa - peristiwa yang diceritakan. Unsur latar terdiri dari: 1) Latar tempat, yaitu menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, dan lokasi tertentu tanpa nama jelas. 2) Latar waktu, yaitu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. 3) Latar sosial, yaitu menyaran pada hal-hal yang berhubunga n dengan perilaku kehidupan sosial di masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, 7

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. (Nurgiyantoro,2000:216,277) c. Alur Stanton (1965:14-16) mengemukakan bahwa bagian terpenting dalam plot ialah konflik dan klimaks. Cerita yang beirisi urutan kejadian dalam cerita, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny dalam Nurgiyantoro (2005:113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. 1.6.2 Unsur Ekstrinsik Dalam unsur ekstrinsik penulis menggunakan konsep naluri kematian dari Sigmun Freud. Freud meyakini bahwa perilaku manusia dilandasi oleh dua energi mendasar yaitu, pertama, naluri kehidupan (life instinct). kedua, naluri kematian yang mendasari tindakan agresif. Naluri kematian dapat menjurus pada tindakan bunuh diri atau pengrusakan diri (self-destructive behavior). (Minderop, 2010:27) Sigmun Freud dalam Bertens (2006:31) mengemukakan bahwa Naluri kematian bertujuan untuk menghancurkan dan menceraikan apa yang sudah bersatu, karena tujuan terakhir setiap makhluk hidup adalah kembali keadaan anorganis. Naluri-naluri kehidupan berusaha untuk mempertahankan kehidupan yang sudah ada, sedangkan naluri-naluri kematian berusaha untuk mempertaha nka n keadaan anorganis. Menurut pendapat Freud, dua jenis naluri ini sesuai dengan dua proses pada taraf biologis yang berlangsung dalam setiap organisme, yaitu 8

pembentukan dan penghancuran. 1.7 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitat i f yakni penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunaka n analisis, jenis penelitian kepustakaan, sifat penelitian interpretatif/analisis dengan metode pengumpulan data berupa teks karya sastra dari novel berjudul Houkago ni Shisha wa Modoru karya Akiyoshi Rikako sebagai sumber primer, dan didukung oleh beberapa literatur yang terkait dengan teori yang sesuai sebagai sumber sekunder yang diperoleh dari buku dan internet. 1.8 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk memhamai tentang naluri kematian pada seseorang. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yang berminat terhadap khususnya karya sastra Jepang. 1.9 Sistematika Penyajian BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang masalah, terkait dengan masalah pokok penulisan skripsi, identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan 9

sistematika penyajian. BAB II ANALISIS NOVEL HOUKAGO NI SHISHA WA MODORU MELALUI UNSUR INTRINSIK Bab ini penulis akan menganalisis unsur instrisik novel Houkago ni Shisha wa Modoru yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, serta latar. BAB III ANALISIS NOVEL HOUKAGO NI SHISHA WA MODORU MELALUI UNSUR EKSTRINSIK Bab ini penulis akan menganalisis tentang unsur ekstrinsik dalam novel Houkago ni Shisa wa Modoru melalui konsep naluri kematian dari Sigmun Freud. BAB IV KESIMPULAN Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya. 10