Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

PENYIAPAN BENIH. : Pengenalan Varietas Bawang Putih

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

PASCA PANEN BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TEKNIK PENGERINGAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BAWANG MERAH (Allium cepa L) DI PROVINSI ACEH. Eka Fitria

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PENGOLAHAN LAHAN BAWANG PUTIH

PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat B. Hasil Belajar 1. Kompetensi Dasar 2. Indikator Keberhasilan

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

TATA CARA PENELITIAN

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB III SARANA PRASARANA

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

KONSEP SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Merah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

SOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.:

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

Dairi merupakan salah satu daerah

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Penanganan Hasil Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III.TATA CARA PENELITIAN

BABHI BAHAN DAN METODE

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

PETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok. Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil membuat benih cabe

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Faktor-faktor yang diintrodusir oleh manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

LAMPIRAN. Lampiran 1. Denah Penelitian. Keterangan: A, B, C, D, E, F, G = Perlakuan penelitian 1, 2, 3 = Ulangan perlakuan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN

Transkripsi:

PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih yang telah siap untuk dipanen di hamparan pertanaman/di lahan 2. Amati keragaan tanaman bawang putih yang siap untuk dipanen dengan ciri-ciri, yaitu : umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90 sampai dengan 120 hari. Umbi bawang putih siap panen bila sudah menunjukkan ciri masak panen optimal, yaitu ada perubahan warna tangkai daun dari hijau segar menjadi kekuningan, pangkal batang mengeras dan umbi mulai keluar di permukaan tanah.

INFORMASI Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90 sampai dengan 120 hari. Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50% daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras. Umbi bawang putih siap panen bila sudah menunjukkan ciri masak panen optimal, yaitu ada perubahan warna tangkai daun dari hijau segar menjadi kekuningan, pangkal batang mengeras dan umbi mulai keluar di permukaan tanah Ciri-ciri tanaman siap panen adalah terjadi perubahan warna pada daun dari hijau menjadi kuning dg tingkat kelayuan 35-60%. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman dengan tangan pada saat cuaca cerah. Produksi umbi mencapai 5,6 sampai 12 ton/ha Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi. 1997. Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. Dinas Pertanian Magetan. 2015. SOP Budidaya Bawang Putih. : Cara Panen Bawang Putih Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan panen bawang putih dengan cara mencabut dengan hati-hati jangan sampai patah. Alat : - Tali untuk mengikat tanaman bawang putih - Pikulan untuk wadah dan mengangkat bawang putih dari lahan ke tempat untuk perosesing atau pasca panen Bahan : Tanaman bawang putih yang siap untuk dipanen

1. Siapkan Alat - Tali - Pikulan 2. Siapkan Bahan pertanaman bawang putih yang siap panen 3. Melakukan panen bawang putih dengan cara mencabut tanaman dengan hati-hati sampai ke akarnya. 4. Mengetahui hasil umbi bawang putih dengan mutu yang baik dan tingkat ketuaan sesuai untuk calon benih. INFORMASI Bawang putih di cabut dengan hati-hati jangan sampai patah. Bawang putih yang telah di cabut diikat dan dikumpulkan di tempat yang teduh kemudian dibawa dengan menggunakan pikulan. Bawang putih yang sudah dipanen dibersihkan dari daun-daun yang kering dan dibuang akarnya. Kemudian digantung diangin anginkan diatas para-para (pogo) Mendapatkan hasil umbi bawang putih dengan mutu yang baik dan tingkat ketuaan sesuai untuk benih. Panen bawang putih tergantung pada varietasnya, yaitu antara 90-120 hst. Ciri-ciri tanaman siap panen adalah terjadi perubahan warna pada daun dari hijau menjadi kuning dg tingkat kelayuan 35-60%. Panen dilakukan dengan cara mencabut

tanaman dengan tangan pada saat cuaca cerah. Produksi umbi mencapai 5,6 sampai 12 ton/ha Sumber Pustaka Hilman. Y, A. Hidayat, dan Suwandi. 1997. Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. Seleksi Calon Umbi Benih Saat Panen Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan seleksi calon umbi benih saat panen Bahan : Umbi bawang putih calon benih 1 Siapkan Alat : - Tali bambu - Timbangan untuk menimbang - Para-para untuk menyimpan calon benih dengan cara digantung 2 Bahan Umbi bawang putih yang sudah dipanen 3 Memilih umbi bawang putih yang baik, sehat, sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. 4 Melakukan pengeringan alami selama 10-15 hari 5 Mengikat tanaman dan umbi bawang putih per 100 umbi dalam satu ikatan INFORMASI Memilih umbi bawang putih yang baik sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. Jika terdapat campuran varietas lain (CVL) sejak di lapang yang sudah ditandai perbedaannya dan tidak sama dengan deskripsi varietas, maka pemanenannya harus disendirikan dan tidak dijadikan benih. Dikering anginkan selama 10-15 hari kemudian diikat per 100 umbi dengan daunnya.

Di tingkat petani, cara dan peralatan dalam menangani pascapanen di tingkat petani masih dilaksanakan secara tradisional. Cara pengeringan adalah (1) dikeringkan langsung di bawah sinar matahari dengan posisi bagian umbi ditutup dengan daunnya, (2) dikeringkan dalam bangsal berlapis dengan cara digantung baik di kebun maupun di rumah. Pengeringan juga dapat dilakukan di ruangan dengan menggunakan asap kayu (pengasapan). Setelah kering, umbi disimpan di gudang, selama penyimpanan 3 bulan susut bobotnya mencapai sekitar 40%. Penyimpanan untuk bibit memerlukan waktu yang lebih lama (5-6 bulan untuk varietas dataran medium dan rendah, 9 bulan untuk varietas dataran tinggi). Suhu optimum untuk penyimpanan umbi adalah 30 c dan kelembaban 70% menunjukkan mutu umbi bawang putih terbaik (sinaga et al. 1993). Selain dengan penyimpanan yang baik, kehilangan dan kerusakan produk bawang putih dapat dikendalikan dengan proses pengolahan yang benar. Pengolahan bawang putih bertujuan agar produk tersebut lebih tahan lama di simpan dan lebih mudah dalam pengemasan dan pengangkutan. Salah satu cara pengolahan bawang putih adalah dengan proses sebagai tepung. Sampai saat ini penggunaan tepung bawang putih dalam industri pangan sudah cukup banyak misalnya dalam produk-produk chips yang sekarang sedang berkembang di indonesia. Masalah utama dalam pembuatan tepung bawang putih adalah hilangnya komponen aroma akibat proses pemanasan. Hasil penelitian di balai penelitian tanaman sayuran menyimpulkan bahwa perlakuan suhu pengeringan 50-80 o c menghasilkan kandungan vrs tertinggi dan penerimaan panelis terhadap warna dan aroma tepung bawang putih yang paling disukai.

PASCA PANEN BAWANG PUTIH Pelayuan (Curing) Bawang Putih Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan pelayuan (curing) dan pengeringan untuk calon benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih yang sudah layu dan siap untuk dikeringkan dan hingga kering askip sehingga bisa masuk dalam gudang penyimpanan Bahan : Umbi bawang putih yang telah diseleksi dan dibersihkan sebelum dikeringkan No Kegiatan Foto 1 Siapkan umbi calon benih bawang putih yang telah dibersihkan dan siap dikeringanginkan 2 Amati keragaan tanaman bawang putih yang akan dikeringanginkan 3 Lakukan pelayuan di para-para dengan cara daun bawang putih terletak di atas dan menutupi umbinya. Pelayuan dengan tujuan melayukan daun bawang putih 4 Lakukan pengeringan bawang putih 7-10 hari hingga kering askip (kering mati) dengan cara dikeringanginkan dengan sinar matahari. Setelah kering askip ditandai dengan kadar air telah stabil (memasukkan umbi bawang putih dalam kantong plastik yang tertutup selama 24 jam, dan jika tidak berembun maka telah kering askip) maka bawang putih siap masuk gudang penyimpanan INFORMASI Perawatan/Pelayuan (Curing) Curing atau pelayuan daun warna kulit umbi lebih merah dan mengkilat Proses pelayuan dan pengeringan untuk mengurangi kadar air Ikatan daun bawang sebanyak 1 genggam menjadi 1 ontel/ 1 ikat/ 1 gedeng

Pelayuan selama 2-3 hari atau sesuai kondisi daun (sudah setengah kering), posisi daun di atas menutupi umbi sehingga tidak terkena sinar matahari langsung Curing atau Pelayuan bawang putih dengan cara dikering anginkan selama 10-15 hari Kemudian diikat per 100 rumpun. Di daerah umumnya cara dan peralatan dalam menangani pascapanen di tingkat petani masih dilaksanakan secara tradisional. Cara pengeringan adalah (1) dikeringkan langsung di bawah sinar matahari dengan posisi bagian umbi ditutup dengan daunnya, (2) dikeringkan dalam bangsal berlapis dengan cara digantung baik di kebun maupun di rumah. Pengeringan juga dapat dilakukan di ruangan dengan menggunakan asap kayu (pengasapan). Setelah kering, umbi disimpan di gudang, selama penyimpanan 3 bulan susut bobotnya mencapai sekitar 40%. Penyimpanan untuk bibit memerlukan waktu yang lebih lama (5-6 bulan untuk varietas dataran medium dan rendah) dan 9 bulan untuk varietas dataran tinggi). Suhu optimum untuk penyimpanan umbi adalah 30 C dan kelembaban 70% menunjukkan mutu umbi bawang putih terbaik. Penyimpanan bawang putih merupakan masalah penting yang dihadapi petani, akibat penyusutan bobot bisa mencapai 50% lebih. Daya simpan umbi bawang putih bergantung kepada perlakuan pra panen seperti pemupukan dan cara pengeringan umbi. Selain itu pengeringan bawang putih dapat menggunakan alat in store drying yang telah dibuat oleh BB Mektan. Seleksi calon benih bawang putih gudang sebelum masuk Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan seleksi calon umbi benih bawang putih 1 Siapkan Bahan Umbi bawang putih yang telah kering askip dan siap masuk gudang

2 Memilih umbi bawang putih yang baik, sehat, tidak terserang hama dan penyakit, sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. INFORMASI Seleksi di gudang : dilakukan 2-3 kali, membuang benih keropos, cacat, terserang OPT, tidak bernas dan menggrading ukuran benih sesuai deskripsi varietas. BPSB melakukan pengawasan 1-2 kali. Memilih umbi bawang putih yang baik sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. Jika terdapat campuran varietas lain (CVL) sejak di lapang yang sudah ditandai perbedaannya dan tidak sama dengan deskripsi varietas, maka pemanenannya harus disendirikan dan tidak dijadikan benih. Sumber Pustaka Hilman. Y., A. Hidayat, dan Suwandi. 1997. Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. : Penyimpanan Calon Benih Bawang Putih Di Gudang Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan penyimpanan calon umbi benih bawang putih di gudang Bahan : Umbi bawang putih calon benih yang telah terseleksi 1 Siapkan Timbangan Untuk menimbang calon benih bawang putih sebelum masuk gudang 2 Bahan Umbi bawang putih yang sudah diseleksi sebelum masuk gudang 3 Lakukan penimbangan umbi calon benih bawang putih sebelum masuk gudang sehingga dengan demikian dapat

diketahui susut bobot setelah menjadu benih 4 Memasukkan umbi calon benih bawang putih di gudang dan meletakkannya di parapara dengan posisi daun di atas INFORMASI Umbi bawang putih untuk benih sebaiknya disimpan pada suhu rendah sekitar 20 C dan kelembaban relatif 60% sampai 70%. Softneck bawang putih biasanya dapat disimpan selama enam sampai delapan bulan pada suhu kamar, sedangkan bawang putih hardneck biasanya mulai memburuk setelah sekitar tiga sampai empat bulan. Pada 20 C, hardneck bawang putih dapat disimpan selama tujuh bulan tanpa dehidrasi yang signifikan. Suhu antara 30 dan 35 C akan menyebabkan tumbuh, dan kelembaban lebih besar dari 70% cenderung untuk mendorong keluarnya akar (rooting) Seleksi Benih Bawang Putih Di Dalam Gudang Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam melakukan seleksi umbi benih bawang putih di dalam gudang. 1 Siapkan Bahan Umbi bawang putih yang telah masuk dalam gudang 2 Memilih umbi bawang putih yang baik, sehat, tidak terserang hama dan penyakit, sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. 3 Seleksi dalam gudang dilakukan 2-3 kali dengan melibatkan Pemulia atau UPTPSBTPH sehingga benih lebih bermutu dan berlabel

INFORMASI Seleksi di gudang : dilakukan 2-3 kali, membuang benih keropos, cacat, terserang OPT, tidak bernas dan menggrading ukuran benih sesuai deskripsi varietas. Seleksi benih di gudang dapat melibatkan pemulia tanaman dan petugas UPTPSBTPH dan melakukan pengawasan serta seleksi benih di gudang sebanyak 2 3 kali dengan mengambil contoh benih 1-2 kali. Seleksi dan yang akan dilanjutkan dengan sertifikasi mengacu pada standar mutu benih bawang putih yang telah dibuat peraturannya oleh Pemerintah sesuai kelas benih yang akan dihasilkan. Memilih umbi bawang putih yang baik sambil memisahkan yang rusak, cacat, secara tersendiri. Jika terdapat campuran varietas lain (CVL) sejak di lapang yang sudah ditandai perbedaannya dan tidak sama dengan deskripsi varietas, maka pemanenannya harus disendirikan dan tidak dijadikan benih. Sumber Pustaka Hilman. Y., A. Hidayat, dan Suwandi. 1997. Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. Sumber : Bahan Ajar Kegiatan pendampingan/pengawalan pengembangan dan peningkatan pro komoditas strategis pertanian melalui pengadaan benih/bibit Tanaman Pangan (kedelai), Hortik Perkebunan, dan peningkatan kinerja SIWAB, Pengadaan Alat Pasca Panen dan Pengolahan H Tanaman Hortikultura dan Perkebunan serta dukungan Penelitian dan Pengembangan Perbenih Perbibitan Komoditas Strategis Pertanian.yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian, Mahasiswa STPP, Dosen, Widyaiswara, Petugas Teknis dan Fungsional (POPT, PBT, Medis Veteriner, W dan fungsional lainnya), Pusat Pelatihan Pertanian, BPSDMP Kementerian Pertanian RI.