METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

M. M. ADITYA SESUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2010

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB III LANDASAN TEORI

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

BAB III METODE PENELITIAN. aspal dan bahan tambah sebagai filler berupa abu vulkanik.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipresentasikan pada gambar bagan alir, sedangkan kegiatan dari masing - masing

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada penulisan ini merupakan serangkaian penelitian

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

BAB IV. HASIL dan ANALISA Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

Lampiran 1. Hasil Uji Agregat Kasar Dengan Mesin Impact Test

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah diagram alir dari penelitian ini : MULAI. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan selama penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut:

Tinjauan Pustaka. Agregat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi Umum Divisi VI. Jakarta.

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB IV PENGUJIAN JOB MIX FORMULA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alur seperti pada gambar 5.1.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERENCANAAN GRADASI AGREGAT CAMPURAN. dari satu fraksi agregat yang penggabungannya menggunakan cara analitis.

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PERENCANAAN PERSENTASE AGREGAT CAMPURAN. Dalam memperoleh gradasi argegat campuran yang sesuai dengan spesifikasi

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Transkripsi:

III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pembuatan Arang Tempurung Kelapa, dan Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pengujian Marshall Test dan Immersion Test. B. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Yamato, Muffle Furnace FM48 Alat ini digunakan untuk pembuatan arang aktif/karbonisasi tempurung kelapa dengan suhu 400 o C. 2. Satu Set Saringan (Sieve) Alat ini digunakan untuk memisahkan agregat berdasarkan gradasi agregat.

26 3. Alat Uji Marshall Terdiri dari alat pemadat Automatic Marshall Compactor untuk pemadatan benda uji Marshall dan Automatic Marshall Tester untuk Uji kinerja Marshall. 4. Alat Bantu Alat bantu yang digunakan antara lain : a. Cetakan Marshall b. Pemanas (Oven) c. Termometer digital d. Jangka sorong e. Timbangan elektronik f. Sarung tangan g. Bak perendam, dan lain-lain. C. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras pen 60/70. 2. Filler sebagai bentuk pengganti material filler yang digunakan berupa Arang Tempurung Kelapa (ATK). 3. Agregat yang digunakan adalah agregat yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan.

27 D. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu persiapan pustaka, persiapan bahan dan juga persipan alat yang digunakan. Persiapan bahan (aspal keras pen 60/70, agregat kasar, agregat halus dan filler) yaitu mendatangkan bahan dari sumbernya ke Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dan menyiapkan bahan-bahan tersebut untuk diuji sebelum digunakan dalam campuran beraspal. 2. Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan material yang digunakan mengikuti prosedur pemeriksan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Tabel 3.1 Standar Pengujian Aspal No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Penetrasi SNI 06-2456-1991 2 Titik Lembek SNI 06-2434-1991 3 Daktilitas SNI 06-2432-1991 4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 5 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991 Sumber : Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, Dirjen Bina Marga dalam Syahputra, 2008

28 Tabel 3.2 Standar Pemeriksaan Agregat No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990 2 Berat jenis dan penyerapan agregat kasar SNI 03-1969-1990 3 Berat jenis dan penyerapan agregat halus SNI 03-1970-1990 4 Los Angeles Test SNI 03-2417-1990 Sumber : Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, Dirjen Bina Marga dalam Syahputra, 2008 3. Perencanaan Campuran Pada penelitian ini gradasi campuran agregat yang digunakan adalah gradasi campuran XI dari spesifikasi Bina Marga seperti yang tercantum dalam Tabel 3.3. Perencanaan campuran beraspal tipe XI ini tidak dilakukan dengan mengambil nilai tengah dari setiap persen berat lolos saringan, melainkan dengan cara analisa saringan. Tabel 3.3 Gradasi Rencana Agregat Campuran Beraspal Tipe XI Saringan Syarat Tipe XI % % (mm) Bawah Atas Lolos Tertahan 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,075 100 74 48 33 15 10 4 100 92 70 53 30 20 9 100 90,68 77,62 51,80 35,80 24,74 18,07 14,43 6,10 0 9,32 13,06 25,82 16,00 11,06 6,67 3,64 8,33 Sumber : Spesifikasi Bina Marga (SNI 03-1937-1989) dalam Putra, 2001

