BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

ANALISIS AKTIVITAS PERLINDUNGAN SINAR UV SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol.

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Struktur eugenol. O CH 3 CH 2

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

PENGEMBANGAN SENYAWA TURUNAN BENZALASETON SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DEVELOPMENT OF BENZALACETON DERIVATIVE AS SUNSCREEN AGENT

OCH 3 CH 2 CH CH 2. Gambar.1.1. Struktur eugenol

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Andi Suryana, Ngadiwiyana, Ismiyarta Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

I. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIVITAS TABIR SURYA PADUAN OKTIL P-METOKSI SINAMAT (OPMS) - NANOPARTIKEL EMAS SEBAGAI BAHAN KOSMETIK

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

Sumali W dan Enrico. Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1.1 Struktur khalkon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12

RINGKASAN. SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Bogem (Sonneratia caseolaris (L.) Engler) merupakan salah satu spesies

KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI MATRIKS DALAM SEDIAAN FARMASI TABIR SURYA TURUNAN SINAMAT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)

RANCANGAN, 28 SEPTEMBER 2017 NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

22 Sintesis Senyawa.(Nurul Hidayati & Suyatno)

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

STRUKTURISASI MATERI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matahari memancarkan radiasi ultra violet yang tidak dapat dirasakan atau diketahui keberadaannya oleh tubuh dan radiasi yang berlebih dapat menyebabkan efek yang merugikan. Faktor yang diketahui mempengaruhi efek biologi dari pajanan luar yaitu dosis serap, distribusi pajanan pada tubuh, distribusi waktu pajanan dan usia. Radiasi ultra violet (UV) yang berasal dari matahari dibedakan menjadi sinar ultraviolet A atau UV-A (λ 320-400 nm), UV-B (λ 290-320 nm) dan UV-C (λ 200-290 nm) (Havas, 2008). Radiasi UV-C diserap oleh oksigen pada lapisan terluar atmosfer yang kemudian membentuk lapisan ozon yang berfungsi sebagai filter atau pelindung terhadap radiasi UV dengan panjang gelombang < 310 nm. Dewasa ini lapisan ozon semakin berkurang akibat dari pelepasan chlorofluorocarbon (CFC) yang berasal dari kegiatan manusia. Hal ini dapat menyebabkan beberapa dampak buruk akibat pajanan radiasi UV akan menjadi semakin besar. Sinar UV-B sering disebut sebagai sunburn spectrum karena dapat merusak membran sel, sehingga mengakibatkan kulit merah dan terbakar, merusak sel-sel kulit yang selanjutnya berakibat pada rusaknya mekanisme regenerasi sel-sel itu sendiri. Begitu juga dengan sinar UV-A menimbulkan efek terbakar pada kulit namun lebih lemah dibanding UV-B. Efek kumulatif jangka panjang UV-A sama dengan UV-B, karena intensitas yang sampai ke bumi kirakira 10 kali UV-B. Efek biologis yang disebabkan pajanan radiasi UV berupa hilangnya sifat elastisitas (elatosis), dilasi pembuluh darah, dan penebalan kulit (keratosis). Sedangkan efek jangka panjangnya berupa kanker kulit melanoma dan penuaan dini (Alatas, 2004). Radiasi UV tidak hanya bersumber dari sinar matahari yang sampai ke bumi saja, namun beraktivitas di dalam ruangan pun kita terancam terpapar pajanan sinar UV. Compact fluorescent light (CFL) atau yang disebut lampu hemat energi memancarkan sinar UV (Sharma, 2009). Lampu hemat energi berbeda dengan lampu neon, lampu hemat energi tidak memiliki prisma pendifusi 1

