PEMBELAJARAN TENTANG PERSENTASE DENGAN BATERAI HANDPHONE DI KELAS V SD NEGERI 119 PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENGGUNAAN BATANG PERSEN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN TENTANG PERSEN

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

PEMANFAATAN BUDAYA TRADISIONAL UNTUK MEMBANTU KEGIATAN INVESTIGASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

Desain Pembelajaran Aturan Sinus dan Aturan Cosinus Berbasis PMRI untuk Mengetahui Strategi Siswa

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

MODEL FRACTION CIRCLE UNTUK MENDORONG PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN

DESAIN PEMBELAJARAN HUBUNGAN SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, DAN LUAS JURING LINGKARAN MENGGUNAKAN PEMODELAN MARTABAK

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

DESIGN RESEARCH: KONSEP NILAI TEMPAT PADA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Persentase Yang Bermakna Melalui Pembelajaran Matematika Realistik

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV

Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL KONTEKS PENGUKURAN BERAT BERDASARKAN PENDEKATAN PMRI

Pembelajaran Pecahan Senilai dengan Bermain Lego

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 3, No. 1, Mei 2016

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK: SEJARAH, TEORI, DAN IMPLEMENTASINYA. Al Jupri Universitas Pendidikan Indonesia

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

PERANAN BUAH SEMANGKA DALAM PEMBELAJARAN VOLUME BOLA

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu?"

Desain Pembelajaran Operasi Bilangan Rasional Menggunakan Pola Busana Di Kelas X SMK

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PENGUKURAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK KELAS VI. Abstrak

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FKIP UNIVERSITAS RIAU DALAM PENGUKURAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR

PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

Konteks Kebudayaan Palembang untuk Mendukung Kemampuan Bernalar Siswa SMP pada Materi Perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGACU PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU-GURU SMP DI YOGYAKARTA

Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

Pengembangan Hipotesis Trayektori Pembelajaran Untuk Konsep Pecahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SMP KELAS IX

DESAIN PEMBELAJARAN OPERASI PECAHAN MENGGUNAKAN KERTAS BERPETAK DI KELAS IV. Lukluk Khuriyati 1. Abstrak

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

PENINGKATAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Pengaruh Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif terhadap Hasil Belajar Matematika

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

Pembelajaran Materi Bangun Datar melalui Cerita menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di Sekolah Dasar

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

Pemanfaatan Lego pada Pembelajaran Pola Bilangan

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

Pengebangan Design Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Desimal Siswa Sekolah Dasar

MENGENAL UKURAN DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA ASPEK KOGNITIF PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika FKIP UNSRI.

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN RATA- RATA HITUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS VII

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Pembelajaran Materi Bangun Datar Melalui Cerita Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) * Rahmah Johar

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VII SMP MAARIF 5 PONOROGO

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

DESAIN PEMBELAJARAN LUAS SEGI BANYAK MENGGUNAKAN TANGRAM BERPETAK DI KELAS IV

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN KONTEKS RESEP EMPEK-EMPEK UNTUK MEDUKUNG KEMAMPUAN BERNALAR SISWA SMP

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dalam Pembelajaran Segitiga

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU MATEMATIKA SUMATERA SELATAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENERAPAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP

Enjoying and Meaningful Mathematics in KKG: Case Study in South Sumatra

DESAIN PEMBELAJARAN OPERASI PECAHAN MENGGUNAKAN KERTAS BERPETAK DI KELAS IV

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

DESAIN PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN FILLING DAN PACKING DI KELAS V

DESAIN PEMBELAJARAN PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT MELALUI PENDEKATAN GEOMETRIS

MENDESAIN SENDIRI SOAL KONTEKSTUAL MATEMATIKA *

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

Pengembangan Alur Belajar Pecahan Berbasis Realistic Mathematics Education

Pengembangan Student Worksheet Berbasis Matematika Realistik untuk Pembelajaran Matematika Secara Bilingual di Sekolah Menengah Pertama

Menggunakan Kubus Satuan Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Pengukuran Volume

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, M. (2001). Komunikasi Matematika dalam RME. Makalah. Yogyakarta: Seminar Nasional RME di Universitas Sanata Dharma.

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL KELERENG DALAM OPERASI PENGURANGAN DI KELAS I SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

TRANSPORTASI ANGKUTAN DARAT SEBAGAI KONTEKS UNTUK MEMBANTU SISWA SD MEMAHAMI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

Transkripsi:

PEMBELAJARAN TENTANG PERSENTASE DENGAN BATERAI HANDPHONE DI KELAS V SD NEGERI 119 PALEMBANG Chika Rahayu 1, Ratu Ilma Indra Putri 2 1) STKIP Muhammadiyah Pagaralam 2) Universitas Sriwijaya e-mail: chikarahayu80@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study to determine the extent to which students' understanding in percent material by using the context of mobile phone batteries. The subject of the research is the fourth grade students of SD N 119 Palembang 31 pupils and with different ability, the method in this research uses research design research method as the right tool to reach the goal, this research using realistic mathematics education approach. The results of this study indicate that 20% of students can solve the problem percent to gradually difficult, while 80% of students have not arrived at the problem with a difficult stage. From the research students are easier to understand the percent by using mobile phone battery as the context and modeling mathematics of the model bar. Keywords: battery as learning media, design research, realistic mathematics. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dalam materi persen dengan menggunakan konteksbaterai handphone. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N 119 Palembang sebanyak 31 siswa yang mempunyai kemampuan berbeda, metode mengenai penelitian ini menggunakan metode penelitian design research sebagai sarana yang tepat untuk mencapai tujuan, penelitian iini menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 20% siswa bisa menyelesaikan persoalan persen sampai ketahap susah, sedangkan 80% siswa belum sampai pada penyelesaian soal dengan tahap susah. Dari penelitian tersebut siswa lebih mudah memahami persen dengan menggunakan baterai handphone sebagai konteks dan pemodelan matematika dari model bar. Kata kunci: baterai sebagai media, matematika realistic, riset desain. Persentase adalah salah satu topik matematika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan termasuk dalam kurikulum sekolah untuk hampir semua ilmu pengetahuan dan sosial (Baroody et al, 1998; Parker dan Leinhardt,1995). Dalam Realistic Mathematics Education mengajar dibangun atas informal pengetahuan siswa, penting dalam memberikan siswa kesempatan untuk mengeksplorasi beberapa situasi kehidupan sehari-hari dimana persentase memainkan peran (Van den Hauvel dan Panhuizen, 2003).Beberapa prinsip utama dalam RME (Zulkardi, 2002; Zulkardi & Putri, 2010), yakni: penemuan terbimbing dan bermatematika secara progresif, fenomena

Jurnal Pendidikan, Volume 17, Nomor 1, Maret 2016, 45-54 mendidik dan model pengembangan mandiri. Selain itu, terdapat lima karakteristik dalam pendekatan RME, yakni: use of contexts for phenomenologist exploration, use of models for mathematical conceptconstruction, use of students creations and contribution students activity and interactivity onthe learning process and Intertwining mathematics concepts, aspects, and units. Ide ini relevan dengan ide Freudenthal bahwa tampilan matematika sebagai aktivitas manusia bukannya melihat matematika sebagai subjek menjadi ditransmisikan (Freudenthal, 1991). Sejalan yang dikemukakan oleh Indriasih (2015) proses pembelajaran akan optimal jika diawali dengan menggunakan sesuatu yang konkret atau situasi nyata. Oleh karena itu, matematika harus berdasarkan pengalaman nyata bagi siswa. Ada beberapa masalah situasi kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan sebagai masalah kontekstual bagi siswa untuk belajar persentase. Antara lain memuat prosespengisian baterai handphone, diskon, dan konteks tambahan gratis. Meskipun makna dari persentase yang beragam, esensi dari persentase adalah proporsionalitas; Persentase digunakan untuk menggambarkan hubungan proporsional (Parker dan Leinhardt, 1995). Aspek hubungan proporsional ini melibatkan hubungan setara antara dua rasio yang menunjukkan bahwa diperlukan untuk menawarkan sesuai model untuk mendukung siswa dalam alasan kesebandingan. Model yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah model bar. Penggunaan model bar persentase pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa. Manfaat pertama adalah bahwa model bar membuat lebih mudah untuk berbicara dalam hal "seluruh" (Galen et al, 2008). Sebagai manfaat kedua, model bar memberikan suatu pegangan yang baik untuk memperkirakan suatu perkiraan persentase, terutama dalam kasus masalah yang menyangkut angka yang tidak bisa hanya dikonversi ke pecahan sederhana atau persentase. Manfaat ketiga adalah bahwa model bar memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk maju. Ini juga berarti bahwa model bar dapat berfungsi pada tingkat yang berbeda dari pemahaman (Van den Heuvel-Panhuizen, 2003). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan masalah kontekstual untuk mengarahkan siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Gagasan PMRI berawal dari Realistic Mathematics Education (RME) yang telah dikembangkan di Belanda sejak awal 70-an yang menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal dalam pembelajaran. Penerapan PMRI yang pertama kali diperkenalkan di Negeri Belanda sekitartahun 1970 oleh Institut Freudhental ini mengacu pada pemikiran Freudhental yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini bermakna bahwa, matematika harus dekat dengananak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Menurut Gravemeijer (2009) matematika sebagai aktivitas manusia, hal ini berarti manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa. Proses menemukan kembali ide dan konsep matematika ini disebut dengan matematisasi. Gravemeijer menyebutkan proses matematisasi itu dibedakan menjadi dua yaitu matematisasi horizontal sebagai suatu proses yang bertolak dari kehidupan nyata ke dunia simbol, dan matematisasi vertikal merupakan proses membawa hal-hal yang matematis kejenjang yang lebih tinggi. Seperti masalah yang pertama diberikan, berapa 30% dari 50? Yang dapat dipresentasekan dalam Gambar 1 seperti bar pertama, lalu pertanyaan 15 dari 50, berapa persenkah itu? (bar kedua) atau 15 adalah 30% dari total harga? (bar ketiga). 46

Rahayu,C. Pembelajaran Tentang Persentase dengan Baterai Handphone di Gambar 1. Tiga perbedaan pertanyaan mengenai persen Keuntungan pertama adalah bahwa persentase bar adalah langkah-langkah perantara dalam proses perhitungan. Siswa dapat menghitung bahwa 50 % dari 50 sama dengan 25 dan yang 10% sama dengan 5 (Gambar 2). Langkah pertama tersebut tidak akan mengarah langsung ke jawaban tetapi melalui 10% siswa dapat menemukan bahwa jawabannya adalah 5 x 3 sehingga diperoleh 15. Dengan demikian siswa dapat melacak proses berpikir mereka, dapat melihat apa yang mereka lakukan, memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah setiap langkah dan melakukan koreksi jika diperlukan. Gambar 2. Menyelesaikan masalah persen dengan langkah dibagi menjadi 50% terlebih dahulu Keuntungan kedua adalah bahwa persentase bar menghitung melalui 1%. Ketika siswa telah belajar untuk memecahkan masalah persen dengan cara yang fleksibel menggunakan bar persentase, itu merupakan langkah kecil dengan prosedur kerja melalui 1% (Gambar 3). Ini adalah proses yang berlaku umum dan merupakan prosedur yang efisien. Siswa dapat menemukan sendiri prosedur ini jika mereka diminta untuk menghitung 27 % atau 52 % dari sesuatu. Gambar 3. Menyelesaikan masalah persen dengan membagi 1% Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi persen dengan menggunakan peristiwa pengisian baterai handphone sebagai konteks dari model bar. METODE PENELITIAN Sehubungan dengan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian desain atau design research. Design research adalah suatu jenis metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teori mengenai proses dan sarana belajar yang mendukung proses pembelajaran (Gravemeijer & Cobb, 2006).Tiga tahapan dalam design research menurut 47

Jurnal Pendidikan, Volume 17, Nomor 1, Maret 2016, 45-54 Gravemeijer & Cobb (2006), yaitu: 1.Tahap persiapan dan perancangan, 2.Tahap eksperimen, 3.Tahap analisis retrospektif Bakker (2004) menjelaskan bahwa alat yang terbukti sangat berguna dalam semua tahapan design research yaitu hipotesis trayektori pembelajaran (hypothetical learning trajectory). A hypothetical learning trajectory (HLT) adalah jembatan antara teori dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Simon (1995, in Simon and Tzur, 2004) menjelaskan bahwa HLT terdiri dari tujuan pembelajaran bagi siswa, masalah atau tugas matematika, dan hipotesis atau dugaan mengenai proses belajar siswa. a. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 119 Palembang. b. Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan duajenis data sebagai berikut : Video Pada penelitian ini, data video merupakan data utama. Video merekam proses uji coba terhadap siswa dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Selain itu, video juga merekam seluruh aktivitas dan diskusi saat pembelajaran di kelas, diskusi di kelompokkelompok kecil, serta merekam wawancara peneliti dengan siswa. Data tertulis Data tertulis mencakup hasil pekerjaan siswa, lembar observasi, pre test dan post test, serta catatan-catatan lain yang dikumpulkan selama penelitian. Data Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Penelitian ini dilakukkan di SD Negeri 119 Palembang pada kelas IV, di sekolah ini diberi tes tertulis tentang masalah persentase dan diwawancarai tentang cara mereka menyelesaikan masalah tersebut. Tes diberikan sesuai dengan tingkatan soal yaitu soal untuk siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Tahap pertama kelas IV a sebagai kelas pilot experiment sebanyak 3 siswa masing-masing 1 siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, pilot experiment bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki instrumen soal ataupun instrumen pembelajaran lainnya yang telah dirancang oleh peneliti bersama guru kelas. Hasil dari pilot experiment ada beberapa kendala, namun bukan pada instrumen melainkan pada kesulitan siswa yang tidak hapal perkalian. Selanjutnya yaitu ketahap teaching experiment, pada tahap ini berada di kelas IV.b sebanyak 31 siswa. Hasil dari pretest didapatkan 9 siswa berkemampuan rendah, 17 sisiwa berkemampuan sedang dan 5 siswa berkemampuan tinggi. Pada tahap ini diberikan pengajaran dan tes soal yang telah diuji cobakan pada kelas pilot experimentdan telah diperbaiki. Dalam menyelesaikan soal, hampir semua siswa menulis perhitungan pada lembar jawaban. Tak satupun dari mereka menggambar model yang memperjelas hubungan antara angka-angka yang diberikan.pendekatan PMRI (Pendiidkan Matematika Realistik Indonesia) mempunyai ciri khas yaitu iceberg atau gunung es yang menggambarkan pola pemikiran pemahaman siswa dari bentuk informal menuju ke bentuk formal. Berikut iceberg dari materi persen : 48

Rahayu,C. Pembelajaran Tentang Persentase dengan Baterai Handphone di Matematika formal : persentase Model for :percentage bar Model of : menggambarkan pengisian baterai Konteks: pengisisan baterai handphone Gambar 4. Ice berg PMRI materi persentase Pada minggu pertama untuk hasil observasi terhadap siswa yang berkemampuan rendah dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Jawaban Siswa Berkemampuan Rendah Untuk siswa yang berkemampuan rendah terdapat beberapa kendala dalam menyelesaikan masalah, diantaranya siswa belum menguasai operasi perkalian dan pembagian sehingga peneliti harus mengarahkan pada konteks kehidupan sehari-hari. 49

Jurnal Pendidikan, Volume 17, Nomor 1, Maret 2016, 45-54 Pada minggu kedua observasi dilakukan pada anak yang berkemampuan sedang, dengan hasil jawaban siswa sebagai berikut: Gambar 6. Jawaban Siswa Berkemampuan Sedang Dari hasil observasi terhadap siswa dengan kemampuan sedang dapat dilihat bahwa siswa telah mengerti operasi perkalian dan pembagian, sehingga waktu yang dibutuh tidak terlalu lama dalam menjawab soal. Berdasarkan percakapan pada Gambar 7 diketahui bahwa selain menghitung menggunakan operasi perkalian dan pembagian maka tidak ada cara lain yang dapat membantu dalam menyelesaikan soal persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa anak-anak belum mengenal bar/batangan. Gambar 7. Percakapan Siswa Dan Peneliti Pada minggu ketiga observasi dilakukan pada anak yang berkemampuan tinggi, pada observasi kali ini tidak membutuhkan waktu yang lama karena siswa telah memahami operasi perkalian, dan pembagian. Adapun hasil jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 8. 50

Rahayu,C. Pembelajaran Tentang Persentase dengan Baterai Handphone di Gambar 8. Jawaban Siswa Berkemampuan Tinggi Dengan jelas bahwa sebagian besar siswa dalam observasi yang telah kami lakukan bahwa mereka tidak mengetahui prosedur sistematis untuk bekerja dengan persentase. Percobaan Mengajar Pada minggu berikutnya, guru model mengajarkan materi persen dengan menggunakan model persentase bar. Kami berpikir model persentase bar dapat memainkan peran penting dalam membangun pemahaman anak terhadap persentase. Dalam penelitian ini, kami melihat bahwa siswa kelas IV tidak akrab dengan persentase bar, namun mereka segera mengerti bagaimana bar bisa digunakan. Dengan jelas bahwa menggambar sebuah bar menguntungkan bagi mereka karena mereka dapat menyelesaikan permasalahan mengenai persen. Contohnya dimulai dari yang paling sederhana yaitu mengenai 5 siswa dari 20 siswa, berapa persenkah itu? Siswa langsung membagi bar menjadi 1 siswa sama dengan 5 % sehingga 5 siswa sama dengan 5 x 5 diperoleh 25 %. Gambar 8. Siswa menemukan 5 siswa dari 20 adalah 25% 51

Jurnal Pendidikan, Volume 17, Nomor 1, Maret 2016, 45-54 Siswa lain menyelesaikan masalah tentang diskon, harga baju 60.000 dan mendapat diskon 15%, berapakah yang harus dibayar? Pertama siswa menghitung 50% dari 60.000 sama dengan 30.000, lalu 10 % dari 60.000 sama dengan 6.000 sehingga 15% dari 60.000 adalah 9.000. Sehingga terakhir menemukan harga yang harus dibayar adalah 51.000. Gambar 9. Siswa menemukan persentase diskon dari 60.000 sehingga membayar 51.000 Kemudian penyelesaian permasalahan harga normal dari sepasang sepatu, setelah didiskon 25% harganya menjadi 150.000. Siswa menggambar bar dengan penjelasan 150.000 sama dengan 75% sehingga bisa menemukan bahwa 25% sama dengan 20.000 dan akhirnya diperoleh harga normal sepatu adalah 200.000. Gambar 10. Siswa menemukan perhitungan harga normal 52

Rahayu,C. Pembelajaran Tentang Persentase dengan Baterai Handphone di Contoh-contoh menunjukkan bahwa siswa cepat memahami bagaimana mereka dapat menggunakan persentase bar sebagai langkah-langkah penyelesaian perhitungan yang fleksibel untuk kelas menengah. Untuk langkah berikutnya dalam proses belajar, prosedur kerja melalui 1% adalah yang paling efektif. Simpulan dan Saran Memecahkan permasalahan tentang persen melalui prosedur kerja 1% merupakan prosedur yang paling efisien. Tetapi kita harus terlebih dahulu memberikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah persentase dengan memilih langkah-langkah perhitungan menengah dengan persentase seperti 50%, 25% dan 10%. Persentase bar dapat membantu siswa menjelaskan hubungan antara angka-angka yang diberikan. Guru harus memperkenalkan gambar persentase bar kepada siswa sehingga memerlukan waktu yang cukup lama, karena siswa perlu waktu untuk belajar menggunakan bar sebagai alat matematika yang dapat diterapkan dalam segala situasi. Akhirnya persentase bar berfungsi sebagai model untuk berpikir, sehingga akhirnya siswa benar-benar menggunakan bar. Dari observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV pada SD tersebut belum memahami operasi perkalian dan pembagian sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan tentang persen. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model bar/batangan, hanya 20% siswa yang mencapai nilai ketuntasan, sedangkan 80% siswa belum mencapai nilai ketuntasan. REFERENSI Bakker, A. (2004). Design research in statistics education: On symbolizing and computer tools. Utrecht: CD-β Press. Baroody, A. J., & Ronald, T. C. (1998). Fostering children s mathematical power. London: Lawrence Elbaum Associates Publisher. Freudhental, H. (1991). Revisiting mathematics education, Kluwer Academic: London. Gravemeijer, K., & Cobb, P. (2006). Design research from a learning design perspective, in Van den Akker, J., Gravemeijer, K., McKenny, S., and Nieveen, N (Editor) Educational Design research, hal. 17-51. London: Routhledge. Gravemeijer, K., & Van Eerde, D. (2009). Design reseach as measn as for building a knowledge base for teacher and teaching in mathematics education. The elementary school journal, 109(5), 510-524. Indriasih, A. (2015). Pemanfaatan alat permainan edukatif ular tangga dalam pernerapan pembelajaran tematik di kelas III SD. Jurnal pendidikan, vol.16(2). 127-137. Parker, Melanie & Gaea Leinhardt. (1995). Percent: A privileged proportion. Review of educational reasearch, vol. 65(4). 421-481. Simon, M.A & Ron Tzur. (2004). Expliciting the role of mathematical task in conceptual learning: an elaboration of hypotetical learning trajectory. Mathematical Thinking and Learning. Van den Hauvel & Panhuizen, M. (2003). The didactical use of models in realistic mathematic education: An example from a longitudinal trajectory on percentage. Educational studies in mathenatics, vol. 54(1). 9-35. Van Galen F., Hauvel, & Panhuizen. (2008). Fraction, persentage, decimals and proportion: a learning-teaching trajectory for grade 4,5 and 6. Rotterdam: Sense Publisher. 53

Jurnal Pendidikan, Volume 17, Nomor 1, Maret 2016, 45-54 Zulkardi & Putri, R.I.I. (2010). Pengembangan blog support untuk membantu siswa dan guru matematika indonesia belajar Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal inovasi perekayasa pendidikan (JIPP), vol. 2(1). 1-24. Zulkardi. (2002). Developing a learning environment on realistic mathematics education for Indonesian Student Teachers. Doctoral Dissertation. Enschede: University of Twente. 54