BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini ditampilkan hasil dari simulasi yang telah dilakukan pada tahap penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut juga dijelaskan pada bagian ini. Simulasi dilakukan dalam dua skenario seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan didapatkan nilai-nilai parameter pengukuran performa yang menjadi acuan sejauh mana tingkat performa dari sistem tracking yang diteliti pada penelitian ini. Parameter yang diukur adalah Packet Delivery Ratio (PDR), Throughput, dan End to End Delay (Delay). Selain itu simulasi yang telah dilakukan juga menghasilkan hasil pelacakan (tracking) posisi dari node-node yang diuji sesuai dengan skenario penelitian. 4.2 Analisis Hasil Simulasi Simulasi pada skenario pertama dilakukan pada kondisi ruang tanpa sekat yang luasnya mencapai 100.000m 2 dan node yang diuji jumlahnya berkisar antara 25 node hingga 200 node. Pada skenario kedua, simulasi dilakukan pada kondisi ruang dengan sekat dan jumlah node serta luas area simulasi sama dengan simulasi skenario pertama. Hasil simulasi pada skenario pertama (ruang tanpa sekat), dan skenario kedua (ruang
dengan sekat) menghasilkan hasil yang sama dari segi perhitungan parameter pengujian. Berikut ini ditampilkan hasil dan analis dari skenario pertama dan skenario kedua. Hasil Perhitungan PDR Gambar 4.1 Hasil Perhitungan PDR Berdasarkan grafik di atas, yang menampilkan hasil perhitungan PDR dari hasil simulasi skenario pertama dapat dilihat bahwa jumlah node yang diuji dan luas area simulasi berpengaruh terhadap tingkat PDR. Pada luas area yang sama dengan jumlah
node yang berbeda, PDR mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya jumlah node yang diuji. Sementara pada luas area yang berbeda dengan node yang diuji berjumlah sama timgkat PDR cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya luas area simulasi. Dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat PDR dipengaruhi oleh tingkat kepadatan jumlah node pada suatu area. Semakin padat jumlah node dalam suatu area, maka tingkat PDR-nya akan semakin menurun. Dengan demikian jumlah node yang digunakan dalam sebuah sistem lacak (tracking) dengan menggunakan MANET harus disesuaikan dengan luas area yang dicakup. Hasil Perhitungan End to End Delay (Delay) Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Delay Pertama
Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Delay Keseluruhan Dari kedua grafik yang menampilkan besar delay yang terjadi dapat dilihat bahwa jumlah node dan luas area pengujian cenderung berbanding lurus dengan besaran waktu delay yang terjadi. Semakin banyak jumlah node yang diuji dan semakin besar luas area pengujian maka semakin lama pula durasi delay yang terjadi. Akan tetapi hal tersebut hanya terjadi ketika simulasi dilakukan pada area yang luasnya lebih dari 40.000m 2 dan jumlah node yang diuji lebih dari 50 buah node. Dimana ketika simulasi dilakukan pada area dengan luas 60.000m 2, 80.000m 2, dan
100.000m 2 durasi delay yang terjadi cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya luas area dan jumlah node yang diuji. Sedangkan ketika simulasi dilakukan pada area dengan luas yang lebih kecil yaitu pada area seluas 20.000m 2, dan 40.000m 2 besaran delay yang terjadi cenderung stabil dibawah 0,5 detik meski jumlah node yang diuji bertambah. Jumlah node yang diuji juga sangat berpengaruh terhadap tingkat delay yang terjadi, dimana ketika jumlah node yang diuji mencapai 50 buah, tingkat delay masih baik dan cenderung stabil dibawah 0,5 detik meski luas area simulasi bertambah hingga mencapai 100.000m 2. Pada saat jumlah node yang diuji ditambah menjadi 100 hingga 200 buah, durasi delay terus meningkat hingga mencapai lebih dari 2 detik seiring dengan bertambahnya jumlah node dan luas area simulasi. Hasil Perhitungan Throughput Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Throughput 25 Node
Gambar 4.5 Hasil Perhitungan Throughput 100 dan 200 Node Gambar 4.6 Hasil Perhitungan Throughput Keseluruhan
Dari gambar hasil perhitungan throughput yang telah disajikan dapat dilihat bahwa nilai throughput yang didapatkan mengalami perubahan yang cukup fluktuatif, dimana ketika node yang diuji berjumlah 25 node pada luas area dibawah 40.000m 2 nilai throughput menurun seiring bertambahnya luas, tetapi menjadi cenderung naik ketika luas area ditambah hingga 100.000m 2 karena adanya faktor hilangnya node-node diluar jangkauan yang memicu proses pembaharuan routing table yang mempengaruhi nilai throughput. Perubahan fluktuatif juga dapat dilihat pada pengujian dengan menggunakan 100 node. Hasil Pelacakan Posisi Node Gambar 4.7 Posisi Awal Node
Gambar 4.7 menunjukkan posisi dari node-node pada saat awal simulasi.dari setiap tahap simulasi ada lima buah node yang posisinya tetap atau statis yaitu satu buah node pusat (node nomor 0) yang berperan sebagai sebagai monitoring node, dimana pada simulasi node pusat tersebut terletak pada titik koordinat (0,0). Empat buah node statis lainnya berperan sebagai sensor node (node nomor 1-4) yang berfungsi untuk menangkap sinyal dari node-node bergerak untuk mengetahui koordinat posisi dari tiap node. Gambar 4.8 Initiate Broadcast
Gambar 4.9 Sensor 1 Initiate Broadcast Gambar 4.10 Sensor 2 Initiate Broadcast
Gambar 4.11 Sensor 3 Initiate Broadcast Gambar 4.12 Sensor 4 Initiate Broadcast
Gambar 4.8 sampai gambar 4.12 menunjukkan proses broadcast yang dilakukan oleh setiap node yang diuji, termasuk keempat sensor node yang melakukan initiate broadcast ke node pusat dan ke node-node lainnya. Setiap node mencatat destination (tujuan) yang mungkin tercapai, next node yang mengarah ke destination, cost (metric), dan sequence number. Setiap node saling bertukar informasi secara rutin dengan melakukan broadcast ke node tetangga (neighbor node). Gambar 4.13 Update Routing Table
Gambar 4.13 menunjukkan proses update routing table pada saat simulasi dilakukan. Pembaharuan rute pada protokol routing DSDV dapat bersifat time-driven (periodik) ataupun event-driven (digerakkan oleh fenomena tertentu). Setiap node bertukar informasi dengan node-node tetangganya secara periodik untuk memperoleh informasi routing table yang terbaru. Gambar 4.14 Pengiriman PING
Gambar 4.15 Patient Node Membalas PING Gambar 4.14 dan gambar 4.15 menunjukkan proses pengiriman PING yang dilakukan oleh sensor node ke neighbor nodes dan kemudian mobile node atau patient node yang menerima PING tersebut membalas dengan mengirimkan Ring (Reply PING) ke sensor node dan neighbor nodes.
Gambar 4.16 Koordinat Posisi Node
Gambar 4.17 Pembuktian Posisi Node Gambar 4.16 dan gambar 4.17 menunjukkan koordinat dari posisi setiap node yang diuji dalam simulasi. Posisi dari tiap node dapat diketahui berdasarkan nilai koordinat titik x, y, dan z dari setiap node yang diuji. Hasil simulasi juga menunjukkan kecocokan antara posisi yang ditampilkan pada hasil simulasi secara visual dengan hasil simulasi yang menampilkan nilai koordinat dari setiap node yang diuji.