29 4. Pembuatan Benda Uji a. Benda Uji Marshall Komposisi campuran benda uji terdiri dari agregat kasar, agregat halus, aspal dan filler. Bahan pengikat yang digunakan yaitu aspal keras pen 60/70 dengan variasi pengganti material filler arang tempurung kelapa 0%, 33,3%, 66,7%, dan 100% dari berat filler. Benda uji dibuat sebanyak 3 buah pada masing-masing variasi kadar aspal. Total benda uji Marshall yang dibuat sebanyak 72 buah. ATK Filler Abu Batu Tabel 3.4 Jumlah Benda Uji Benda Uji Mencari Nilai KAO pada Kadar Aspal Total 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5% Nilai Stabilitas Statis pada Nilai KAO 0% 100% 3 3 3 3 3 3 33,3% 66,7% 3 3 3 3 3 3 66,7% 33,3% 3 3 3 3 3 3 Total 72 100% 0% 3 3 3 3 3 3 Benda uji berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm). Pencampuran dilakukan secara manual dengan suhu pencampuran dan pemadatan selalu dikontrol dengan menggunakan termometer digital. Pemadatan campuran dilakukan sebanyak 75 kali tumbukan tiap sisi (atas dan bawah) dengan menggunakan alat Automatic Marshall Compactor. Setelah

30 pemadatan kedua sisi dilaksanakan benda uji dikeluarkan dari cetakan kemudian direndam pada suhu 60 o C selama 30 menit. b. Benda Uji Immersion Benda uji Immersion atau metode uji perendaman pada dasarnya sama dengan benda uji metode Marshall. Benda uji dibuat sebanyak 3 buah pada masing-masing variasi kadar aspal. Total benda uji Immersion yang dibuat sebanyak 12 buah. 5. Tahap Pengujian a. Pengujian Marshall Tahap pengujian selanjutnya adalah merendam benda uji Marshall dalam waterbath selama 30 menit pada suhu 60 o C. Setelah direndam benda uji Marshall diletakkan pada mesin uji Marshall. Pengujian Marshall bertujuan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) yang terjadi pada campuran beraspal, sesuai dengan prosedur SNI 06-2489-1991. Pada mesin Marshall benda uji dibebani dengan kecepatan sekitar 50 mm/menit. Beban pada saat terjadi keruntuhan dibaca pada arloji pengukur. Deformasi yang terjadi merupakan nilai flow yang dibaca pada flowmeter. Setelah pengujian

31 Marshall selesai, selanjutnya menghitung parameter campuran yaitu VIM, VMA, VFA, berat volume dan parameter lainnya. Tabel 3.5 Persyaratan Campuran Lapis Beton Aspal Cara Marshall Kriteria Campuran Lalu Lintas Berat 2 x 75 tumbukan Lalu Lintas Menengah 2 x 50 tumbukan Lalu Lintas Rendah 2 x 35 tumbukan Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak. Stabilitas (kg) 550 450 350 Kelelehan (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0 Stabilitas/Kelelehan (kg/mm) 200 350 200 350 200 350 Rongga dalam Campuran (%) 3 5 3 5 3 5 Sumber : Spesifikasi Bina Marga (SNI 03-1737-1989) dalam Putra, 2001 b. Pengujian Immersion Immersion Test atau metode uji perendaman pada dasarnya sama dengan metode uji Marshall, yang membedakan adalah pada waktu perendaman benda uji. Uji perendaman ini ditujukan untuk mengetahui durabilitas dari suatu campuran beraspal yang dinyatakan sebagai nilai indeks kekuatan sisa atau index retained of stability (IRS), yang dirumuskan : 6. Hasil Penelitian di Laboratorium dan Pembahasan Dari hasil penelitian di laboratorium akan diperoleh nilai stabilitas statis, dan index durabilitas suatu campuran bergradasi kasar dengan menggunakan aspal keras pen 60/70 sebagai bahan pengikat dan Arang Tempurung Kelapa sebagai material pengganti filler.

32 E. Diagram Alir Penelitian Persiapan Pembuatan Arang Tempurung Kelapa pada Suhu 400 o C Material Agregat Material Aspal Pengujian Karakteristik Mutu: 1. Pengujian Arang Tempurung Kelapa (BJ Arang) 2. Pengujian Aspal (Penetrasi, Titik Lembek, Daktilitas, Berat Jenis, Kehilangan Berat) 3. Pengujian Agregat (Analisa Saringan, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus, Los Angeles Test) Pembuatan Sampel untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum dengan Variasi Perlakuan: 1. Kadar Aspal: dengan 5 variasi (4,5%; 5,0%; 5,5%; 6,0%; 6,5%) 2. Kadar Arang Tempurung Kelapa: dengan 4 variasi (0%; 33,3%; 66,7%; 100%) Menentukan untuk Kadar Aspal Optimum menggunakan Metode Marshall: 1. Pengujian Marshall Test (Stabilitas, VIM, VMA, VFA, Flow, MQ) 2. Perhitungan Kadar Aspal Optimum (KAO) Pembuatan Benda Uji pada Nilai KAO Pengujian Benda Uji pada Nilai KAO: 1. Pengujian Marshall Test (Stabilitas, VIM, VMA, VFA, Flow, MQ) 2. Pengujian Immersion Test (Indeks Kekuatan Sisa) Hasil dan Analisa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian