BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimulai pada awal tahun Ketika krisis ekonomi terjadi pada awal-awal

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing, mendorong pelaku bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era yang penuh dengan segala persaingan baik pada sektor pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu hal yang sedang marak dan menjadi topik perbincangan dalam setiap waktu, karena manusia tidak terlepas dari kehidupan berekonomi. Inilah yang menjadikan manusia senang dan sebalikny, hal itu menjadikan manusia berselisih antara satu dengan yang lain. Dalam perekonomian terdapat suatu perikatan antara satu dengan yang lain. Dimana dengan perikatan inilah menimbulkan suatu hubungan hukum antara mereka yang melakukan perikatan dalam perekonomian. Terlepas dari itu, perikatan merupakan suatu peraturan yang diatur oleh hukum yang menghubungkan satu pihak dengan pihak lain, ada yang timbul dari persetujuan seperti jual beli, sewa-menyewa, persetujuan kerja dan sebagainya, akan tetapi ada pula yang ditimbulkan dari ketentuan undang-undang, yaitu ikatan untuk mengganti kerugian karena perbuatan yang merugikan orang lain. Perjanjian dalam sehari-hari tidak akan terlepas dari suatu perikatan, membeli barang menimbulkan perikatan dengan penjual, menjual barang juga menimbulkan perikatan dengan pembeli. Kalau pembelian dilakukan dengan 1

2 utang maka perikatan itu tertulis berlangsung hingga uang dibayar lunas. Begitupun sewa-menyewa juga tidak akan terlepas dari perikatan, orang yang menyewakan menimbulkan perikatan dengan penyewa, begitu juga sebaliknya penyewa menimbulkan perikatan dengan orang yang menyewakan. Dari uraian diatas sudah jelas, bahwa ikatan itu mengikat dua pihak dan dua pihak ini disebut subjek perikatan antara lain: 1. Pihak yang berhak menuntut atau penagih disebut kreditur. 2. Pihak yang wajib memenuhi tuntutan atau orang yang berutang disebut debitur. Adapun sesuatu yang dapat dituntut menurut undang-undang yaitu mereka yang tidak memenuhi kewajibannya yang disebut juga dengan wanprestasi, dimana seorang debitur tidak lagi mampu membayar atau melunasi dari apa yang dipinjam. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dua orang yang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal, maka dari perjanjian itulah timbul suatu perikatan atau hubungan hukum antara kedua belah pihak yang membuat perjanjian. Bentuk perjanjian berupa suatu perikatan yang mengandung janji atau kesanggupan yang diucapkan atau secara tertulis. Dengan demikian maka hubungan antara perikatan dengan perjanjian sangat erat karena perjanjian itu menimbulkan perikatan. Salah satu sumber

3 perikatan adalah perjanjian maka suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan karena kedua belah pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu. 1 Dalam Islam perjanjian itu sendiri merupakan suatu cara untuk mendapatkan hak milik yang sah dan cara umum memindahkan hak milik perjanjian ini menjelaskan tentang hubungan antara tawaran dengan penerimaan yang dikenali sebagai tanggung jawab dan pertalian antara dua belah pihak dengan merujuk kepada perikatan tertentu. 2 Pada hakikatnya semua manusia di muka bumi ini saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain dan tidaklah sanggup untuk berdiri sendiri untuk memenuhi segala kebutuhan hidup materi maupun non materi setiap harinya. Oleh karena itu Hukum Islam mengadakan aturan bagi keperluan itu untuk membatasi keinginan hingga mungkinlah manusia memperoleh maksudnya tanpa memberi mad}arat kepada orang lain. 3 Adapun salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lapangan mu amalah ialah ija>rah atau sewa-menyewa. Dalam melakukan aktivitas mustahil manusia bisa hidup berkecukupan tanpa hidup berija>rah dengan yang lain, karena itu boleh dikatakan bahwa pada dasarnya ija>rah adalah salah satu bentuk aktivitas antara dua belah pihak yang berakad guna meringankan salah satu pihak atau 1 Muhammad Musadi, Hukum Perikatan Menurut Kitab Undang-Undang Perdata,, h. 15 2 Muhammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam, h. 92 3 Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, h. 31

4 saling meringankan serta termasuk salah satu bentuk tolong menolong yang diajarkan agama. 4 Belakangan ini, sudah marak dengan bermacam-macam bentuk pembiayaan, baik itu jual beli secara langsung, sewa-menyewa dan ija>rah atau yang lebih dikenal dengan leasing, akan tetapi leasing bukanlah merupakan perjanjian sewa-menyewa biasa misalnya sewa-menyewa memiliki konstruksi yang sama, pihak yang satu yaitu lessee menggunakan barang kepunyaan lessor yang disertai dengan pembiayaan berkala. Tetapi dalam leasing menyangkut subjek dan objek dari perjanjiannya adalah tertentu. Subjek dalam perjanjian leasing itu syaratnya ditentukan dalam suatu peraturan dan mengenai objeknya adalah suatu barang modal bagi perusahaan. 5 Leasing merupakan kegiatan pembiayaan khusus untuk pengadaan barang modal yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dengan pengaturan pembiayaan secara berkala. Transaksi leasing juga memberikan hak pilih kepada perusahaan pemakai jasa leasing untuk membeli barang modal menjadi obyek leasing pada akhir periode. Kontrak memperpanjang waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Pengembangan industri leasing dimaksudkan selain untuk menambah pilihan pembiayaan usaha juga ditujukan untuk mendorong investasi dan industrialisasi yang dilakukan oleh sektor swasta. 4 Helmi Karim, Fiqh Mu amalah, h. 29 5 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, h. 94

5 Sedangkan pengertian leasing penulis tetap menggunakan sebagaimana dalam surat keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan RI Nomor Kep.122/MK/IV/2/1974, 32/M/SK/2/1974, 30/Kpb/1/1974 tanggal 7 Februari 1974, karena penulis belum menemukan surat keputusan yang baru tentang pengertian leasing itu sendiri. Pengertian leasing di Indonesia adalah: Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyelesaian barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembiayaan secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. (Bab I Ketentuan Umum Pasal I Ayat 1) Perjanjian leasing pada saat ini kerap di lakukan oleh semua lapisan masyarakat. Akan tetapi, perlu di ketahui bahwa perjanjian leasing ini tidak hanya terdapat di PT. Summit Oto Finance, melainkan hampir semua lembaga keuangan memberikan layanan leasing ini. Dengan inilah timbul persaingan yang ketat di antara para agen tunggal pemegang merek dalam industri kendaraan bermotor, mendorong semakin terciptanya kondisi untuk mempermudah pemilikan kendaraan. Dengan memberikan kemudahan mulai dari cicilan atau angsuran kredit ringan, biaya administrasi ringan, tanpa uang muka sampai ke bunga nol persen. Hal itu melalui suatu perjanjian pembiayaan (leasing), maka konsumen dengan segera dapat mengendarai kendaraan yang diinginkan. Perusahaan pembiayaan ibaratnya adalah pembuat undang-undang swasta, dimana ketidakberdayaan konsumen makin jelas dengan munculnya

6 format-format standar perjanjian yang dibakukan. Jika sebelumnya diakui bahwa dalam perjanjian selalu ada kebebasan berkontrak antara satu dengan pihak yang lain, akan tetapi dengan perjanjian strandar ini asas kebebasan berkontrak tidak lagi berlaku. Konsumen hanya tinggal memilih, menerima kontrak tersebut atau menolak atas perjanjian yang ditawarkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas maka kami rumuskan beberapa rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana akad perjanjian financial leasing kendaraan bermotor di PT. Summit Oto Finance? 2. Bagaimana realisasinya akad perjanjian financial leasing kendaraan bermotor di PT. Oto Summit Finance menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal.18 ayat 2? 3. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktek perjanjian finansial leasing kendaraan bermotor di PT. Summit Oto Finance? C. Kajian Pustaka Kajian pustaka yaitu deskripsi tentang penelitian yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dilakukan tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian.

7 Penelitian tentang leasing tidak banyak dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN salah satunya yaitu tentang transaksi leasing terhadap debitur yang meninggal dunia oleh Masruroh 6, dimana hal itu lebih menekankan pada status hukum terhadap transaksi leasing bagi debitur yang meninggal dunia dalam hukum perdata menurut perspektif Hukum Islam. Dari beberapa penelitian tentang leasing ternyata yang mengkaji secara spesifik tentang praktek perjanjian financial leasing kendaraan bermotor di Summit Oto Finance (kajian terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen masih belum ada. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana akad perjanjian financial leasing di PT. Summit Oto Finance. 2. Untuk mengetahui realisasinya akad perjanjian financial leasing. 3. Untuk mengetahui apakah akad yang digunakan dalam perjanjian financial leasing itu sudah sesuai dengan hukum Islam. E. Kegunaan Hasil Penelitian 6 Masruroh, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Leasing Bagi Debitur Yang Meninggal Dunia Dalam Hukum Perdata, Tahun. 2002

8 1. Untuk menambah khazanah pengetahuan kita dalam memahami masalah mu amalah yang modern terutama dalam bentuk perjanjian leasing. 2. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha muslim dalam mengembangkan usaha di bidang mu amalah dengan transaksi leasing. F. Definisi Operasional Hukum Islam : peraturan yang bersumber pada wahyu untuk menyelesaikan perkara berdasarkan al-qur an, H}adis dan pendapatpendapat Fuqoha 7. Perjanjian : persetujuan (tertulis atau dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan mena ati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. 8 Leasing : persetujuan antara pemilik harta benda atau lessor untuk menyerahkan penggunaannya kepada perusahaan atau orang lain atau lessee untuk digunakan selama kurun waktu yang ditentukan dengan pembayaran sewa tahunan, kuartal atau bulanan. 9 PT. Summit Oto Finance: suatu perusahaan yang bergerak di bidang leasing pembiayaan berjangka) yang bertempat di Jln. Ngagel Jaya Selatan Blok-E 25-26 7 Abdullah Sadiq al-hamid, Epistimologi Hukum Islam, h. 19 8 Ibid., h. 458 9 Nasution dkk, Kamus Ekonomi, h. 216

