BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PERSETUJUAN ii. HALAMAN PERSEMBAHAN iii. MOTTO v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI viii.

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL 4A) DI RSUD KOTA SURAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

REGISTRASI. Oleh Lily Wijaya, Amd.Per.Kes., SKM., MM.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

PELAKSANAAN PEMBUATAN PELAPORAN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN (RL 4B) DI RS BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di rumah sakit. Rekam medis merupakan catatan tertulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang. klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis memberikan informasi yang akurat. Informasi yang akurat dan tepat sangat diperlukan guna menunjang mutu pelayanan kesehatan untuk pemenuhan pembuatan laporan. Rekam medis merupakan salah satu sumber data dalam pembuatan pelaporan di rumah sakit. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat. Terdapat empat tahapan dalam pengolahan data dan penyajian data yaitu pengumpulan, data pengolahan data, analisis data dan penyajian data. Statistik kesehatan merupakan bagian dari kegiatan di bidang rekam medis, yang dikerjakan di bagian pelaporan. Kegiatan pelaporan terdiri dari pengumpulan data statistik rumah sakit untuk pemenuhan pembuatan pelaporan bersumber dari register, sensus harian dan indeks. Pengumpulan data dalam pembuatan pelaporan memerlukan suatu kerjasama yang baik, maka data yang diperlukan akan lebih mudah terkumpul dan pengolahan data dapat segera dilakukan (Depkes, 1997).

2 Menurut Permenkes 1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), disebutkan bahwa Permenkes 1410/MENKES/SK/X/2003 revisi V dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi kemudian diubah menjadi SIRS revisi VI. Gambaran umum SIRS revisi VI adalah pelaporan terdapat dua jenis, yaitu pelaporan intern (dalam rumah sakit) dan pelaporan ekstern (keluar rumah sakit). Pelaporan ekstern diantaranya Rekapitulasi Laporan (RL)1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan setiap saat (update); RL 2 berisikan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan, berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman, pelaporan eksternal telah beralih ke SIRS revisi VI mulai tahun 2013. Proses pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas rawat inap masih terdapat kendala daripada proses pengolahan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan. Salah satu kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas adalah banyak berkas rekam medis rawat inap yang belum terisi lengkap. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui proses pelaksanaan pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien

3 rawat inap. Proses pengelolaan data merupakan bagian yang penting untuk menghasilkan informasi yang valid, akurat dan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan yang nantinya untuk pengambilan keputusan, untuk melihat penyakit yang paling banyak muncul dan untuk kebijakan penambahan fasilitas kesehatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) RSUD Sleman?. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pelaksanaan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman; b. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL4a) di RSUD Sleman.

4 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan pengolahan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap sehingga informasi yang diberikan lebih tepat dan akurat. 2. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan referensi untuk membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dari rumah sakit mengenai permasalahan pada objek penelitian dan menerapkan teori yang peneliti peroleh di institusi pendidikan. 4. Bagi Peneliti Lain Menambah wacana dan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut. E. Keaslian Penelitian 1. Nurhidayati (2010) dengan judul Pelaksanaan Pengelolaan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Penelitian Nurhidayati (2010) bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan data morbiditas pasien rawat jalan dan mengetahui kendala dalam pengelolaan data morbiditas pasien rawat jalan di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten. Hasil penelitian ini adalah data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL 2b) dan data keadaan

5 penyakit khusus pasien rawat jalan (RL 2b1) belum dibuat sehingga belum memenuhi kebutuhan pihak eksternal rumah sakit. Kendala yang dihadapi adalah ketidak-akuratan data yang dihasilkan oleh sensus harian rawat jalan, kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi coding, loading lambat komputer yang digunakan dan belum ada komunikasi yang efektif antara instalasi rekam medis dan perawat klinik jiwa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nurhidayati (2010) adalah sama-sama meneliti tentang pelaksanaan pelaporan yang ada di rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan sama yaitu penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan cross-sectional. Perbedaan penelitian ini dengan Nurhidayati (2010) adalah pada tujuan. Tujuan penelitian Nurhidayati (2010) adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan data morbiditas pasien rawat jalan serta mengetahui kendala dalam pengelolaan data morbiditas pasien rawat jalan di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap serta mengetahui kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap. 2. Riastiti (2012) dengan judul Pelaksanaan Pelaporan Morbiditas Pasien Rawat Jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Yogyakarta Penelitian Riastiti (2012) bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan laporan bulanan di setiap unit dan pengirimannya dari

6 setiap unit ke unit pusat BP4 Yogyakarta, mengetahui proses pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di BP4 Yogyakarta dan pengirimannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan pengiriman laporan bulanan morbiditas pasien rawat jalan dari setiap unit ke unit pusat dan laporan morbiditas pasien rawat jalan ke Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta serta mengetahui upaya yang telah dilakukan pihak BP4 Yogyakarta dalam mengatasi keterlambatan pengiriman laporan bulanan morbiditas pasien rawat jalan dan laporan morbiditas pasien rawat jalan. Hasil dari penelitian ini adalah penanggung jawab pembuatan laporan bulanan morbiditas pasien rawat jalan di setiap unit BP4 Yogyakarta berbeda-beda. Proses pengumpulan data laporan bulanan tersebut juga dilaksanakan dengan cara berbeda-beda karena belum terdapat prosedur tetap yang tertulis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Riastiti (2012) adalah sama-sama tantang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Riastiti (2012) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Riastiti adalah untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Yogyakarta. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap dan mengetahui kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap.

7 3. Lestari (2006) dengan judul Pelaksanaan Pembuatan Laporan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 2a) Di Rumah Sakit Grhasia Provinsi DIY Penelitian Lestari (2006) bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan laporan morbiditas pasien rawat inap (RL 2a), faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan, keuntungan atau manfaat laporan morbiditas pasien rawat inap (RL 2a). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat inap (RL 2a) di rumah sakit Grhasia Provinsi DIY belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes RI. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sumber daya manusia, sarana/alat dan prosedur. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lestari (2006) adalah sama-sama tentang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Lestari (2006) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Lestari adalah mengetahui pelaksanaan laporan morbiditas pasien rawat inap, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan, keuntungan atau manfaat laporan morbiditas pasien rawat inap. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap serta mengetahui kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap.