BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

dokumen-dokumen yang mirip
STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam. memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT DIRUANG RAWAT INAP LANTAI 5 BLOK C RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang. memberikan pelayanan keperawatan dan menyelengarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dilihat dari beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian, (Anik, 2013), keinginan keluar perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kronis sehingga dalam laporan pemerintah Amerika Serikat, Stres kerja dijuluki

BAB I PENDAHULUAN. National Institute of Occupational Safety and Health di Amerika Serikat

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit). Menurut SK Menteri Kesehatan RI.No.983/Menkes/SK/XI/1992

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena situasi ini dapat mempengaruhi semua dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Nightingale pada tahun 1859 menyatakan bahwa hospital should no harm the patients

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. kemasan dengan merk Viro di Bandung-Jawa Barat. Viro lahir sejak tahun 2004,

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres kerja merupakan salah satu masalah yang serius didunia bahkan stres ditempat kerja bisa membebani perusahaan dengan biaya yang mahal karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh Annual Labour Day Survey (2001) melaporkan bahwa 1 dari 5 orang penduduk Amerika mengalami stres kerja disepanjang hidup mereka. Survei ini juga dilakukan oleh Yale University and The Families Work Institute yang mengatakan bahwa 40% pekerja di Amerika juga mengalami stres berat berkaitan dengan pekerjaan mereka (Akramunnas, 2009). Selye (1950, dikutip dari Hidayat, 2007) mengatakan bahwa stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Artinya bila seseorang yang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, yang menyebabkan orang tersebut dapat mengalami stres. Sebaliknya apabila seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi beban tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka orang itu tidak akan mengalami stres. Stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan yang dapat menimbulkan stres disebut stresor. Bentuk stresor yang menunjukkan suatu 1

2 kebutuhan yang tidak terpenuhi bisa saja didapat dari kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual, atau kebutuhan kultural (Potter & Perry, 2005). Rosiana (2008) mengatakan bahwa saat ini perawat merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami stres kerja. Stres kerja tersebut disebabkan karena adanya tuntutan pekerjaannya yang semakin kompleks. Pernyataan ini didukung juga oleh Robbins (1998, dalam Rosiana, 2008) yang mengatakan bahwa perawat yang bekerja di dalam bidang kesehatan cenderung mempunyai tingkat stres yang tinggi, karena tugas dan tanggung jawab perawat bukanlah hal yang ringan untuk dipikul. Hal inilah yang bisa menimbulkan stres kerja pada perawat. Tingkat stres yang tinggi yang dihadapi oleh perawat didalam bekerja akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan secara tidak langsung akan mempengaruhi ritme kinerja para perawat yang dituntut untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan skill, knowledge dan kemampuan psikologis dalam menghadapi tantangan kerja pada perawatan pekerjaan untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada pasien dan keluarganya. Febriani (2009) mengatakan bahwa perawat merupakan salah satu komponen utama dalam pemberian layanan kesehatan, sehingga memiliki peranan penting terkait dengan mutu layanan kesehatan yang diberikan. Sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang sering bertemu dengan pasien

3 tidak memungkinkan juga perawat bisa mengalami stres. Semakin banyak jumlah pasien yang dirawat dan semakin beragamnya penyakit serta tingkat kebutuhan juga bisa memicu terjadinya stres. Dari satu sisi, seorang perawat harus menjalankan tugas yang menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya. Disisi lain, keadaan psikologis perawat sendiri juga harus tetap terjaga. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan rasa tertekan pada perawat, sehingga perawat mudah mengalami stres. Stres yang berlebihan akan berakibat buruk terhadap individu untuk berhubungan langsung dengan lingkungan secara normal. Akibatnya kinerja perawat menjadi buruk dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka berkerja. Hasil survey Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2006 dalam Febrianti (2009) yang melaporkan bahwa sekitar setengah (50,9 %) perawat Indonesia yang bekerja di empat provinsi mengalami stres kerja, dengan keluhan yang sering dialami yaitu pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena adanya beban kerja yang terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji yang rendah serta insentif yang tidak memadai. Penelitian lain yang dilakukan terkait stres kerja, stres kerja yang dialami perawat dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dan bisa juga dapat menyebabkan menurunnya kinerja. Seperti hasil penelitian Yesi (2010) yang menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan tingkat kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