9 G. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Summit Oto Finance yang beralamat di Jalan. Ngagel Jaya Selatan Blok-E No. 25-26 Surabaya. Adapun pemilihan lokasi ini karena PT. Summit Oto Finance merupakan suatu tempat yang sangat tepat untuk menggali beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, selain dari pada itu lokasi ini juga tidak terlalu jauh dan mudah untuk disinggahi oleh semua lapisan masyarakat. 2. Data yang Dikumpulkan Studi ini secara keseluruhan bersifat penelitian lapangan, dimana data yang menjadi rujukan adalah data yang penulis peroleh dari hasil interview dengan para pihak yang terkait serta dari beberapa buku atau literatur yang membahas tentang perjanjian leasing yang meliputi; a. Data yang berkaitan dengan perjanjian leasing secara umum. b. Data yang berkaitan dengan leasing dalam Islam terutama data tentang akad perjanjian dan realisasinya. c. Data yang berkaitan dengan operasional perjanjian financial leasing yang meliputi data tentang proses perjanjian sampai pada berakhirnya perjanjian financial leasee. 3. Sumber Data

10 Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data primer merupakan data yang digali dari beberapa sumber utama yakni data yang diperoleh secara langsung dari direksi PT. Summit Oto Finance. Sedangkan data sekunder merupakan data yang di dapat dari sumber kedua yaitu dari literatur, dokumen atau pustaka yang di antaranya terdiri atas: a. Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996 b. Hendi Suhendi, Fiqh Mu amalah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005 c. Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 1995 d. Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 1996 e. Helmi Karim, Fiqh Mu amalah, Rajawali Pers, Jakarta, 1997 f. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini, dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut; a. Observasi (pengamatan) yaitu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis yakni dengan

11 cara mengamati pelaksanaan atau operasionalisasi praktek perjanjian financial leasing di PT. Summit Oto Finance. b. Interview (wawancara) yaitu suatu proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara langsung, fisik yang satu bisa melihat dan mendengarkan fisik yang lain yakni dengan mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap orang-orang yang menjadi anggota atau karyawan di PT. Summit Oto Finance. c. Dokumentasi (kajian pustaka) yaitu barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menelaah secara tekun dan mencatat data yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas seperti buku-buku, makalah, dokumen, catatan kaki, peraturan-peraturan dan sebagainya. 10 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini bersifat diskriptif analisis, sehingga data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan logika deduktif dan induktif. Pendekatan logika deduktif yaitu mengemukakan kenyataan yang ada di lapangan mengenai operasionalisasi perjanjian financial leasing PT. Summit Oto Finence yang kemudian ditarik dengan pendekatan logika induktif yaitu menganalisis akad perjanjian financial leasee tersebut dengan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengannya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan hukum Islam 10 Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 12

12 terhadap akad perjanjian financial leasing tersebut 11. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut; a. Editing : yakni memeriksa kembali semua data yang diperoleh secara cermat, terutama dari segi perlengkapan, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan data yang satu dengan data yang lain. b. Organizing : yakni mengatur data yang telah diperiksa dengan sedemikian rupa sehingga tersusun bahan-bahan atau data-data untuk merumuskan masalah skripsi ini. c. Analyzing : yakni menelaah data-data yang ada, kemudian hasilnya dicatat dan dikualifikasikan menurut metode analisis yang sudah direncanakan untuk dijadikan acuan pada tahap kesimpulan. H. Sistematika Pembahasan Pada penelitian skripsi ini ada beberapa pembahasan yang disusun dalam lima bab. Adapun sistematika pembahasannya antara lain: Bab pertama yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua yaitu membahas tujuan umum tentang leasing menurut hukum Islam yang disebut ija>rah al-muntahia bittamlik (IMBT) yang meliputi pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat ija>rah al-muntahia bittamlik, 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Sosial, h. 36

13 batalnya perjanjian ija>rah al-muntahia bittamlik dan macam-macam bentuk ija>rah al-muntahia bittamlik. Bab ketiga merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Summit Oto Finance yang meliputi gambaran umum tentang PT. Summit Oto Finance kendaraan bermotor yang meliputi: sekilas tentang perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi, jenis leasing dan obyek leasing dan operasionalisasi perjanjian leasing, serta kajian terhadap pasal 18 ayat 2 undang-undang nomor 8 tentang perlindungan konsumen tahun 1999. Bab keempat bab ini merupakan analisis dari aplikasi leasing kendaraan bermotor di PT. Summit Oto Finance. Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, Bab V yang merupakan bab penutup akan memberikan kumpulan dari hasil analisa berupa kesimpulan yang sekaligus jawaban dari permasalahan yang diajukan dan saran atas setiap uraian yang telah ada pada bab-bab sebelumnya, sehingga dapat dilakukan usaha evaluasi untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik.