BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. [9] PT. PLN (Persero) UBS P3B REGION JAKARTA BANTEN Pegenalan Gardu Induk. Jakarta : PT. PLN (Persero).

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

5. PERHITUNGAN SETTING RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

ANALISIS KOORDINASI SETTING RELAY PENGAMAN AKIBAT UPRATING TRANSFORMATOR DI GARDU INDUK GIANYAR

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Praktikum SISTEM PROTEKSI

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

20 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus I Gede Krisnayoga Kusuma 1, I Gede Dyana Arjana 2, I Wayan Arta Wijaya 3

Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

ANALISIS RESETTING RELE ARUS LEBIH AKIBAT PERUBAHAN TRANSFORMATOR DAYA DAN PENAMBAHAN PENYULANG DI GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

ANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

Studi Pengaruh Pemasangan NGR 40 Ohm pada Uprating Transformator 2 GI Gianyar Terhadap Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa Tanah

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

TUGAS AKHIR SETTING KOORDINASI ARUS DAN WAKTU RELAI ARUS LEBIH (OCR) PADA TRAFO DAYA DAN PENYULANG BAWAH GARDU INDUK PEGANGSAAN

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

Kinerja Ground Fault Relay (Rele Gangguan Tanah) pada Penyulang 4 dan Penyulang 6 Gardu Induk Srondol

ANALISIS KOORDINASI PROTEKSI PADA PT.PLN (PERSERO) GARDU INDUK WONOSOBO MENGGUNAKAN SOFTWARE APLIKASI ETAP TUGAS AKHIR

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND

EVALUASI GROUND FAULT RELAY AKIBAT PERUBAHAN SISTEM PENTANAHAN DI KALTIM 1 PT. PUPUK KALTIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

TUGAS AKHIR SISTEM PENGOPERASIAN RELAY DISTANCE PADA GARDU INDUK 150 KV DI KOTA PEMALANG JAWA TENGAH

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

29 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Untuk menyelesaikan Laporan akhir ini dibutuhkan data penunjang yang diperoleh dari : Tempat Penelitian : 1. PT. PLN (Persero) Gardu Induk (GI) Kraksaan 2. PT. PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Probolinggo 3. PT. PLN (Persero) Area Penyaluran Distribusi (APD) Surabaya 4. PT. PLN (Persero) Area Pengatur Beban (APB) Waru 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir 3.2.1 Studi Literatur Studi literature ditujukan untuk mendapatkan teori-teori yang akan dijadikan landasan dalam penelitian ini. Studi ini meliputi tentang pemahaman teori dan konsep serta metode yang cocok untuk membentuk kerangka berfikir, agar penelitian ini bersifat logis dan terarah. Studi literature dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literature yang menunjang dalam penyusunan laporan akhir ini, antara lain : a. Mempelajari tentang sistem jaringan tenaga listrik secara umum dan global b. Mempelajari tentang sistem jaringan pada sebuah gardu induk c. Mempelajari tentang transformator dan gangguan yang bisa terjadi pada transformator d. Mempelajari arus hubung singkat sebagai gangguan dalam sistem jaringan e. Mempelajari tentang sistem proteksi pada transformator daya

30 3.2.2 Observasi Observasi yang dilakukan adalah dengan mengambil data dan pengamatan secara langsung pada Gardu Induk Kraksaan. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data data yang akan digunakan dalam laporan akhir ini. Data yang akan diambil sebagai pendukung laporan akhir ini meliputi single line diagram dari sistem proteksi yang terpasang, spesifikasi relay terpasang, dan setting relay yang terpasang, serta spesifikasi transformator 1 dengan kapasitas 60 MVA yang ada di Gardu Induk Kraksaan. 3.2.3 Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengumpulkan informasi kepada petugas operator gardu induk dan supervisor gardu induk kraksaan, selain itu juga Supervisor Relay yang ada di Area Pemeliharaan Penyaluran (APP). 3.3 Diagram Alir Penyelesaian Masalah / Analisis Data (Khusus) Tahapan tahapan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

31 MULAI Pengumpulan Data : - Single Line Sistem Proteksi Transformator 1 di GI Kraksaan - Spesifikasi transformator 1 GI Kraksaan - Spesifikasi Relay Terpasang pada Transformator 1 GI Kraksaan - Setting Relay Terpasang - Data beban puncak pada Transformator 1 GI Kraksaan sebelum uprating dan sesudah uprating - Data Impedansi PERHITUNGAN Arus Hubung Singkat Pegolahan data dan PERHITUNGAN Setting Proteksi relai REF Trafo 1 GI Kraksaan ANALISA berdasarkan hasil setting relai REF SIMULASI hasil koordinasi dengan studi kasus untuk membuktikan bahwa koordinasi sudah tepat Apakah sudah sesuai benar? TIDAK YA Menarik Kesimpulan SELESAI Gambar 3.1. Diagram Alir Analisa Laporan Akhir

