BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk merupakan alasan untuk diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya. kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PADA WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lampung jiwa (Sumber Pusat Statistik Proyeksi Pendidikan Indonesia per

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KB ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada

Lutfia Kherani Nurhayatun J

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini

Nafisah, et al, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian... Keyword: Oral Contraceptive User, Hypertension. Kata kunci: Hipertensi, Pengguna Pil KB

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN FISIK IBU DI KLINIK ANITA MEDAN Mey Elisa Safitri Dosen Akademi Kebidanan Helvetia Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Apakah labu siam menurunkan tekanan darah.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) secara kependudukan bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Keluarga Berencana dilihat dari segi kesehatan KB merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di antara negara ASEAN dengan jumlah penduduk sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Kontrasepsi pil kombinasi merupakan kontrasepsi yang mengandung dua hormon yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral kombinasi yang digunakan adalah estrogen sintetik etinilestradiol dan progesteron sintetik yaitu levonorgestrel. Estrogen sintetik dan progesteron sintetik digunakan agar tidak mudah diserap oleh usus dan dimetabolisme oleh hati (Galsier dan Gebbie, 2012 ; Harvey dan Champe, 2013). Kontrasepsi oral yang digunakan lebih lama (minimal satu tahun pemakaian) merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007). Penggunaan KB pil kombinasi meningkatkan resiko hipertensi, stroke, myocardial infarctiondan penyakit arteri perifer dibandingkan yang tidak menggunakan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi oral kombinasi pada

wanita dengan hipertensi merupakan suatu cara untuk mengontrol tekanan darah (WHO, 2015). Penelitian tentang hubungan penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia tahun 2013 berdasarkan analisis data RISKESDAS 2013 menyatakan bahwa kontrasepsi pil berisiko 1,4 kali untuk mengalami hipertensi dibanding mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. Wanita di Indonesia yang menggunakan kontrasepsi pil kombinasi sebanyak 25,9% mengalami hipertensi. Wanita usia reproduksi tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil jika pada awal pemeriksaan tekanan darah sudah tinggi dan wanita yang menggunakan kontrasepsi pil harus mengontrol tekanan darah tiap 6 bulan sekali (Pangaribuan dan Lolong, 2015). Data kasus hipertensi di Indonesia tercatat sebanyak 65 juta jiwa, diantaranya sebesar 28,8% wanita mengalami hipertensi, dimana 2% diantaranya disebabkan oleh kontrasepsi pil kombinasi (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 untuk seluruh wilayah kota Padang yang menggunakan kontrasepsi pil sebesar 20%, dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 23,18%. Akseptor kontrasepsi pil di Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun 2015 sebesar 15,3%, dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 17,90%. Akseptor kontrasepsi pil di Puskesmas Andalas Padang tahun 2015

sebesar 17,3%, juga mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 21,99%. Penelitian yang dilakukan oleh Olatunji and Soladoye (2008) pada hewan percobaan tikus menyatakan bahwa hipertensi dan hipertropi jantung yang disebabkan oleh kontrasepsi oral kombinasi dimediasi oleh Sistem Renin Angiotensin bukan oleh sistem saraf simpatik. Kurniawati (2010) menyatakan wanita yang memakai kontrasepsi pil kombinasi beresiko sebesar 3,51 kali mengalami tekanan darah tinggi dengan rata-rata lama pemakaian lebih dari 3 tahun. Ita et al. (2016) juga melakukan penelitian mengenai kontrasepsi pil kombinasi, berdasarkan hasil penelitiannya penggunaan pil kombinasi menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit terlihat dari adanya pengurangan dalam konsentrasi natrium serum dan klorida serta peningkatan kalium serum dan konsentrasi bikarbonat dibandingkan yang tidak menggunakan kontrasepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Stachenfeld and Taylor tahun 2005 dan Stachenfeld and Keefe tahun 2002 menyatakan bahwa pemberian estrogen dan progesteron mempengaruhi keseimbangan cairan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan retensi natrium dan sistem renin angiotensin aldosteron. Keseimbangan cairan dan elektrolit antara intra dan ekstra sel sangat penting untuk mempertahankan fungsi fisiologis biokimia tubuh. Aldosteron

berperan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Aldosteron merupakan hormon steroid diproduksi di zona glomerulosa, hormon ini bersifat mineralkortikoid yaitu meningkatkan reabsorbsi natrium dan cairan dimana peningkatan hormon ini mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Sekresi aldosteron dikontrol oleh sistem renin angiotensin (Sherwood, 2013 ; Guyton dan Hall, 2008). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul perbedaan kadar aldosteron dan tekanan darah pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 Apakah ada perbedaan kadar aldosteron pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi? 1.2.2 Apakah ada perbedaan tekanan darah pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan kadar aldosteron dan tekanan darah pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui perbedaan kadar aldosteron pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi

2. Mengetahui perbedaan tekanan darah pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait dengan KB pil kombinasi sehingga dapat memberikan masukan khususnya bagi ilmu kebidanan untuk menetapkan peraturan lama penggunaan kontrasepsi pil kombinasi. 1.4.2 Klinis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan saran mengenai penggunaan kontrasepsi sebagai upaya peningkatan kesehatan wanita. 1.4.3 Pengembangan Penelitian Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang dampak lain yang diakibatkan dari pemakaian KB pil kombinasi sehingga bisa mencegah dan mengurangi kesakitan wanita. 1.5 Hipotesis 1.5.1 Ada perbedaan kadar aldosteron dan tekanan darah pada akseptor KB pil kombinasi berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi.