BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari skenario yang telah ditentukan sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan menghasilkan suatu jawaban atas masalah yang ada pada bab sebelumnya dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kesimpulan dan rencana kedepannya. 4.1 Pengujian Simulasi Pada bagian ini, penulis akan menampilkan dan menjelaskan mengenai hasi dari penelitian yang dijalankan menggunakan network simulator NS-3. Pada simulasi berdasarkan skenario yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulis akan melakukan beberapa simulasi yaitu sebagai berikut: Analisa dan Hasil Skenario I Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain: PDR (Packet Delivery Ratio) Delay Throughput Packet loss Ratio Berikut adalah hasil output dari simulasi skenario dengan jalur Tunnel1 yang menjadi Best-Path pada infrastruktur jaringan MPLS. 53

2 54 Node 6 dengan IP Source pada pengguna1 : dan pengguna2 : Node 11 dengan IP Destination pada server1 : dan server2 : Node 12 dengan IP Source pada pengguna1 : dan pengguna2 : Node 11 dengan IP Destination pada server1: dan server2: Digunakannya dua server pada Node 11, ketika terjadi down pada server utama yaitu server1 yang disebabkan oleh congestion/bottleneck, server2 akan secara otomatis membackup sehingga proses pengirman data tetap berjalan lancar. Hasil Output: Gambar 4.1 Node 6 ke Node 7 (Server1) Node 6 mengklasifikasikan paket yang diterima dari source pada pengguna1 dan pengguna2 menuju destination pada server1 dengan panjang paket 228. Node 6 menemukan entry dan mencari ftn (fec-to-nhlfe) dan nhlfe (next hop label first entry) yang sesuai. ftn digunakan untuk pemetaan dari FEC dari setiap paket yang masuk ke nhlfe yang sesuai. nhlfe digunakan untuk mencari label dan nexthop yang sesuai. Default policy pada nhlfe memilih label 100 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwading paket ke Node 7. Default policy digunakan sebagai prioritas pemilihan label

3 55 dan nexthop. Proses pemilihannya adalah label dan nexthop yang diklarifikasi pertama yang akan menjadi prioritas. Gambar 4.2 Node 6 ke Node 7 (Server2) Node 6 mengklasifikasikan paket yang diterima dari source pada pengguna1 dan pengguna2 menuju destination pada server2 dengan panjang paket 228. Node 6 menemukan entry dan mencari ftn dan nhlfe yang sesuai. Default policy pada nhlfe memilih label 100 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 7. Gambar 4.3 Node 12 ke Node 7 (Server1) Node 12 mengklasifikasikan paket yang diterima dari source pada pengguna3 dan pengguna4 menuju destination pada server1 dengan panjang paket 228. Node 12 menemukan entry dan mencari ftn dan nhlfe yang sesuai. Default policy pada nhlfe

4 56 memilih label 900 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 7. Gambar 4.4 Node 12 ke Node 7 (Server2) Node 12 mengklasifikasikan paket yang diterima dari source pada pengguna3 dan pengguna4 menuju destination pada server2 dengan panjang paket 228. Node 12 menemukan entry dan mencari ftn dan nhlfe yang sesuai. Default policy pada nhlfe memilih label 900 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 7. Gambar 4.5 Node 7 ke Node 8 Node 7 menerima paket dari Node 6 yang memiliki stack top label 100 dengan ttl 63 melalui interface0 dan menerima paket dari Node 12 yang memiliki stack top label 900

5 57 dengan ttl 63 melalui interface1. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 6 yang memiliki label 100 dan Node 12 yang memiliki label 900. Node 7 menemukan entry dan mencari ilm (incoming label map) dan nhlfe yang sesuai. ilm digunakan untuk pemetaan label yang masuk ke nhlfe. Secara default policy, Node 7 memiliki dua pertimbangan untuk memilih label dan nexthop yang tepat yaitu (swap, 200 nexthop ) dan (swap, 300 nexthop ). label dan nexthop yang diklarifikasi pertama yang akan menjadi prioritas. Sehingga Node 7 memilih label 200 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 8. (swap, 300 nexthop ) akan digunakan untuk jalur cadangan jika terjadi kegagalan link pada nexthop sehingga dapat secara cepat membackup (FastReroute). Gambar 4.6 Node 8 ke Node 10 Node 8 menerima paket dari Node 7 yang memiliki stack top label 200 dengan ttl 62 melalui interface0. Stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 7 yang memiliki label 200. Node 8 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 8 memiliki dua pertimbangan untuk memilih label dan nexthop yang tepat yaitu (swap, 500 nexthop ) dan (swap, 400 nexthop ). label dan nexthop yang diklarifikasi pertama yang akan menjadi prioritas.

6 58 Sehingga Node 8 memilih label 500 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 10. (swap, 400 nexthop ) akan digunakan untuk jalur cadangan jika terjadi kegagalan link pada nexthop sehingga dapat secara cepat membackup (FastReroute). Gambar 4.7 Node 10 ke Node 11 Node 10 menerima paket dari Node 8 yang memiliki stack top label 500 dengan ttl 61 melalui interface0. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 8 yang memiliki label 500. Node 10 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 10 memilih label 700 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 11. Gambar 4.8 Node 11 ke IP destionation (server1 dan server2)

7 59 Node 11 menerima paket dari Node 10 yang memiliki stack top label 700 dengan ttl 60 melalui intarface2. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 10 yang memiliki label 700. Node 11 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 11 memilih label dengan nexthop akan tetapi default policy melakukan pop label karena paket sudah mencapai IP destination Uji Monitoring Performance: Uji monitoring performance digunakan untuk mengukur seberapa baik dan buruknya konektivitas pada jaringan, sehingga dapat diukur seberapa besar nilai parameter paremeter yang diuji. Untuk uji monitoring performance pada Tunnel1, parameter-parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan IPTV berupa PDR, Delay, Throughput dan Packet Loss Ratio. Pada pengujian kali ini, penulis menggunakan pengguna1 untuk uji konektivitas ke server1 dan server2. Uji konektivitas ini dilakukan pada pengguna agar pengguna dapat men-trace suatu nilai parameter jaringan pada server. Uji Performance ke server1: Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds Monitoring Performance dilakukan selama 1.5 seconds. Gambar 4.9 Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds.

8 60 Gambar 4.10 Monitoring Performance dilakukan selama 1.5 seconds Pengujian untuk server2 dilakukan, bila terjadi masalah di server1 seperti bottleneck yang dapat menyebabkan server down, maka server2 dapat membackup, sehingga pengiriman paket tetap terjamin. Uji Performance ke server2 : Gambar 4.11 Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds. Gambar 4.11 Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds

9 61 Gambar 4.12 Monitoring Performance dilakukan selama 1.5 seconds Uji Monitoring Performance dengan Grafik Pengujian dilakukan selama 1.2, 1.5, 1.8, 2.1, 2.4, 2.7, 3.0, 3.3, 3.6, 3.9 seconds untuk setiap nilai PDR, Throughput, Delay dan Packet Loss Ratio. 1. Uji monitoring PDR Gambar 4.13 Monitoring performance terhadap server1

10 62 Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai PDR sebesar 96.8 % pada 1.2 seconds sampai pada 3.9 seconds. Nilai ratio PDR akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi besarnya packet yang dikirim dan paket yang diterima. 2. Uji monitoring Throughput Gambar 4.14 Monitoring performance terhadap Server1. Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Throughput sebesar Mbps pada 1.2 seconds sampai Mbps pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh ratio PDR yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi

11 63 besarnya packet yang dikirim dan paket yang diterima. PDR dalam hal ini mempengaruhi nilai Throughput. 3. Uji monitoring Delay Gambar 4.15 Monitoring performance terhadap Server1. Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Delay sebesar seconds pada 1.2 seconds sampai pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi besarnya paket yang dikirim dan jumlah hop count ke destination.

12 64 4. Uji monitoring Packet Loss Ratio Gambar 4.16 Monitoring performance terhadap Server1. Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Packet Loss Ratio sebesar 3.2% pada 1.2 seconds sampai pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh selisih nilai ratio PDR Output Paket Capture (Pcap) Tools wireshark untuk paket capture dari source menuju destination, beserta label ke label setiap hop. Port dari pengguna berupa Dynamic Port sedangkan pada Server berupa protocol UDP port 1234 VLC (Searchagent).

13 65 Gambar 4.17 Customer Edge VPN1_A ke Provider Edge PE_1 Gambar 4.18 Customer Edge VPN1_C ke Provider Edge PE_1

14 66 Gambar 4.19 Provider Edge PE_1 ke Core P1 Gambar 4.20 Core P1 ke Provider Edge PE_2

15 67 Gambar 4.21 Provider Edge PE_2 ke Customer Edge VPN1_B Analisa dan Hasil Skenario II Dalam suatu jaringan terkadang semuanya tidak berjalan dengan lancar dan trafik selalu dalam keadaan baik. Kepadatan dan congestion yang terjadi dapat membuat trafik menjadi lambat bahkan menjadi down. Berikut adalah hasil output dari simulasi skenario dengan jalur Tunnel1 yang menjadi Best-Path pada infrastruktur jaringan MPLS tetapi mengalami kegagalan link pada P1 menuju PE_2 beserta parameter parameter yang harus diperhatikkan. IP Source dan IP Destination yang digunakan tetap sama seperti jalur Tunnel1 dan untuk proses jalannya alur beserta output pada node 6, node 12 dan node 7 sama seperti pada proses jalannya alur Tunnel1. Yang membedakkan Redundant Tunnel1 dengan Tunnel1 adalah ketika proses jalannya alur dimulai pada Node 8.

16 68 Hasil Output : Gambar 4.22 Node 8 ke Node 9 Node 8 menerima paket dari Node 7 yang memiliki stack top label 200 dengan ttl 62 melalui interface0. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 7 yang memiliki label 200. Node 8 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 8 memiliki dua pertimbangan untuk memilih label dan nexthop yang tepat yaitu (swap,500 nexthop ) dan (swap,400 nexthop ). label dan nexthop yang diklarifikasi pertama yang akan menjadi prioritas. Akan tetapi path yang menghubungkan P1 dengan PE_2 sebagai jalur utama megalami down, sehingga nexthop dengan label 400 akan digunakan. Gambar 4.23 Node 9 ke Node 10 Node 9 menerima paket dari Node 8 yang memiliki stack top label 400 dengan ttl 61 melalui interface1. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node

17 69 8 yang memiliki label 400. Node 9 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 9 memilih label 600 dengan nexthop melalui interface2 untuk forwarding paket ke Node 10. Gambar 4.24 Node 10 ke Node 11 Node 10 menerima paket dari Node 9 yang memiliki stack top label 600 dengan ttl 60 melalui interface0. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node 9 yang memiliki label 600. Node 10 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 10 memilih label 700 dengan nexthop melalui interface1 untuk forwarding paket ke Node 11. Gambar 4.25 Node 11 ke IP destionation (server1 dan server2) Node 11 menerima paket dari Node 10 yang memiliki stack top label 700 dengan ttl 59 melalui intarface2. stack top label didapat dari pengiriman paket yang berasal dari Node

18 70 10 yang memiliki label 700. Node 11 menemukan entry dan mencari ilm dan nhlfe yang sesuai. Secara default policy, Node 11 memilih label dengan nexthop akan tetapi default policy melakukan pop label karena paket sudah mencapai IP destination Uji Monitoring Performance Uji monitoring performance memiliki skenario yang sama seperti pada jalur Tunnel1, yaitu dengan memperhatikan parameter-parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan IPTV berupa PDR, Delay,Throughput dan Packet Loss Ratio. Uji Performance ke server1: Gambar 4.26 Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds.

19 71 Gambar 4.27 Monitoring Performance dilakukan selama 1.5 seconds. Pengujian untuk server2 dilakukan, bila terjadi masalah di server1 seperti bottleneck yang dapat menyebabkan server down, maka server2 dapat membackup, sehingga pengiriman paket tetap terjamin. Uji Performance ke server2 : Gambar 4.28 Monitoring Performance dilakukan selama 1.2 seconds.

20 72 Gambar 4.29 Monitoring Performance dilakukan selama 1.5 seconds Uji Monitoring Performance dengan Grafik Pengujian dilakukan selama 1.2, 1.5, 1.8, 2.1, 2.4, 2.7, 3.0, 3.3, 3.6, 3.9 seconds untuk setiap nilai PDR, Throughput, Delay dan Packet Loss Ratio. 1. Uji monitoring PDR Gambar 4.30 monitoring performance terhadap Server1.

21 73 Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai PDR sebesar 96.8% pada 1.2 seconds sampai % pada 3.9 seconds. Nilai ratio PDR akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi besarnya packet yang dikirim dan paket yang diterima. 2. Uji monitoring Throughput Gambar 4.31 monitoring performance terhadap Server1. Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Throughput sebesar Mbps pada 1.2 seconds sampai Mbps pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh nilai ratio PDR yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi besarnya packet

22 74 yang dikirim dan paket yang diterima. PDR dalam hal ini mempengaruhi Throughput. 3. Uji monitoring Delay Gambar 4.32 monitoring performance terhadap Server1 Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Delay sebesar seconds pada 1.2 seconds sampai pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh bertambahnya waktu yang dapat mempengaruhi besarnya paket yang dikirm dan jumlah hop count ke destination.

23 75 4. Uji monitoring Packet Loss Ratio Gambar 4.33 monitoring performance terhadap Server1 Pada saat awal, semua pengguna membangun konektivitas dengan server1 yang mempunyai nilai Packet Loss Ratio sebesar 3.2% pada 1.2 seconds sampai pada 3.9 seconds. Nilai ini dipengaruhi oleh selisih nilai ratio PDR Output Paket Capture (Pcap) Tools wireshark untuk paket capture dari source menuju destination, beserta label ke label setiap hop. port dari pengguna berupa Dynamic Port sedangkanpada Server berupa protocol UDP port 1234 VLC (Search agent). Untuk paket capture dari Customer Edge VPN1_A ke Provider Edge PE_1, VPN1_C ke Provider Edge PE_1, Provider Edge PE_1 ke Core P1 sama seperti pada jalur Tunnel1.

24 76 Gambar 4.34 Core P1 ke Core P2 Gambar 4.35 Core P2 ke Provider Edge PE_2

25 77 Gambar 4.36 Provider Edge PE_2 ke Customer Edge VPN1_B Perbandingan Uji Monitoring Performance dengan Grafik Pengujian dilakukan selama 1.2, 1.5, 1.8, 2.1, 2.4, 2.7, 3.0, 3.3, 3.6, 3.9 seconds untuk setiap nilai PDR, Throughput, Delay dan Packet Loss Ratio. 1. Uji monitoring PDR Gambar 4.37 Monitoring performance terhadap Server1

26 78 Berdasarkan uji monitoring yang telah dilakukan pada Tunnel1 dan Redundant Tunnel1, dapat diketahui bahwa nilai ratio PDR Tunnel1 lebih baik ketimbang jalur Redundant Tunnel1, hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai ratio PDR-nya ketika nilai PDR sebesar 96.8% pada 1.2 seconds sampai % pada 3.9 seconds untuk Tunnel1 lebih baik ketimbang Redundant Tunnel1 yang memiliki nilai sebesar % pada 1.2 seconds sampai % pada 3.9 seconds. 2. Uji monitoring Throughput Gambar 4.38 Monitoring performance terhadap Server1 Berdasarkan uji monitoring yang telah dilakukan pada Tunnel1 dan Redundant Tunnel1, dapat diketahui bahwa nilai Throughput Tunnel1 lebih baik ketimbang jalur Redundant Tunnel1, hal ini dapat dilihat

27 79 dari perbandingan nilai Throughput ketika memiliki nilai Mbps pada 1.2 seconds sampai Mbps pada 3.9 seconds untuk Tunnel1 lebih baik ketimbang Redundant Tunnel1 yang memiliki nilai sebesar Mbps pada 1.2 seconds sampai Mbps pada 3.9 seconds. 3. Uji monitoring Delay Gambar 4.39 Monitoring performance terhadap Server1 Berdasarkan uji monitoring yang telah dilakukan pada Tunnel1 dan Redundant Tunnel1, dapat diketahui bahwa nilai Delay Tunnel1 lebih baik ketimbang jalur Redundant Tunnel1, hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai Delay ketika memiliki nilai seconds pada 1.2 seconds sampai seconds pada 3.9 seconds untuk Tunnel1 lebih baik ketimbang

28 80 Redundant Tunnel1 yang memiliki nilai sebesar seconds pada 1.2 seconds sampai seconds pada 3.9 seconds. 4. Uji monitoring Packet Loss Ratio Gambar 4.40 Monitoring performance terhadap Server1 Berdasarkan uji monitoring yang telah dilakukan pada Tunnel1 dan Redundant Tunnel1, dapat diketahui bahwa nilai Packet Loss Ratio Tunnel1 lebih baik ketimbang jalur Redundant Tunnel1, hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai Packet Loss Ratio ketika memiliki nilai 3.2% pada 1.2 seconds sampai % pada 3.9 seconds untuk Tunnel1 lebih baik ketimbang Redundant Tunnel1 yang memiliki nilai sebesar % pada 1.2 seconds sampai % pada 3.9 seconds.

29 Kaitan Analisa Hasil Uji Monitoring dengan QoE Berdasarkan kedua skenario yang telah dilakukan, bahwa uji monitoring penting untuk mengetahui nilai parameter parameter QoS didalamnya yang dapat mempengaruhi QoE dari sisi pengguna. Hasil output uji monitoring dari pengguna dapat menunjukkan bahwa suatu nilai parameter yang di trace ke server memiliki nilai yang baik pada jaringan MPLS dan untuk layanan IPTV. Dengan nilai PDR yang besar yaitu rata rata diatas 90%, nilai delay yang kecil dimulai dari range seconds hingga seconds, nilai throughput yang besar dimulai dari range Mbps hingga Mbps dan nilai packet loss ratio yang kecil dimulai dari range 3.733% hingga %, boleh dikatakan suatu jaringan MPLS yang disimulasikan oleh penulis memiliki performance yang baik dari sisi penyedia layanan akan tetapi semua tergantung pada harapan pengguna yang menerima layanan yang diberikan, karena jika suatu performance jaringan baik belum tentu mempengaruhi pengguna yang puas akan layanan yang diberikan karena pengguna memiliki sisi non-teknikal faktor yang mempengaruhi harapan akan layanan yang diberikan. Sehingga keterkaitan nilai parameter QoS dapat mempengaruhi dan menentukan kepuasan dari pengguna.

SIMULASI JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING BERBASIS NS-3 UNTUK MENDUKUNG LAYANAN IPTV DENGAN QUALITY OF SERVICE/QUALITY OF EXPERIENCE

SIMULASI JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING BERBASIS NS-3 UNTUK MENDUKUNG LAYANAN IPTV DENGAN QUALITY OF SERVICE/QUALITY OF EXPERIENCE SIMULASI JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING BERBASIS NS-3 UNTUK MENDUKUNG LAYANAN IPTV DENGAN QUALITY OF SERVICE/QUALITY OF EXPERIENCE Haikal Andrean Binus University, Jakarta, 08567672149, haikalandrean09@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Implementasi Simulasi Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain : 1. sizemobile

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN

BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN 4.1 Konfigurasi Jaringan 4.1.1 Jaringan IPv4 tanpa MPLS Parameter yang digunakan sebagai pembeda antara jaringan MPLS dengan tanpa MPLS pada skripsi ini adalah pada jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server. BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Dibawah ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung proses implementasi, antara lain: Windows Server 2008 Operating System yang

Lebih terperinci

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS Agus Setiawan¹, Ir.Yamato.,MT², Agustini Rodiah Machdi.ST.,MT³ Abstrak Jaringan VPN-MPLS dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mengerti dan memahami QoS (Quality of Service) pada jaringan 2. Mampu mengukur

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk merancang suatu jaringan. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Umum Sistem Pada penelitian ini, akan dilakukan pengembangan algoritma routing Spray and Wait pada Delay-Tolerant Network (DTN) dengan menambahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching 1 Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching Timotius Witono Dosen S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data BAB 4. ANALISA Setelah perancangan selesai dan semua router dan PC sudah selesai dikonfigurasi, lalu akan dilakukan analisa berdasarkan 4 metode pengujian berikut : 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur

Lebih terperinci

SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR

SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR Ahmad Nurul Fajar nurul.fajar@lecturer.indonusa.ac.id Abstrak Jaringan TCP/IP sampai saat ini merupakan bentuk jaringan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT

PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT ADE PUTRA TIO ALDINO Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL SIMULASI 4.1 Instalasi sistem Dalam melakukan simulasi pada jaringan VRRP ini, dibutuhkan program untuk membangun sebuah jaringan VRRP, pada simulasi ini menggunakan

Lebih terperinci

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3 ANALISIS PERBANDINGAN QoS PROTOCOL EIGRP, OSPF, DAN RIPv2 PADA LINK ANTARA ROUTER PROVIDER EDGE (PE) DENGAN ROUTER CUSTOMER EDGE (CE) PADA KASUS JARINGAN MPLS-VPN Satria Limbong Arung, [1] Rendy Munadi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta terlalu banyakmya jaringan di kantor-kantor dan laboratorium BPPT yang perlu dihubungkan dengan interkoneksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang berbasis internet sekarang ini, perkembangan kemajuan teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video chatting, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol mengambil peranan penting dalam komunikasi modern dalam mengirim data dari komputer pengirim ke komputer

