BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

Tinjauan Pemberian Kredit Guna Bhakti (KGB) Dengan Menggunakan Analisis 5c Pada Bank Bjb Kantor Cabang Tamansari Bandung

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negeri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini era pembangunan telah menunjukkan perkembangan terutama

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi. Perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat,

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sedang dihadapi dan dijalankan pada saat

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usaha adalah permodalan guna memenuhi kebutuhan perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan koperasi di Indonesia dalam Perekonomian Nasional berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunian perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan. kebijakan-kebijakan diantaranya kebijkan ekonomi makro yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KREDIT (STUDI PADA KOPERASI MARSUDI MULYO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. (LBKK). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Keuangan Bukan Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yang memburuk akibat krisis global dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kreditor dengan nasabah sebagai debitor. Sesuai kesepakatan antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya, bantuan dana ini dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

I. PENDAHULUAN. menampakan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih. mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BABI PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan. usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan

KERANGKA PEMIKIRAN III.

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik untuk negara ataupun daerah. Peran penting UKM tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT. Oleh : Fatmah Paparang 1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. dengan kata lain koperasi sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. dengan memperhatikan kedudukan dan tujuan koperasi seperti tersebut diatas, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kegiatannya koperasi mengelola berbagai jenis usaha bagi anggotanya. Salah satu jenis usaha yang biasanya dikembangkan adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini sesuai dengan pasal 44 UU no 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian yang menyatakan Bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang 1

2 bersangkutan koperasi lain dan atau anggotanya. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi dasar bagi koperasi untuk melaksanakan. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sebagai lembaga keuangan yang bergerak disektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam menunjang sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat koperasi. Bagi masyarakat dengan golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil yang hanya mempuyai modal yang terbatas unit ini sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha maupun memenuhi kebutuhanya. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sangat membantu kehidupan masyarakat di sekitarnya dengan bantuan pinjaman guna perluasan usahanya, KSP juga menerima simpanan dari masyarakat, dan masih banyak lainnya. Masyarakat Indonesia sebagian besar adalah masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil yang hanya mempunyai modal berskala terbatas, pasti akan menemui kendala di bagian modal yang dapat mengakibatkan berhentinya usaha. Salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan permodalan adalah dengan meminjam dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP). dengan pinjaman tersebut diharapkan masyarakat akan terbantu dalam menjaga kelangsungan usahanya. 1 Lembaga Keuangan baik formal maupun non formal keberadaanya saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana yang tidak kecil jumlahnya dan manfaat dari usaha tersebut baru akan diterima pada masa yang 1 Baswir, yang dikutip dalamhttp://www.lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/chapter_i/ 07510052.pdf, 2000, hal 7

3 akan datang. Sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah apakah mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya. Pihak KSP dalam mengambil keputusan untuk memberikan pembiayaan, terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, pembiayaan yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh KSP untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian pembiayaan. Pemberian pembiayaan yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan- penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian pembiayaan dari pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase pembiayaan macet. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian pembiayaan yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas pembiayaan yang diduga akan bermasalah, sehingga pembiayaan tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan. 2 Semakin besar pembiayaan macet yang di hadapi oleh KSP, maka menurun pula tingkat kesehatan KSP mempengaruhi tingkat likuiditas dan solvabilitas, yang dapat mempengaruhi kepercayaan para penitip dana atau para nasabah. Semakin besar jumlah pembiayaan bermasalah, maka semakin besar jumlah dana cadangan yang harus disediakan semakin besar pula tanggungan ksp untuk mengadakan dana cadangan tersebut. Dampak yang ditimbulkan oleh 2 Pinbuk,BMT Sebagai alternatif model LKM.(Jakarta:pinbuk,2000) hal 7

4 pembiayaan bermasalah tersebut menguatkan keharusan ksp untuk berusaha mengupayakan penanggulangan ataupun pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibat pembiayaan bermasalah tersebut. Jika pembiayaan sudah tergolong bermasalah atau macet maka penarikannya tidaklah semudah pemberian pembiayaan itu sendiri. diperlukan keahlian, pengalaman, waktu dan biaya yang cukup besar. oleh karena itu KSP harus hati-hati dalam memberikan pembiayaan. Sebelum menerima permohonan pembiayaan, KSP lebih dahulu melakukan analisis pembiayaan. Analisis pembiayaan sangat mempengaruhi keberhasilan program pembiayaan yang akan dijalankan, yang sekaligus mempengaruhi pendapatan KSP karena sebagian besar usaha KSP difokuskan pada pemberian pembiayaan. Analisis pembiayaan yang baik dapat mengantisipasi terjadinya pembiayaan bermasalah atau macet. Sebelum KSP memberikan pembiayaan kepada calon debitur perlu diadakan evaluasi. Adapun aspek yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan adalah aspek 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions. KSP dapat memberikan pembiayaan kepada calon debitur apabila persyaratan yang ditetapkan dapat terpenuhi. Terhadap kelengkapan data pendukung permohonan pembiayaan, ksp juga melakukan penilaian kelengkapan dan kebenaran informasi dari calon debitur dengan cara petugas KSP melakukan wawancara dan kunjungan ketempat usaha debitur. Tujuan analisis pembiayaan adalah menilai mutu permintaan pembiayaan baru yang diajukan oleh calon debitur ataupun permintaan pembiayaan terhadap pembiayaan yang sudah pernah

