BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 26 Oktober 2010 : Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

2016 ANALISIS DESKRIPTIF POTENSI EKONOMI BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

KUESIONER PENELITIAN

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisabil Yusuf P., 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB I. Pendahuluan. peningkatan sebesar jiwa. Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk dunia bergerak cepat dan terus bertambah. Sejarah

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

KINERJA KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH DI LOKASI DAUR ULANG SAMPAH TAMBAKBOYO (Studi Kasus: Kabupaten Sleman)

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga karena banyak sekali manfaatnya. Lingkungan yang bersih adalah suatu keadaan dimana lingkungan sekitar kita bersih dari sampah dan juga kotoran. Lingkungan bersih sendiri merupakan salah satu keadaan yang sangat dibanggakan oleh setiap orang. Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan yang paling dekat dengan kita dan setiap saat kita temui yaitu lingkungan ruangan yang selalu kita gunakan untuk melakukan aktivitas. Setelah itu kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan dari sampah. Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan masyarakat sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu yang berhubungan langsung dengan segala aspek yang ada dalam masyarakat harus dapat memelihara kebersihan lingkungan karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu maupun masyarakat akan menderita disebabkan sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 1

Maksudnya terlihat bahwa lingkungan hidup sangat berperan dalam mempengaruhi kelangsungan kehidupan manusia. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia harus meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya (Mulia, 2005). Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk memproduksi sampah. Semakin banyaknya kegiatan manusia akan semakin banyak jumlah sampah yang diproduksi. Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat akan menimbulkan volume, jenis, dan karakteristik sampah yang akan semakin beragam. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, terlihat volume sampah yang dihasilkan masyarakat kota medan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seperti pada tabel berikut ini: Tabel 1.1. Jumlah Sampah Perhari Sepanjang 2008-2012 di Kota Medan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata produksi sampah perhari (ton) 587,25 615,1 1.292,99 1.270,334 1.540,66 Sumber Data: Medan Dalam Angka 2009, 2010, 2011, 2012 (BPS Kota Medan) 2

1600 1400 1200 2008 1000 2009 800 2010 600 2011 400 2012 200 0 Rata-rata produksi sampah perhari (ton) Grafik 1.1. Rata-rata Produksi Sampah Tahun 2008-2012 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa frekuensi peningkatan sampah dari tahun ketahun dimana dari tahun 2008 ke 2009 terjadi peningkatan produksi sampah sebesar 33,85 ton. Sedangkan dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 677,89 ton. Namun, antara tahun 2010 ke 2011 terjadi penurunan produksi sampah sebesar 22,6556 ton. Sedangkan pada tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan produksi sampah kembali sebesar 270,3306 ton. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan (KUPTD) Kota Medan, mengatakan bahwa pada tahun 2013 setiap harinya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan berkisar 1700 ton/hari. Jika ditotal setiap bulannya masyarakat Kota Medan dapat memproduksi sampah sekitar 44.000 ton/bulan. Begitupun dari total 44.000 ton tersebut hanya sekitar 85% yang mampu diserap oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Terjun Medan. Sedangkan 15% lagi diserap oleh bank sampah, pemulung dan lain sebagainya. Berikut adalah jumlah sampah perbulan di Kota Medan sepanjang tahun 2013: 3

Tabel 1.2. Jumlah Sampah Perbulan di Kota Medan Sepanjang Tahun 2013 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Bulan Jumlah Sampah / Ton 42.850,94 Ton 44.708,54 Ton 43.744,06 Ton 44.952,42 Ton 47.469,40 Ton 44.693,23 Ton 47.205,38 Ton 46.691,65 Ton 45.542,38 Ton Sumber Data: Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Kota Medan, Oktober 2013 Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa peningkatan jumlah sampah setiap bulannya naik dan akan menjadi masalah yang akan timbul di masyarakat. Sebagaimana definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat yang memiliki sifat organik maupun anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan sekitar (Muchlisin, 2015). Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap manusia adalah dari sisi kesehatan. Sampah-sampah yang bertumpukan akan mengundang lalat yang membawa wabah penyakit bagi manusia seperti penyakit diare, penyakit kulit dan menimbulkan bau tidak sedap yang terjadi di masyarakat. Dari segi lingkungan, sampah juga memberi dampak yang negatif seperti pencemaran udara, tanah maupun air yang terdapat di lingkungan sekitar. Pencemaran tersebut tentunya akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Secara fisik sampah juga dapat menyebabkan banjir apabila dibiarkan menumpuk hingga menyebabkan penyumbatan pada saluran air pembuangan. 4

Banjir tersebut tentunya akan merugikan masyarakat itu sendiri akibat tidak memiliki kesadaran dalam mengelola sampah. Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya pemukiman nelayan di Indonesia masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh. Yang dimaksud dengan kumuh adalah kondisi lingkungan yang cukup memprihatinkan terutama dalam hal sampah yang ada di wilayah pesisir terkait. Permasalahan sampah di kawasan pesisir merupakan permasalahan yang menjadi masalah serius. Kebanyakan masyarakat menjadikan laut sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Namun dengan kondisi tersebut ternyata sangat berpengaruh pada wilayah pesisir yang selalu terkena dampak sampah yang dibawa oleh air laut akibat terjadinya banjir rob yang datang hampir setiap hari. Dalam hal ini tentunya mengubah kebiasaan membuang limbah dan sampah ke laut menjadi hal yang tidak mudah. Untuk itu Kementerian Lingkungan Hidup melakukan upaya serius dari semua pihak. Salah satu pendekatan kearah perubahan perilaku adalah dengan penegakkan hukum yang konsisten dan berkelanjutan. Dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup tampak berusaha menyiapkan perangkat hukum, seperti Undang-Undang pengelolaan sampah, dan sebagainya yang dapat dijadikan acuan bersama (Kementerian Lingkungan Hidup, 2009). Selain itu pemerintah juga menyiapkan programprogram bagi masyarakat untuk menanggulangi masalah sampah tersebut. Salah satu program pengelolaan lingkungan yang telah diperkenalkan kepada masyarakat dunia dan juga masyarakat Indonesia adalah program bank sampah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, metode yang digunakan dalam pengelolaan sampah 5

adalah metode 3R yaitu, Reduce (mengurangi sampah), Reuse (memanfaatkan kembali), Recycle (mendaur ulang). Program ini sangat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah, dana yang harus dikeluarkan untuk biaya pengangkutan, perawatan, pembelian alat, bayar upah pekerja, dan biaya transportasi dapat ditekankan. Salah satu bank sampah yang terdapat di wilayah Kota Medan adalah bank sampah yang berada di Kelurahan Belawan Sicanang. Bank sampah di Kelurahan Belawan Sicanang merupakan salah satu usaha mandiri yang dilakukan masyarakat secara langsung bertujuan mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) atau ke tempat lain. Rumah kompos dan bank sampah juga memberi peluang pemanfaatan sampah organik dan anorganik menjadi bernilai ekonomi (Badan Lingkungan Hidup, 2016). Bank sampah di Sicanang terbentuk akibat adanya keresahan di kalangan masyarakat yang merasakan permasalahan yang sama tentang tumbukan sampah akibat banjir rob dan Sungai Deli pada kawasan tersebut. Hal tersebut mulai mendorong masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut hingga membentuk sebuah kelompok masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Kelompok masyarakat tersebut telah didukung oleh pemerintah hingga membentuk sebuah lembaga yaitu Rumah Kompos dan Bank Sampah yang berada di Kelurahan Belawan Sicanang. Hingga pada saat ini telah terbentuk kelompok-kelompok unit bank sampah melalui program yang dinaungi oleh Badan Lingkungan Hidup seperti pada tabel berikut ini: 6

Tabel 1.3. Jumlah Nasabah Rumah Kompos dan Bank Sampah Belawan Sicanang No. Nama Bank Sampah Alamat Jumlah Nasabah Unit 1 Lotus Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 147 2 Primer Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 20 3 Sinar Sampah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30 4 Basani Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30 5 Senari Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 87 6 Sinar Utama Belawan Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 31 7 Barang Bekas Jadi Duit Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 29 8 Sehati Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 39 9 Kasih Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 33 10 Sampah Jadi Uang Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 23 11 Sampah Jadi Indah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 16 12 Sampah Jadi Mas Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 97 13 Sampah Jadi Intan Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 41 14 Damai Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 13 15 Sampah Jadi Berlian Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 32 16 Bersih Itu Indah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 11 17 Ekonomi Berkembang Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 32 18 Soala Gogo Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 29 19 Srikandi Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 18 20 Mawar Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 19 21 Muspika Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 20 22 Mustika Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 21 23 Bethania Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 30 24 Melati Teratai Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 22 25 Arta Jaya Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 16 26 Sadar Bersih Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 12 27 Kelompok Peduli Sampah Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 10 28 Garuda Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 31 29 SD065006 Kel.Belawan Sicanang Kota Medan 26 30 Nazela Kel.BelawanSicanang Kota Medan 16 31 SumberRejeki Tangkahan Batang Serangan 97 32 Horas Siti rejo I Medan Amplas 18 33 Asoka Belawan Bahagia Medan Belawan 21 34 Prathama Jl.Sunggal Medan Sunggal 22 35 NurulUmmi Labuhan Deli Medan Marelan 98 36 KPSLMabar Mabar Hilir I Medan Deli 48 37 Dermawan Belawan Bahari Medan Belawan 12 38 Sawit Hulu Selatan PTPN II Kabupaten Langkat 30 39 Sawit Hulu Utara Afd 03 PTPN II Kabupaten Langkat 30 40 Sawit Hulu Utara Afd 05 PTPN II Kabupaten Langkat 30 Total 1.387orang Sumber : Laporan Akhir Rumah Kompos dan Bank Sampah Tahun 2015 7

Dari data tersebut dapat kita lihat ada sekitar 40 kelompok dengan total 1.387 orang nasabah. Sekitar 30 kelompok berasal dari kelurahan Belawan Sicanang. Dari jumlah penduduk Kelurahan Belawan Sicanang sebanyak 3993 KK terdapat jumlah nasabah 981 orang yang ikut berpartisipasi dalam program bank sampah pada tahun 2015 yang berasal dari kelurahan Belawan Sicanang (Profil Sicanang, 2015). Dari masing-masing KK lebih kurang sekitar satu sampai dua orang yang ikut berpartisipasi menjadi nasabah pada program Bank Sampah tersebut. Hal ini dapat dikatakan sebagai acuan dasar sebagai bentuk kepedulian atau partisipasi masyarakat yang cukup tinggi dalam pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan tergabung dalam program Bank Sampah tersebut. Berdasarkan fenomena di atas peneliti berkeinginan untuk meneliti permasalahan Program Penyadaran Kebersihan Berbasis Bank Sampah Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan tersebut yang berkaitan dengan perencana sosial dan pembangunan terutama dalam hal pengelolaan sampah pada kawasan pesisir tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Adapun yang perumusan masalah yang dapat peneliti ambil dalam membuat proposal penelitian tentang Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang yaitu : 1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat ikut serta dalam program Bank Sampah di Kelurahan Belawan Sicanang? 8

2. Bagaimana penerapan program bank sampah dalam upaya penyadaran kebersihan lingkungan pada masyarakat pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan? 3. Bagaimana pola kesadaran masyarakat pesisir kelurahan Belawan Sicanang dalam hal kebersihan lingkungan sekitar setelah adanya program bank sampah? 1.3. Tujuan Penelitian Setelah menemukan rumusan masalah yang akan diteliti dalam sebuah penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi masyarakat ikut serta dalam program bank sampah di Kelurahan Belawan Sicanang. 2. Untuk mengetahui upaya program rumah kompos dan bank sampah dalam memberdayakan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. 3. Untuk mengetahui pola kesadaran kebersihan lingkungan masyarakat pesisir dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. 1.4. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat maupun sumbangsihnya bagi peneliti khususnya maupun bagi masyarakat pada umumnya. Terutama bagi 9

perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini. 1. Secara Teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi, pemahaman, serta sumbangsih bagi mahasiswa khususnya dalam perkuliahan sosiologi lingkungan maupun masyarakat luas dalam meningkatkan wawasan. Yang nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang sosiologi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah setempat dalam hal pengelolaan sampah. 1.5. Definisi Konsep 1. Kesadaran Masyarakat Kesadaran Masyarakat adalah pikiran sadar (pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/perilaku yang dilukiskan sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan prinsip sebab musabab. Kesadaran tersebut timbul akibat adanya perasaan mengalami permasalahan yang sama berdasarkan prinsip sebab musabab yang jelas. 2. Penyadaran Kebersihan Lingkungan Penyadaran Kebersihan Lingkungan adalah sebuah bentuk usaha dalam menyadarkan (memberi pengetahuan) kepada seseorang akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 3. Kebersihan Lingkungan 10

Kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman. 4. Program Pengelolaan Sampah Program Pengelolaan Sampah adalah sebuah usulan akan untuk suatu kegiatan untuk mengelola sampah sesuai dengan prosedur yang telah tersusun pada rancangan usulan tersebut. 5. Bank Sampah Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. 6. Reuse, Reduce, dan Recycle (3R) Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. 7. Masyarakat Pesisir Kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. 8. Kelompok Sosial 11

Kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok Sosial. 9. Nilai Sosial Kebersihan Sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah mengenai kebersihan lingkungan. 10. Organisasi Suatu kelompok orang dalam suatu wadah yang terbentuk akibat adanya kebiasaan yang sama dalam suatu urusan dan memiliki tujuan bersama. 11. Sosialisasi Suatu konsep umum yang dapat diartikan sebagai suatu proses di mana kita dapat belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. 12. Lembaga Suatu bentuk kelompok yang mengandung seperangkat norma-norma, peruturan-peraturan yang menjadi ciri lembaga tersebut. 13. Partisipasi Partisipasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan dan terlibat langsung dalam sebuah kegiatan tertentu. 14. Pemberdayaan Masyarakat 12

Menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan/peluang, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat itu dalam menentukan masa depan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri 15. Sampah Sampah adalah sebuah benda yang tidak terpakai dan terbuang karena sudah dianggap tidak berguna bagi manusia maupun alam sekitar dan berbentuk padat maupun semi padat. 13