BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia 2.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha melalui penerbitan saham dan obligasi. Perusahaan dapat membiayai kebutuhan modal (capital expenditure) jangka panjang, tanpa tergantung pada pinjaman bank atau pinjaman luar negeri. Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah hindia belanda pada tahun 1912. Namun pada tahun 1914 sampai dengan 1918 Bursa Efek harus ditutup karena perang dunia ke I, lalu dibuka kembali pada tahun 1939. Dan ditutup kembali pada tahun 1942-1952 karena terjadi perang dunia ke II. Pada tanggal 10 agustus 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh presiden Suharto. Namun perdagangan Bursa Efek pada saat itu sangat lesu, jumlah emiten hingga 1978 baru mencapai 24, karena masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibanding instrument pasar modal. Setelah beberapa tahun kemudian barulah pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian terbentuklah perusahaan Bursa Efek indonesia. 14
15 2.2. Perkembangan Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin menunjukan bahwa efek/saham semakin banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahuntahunn sebelumnya, investasi di pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Investasi di pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka, terjadinya alokaasi dana yang efisien. Saat ini investasi dalam bentuk portofolio (obligasi, saham, atau surat berharga lainnya) lebih menarik karena dianggap memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dan relatif tidak membutuhkan perizinan yang rumit, investasi portofolio yang paling marak indonesia selama kurun waktu 2001 hingga 2008 adalah investasi di pasar modal. Pada tahun 2001, IHSG berada pada level 470,23 dan pada akhir tahun 2007 berada pada 2745,83 atau naik sebesar 438,93 persen, jika di rata-rata pertahunnya sebesar 69,13 persen. 2.3. Gambaran Umum Industri Pertambangan Pertambangan adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan dan persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat, benda cair, dan gas. Kegiatan pertambangan tersebut dapat dilakukan diatas permukaan bumi (tambang terbuka). Kegiatan pertambangan mencakup penggalian, pengerukan, dan penyedotan dengan tujuan mengambil benda padat, cair, atau gas yang ada
16 didalamnya. Hasil kegiatan ini antara lain minyak dan gas bumi, batubara, biji besi, biji timah, nikel, bauksit, tembaga, emas dan perak. Perkembangan sektor pertambangan dan penggalian sangat berfluktuasi dan pada umumnya cenderung tumbuh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian terutama dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan pada subsektor pertambangan migas. Mengingat karakteristik investasi dibidang pertambangan yang padat modal, beresiko tinggi dan tingkat pengembalian modal yang lama, perbankan nasional kurang berminat membiayai sektor ini. Akibatnya pemahaman terhadap prospek pembiayaan sektor ini sangat kurang. 2.4. Manfaat Ekonomi Industri Pertambangan Indonesia Kegiatan pertambangan di indonesia berpotensi memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar bagi perkenomiaan domestik. Manfaat tersebut dalam berupa tambahan bagi PDB, Pendapatan rumah tangga dan kesempatan kerja baik pada level nasional maupun regional. Juga tidak kalah pentingnya, melalui royalti dan pembayaran berbagai jenis pajak dan restribusi, adalah peran pertambangan menjadi sumber penerimaan negara. Manfaat bagi perekonomian makro tentunya dapat dihitung dari nilai penjualan, nilai tambah, pendapatan pekerja dan penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan. Namun perlu diingat bahwa dengan adanya mekanisme keterkaitan ekonomi, kegiatan pertambangan memberikan efek multiplier bagi perekonomian. Oleh karena itu, akibat adanya aktifitas
17 pertambangan akan sangat banyak tumbuh dan berkembangnya unit-unit kegiatan ekonomi. Berkembangnya unit-unit kegiatan ekonomi tersebut sangat mungkin memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar. 2.5. Jenis Usaha Pertambangan Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi indonesia. Dalam undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaaan, dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pertambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengankutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. Usaha pertambangan ini dikelompokan atas; 1). Pertambangan Mineral Mineral adalah senyawa anorganik yang berbentuk dialam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristel teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau bantuan, diluar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. 2). Pertambangan Batubara Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuhan-tumbuhan. Pertambangan batubara adalah
18 pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. 2.6. Tantangan Bisnis di Perusahaan Pertambangan Persoalan masih membelit sektor ini adalah sulitnya perizinan pemakaian lahan hutan di indonesia, peraturan seperti negosiasi dan pemakaian lahan di hutan lindung masih menjadi kendala. Dan sektor pertambangan di indonesiapun pada tahun 2012 semakin berat menyusul tekanan krisis global yang dialami pada saat itu. Krisis utang di eropa membuat aktivitas melambat, dampaknya, ekspor komoditas, seperti timah dan nikel ke wilayah eropa juga tertekan. Krisis eropapun banyak dimanfaatkan spekulan yang mempermainkan pasar sehingga harga sejumlah komoditas mengalami penurunan, hal ini terjadi pada timah yang mengalami penurunan harga yang signifikan, sehingga membuat beberapa pengusaha timah diindonesia memboikot penjualan timah di spot market. Krisis eropa masih bisa ditangani dengan mengalihkan pembeli dari eropa kekawasan asia Cina, India atau Korea yang juga Demand-nya tinggi. Permasalahan yang paling mendasar sebenarnya ada didalam negeri yaitu peraturan yang kurang jelas dan tidak mendukung pertambangan itu sendiri. Dan tantangan ekternal lainnya adalah harga emas yang terus naik, dan profit perusahaan pertambangan emas seperti Newcrest mengalami kenaikan, sehingga kesadaran untuk menjaga produksi per OZ dilevel operasional semakin menurun. Untuk itu, solusinya adalah pemerintah yang mewakili
19 masing-masing sektor harus duduk bersama untuk mencapai kesepakatan bersama untuk menjadikan sektor pertambangan diindonesia menjadi lebih baik dan lebih kuat lagi dibidang sektoral tersebut.