2 untuk menyaring radiasi UV, maka dapat menimbulkan masalah sensitivitas pada kulit terutama pada orang dengan penyakit kulit tertentu (Havas, 2008). Dewasa ini semakin marak penggunaan Tanning bed atau lampu berjemur yang menggunakan lampu-lampu UV buatan untuk mencoklatkan kulit. Tren ini berkembang di Amerika, setiap harinya lebih dari 1 juta warga Amerika melakukan indoor tanning di salon dan ditemukan peningkatan sebesar 75% resiko kanker kulit squamous cell carcinoma dan melanoma (Anonim, 2010). Pemakaian produk kosmetik dan perawatan tubuh yang memiliki kandungan sebagai tabir surya kini telah meningkat. Peningkatan kebutuhan produk ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan diri dari pajanan matahari, yaitu untuk mengurangi efek karsinogenik dan kerusakan kulit yang diakibatkan radiasi sinar UV. Produk tabir surya yang telah banyak digunakan seperti krim siang untuk wajah, hand body losion, bedak, lipstick, dan lain-lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan produk tersebut maka penelitian dalam pengembangan senyawa tabir surya baru pun semakin maju. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan produk yang memiliki efesiensi perlindungan yang lebih baik, kestabilan kimia yang lebih besar, mudah dijangkau dan dapat memenuhi permintaan pasar. Bahan dasar kosmetik yang beperan sebagai pelindung kulit manusia dikenal sebagai tabir surya (sunscreen). Bahan kimia ini memiliki karakteristik mampu menyerap radiasi UV dari sinar matahari. Cara kerja senyawa tabir surya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai pengeblok fisik dan kimia. Tabir surya pengeblok fisik bekerja dengan memantulkan radiasi, contoh senyawa pengeblok fisik adalah TiO 2 dan ZnO. Kelemahan senyawa tabir surya yang diformulasikan dengan seng oksida berlebih dapat menembus kulit, bertindak sebagai fotosensitizer dan meningkatkan produksi radikal bebas ketika terpapar sinar UV. Berbeda dari pengeblok fisik, senyawa pengeblok kimia bekerja dengan cara menyerap energi radiasi. Pengeblok kimia yang telah banyak diproduksi sebagai tabir surya adalah oktokrilena (OCR), 2-Hidroksi-4-metoksibenzofenon (BENZO-3) dan oktil metoksi sinamat (OMC) (Ferreira et al., 2013).

3 Pemanfaatan senyawa hasil alam yang semakin meningkat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya informasi berbagai manfaat bahan alam yang semakin gencar dan kecenderungan masyarakat untuk kembali ke penggunaan bahan alami (back to nature). Termasuk penggunaan bahan dasar kosmetik dan farmasi. Sintesis senyawa aktif dalam kosmetik dan obat kini telah banyak yang menggunakan bahan dasar hasil isolasi bahan alam. Produk kosmetik berbahan dasar alami ini lebih digemari oleh konsumen karena untuk menghindari efek samping berupa iritasi pada kulit, ketergantungan penggunaannya serta menghindari efek jangka panjang berupa kanker. Penggunaan produk bahan alami ini semata-mata untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang diproduksi dari minyak bumi mengingat persediaan minyak bumi kini semakin menipis. Senyawa turunan sinamat berpotensi memiliki aktivitas perlindungan radiasi UV karena memiliki ciri mampu menyerap radiasi secara kimia. Struktur sinamat mempunyai inti benzena yang tersubstitusi pada posisi orto maupun para yang terkonjugasi dengan gugus karbonil yang membentuk ester. Contoh senyawa turunan sinamat yang disintesis dari bahan alam yaitu 3,4-dimetoksi isoamil sinamat yang berbahan dasar minyak cengkeh dan minyak fusel (Wahyuningsih et al., 2002). Selain itu, senyawa turunan sinamat banyak disintesis dari etil p- metoksi sinamat (EPMS) hasil isolasi rimpang kencur (Kaempferia galanga Linn.) baik itu dalam berupa padatan (Soeratri, 2005) maupun minyak atsirinya (Regianto, 2009). Kencur (Kaempferia galanga Linn.) adalah salah satu jenis temu-temuan yang banyak dimanfaatkan oleh rumah tangga, industri obat, makanan maupun minuman. Rimpang kencur dipergunakan untuk meramu obat-obat tradisional yang sudah banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik jamu. Rimpang kencur ini mempunyai khasiat obat antara lain ekspektoransia, diuretika, karminatif, stimulansia, penambah nafsu makan, tonikum, obat masuk angin, obat asma, infeksi bakteri dan anti jamur. Kandungan etil p-metoksi sinamat di dalam rimpang kencur menjadi bagian yang penting di dalam industri kosmetik karena bermanfaat sebagai bahan pemutih dan juga anti aging atau penuaan jaringan kulit (Rosita, 2006).

4 Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar dunia. Nilai ekspor komoditas atsiri pada tahun 2004 mencapai US$ 47,2 juta, namun Indonesia juga mengimpor hasil olahan minyak atsiri (derivat, isolat, dan formula) sebesar US$ 117,20 juta (Rizal, 2006). Nilai jual produk minyak atsiri dapat ditingkatkan dengan memproduksi senyawa turunannya, yang dapat diaplikasikan langsung menjadi bahan aktif untuk kebutuhan kosmetik, farmasi, parfum dan pangan. Salah satu jenis minyak atsiri yang menjadi komoditas utama di Indonesia adalah minyak cengkeh. Minyak ini merupakan hasil distilasi bunga, batang dan daun cengkeh (Syzygium aromaticum), terdiri dari dua komponen utama yaitu eugenol (80-90%) dan kariofilen (10-20%) (Sudarma et al., 2009). Komponen lain dalam minyak cengkeh yang banyak dimanfaatkan adalah isoeugenol yang kandungannya hanya 5-15%, namun dapat diperoleh lebih banyak melalui isomerisasi eugenol. Isoeugenol merupakan senyawa fenolik, struktur fenolik isoeugenol berupa cincin aromatik yang tersubstitusi satu gugus hiroksil dan rantai alkena, memiliki sistem konjugasi yang lebih panjang dibanding isomernya yaitu eugenol. Isoeugenol memiliki peran besar dalam bidang farmasi, contohnya sebagai antiseptik dan analgesik. Isoeugenol juga digunakan sebagai bahan utama pewangi pada parfum, produk perawatan tubuh dan deodorant. Foeniculum vulgare Mill. atau yang lebih dikenal dengan nama adas merupakan tumbuhan yang berasal dari daratan Eropa. Tanaman ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, yang banyak ditanam oleh penduduk dataran tinggi Yogyakarta. Minyak atsiri yang didistilasi uap biji adas mengadung komponen utama anetol 66,1-69,0% dan mengandung fenkon, pinen, limonene, dipenten, felandren, metilchavikol, p-anisaldehida, dan asam anisat sekitar 20% (Radulovic, 2010). Menurut Agusta (1998) minyak adas yang disimpan selama 3 bulan mengalami perubahan komponen kimia karena mengalami oksidasi dan reduksi menjadi p-anisaldehida, anis keton dan benzil metilketon. Para-Anisaldehida merupakan aldehida aromatis yang banyak digunakan sebagai bahan sintesis melalui reaksi kondensasi. Para-Anisaldehida banyak diproduksi melalui reaksi oksidasi anetol menggunakan KMnO 4 (Kusumaningsih et al., 2000).

5 Perkembangan penelitian tabir surya baru dari turunan etil p-metoksi sinamat yang telah ada hanya melakukan pemanjangan gugus alkil yang berperan untuk memperoleh senyawa dengan lipofilisitas tinggi. Contoh hasil penelitian senyawa tabir surya yang tidak larut dalam air antara lain sikloheksil p-metoksi sinamat, 2-etoksi etil p-metoksi sinamat, dietanolamin p-metoksi sinamat dan oktil p-metoksi sinamat (Suzana et al., 2011). Dengan cara pemanjangan rantai alkil tersebut efektivitas perlindungan dan kestabilan kimia cenderung tidak menjadi lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas perlindungan dari radiasi UV adalah dengan memperpanjang rantai konjugasi sehingga panjang gelombang serapan UV semakin meningkat. Substitusi gugus etil pada etil p-metoksi sinamat dengan gugus yang mempunyai cincin aromatik akan menghasilkan sistem konjugasi yang lebih panjang, karena sistim ikatan rangkap terkonjugasi tersebut akan mengalami resonansi selama terkena pancaran sinar UV. Substitusi gugus etil oleh isoeugenol melalui reaksi transesterifikasi diharapkan menghasilkan senyawa tabir surya yang memiliki efisiensi perlindungan yang lebih baik dan kestabilan kimia yang lebih besar. Senyawa tabir surya p-metoksi alkil sinamat pada dasarnya dapat disintesis dari senyawa p-metoksi benzaldehida dan alkil asetat melalui reaksi kondensasi Claisen. Para-Anisaldehida merupakan aldehida aromatis dengan komponen penyusunnya terdiri dari gugus benzena, gugus karbonil tetapi tidak mempunyai H alfa. Kondensasi Claisen akan terjadi bila aldehida tersebut direaksikan dengan suatu ester yang mempunyai hidrogen aktif dengan menggunakan katalis basa dan akan menghasilkan senyawa turunan p-metoksi alkil sinamat. Tabir surya yang efektif untuk diaplikasikan dalam produk kosmetik yaitu yang memiliki serapan pada daerah 250-370 nm yang menyebabkan pigmentasi dan eritema, serta menunjukkan SPF yang tinggi pada konsentrasi rendah. Tahir (2002) melakukan uji aktivitas senyawa sinamat tersubstitusi yaitu 4-metoksi isoamil sinamat, 3-metoksi isoamil sinamat, 3,4,5-trimetoksi isoamil sinamat, 2,4-dimetil isoamil sinamat, 4-dimetilamin isoamil sinamat, 2,4-dimetoksi isoamil sinamat, 3,4-dimetoksi isoamil sinamat, 2,5-dimetoksi isoamil sinamat, dan

6 2-hidroksi isoamil sinamat. Produk yang menunjukkan aktivitas relatif baik yaitu 4-metoksi isoamil sinamat, senyawa tersebut memiliki gugus metoksi pada posisi para. Ditinjau dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Apakah etil p-metoksi sinamat dapat diisolasi dari rimpang kencur? 2. Apakah isoeugenil p-metoksi sinamat dapat disintesis melalui reaksi transesterifikasi etil p-metoksi sinamat hasil isolasi dari rimpang kencur dan eugenol? 3. Apakah isoeugenil p-metoksi sinamat dapat disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen antara isoeugenil asetat dan p-anisaldehida? 4. Apakah isoeugenil p-metoksi sinamat memiliki aktivitas sebagai tabir surya dengan metode uji spektrofotometri UV dan menunjukkan nilai Sun Protection Factor (SPF) tinggi pada konsentrasi rendah? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan isolasi etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur. 2. Melakukan sintesis isoeugenil p-metoksi sinamat melalui reaksi transesterifikasi etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur dengan isoeugenol. 3. Melakukan sintesis isoeugenil p-metoksi sinamat melalui kondensasi Claisen isoeugenil asetat dan p-anisaldehida. 4. Melakukan pengukuran aktivitas isoeugenil p-metoksi sinamat sebagai tabir surya dengan menentukan nilai SPF. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai metode yang tepat dalam preparasi sampel untuk isolasi etil p-metoksi sinamat.

7 2. Memberikan informasi bahan dasar alami untuk sintesis senyawa tabir surya isoeugenil p-metoksi sinamat yaitu rimpang kencur, minyak cengkeh dan minyak adas. 3. Memberikan informasi pengembangan metode konversi nilai guna minyak atsiri menjadi produk turunannya yang bernilai lebih tinggi.