5 di berikan yang diajukan oleh debitur yang lama. Sehingga dengan adanya analisis tersebut maka akan meminimalisir adanya pembiayaan yang bermasalah. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka pihak KSP dapat menganalisis pembiayaan yang diajukan calon debitur dengan lebih baik atau untuk mengontrol penggunaan dana oleh debitur, sehingga resiko ketidakpastian perolehan dana diminimalkan dan keputusan pemberian pembiayaan bagi pihak KSP tidak keliru. Maka Pengaruh mekanisme kelayakan pembiayaan yang di kenal dengan 5C sangatlah menarik untuk diteliti dengan mengaitkan faktorfaktor dominan yang mempengaruhi keputusan pemberian pembiayaan Ijarah. Khususnya pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. Produk Pembiayaan Ijarah juga sebagai salah satu bentuk produk pembiayaan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung secara umum sebagai produk yang paling diminati yaitu dengan sistem simpan pinjam. Maka hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh mekanisme kelayakan 5C kepada nasabah terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti menetapkan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Apakah Pengaruh Aspek Character nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung? 2. Apakah Pengaruh Aspek Capacity nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung? 3. Apakah Pengaruh Aspek Capital nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung? 4. Apakah Pengaruh Aspek Collateral nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung? 5. Apakah Pengaruh Aspek Condition nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Sesuai Fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Untuk Mengetahui Pengaruh Aspek Character nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung.

7 2. Untuk Mengetahui Pengaruh Aspek Capacity nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Aspek Capital nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. 4. Untuk Mengetahui Pengaruh Aspek Collateral nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. 5. Untuk Mengetahui Pengaruh Aspek Condition nasabah dalam mekanisme kelayakan terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan secara teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia koperasi. 2. Kegunaan secara praktis : a. Bagi lembaga KSP 1. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan antara KSP dengan penyelenggara jurusan untuk kerja sama lebih lanjut. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam membuat kebijaksanaan atau keputusan dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah.

8 b. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai sarana pijakan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan memperluas penelitian dari sisi yang berbeda. E. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian Dalam penelitian ini akan membatasi ruang lingkup obyek penelitian pada Variabel Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada nasabah pembiayaan ijarah pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. F. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan definisi variabel secara operasional, secara praktik, secara riil, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian yang di teliti. Selanjutnya untuk menghindari terjadinnya kesalah pahaman dalam menginterpretasi istilah istilah dalam penelitian ini serta memahami pokok uraian, maka penulis mengemukakan pengertian dari judul Pengaruh mekanisme kelayakan 5C kepada nasabah terhadap pembiayaan ijarah di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. a. Secara Konseptual 1. Pengaruh Pengaruh merupakan sebuah hal yang abstrak yang tidak bisa dilihat dan tapi bisa dirasakan keberadaannya dan kegunannya dalam kehidupan dan aktifitas manusia sebagai mahluk sosial. pengaruh tidak

9 bisa menunjukkan fungsinnya dengan maksimal jika seseorang tidak menjalankan peranannya sebagai makhluk sosial di masyarakat. 3 2. Analisis 5C a. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang- orang yang akan diberikan kredit benar- benar harus dapat dipercaya. b. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudhorib dalam menjalankan usahannya guna memperoleh laba yang diharapkan. c. Capital Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon mudhorib. d. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik e. Condition Condition adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat memengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib. 3 Diakses dari http://dilihatya.com/2236/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli pada hari selasa tanggal 4 Agustus 2015 pukul 04:45.

10 b. Secara Operasional Pengaruh Mekanisme Kelayakan 5C kepada nasabah terhadap pembiayaan ijarah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) PETA Tulungagung. Yang digunakan untuk menentukan layak tidaknya nasabah diberi pembiayaan khususnya pembiayaan Ijarah dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan nasabah.