11 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Lala, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai dari bulan Februari hingga Juni 2010. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan yang dilakukan penulis adalah dengan cara melakukan kegiatan di lapangan sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten afdeling serta dengan cara mempelajari dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit di kebun Sei Lala. Pada bulan pertama dan kedua, penulis bertugas sebagai pendamping mandor dengan tugas melaksanakan instruksi dari asisten afdeling. Pada bulan ketiga dan keempat penulis bertugas sebagai pendamping asisten afdeling dengan tugas sebagai berikut: (1) menyusun rencana kerja dan anggaran biaya afdeling, (2) melaksanakan rencana kerja yang telah disusun, (3) mengawasi pelaksanaan kerja, (4) mengevaluasi pelaksanaan kerja, dan (5) membuat laporan hasil pelaksanaan kerja dan biaya yang telah digunakan. Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan magang terdiri atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan secara langsung di lapangan dengan mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Aspek teknik budidaya yang secara khusus diamati adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan produktivitas kelapa sawit, yaitu pemupukan dan jumlah populasi tanaman per hektar. Data sekunder meliputi data yang telah tersedia di perusahaan yang menunjang kegiatan magang, seperti sejarah dan kondisi umum perusahaan, data iklim, peta, kondisi lahan, varietas
12 tanaman kelapa sawit dan data lain yang berkaitan dengan aspek pemeliharaan tanaman, kondisi pertanaman dan produksi, faktor tenaga kerja (jumlah, prestasi, dan keterampilan), sarana serta prasarana yang tersedia, norma kerja di perusahaan, serta aspek manajerial perusahaan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan). Data sekunder diperoleh dengan mempelajari dan menganalisis laporan manajerial yang ada (laporan bulanan, laporan triwulanan, dan laporan tahunan) serta studi pustaka. Data sekunder yang digunakan untuk kepentingan analisis terdiri atas data topografi, curah hujan, pemupukan, jumlah tanaman per hektar (SPH), umur tanaman, buah mentah, dan buah busuk. Data yang digunakan merupakan data selama enam tahun terakhir, yaitu mulai dari bulan Januari 2004 hingga bulan Desember 2009. Data curah hujan yang digunakan dalam analisis merupakan rata-rata jumlah curah hujan per bulan. Data topografi disesuaikan dengan klasifikasi yang telah dibuat oleh PT Tunggal Perkasa Plantations untuk tiap blok tanaman. Data kelompok umur diperoleh dari hasil pengurangan tahun yang digunakan untuk analisis (2002 2009) dengan tahun tanam kelapa sawit. Data SPH merupakan hasil rata-rata jumlah SPH per blok tanam. Data pemupukan merupakan data jenis pupuk yang digunakan oleh Kebun Sei Lala. Data buah mentah dan buah busuk merupakan hasil rata-rata jumlah buah mentah dan buah busuk per blok tanam. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan untuk setiap satuan terkecil yang ada di kebun, yaitu blok. Metode yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dengan pendekatan Univariate General Linear Model dan menggunakan uji Bonferroni tingkat lanjut. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah SPSS v. 16 for windows. Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobbdouglas, yaitu:
13 Y = a X1.1 b1.1 X1.2 b1..2 X1.3 b1.3 X2.1 b2.1 X2.2 b2.2 X2.3 b2.3 X2.4 b2.4 X3.1 b3.1 X3..2 b3.2 X3.3 b3.3 X4.1 b4.1 X4.2 b4.2 X4.3 b4.3 X5.1 b5.1 X5.2 b5.2 X5.3 b5.3 X5.4 b5.4 X6 b6 X7 b7 e u dimana : Y = produktivitas tanaman kelapa sawit. Satuan pengukurannya adalah kg/ha/bulan. X 1.1 = kelompok curah hujan < 60 mm/bulan. X 1.2 = kelompok curah hujan 60 100 mm/bulan. X 1.3 = kelompok curah hujan > 100 mm/bulan. X 2.1 = kelompok umur tanaman kelapa sawit < 7 tahun. X 2.2 = kelompok umur tanaman kelapa sawit 7 11 tahun. X 2.3 = kelompok umur tanaman kelapa sawit 12 25 tahun. X 2.4 = kelompok umur tanaman kelapa sawit > 25 tahun. X 3.1 = kelompok topografi flat/datar. X 3.2 = kelompok topografi rolling/bukit. X 3.3 = kelompok topografi rendahan. X 4.1 = kelompok jenis pupuk tunggal. X 4.2 = kelompok jenis pupuk campuran (tunggal dan majemuk). X 4.3 = kelompok jenis pupuk majemuk. X 5.1 = kelompok standar pokok per hektar (SPH) < 130 pokok. X 5.2 = kelompok SPH 130 135 pokok. X 5.3 = kelompok SPH 136 143 pokok. X 5.4 = kelompok SPH > 143 pokok. X 6 = Buah mentah dipanen. X 7 = Buah busuk. a = intersep, merupakan besaran parameter. bij = koefisien produksi yang juga merupakan elastisitas produksi. i = 1, 2, 3, 4, 5, 6. j = subfaktor produksi. u = pengganggu. e = 2.7182 (bilangan natural).
14 berikut: Bentuk persamaan di atas dapat diubah ke dalam bentuk linier Ln, sebagai Ln Y = Ln a + b1.1 Ln X1.1 + b1.2 Ln X1.2 + b1.3 Ln X1.3 + b2.1 Ln X2.1 + b2.2 Ln X2.2 + b2.3 Ln X2.3 + b2.4 Ln X2.4 + b3.1 Ln X3.1 + b3.2 Ln X3.2 + b4.1 Ln X4.1 + b4.2 Ln X4.2 + b4.3 Ln X4.3 + b5.1 Ln X5.1 + b5.2 Ln X5.2 + b5.3 Ln X5.3 + + b5.4 Ln X5.4 + b6 Ln X6 + b7 Ln X7 + U Peubah curah hujan, topografi, kelompok umur, SPH, dan jenis pupuk untuk memudahkan pengamatan diubah menjadi peubah kualitatif, yakni kategorik dengan bantuan peubah boneka (dummy). Sandi boneka yang digunakan adalah 1 untuk pengamatan yang masuk satu kategori dan 0 untuk pengamatan yang masuk kategori lain. Jika peubah bebasnya berjumlah k, misal D1, D2, D3,..., Dk, maka peubah bonekanya berjumlah k-1. Hasil perhitungan dari fungsi Cobb-Douglas diuji pengaruhnya, baik pengaruh keseluruhan parameter regresi maupun pengaruh masing-masing faktor secara tersendiri, menggunakan uji-f dan uji-t. F adalah: H0 : bi = 0 H1 : bi 0 F hitung = KT bi Hipotesis yang diajukan dalam melakukan analisis dengan menggunakan uji KT bi KT galat, dimana : kuadrat tengah variabel ke-i. KT galat : kuadrat tengah galat variabel ke-i. Bila : F hitung > F tabel maka tolak H0. F hitung < F tabel maka terima H0. Jika H0 ditolak berarti secara bersama-sama variabel dalam proses produksi mempunyai hubungan terhadap proses produksi, sebaliknya jika H0 diterima berarti secara bersama-sama variabel dalam proses produksi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Pengujian koefisien produksi bertujuan untuk mengetahui apakah faktor produksi tertentu berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit.
15 Hipotesis yang diajukan dalam melakukan analisis dengan menggunakan uji-t adalah: H0 : bi = 0 H1 : bi 0 t - hitung = bi sbi, dimana bi sbi : koefisien regresi variabel ke-i. : standar error variabel ke-i. Bila : t - hitung > F tabel maka tolak H0. t - hitung < F tabel maka terima H0. Jika H0 ditolak berarti faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap hasil produksi dan jika H0 diterima maka faktor produksi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi.