BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan saat ini tidak hanya sebatas proses pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tri Suci Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk-makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat sesuai dengan kebutuhan hidup manusia yang semakin hari

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Karena maju mundurnya gerak dan kepribadian suatu bangsa kini ataupun masa yang akan datang sangat ditentukan oleh pendidikan Pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan masa depan yaitu dengan membangun sumber daya manusia agar dapat menjadi subyek pembangunan yang produktif. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar mengembangkan potensi akal pada dirinya. Islam sangat mementingkan pendidikan, hal ini terlihat jelas pada ayat yang pertama turun yaitu dalam Q.S Al-Alaq yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan perintah untuk belajar, yaitu yang artinya: 1 Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang telah mengajar (manusia dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(q.s Al Alaq: 1-5). 1 Eka Triyuningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011, hal. 1. 1

2 Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari berbagai permasalahan. Masalah utama yang dihadapi lembaga pendidikan dewasa ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih didominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. 2 Salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran melalui inovasi pembelajaran yaitu dengan menggunakan model-model pembelajaran. Model pembelajaran PBL atau pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pembelajaran menggunakan masalah yang nyata (berdasar fakta) sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran ini dapat digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorentasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. PBL bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yakni dalam pemecahan masalah, belajar sendiri, kerjasama 2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya : Prestasi Pustaka, 2007, hal.1

3 dalam tim kelompok, dan memperoleh pengetahuan yang luas. Model pembelajaran PBL dilakukan oleh guru untuk mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan inkuiri. 3 Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan guru bidang studi IPA Terpadu di SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas Desa Terusan Karya Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas. SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas dalam kegiatan belajar mengajar IPA Terpadu paling sering menggunakan metode ceramah, namun juga terkadang menggunakan metode diskusi dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi, hal tersebut mengakibatkan kemampuan dan penguasaan konsep siswa kurang tergali, sehingga konsepkonsep yang diperoleh siswa bukan dari hasil penemuannya sendiri. Hasil belajar IPA Terpadu di SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas kelas VIII secara kuantitatif masih ada yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 65. 4 Data di atas, menunjukkan hasil belajar IPA Terpadu masih rendah dan belum mencapai target standar kelulusan. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, penyebab rendahnya hasil belajar IPA Terpadu tersebut adalah masih bersifat teacher center dan metode yang dominan digunakan metode ceramah, namun juga terkadang menggunakan metode diskusi dengan 3 Kunandar, Model Pembelajaran Problem Based Learning, Jakarta: 2000, h. 87. 4 Wawancara dengan Ibu Noneng di SMP Negeri 3 Kuala Kapuas, 9 Maret 2013.

4 membentuk kelompok-kelompok diskusi yang mana siswa cenderung lebih banyak menerima informasi dari guru saja sehingga konsep yang diperoleh siswa tersebut tidak tertanam dalam ingatan siswa. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, maka salah satu upaya yang diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar IPA Terpadu siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberdayakan siswa melalui berbagai kegiatan nyata sehingga siswa dapat berhadapan langsung dengan fenomena yang akan dipelajari. M.Taufik Amir (2008) menyatakan bahwa salah satu metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner centered dan memberdayakan pembelajar adalah Metode Prolem Based Learning (PBL) atau yang lebih dikenal dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. 5 Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. 6 Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Untuk itu, proses pembelajaran setiap jenjang pendidikan seharusnya menitikberatkan pada pengembangan berpikir kritis siswa. Namun upaya untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari 5 M.Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Predana Media Group, 2008, hal. 12. 6 Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Malang : Universitas Negeri Malang, 2003, hal.56

5 perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang lebih banyak memberi informasi dengan metode ceramah, diikuti oleh diskusi dan tanya jawab biasa. Sedangkan keterampilan berpikir kritis tidak datang dengan sendirinya, harus ada upaya-upaya yang sistematis untuk mencapainya, misalnya melalui pembelajaran di sekolah. Keterampilan berpikir kritis juga merupakan salah satu modal utama bagi siswa dalam mempelajari sains, khususnya Biologi. Sehingga mereka dapat menghadapi masalah-masalah Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi yang akan mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir sudah dimiliki siswa sejak lahir. Semakin sering seseorang berhadapan dengan sesuatu yang menuntutnya untuk berpikir, semakin berkembang dan semakin meningkat kemampuan berpikirnya. Seseorang yang tidak memiliki pendidikan formal sekalipun, kemampuan berpikirnya akan meningkat apabila dia sering berhadapan dengan berbagai masalah yang harus dipikirkannya. 7 Untuk mengetahui atau mengajarkan kemampuan berpikir kritis khususnya dalam mata pelajaran IPA Terpadu, sangat perlu dicari model pembelajaran yang sesuai untuk itu. Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) tampaknya dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA Terpadu untuk mencapai tujuan belajar IPA Terpadu dan mengetahui serta melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut Susriyati Mahanal, 7 Eka Triyuningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011, hal. 15.

6 dkk, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) dapat memotivasi siswa untuk melakukan investigasi-investigasi pemecahan masalah pada situasi kehidupan nyata serta merangsang siswa untuk menghasilkan sebuah produk atau karya. 8 Materi IPA Terpadu yang digunakan dalam penelitian ini adalah hama dan penyakit tumbuhan. Pemilihan materi tersebut dilakukan karena konsep hama dan penyakit pada tumbuhan ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran PBL diharapkan proses pembelajaran lebih efektif dan siswa juga bisa mengemukakan pendapatnya, selain itu juga siswa juga dituntut untuk melakukan pemecahan masalah yang akan disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari pemecahan masalah yang dihadapinya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pembelajaran PBL pada Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas 8 Eka Triyuningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011, hal. 15.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah diuaraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas. D. Batasan Masalah Penelitian ini perlu dibatasi agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti, maka perlu diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Cakupan materi IPA Terpadu pada materi ini dibatasi hanya pada konsep Hama dan Penyakit Tumbuhan. 2. Untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka digunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning). 3. Hasil belajar siswa yang diukur pada aspek kognitif siswa.

8 4. Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini terdiri atas 5 aspek yaitu kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, kemampuan menyimpulkan yaitu menghasilkan informasi atau gagasan, kemampuan menghubungkan atau memadukan informasi, kemampuan mengemukakan gagasan yang masuk akal dan berkualitas, dan kemampuan menanggapi pendapat. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang model pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada materi hama dan penyakit tumbuhan terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa. 2. Bagi guru IPA Terpadu di sekolah, dapat menjadi masukan agar dapat menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. F. Definisi Operasional 1. Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. 2. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, belajar secara mandiri, dan menuntut keterampilan berpartisipasi dalam tim. 3. Hasil belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

9 4. Hama dapat disebut hama karena mereka menggangu tumbuhan dengan memakannya, contohnya belalang, ulat, kumbang, wereng, tikus, dan walang sangit. 5. Penyakit tumbuhan yaitu tumbuhan yang mengalami gangguan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, atau jamur).