32 Penjelasan tahap tahapan diatas adalah sebagai berikut ini : 1. Pada tahap mulai, dipersiapkan data data yang dibutuhkan dan dilakukan persiapan dalam pengambilan data, observasi, dan analisa data. 2. Tahap berikutnya dilakukan pemngambilan data. Data data yang diambil adalah : a. Single Line Sistem Proteksi Trafo 1 di GI Kraksaan b. Spesifikasi Trafo 1 GI Kraksaan c. Spesifikasi Relay Terpasang pada Trafo 1 GI Kraksaan d. Setting Relay Terpasang e. Data beban Keluaran penyulang pada trafo 1 GI Kraksaan 3. Tahap selanjutnya adalah menghitung arus hubung singkat maksimal yang melewati bay transformator. Arus hubug singkat yang dihitung adalah Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah 4. Tahap berikutnya adalah pengolahan data dengan perhitungan manual dalam menghitung sistem proteksi yang dipasang di transformator I Gardu Induk Kraksaan. Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan setting relai terpasang pada transformator I GI Kraksaan sesudah uprating. 5. Jika sudah, masuk ketahap koordinasi yaitu menentukan koordinasi dari rele rele yang terpasang agar dapat bekerja menjadi jauh lebih efektif. Koordinasi yang dilakukan adalah koordinasi berdasarkan nilai setting hasil perhitungan. 6. Setelah dilakukan koordinasi, maka tahap selanjutnya adalah mensimulasikan koordinasi hasil perhitungan yang ditentukan sebelumnya dengan studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan memberikan beberapa titik gangguan, dan menentukan relai mana yang bekerja mengatasi titik gangguan tersebut. 7. Kemudian hasil simulasi tersebut dianalisa apakah koordinasi yang ditentukan sebelumnya sudah tepat atau belum, jika sudah tepat maka masuk ke tahap selanjutnya, jika belum tepat kembali ke tahap 4, yaitu perhitungan kembali setting rele terpasang.

33 8. Jika semua tahap diatas sudah dilakukan maka analisa laporan akhir dikatakan selesai. Tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan dari analisa yang sudah dibuat. Setelah kesimpulan dibuat, maka laporan akhir dinyatakan selesai 3.4 Data 3.4.1 Trafo Tenaga a. Trafo Baru Merek trafo / type Kapasitas trafo tenaga Rasio Tegangan Impedansi hubung singkat Vektor group Arus Nominal sisi Primer Arus Nominal sisi Sekunder : Shandong Takai Transformer Co.,Ltd : 60 MVA : (150 / 20) kv : Z% = 12.91% pada tap 1 (awal) Z% = 12.31% pada tap 9 (tengah) Z% = 12.27% pada tap 17 (akhir) : Ynyn0(d) : In = 230.94 A : In = 1732.05 A b. Trafo Lama Merek trafo / type Kapasitas trafo tenaga Rasio Tegangan Impedansi hubung singkat Vektor group Hubungan belitan trafo Arus Nominal sisi Primer Arus Nominal sisi Sekunder : Hyundai : 30 MVA : (150 / 20) kv : Z% = 13.24 % pada tap 10 (tengah) : Ynyn0(d) : Shell type : In = 115.47 A : In = 866 A

34 3.4.2 Trafo Arus a) Sistem Baru Sisi Primer (150 kv) Sisi Netral 150 kv Sisi Sekunder (20 kv) Sisi Netral 20 kv Sisi NGR : 400/5 A : 300/5 A : 1000/5 A : 50/5 A : 50/5 A b) Sistem Lama Sisi Primer (150 kv) Sisi Netral 150 kv Sisi Sekunder (20 kv) Sisi Netral 20 kv Sisi NGR : 200/5 A : 300/5 A : 2000/5 A : 50/5 A : 50/5 A 3.4.3 Sistem Pentanahan Kapasitas : 500 Ω Kemampuan Arus Maksismum : 25 A Kemampuan Arus Kontinyu : 10 A Waktu maksimum NGR : 10 detik 3.4.4 Impedansi Sumber (150 kv) pada GI Kraksaan yang dipasang Trafo Impedansi urutan positif : R 1 = 0.006663 Ω + X 1 = 0.037810 j Impedansi urutan negaitif : R 2 = 0.006394 Ω + X 2 = 0.037770 j Impedansi urutan nol : R 0 = 0.016369 Ω + X 0 = 0.082245 j