4 Umum (RSUD) Pasaman Barat dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah persen (67,5%) responden memiliki tingkat stres kerja yang menengah dan sekitar setengah persen (52,5% ) responden memiliki kinerja baik. Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh Rony (2008) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang menunjukkan bahwa perawat yang dapat mengatasi stres kerja di Instalasi Gawat Darurat secara adekuat hanya sebesar 37,5%, sebagian besar perawat mengalami stres kerja dengan tingkat stres rendah sebesar 50% dan ditemui juga stres tingkat sedang, namun masih dalam persentase yang rendah yaitu 12,5%. Kinerja perawat dirumah sakit terutama sebagai perawat pelaksana dapat dilihat dari hasil yang dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan. Dengan demikian pencapaian standar praktik keperawatan yang tinggi atau kinerja perawat yang tinggi dalam pelayanan keperawatan akan mempengaruhi tingkat kualitas dalam keperawatan. Asuhan keperawatan yang optimal merupakan salah satu indikator dari kinerja perawat. Oleh karena itu kinerja perawat harus selalu ditingkatkan dalam pemberian asuhan keperawatan (Nathalia,R, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Joeharno (2008) menunjukkan bahwa tingkat kinerja perawat pelaksana memiliki kategori cukup sebesar 64,8% dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lansirang.

5 Pada tanggal 26 April 2012 peneliti melakukan survey awal di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai terhadap 10 (sepuluh) orang perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap, didapatkan informasi bahwa perawat mengatakan stres yang dialami akibat adanya risiko penularan penyakit seperti TBC, Hepatitis, Flu Burung dan AIDS. Selain itu perawat juga mengatakan ada faktor lain yang menimbulkan stres kerja yaitu beban kerja yang berlebihan, adanya konflik/perselisihan antar teman sejawat, kesulitan dalam merawat pasien kritis, kurangnya perhatian dari pihak rumah sakit terhadap perlindungan perawat dari penyakit infeksi, dan sering terjadi miskomunikasi dengan keluarga pasien karena keluarga pasien merasa kurang puas dengan pelayanan dan kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan milik pemerintah Kota Dumai memiliki 8 (delapan) ruangan rawat inap dengan jumlah pasien yang dirawat pada setiap tahunnya mengalami peningkatan. Bertambahnya jumlah pasien yang dirawat dapat menimbulkan permasalahan bagi perawat, terutama perawat yang bertugas diruang rawat inap, untuk itu diperlukan perhatian khusus agar perawat mampu bekerja secara optimal sehingga menghasilkan pelayanan keperawatan yang bermutu dengan menggunakan proses keperawatan yang terstruktur dan sistimatis. Proses keperawatan inilah yang nantinya dapat dijadikan tolak ukur evaluasi kinerja bagi perawat.

6 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melihat fenomena nyata apakah ada hubungan antara stres kerja terhadap kinerja perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai? 3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana tingkat stres kerja yang dialami perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai? 2. Bagaimana tingkat kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai? 3. Apakah ada hubungan stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai. 4. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai.

7 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : a. Mengidentifikasi stres kerja yang dialami perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai b. Mengidentifikasi kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai. 5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Menambah wawasan dan memberikan informasi dalam bidang manajemen keperawatan, khususnya tentang stres kerja yang dialami perawat dan sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan dalam hal pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan terkait stres dan kinerja perawat di rumah sakit. 2. Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan stres kerja perawat dengan kinerja perawat diruang Rawat Inap RSUD Kota Dumai dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada perawat agar stres pada saat bekerja tidak mempengaruhi kinerjanya, sehingga mutu pelayanan keperawatan yang diberikan dapat menjadi lebih baik.

8 3. Bagi penelitian selanjutnya Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian yang terkait di masa yang akan datang