BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra. Menurut Al-Ma ruf (2009:1) karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka ragam baik yang mengandung aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan, moral, maupun gender. Daya imajinatifnya, berbagai realitas kehidupan yang dihadapi sastrawan itu diseleksi, direnungkan, dikaji, diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa. Sastra merupakan karangan fiksi dan nonfiksi. Apabila dikaji melalui bentuk atau cara pengungkapannya, sastra dapat dianalisis melalui genre sastra itu sendiri, yakni puisi, novel, dan drama. Karya sastra juga digunakan pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya. Realitas ini merupakan salah satu faktor penyebab pengarang menciptakan karya, di samping unsur imajinasi. Salah satu cara untuk dapat mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidaklah semata-mata didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah saja. Menggali informasi pada karya sastra tidak harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi dapat dilakukan dengan cara menggali karya-karya fiksi seperti buku-buku sastra atau novel. Ratna (2003:60) menyatakan bahwa pada dasarnya antara sastra dengan masyarakat terdapat hubungan yang hakiki. Hubungan-hubungan yang dimaksud disebabkan oleh a) karya sastra oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat dan, d) hasil karya itu dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Banyak karya sastra dihasilkan melalui tangan-tangan sastrawan yang berbakat, yaitu puisi, novel, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Prosa naratif yang bersifat imajinatif berkaitan dengan hubungan-hubungan antar manusia. 1

2 Membaca karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sosial yang belum pernah dialami oleh pembaca. Sehingga, pembaca mendapatkan informasi berkenaan dengan masalah-masalah sosial melalui karya sastra. Di samping itu, pengarang juga mengajak pembaca untuk melihat, merasakan, dan menghayati kehidupan di dunia ini seperti yang dirasakan pengarang melalui karyanya (Nurgiyantoro, 2007:2-3). Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang yang sering kali menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Novel sebagai salah satu produk sastra memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif. Hal ini dimungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan. Pemilihan novel Cantik itu Luka sebagai bahan penelitian dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memahami aspek sosial yang tercermin dari sikap dan perilaku tokoh dalam novel tersebut. Novel yang dikaji dalam penelitian ini adalah novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan tahun 2015, 479 halaman yang diterbitkan oleh Gramedia Widiasarana Indonesia. Novel ini dipilih untuk dikaji karena novel ini banyak menceritakan tentang aspek-aspek sosial yang menimpa perempuan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pembaca dihadapkan pada hal-hal yang mencakup kehidupan sosial oleh para tokoh yang berjuang mendapatkan kemerdekaan dari tangan penjajah. Melalui karya sastra ini pengarang memberikan refleksi kepada pembaca tentang kehidupan sosial yang oleh para tokoh. Hal ini yang membuat peneliti memilih topik aspek sosial dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Novel Cantik itu Luka merupakan novel yang memiliki kelebihan tersendiri karena novel Cantik itu Luka ini berbeda dengan novel lainnya. Novel Cantik itu Luka ini menggambarkan tentang kisah perjuangan dilengkapi dengan menceritkan tentang legenda desa Halimunda, mitos, dan kisah misteri dalam pengembangan ide cerita pada novel tersebut. Menjadikan novel Cantik itu Luka unik dan berbeda dengan novel yang lain. Pada saat awal membaca novel Cantik itu Luka pembaca akan disuguhkan dengan kisah misteri yang berupa bangkitnya

3 Dewi Ayu dari kematiannya selama 25 tahun. Bab berikutnya, pembaca akan disuguhkan dengan legenda, kisah perjuangan, dan kisah percintaan yang jalan ceritanya tidak dapat ditebak oleh pembaca. Novel ini menampilkan tokoh utama dan tokoh tambahan yang memiliki kecerdasan, kepintaran, dan keunikan masing-masing sehingga membuat novel ini memiliki kejutan untuk disimak. Sosok Dewi Ayu yang memiliki kepribadian yang berani, tegas, dan pantang menyerah. Sedangkan, sosok unik lainnya ditunjukkan oleh sosok Cantik, nama dengan ciri fisik yang berbeda menjadikan pembaca salah fokus dalam memahami judul yang dibuat oleh pengarang. Rentetan kata dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan bisa dikonsumsi siapa saja yang menggemari karya sastra, khususnya novel. Eka Kurniawan merupakan sastrawan Indonesia yang jeli dalam mengamati fenomena-fenomena sosial budaya. Kehidupan masyarakat yang kompleks dan rumit ia tuangkan dalam tulisan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, tetapi mudah untuk disimak. Eka Kurniawan adalah salah satu pengarang yang produktif dalam sastra Indonesia. Eka Kurniawan telah melahirkan 2 karya, yaitu Cantik itu Luka dan Man Tiger yang mendapatkan penghargaan Internasional. Novel Cantik itu Luka telah dialih bahasakan menjadi tiga bahasa yakni bahasa Melayu Malaysia, Jepang, dan Inggris. Prestasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata, selain itu novel Cantik itu Luka untuk kedua kalinya dipentaskan dalam drama musikal di Jepang. Keistimewaan Eka Kurniawan dalam novel Cantik itu Luka adalah bahwa tokoh yang terlibat dalam novel tersebut dapat diungkapkan dengan cermat dalam jalinan cerita sehingga alur cerita tetap terjaga dari awal sampai akhir. Karya sastra khususnya novel yang baik yakni karya sastra yang dapat menampilkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi para pembacanya. Isi cerita dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan banyak dijumpai nilai pendidikan karakter yang nantinya dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Nilai pendidikan karakter adalah salah satu nilai yang dapat ditemui dalam sebuah karya sastra yang disampaikan pengarang melalui imajinasi dan ide dalam sebuah karya sastra. Menurut Wibowo (2013:21) pengajaran kesusasteraan masih sebagai bagian dari mata pelajaran, seperti bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia.

4 Alasan penulis memilih nilai-nilai pendidikan karakter dalam penelitian ini yaitu dengan pertimbangan bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia. Pendidikan karakter bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu, sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Salah satu penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul Modernisasi dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane Sebuah Kajian Sosiologi Sastra oleh Muslimin dalam Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, ISSN 2088-6020, Vol.1(1) Mei 2011. Penelitian ini berkenaan dengan kesadaran akan penceritaan inilah kemudian Armijn Pane sengaja mempertentangkan antara pemakaian bahasa dan suasana modern dengan nada tradisi dalam cerita belenggu, sehingga sejalan dengan pertentangan antara tradisi dan modern yang merupakan persoalan. Persoalan pertentangan antara modernitas dengan tradisi inilah (di luar pemakaian bahasa), yang kemudian dialami atau diperankan oleh tokoh Tono, atau Sukartono, yang ingin mengikis sedikit tradisi feodal bangsanya dengan bergaya ala kaum liberal. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan secara rinci dasar penelitian ini sebagai berikut, 1) dari segi penceritaan, novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan menarik dikaji secara sosiologis, 2) sepengetahuan penulis, novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan belum pernah diteliti dengan pendekatan sosiologis, 3) novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan mengungkapkan kehidupan sosial yang menarik untuk dikaji yaitu permasalahan kehidupan sosial yang terkandung dalam novel Cantik itu Luka, 4) terdapat nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan salah satu acuan pembelajaran pada mahasiswa, 5) relevansi dengan pembelajaran sastra pada mahasiswa. Berdasarkan paparan di atas dapat disintesiskan bahwasannya penelitian ini akan mengkaji tentang sosiologi sastra yang berkaitan dengan sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca yang terdapat dalam

5 novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan berdasarkan Wellek dan Austin dan nilai pendidikan karakter dalam novel tersebut serta relevansinya dengan pembelajaran sastra pada tingkat mahasiswa, maka penelitian ini berjudul Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan serta Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra pada Mahasiswa. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah tentang Kajian Sosiologi Sastra Pada Novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan dan Pendidikan Karakter serta Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra pada Mahasiswa. Fokus penelitian tersebut dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Deskripsi sosiologi pengarang dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. 2. Deskripsi sosiologi karya sastra dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurnaiwan. 3. Deskripsi tanggapan pembaca dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. 4. Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurnaiwan. 5. Relevansi novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan dengan pembelajaran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah latar belakang pengarang terhadap novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan? 2. Bagaimanakah kehidupan perempuan Indonesia pada masa penjajahan Belanda-Jepang dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan? 3. Bagaimanakah tanggapan pembaca terhadap novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan? 4. Bagaimanakah bentuk pendidikan karakter terhadap novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan?

6 5. Bagaimanakah relevansi novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan dengan pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi sebagai upaya pembentukan karakter mahasiswa? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. 2. Tujuan Khusus Sesuai dengan tujuan umum di atas, maka secara khusus penelitian bertujuaqn untuk menjelaskan dan mendeskripsikan: 1. Latar belakang pengarang dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan berdasarkan teori sosiologi sastra. 2. Kehidupan perempuan Indonesia pada masa penjajahan Belanda-Jepang yang sesuai dengan novel Cantik itu Luka karya Eka Kurnaiwan. 3. Tanggapan pembaca pada karya sastra yang terdapat dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. 4. Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. 5. Relevansi novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan dengan pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi sebagai upaya pembentukan karakter mahasiswa. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka ada beberapa manfaat yang bisa diberikan kepada pembaca dari penelitian yaitu: 1. Manfaat Teoretis Secara teori manfaat penelitian untuk melengkapi dan menambah khazanah keilmuan dalam bidang sastra. Kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap keilmuan dalam mengapresiasikan novel dan memberikan semangat kepada penikmat karya sastra secara mendalam.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, guru atau dosen Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bahan ajar untuk materi pembelajaraan yang berkenaan dengan kritik sastra pada novel serta memiliki manfaat sebagai wadah yang mampu menampung ekspresi mahasiswa dan memberikan nilai-nilai yang bersifat mendidik untuk diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Manfaat lain yang didapatkan adalah dengan menggunakan novel ini mahasiswa akan lebih memahami bentuk karya sastra yang lainnya dan cara mengembangkan novel dengan alur dan plot yang lain. Pemilihan diksi dan pengekspresian yang tepat tanpa mengurangi sisi hormat pada tokoh yang dimainkan oleh pengarang. b. Bagi pembaca, Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambahkan tingkat pemahaman kepada pembaca tentang adanya pendidikan karakter pada novel serta relevansinya dengan pembelajaran sastra di sekolah atau kampus. Disamping itu penelitian ini memiliki sisi positif tentang sastra dan mendapatkan pengaruh positif dari masyarakat sekitar sehingga diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini sekaligus memperkenalkan bentuk novel yang terbilang unik dan lain dari yang sudah ada. c. Bagi masyarakat, Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan citra dan cinta masyarakat kepada sastra sehingga implikasinya diharapkan mampu memberikan sumbangan yang besar dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan. d. Bagi siswa, Hasil penelitian penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami karya sastra, memperluas ilmu pengetahuan tentang dunia sastra dan meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra.

8 e. Bagi peneliti lainnya, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, khususnya dalam permasalahan yang akan dibahas jika berkaitan dengan kajian sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter, khususnya dalam novel.