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada Bab IV ini akan dilakukan analisa terhadap performansi terhadap beban jaringan berupa trafik FTP, dan Aplikasi Sales Informasi System pada jaringan virtual private

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin bertambah seiring berjalannya waktu. Waktu atau efisiensi sangat dibutuhkan untuk kelancaran dalam kehidupan sehari-hari terutama

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN ULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk melakukan komunikasi semakin besar dari waktu ke waktu. Saat ini, komunikasi bergerak menjadi kebutuhan komunikasi yang sudah tidak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah pengujian IPv4 dan transisi IPv4 ke ipv6 yang masing-masing melalui corenetwork MPLS IPv4. Hasil penelitian didapatkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Pada pengujian jaringan MPLS VPN dengan melakukan ping, traceroute, dan

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Pada pengujian jaringan MPLS VPN dengan melakukan ping, traceroute, dan BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI 4.1 Menguji Jaringan MPLS VPN Pada pengujian jaringan MPLS VPN dengan melakukan ping, traceroute, dan capture aliran data. Capture data dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini ditampilkan hasil dari simulasi yang telah dilakukan pada tahap penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan aplikasi perkantoran elektronis dilingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah menjadi salah satu syarat terselenggaranya kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian.

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian. unicast, multicast, atau anycast yang oleh sumber diberi label sebagai traffic flow (RFC-3697 2004). Hop Count: banyaknya node yang harus dilewati oleh suatu paket dari node asal ke node tujuan (Altman

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Kebutuhan akan akses internet dalam mendukung kelancaran pertukaran informasi dan komunikasi secara cepat untuk saat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Komunikasi berbasis Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mengakses informasi pun semakin mudah. Perangkat mobile

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1. Asynchronous Transfer Mode (ATM) Asynchronous Transfer Mode atau yang disingkat ATM merupakan suatu jaringan di mana paket-paket informasi berbagai layanan seperti suara, video,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. (15) 16-3 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PADA JARINGAN BERBASIS MIKROTIK RachmadRiadiHariPurnomo

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 68 Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 Dari gambar 4.27, terlihat bahwa nilai throughput IIX ke Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-3 paket per detik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 93 4. PE-D2-JT-SS Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 94 6. PE-D2-JT-BRAS Gambar 4.11 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-BRAS 4.4 Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2 Dwi Aryanta Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung dwiaryanta@gmail.com ABSTRAK Layanan Triple

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Layer pada OSI dapat digolongkan menjadi 2 jenis layanan (Type of Service) yaitu Connection-Oriented dan Connection-Less (Tanenbaum, Computer Network Fifth Editon, 2011). Layanan

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Dari hasil simulasi, dapat dilihat mekanisme pengiriman trafik multicast baik untuk PIM-SM maupun BGMP. Penghitungan routing unicast masing-masing node dilakukan sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dibuat perancangan topologi jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini tengah mengalami perkembangan pesat. Berbagai inovasi baru teknologi telah muncul dan mengalami perubahan secara signifikan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Proses perancangan dan implementasi Host Stanby Router Protocol dan Gateway Load Balancing Protocol pada layanan VoIP ini akan lebih mudah dikerjakan jika dituangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN 34 BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN 4.1 PERFORMANSI LINK BACKHAUL Dalam studi kasus ini, link backhaul dari jaringan MPLS VPN IP mempunyai 2 link backhaul yaitu main link backhaul dan backup link backhaul.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI 5.1 Implementasi Simulasi Kinerja jaringan Adhoc sebagian besar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah, banyaknya faktor yang mempengaruhi membuat pengiriman data

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL IMPLEMENTASI Analisa ini dilakukan dengan tujuan membandingkan hasil perancangan yang dijelaskan pada bab sebelumnya dimana parameter yang diukur adalah throughput dan delay. 5.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan

Lebih terperinci

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Skenario Simulasi Skenario simulasi yang digunakan untuk menganalisa kinerja dari protokol routing AODV, AODV+ dan AODV-UU pada sebuah jaringan ad hoc. Pada bagian

Lebih terperinci