35 3.4.5 Data Spesifikasi Relai Terpasang Tabel 3.1. Tabel Data Spesifikasi Relai Terpasang No Nama Relai Sistem Lama Sistem Baru 1 Relai Diferensial (87) (T87) Merk G E C TOSHIBA Type MBCH 12 GRT 100 - MODEL 101D - 30 - A0 CT primer 200/5 A 400/5 A CT sekunder 1000/5 A 2000/5 A Arus Nominal 5 A 5 A 2 Restricted Earth Fault (REF) Merk - include Differential sistem CT np - 300/5 A CT ns - - I REF 1-10% = 0.5 A I REF 2 - - 3 OCR Primer (P51) (P51) Merk G E C TOSHIBA Type MCGG 62 GRE 110 - MODEL 402A - 10-10 Rasio CT 200/5 A 400/5 A Arus Nominal 5 A 5 A I > 0.65 A = 3.25 A = 130 A 0.69 In = 3.45 = 276 A t > TD 0.3 (SI) TD 0.28 (SI) I >> 9 x Iset = 1170 A 9 x Iset = 2484 A t >> Instan Instan 4 OCR Netral Primer (GFR) (NP51) (NP51) Merk G E C include OCR primer sistem Type MCGG 22 include OCR primer sistem Ratio CT 300/5 A 300/5 A Arus Nominal 5 A 5 A Io > 0.2 A = 1.0 A = 60 A 0.38 In = 1.9 = 152 A to > 0.625 (D8) 2 sec (def)

36 No Nama Relai Sistem Lama Sistem Baru 5 OCR Sekunder (S51) (S51) Merk - AREVA Type - MICOM P122 Ratio CT - 2000/5 A Arus Nominal - 5 A I > - 1.04 x In = 5.2 A = 2080 A t > - TD 0.18 (SI) I inst - 3.5 Is = 3.65 In = 18.2 = 7274 A t inst - 0.5 sec 6 OCR Netral Sekunder (GFR) (NS51) / SBEF (NS51) / SBEF Merk G E C G E C Type MCGG 22 MCGG 22 Ratio CT 50/5 A 50/5 A Arus Nominal 5 A 5 A I > 0.15 In = 0.75 A = 7.5 A 0.2 In = 1 A = 10 A t > TD 0.175 (LTI) TD 0.1 (LTI) t >> TI + 3sec TI + 4 sec 3.5 REF (RESTRICTED EARTH FAULT) Restricted Earth Fault (REF) berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh Relai Diferensial.

37 3.5.1 Tegangan Kerja REF 3.5.1.1 REF Sisi primer (87NP) CT150 Vr RL2 CTN150 R Gambar 3.2. Rangkaian REF Sisi Primer [5] Tegangan jepit pada relai dari sisi CT netral adalah : V rn = (R CTN + 2.R L2 ) x I hs / C TN (V) (3.1) Tegangan jepit pada relai dari sisi CT fasa adalah : V r = (R CT150 + 2.R L1 ) x I hs / CT 150 (V) (3.2) Untuk menentukan Vr yang dipakai dalam perhitungan setting pilih nilai tegangan yang paling besar. Setting tegangan harus lebih besar dari Vr : V set = k.v r (V) (3.3) dimana, k adalah faktor keamanan k = 1.5 3

38 3.5.1.2 REF Sisi sekunder (87NS) CT20 NGR RL1 CTN20 RL2 Vr R Gambar 3.3. Rangkaian REF Sisi Sekunder [5] Tegangan jepit pada relai dari sisi CT netral adalah : V rn = (R CTN + 2.R L2 ) x I hs / CT N (V) (3.4) Tegangan jepit pada relai dari sisi CT fasa adalah : V r = (R CT20 + 2.R L1 ) x lhs / CT 20 (V) (3.5) Untuk menentukan Vr yang dipakai dalam perhitungan setting pilih nilai tegangan yang paling besar. Setting tegangan harus lebih besar dari Vr : Vset = k.vr (V) (3.6) dimana, k adalah faktor keamanan k = 1.5 3

39 3.5.2 Arus Kerja REF Setting arus harus sensitive untuk gangguan dipilih. Dimana, In adalah arus nominal relai. I set = (0.1 0.3) x In. Arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti CT (n) dan arus magnetisasi CT (I mag ) itu sendiri., sehingga arus operasi minimum menjadi : I op = ( I set + n. I mag ) (A) (3.7) Dimana, n adalah jumlah core CT dan Imag adalah arus magnetisasi CT pada tegangan Vr. Dengan demikian, maka sensitifitas pengamanan (s) menjadi : s = (I op / In) x 100% (3.8) 3.5.3 Stabilitas Resistor (Rs) REF Untuk setting resistor yang digunakan adalah sebagai berikut : Rs = [ ] Ω (3.9)